1. Program UPSUS (GP-PTT dan optimasi lahan) menunjukkan kinerja yang baik dalam menunjang peningkatan produksi dimana produksi padi sebelum dan sesudah mengikuti program berbeda 50 % dimana produksi padi setelah program jauh lebih tinggi. Perbedaa pendapatan / keuntungan yang diterima petani setelah mengikuti program adalah 67,15 % .
2. Program untuk mendukung swasembada pangan di Provinsi Bengkulu sudah berjalan dengan baik walaupun mengalami banyak kendala, dari target produksi untuk 2015 ( 143.556 kwintal GKG) berdasarkan angka raamalan I I telah tercapai 67,45 persen atau 133,09 persen dari target tahun sebelumnya.
3. Program UPSUS (GP-PTT dan optimasi lahan) menunjukkan efektif hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya produksi, jumlah petani yang mengadopsi teknologi PTT dan tercapainya target yang ditetapkan oleh pemerintah Provinsi Bengkulu.
KI NERJA HASI L KEGI ATAN
Kegiatan Analisis Peningkatan Produksi Pangan Strategis (PADI ) Di Provinsi Bengkulu dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja kebijakan peningkatan produksi pangan strategis (padi) di provinsi bengkulu, menganalisis capaian sasaran program peningkatan produksi padi yang telah ditarget kan di Provinsi Bengkulu dan menganalisis efektifitas pelaksanaan program peningkatan produksi pangan strategis (padi) di provinsi Bengkulu.
Pada pelaksaaan kegiatan telah dilakukan survey ke dua Kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu di Kecamatan Seginim dan Kedurang serta di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan di dua Kecamatan yaitu Curup Selatan dan Rimbo Recap. Survey petani dilakukan untuk pengumpulan data berupa hasil wawancara tentang usahatani yang dilakukan petani padi selama mengikuti program optimalisasi lahan juga sebelum mengikuti program atau sebelum menjadi petanani kooperator. Selain melakukan survey petani tim juga melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti dinas pertanian Provinsi dan Kabupaten untuk mendapatkan gambaran serta data dukung dalam menganalisis kebijakan.
Keberhasilan pengembangan program UPSUS (GP-PTT dan Optimasi lahan) dalam peningkatan produksi padi di provinsi Bengkulu memerlukan peningkatan kapasitas produksi pertanian, pengembangan infrastruktur, kemampuan manajemen petani, dan kelembagaan pendukung pengembangan. Kesemuanya ini membutuhkan dukungan lintas sektor dan lintas dinas melalui sinergi dan integrasi program strategis sesuai dengan kebutuhan spesifik di tingkat lapangan. Peningkatan produksi dalam kegiatan program UPSUS (GP-PTT dan Optimasi lahan) cukup beragam antar daerah.Hasil analisis usahatani di tingkat mikro, menunjukkan secara umum terjadi peningkatan produksi dan pendapatan petani dibandingkan antara sebelum dan sesudah mengikuti program GP-PTT dan Optimasi lahan.
Pada tahun 2015 Produksi padi di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan dari 593.195 ton menjadi 605.634 ton GKG atau naik sebesar 2,10% . Sedangkan I P tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Hanya beberapa kabupaten yang mebgalai peningatan I P yaitu kabupaten Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah. Program UPSUS (Optimalisasi lahan dan GP-PTT)
sangat efektif untuk meningkatkan jumlah produksi padi di provinsi Bengkulu. Selain produksi tingkat adopsi teknologi PTT juga mengalami peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah.S. 2013. Pengelolaan Nutrisi Tanaman Terpadu Di Perkebunan Kopi. Review Penelitian Kopi dan Kakao Vol 1 hal. 24-39.
Adnyana I M. 2011. Aplikasi Anjuran Pemupukan Tanaman Kopi Berbasis Uji Tanah Di Desa Bongancina Kabupaten Buleleng. Udayana Mengabdi. Volume 10 no.2 hal 64-66
Andi Nuhung, 2010. Pertanian, kemiskinan dan kawasan timur indonesia. Edisi sotf cover. Jakarta.
Anonim. 2008. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu Pada Kopi di Jawa Timur. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.30.No.6 hal 10-12. Badan Litbang Pertanian. 2003. Panduan Metodologi dan Analisis Data
Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 21 halaman.
Badan Litbang Pertanian. 2011a. Pedoman Umum Spectrum Diseminasi Multi Channel. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2013. Bengkulu Dalam Angka Tahun 2012. BPS Provinsi Bengkulu.
Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT – Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan kelimabelas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Cetakan ketujuh. CV. Alfabeta. Jakarta.
Sarantakos, 1993.Social Research. Macmillan, 1993. University of Virginia
Singarimbun, M. 1989. Metode dan Proses Penelitian. Dalam Singarimbun, M. dan S. Effendi (pnyt) Metode Penelitian Survai. Cetakan Kedua. LP3ES. Jakarta.
Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas I ndonesia Press. Jakarta.
Sulkani.2013. Rehabilitasi tanaman dengan metode sambung pucuk.
Wahyuningsih,MY. 2012. Potensi Tenaga Kerja dalam Keluarga Terhadap Pendapatan Usahatani Tomat (Lycopersicon esculentium L) di Desa Rantau Keminting Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan.Media Sains.volume 4 Nomor 1.
Suharyanto, Destialisma dan I .A Parwati.2001. Faktor-faktor yang mempengaruhi adobsi teknologi Tabela di Provinsi Bali. BPTP Bali
Saridewi Ratna Tri, Siregar Nani Amelia. 2010. Hubungan Antara Peran Penyuluhan dan Adopsi Teknologi Oleh Petani Terhadap Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Tasikmalaya.Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol.5 No 1, Mei 2010.
ANALI SI S RI SI KO
Analisis risiko dalam pengkajian sangat diperlukan, agar dapat mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian, kemudian apa penyebab dan dampaknya perlu disusun daftar risiko dan penangannya seperti tabel berikut.
Tabel 11. Risiko, penyebab, dan dampaknya terhadap pelaksanaan pengkajian analisis kebijakan Tahun 2015.
No. Risiko Penyebab Dampak
1. Responden tidak dapat memeberikan informasi yang jelas
Pertanyaannya sulit di pahami
I nformasi tidak sampai (terputus), data tidak tersedia dengan valid 2. Tidak memperoleh
data dukung yang memadai
Data tidak tersedia/ kurang lengkap
I nformasi data tidak valid
Tabel 12. Risiko, penyebab, dan Penanganannyadalam pelaksanaan pengkajian analisis kebijakan Tahun 2015.
No. Risiko Penyebab Penanganan risiko 1. Responden tidak
dapat memeberikan informasi yang jelas
Pertanyaannya sulit di pahami
Memperbaiki bentuk pertanyaan
2. Tidak memperoleh data dukung yang memadai
Data tidak tersedia/ kurang lengkap
Mencari data sumber lain dalam bentuk literatur, data time series.
JADWAL KERJA
Tabel 13. Jadwal Kerja Kegiatan
No Uraian kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyusunan RDHP 2 Penyusunan/ pembahasan perbaikan RODHP 3 Koordinasi 4 Pelaksanaan 5 Laporan bulanan 6 Laporan tengah tahun 7 Laporan akhir tahun
PEMBI AYAAN
Tabel 14. Rencana Anggaran Belanja (RAB)
No. Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp. 000)
Jumlah (Rp.000) 1. Belanja Bahan
•ATK dan komputer supplies •Bahan pengkajian dan
pendukung lainnya •Foto copi, jilid dan dok •Konsumsi dalam rangka
persiapan sosialisasi, FGD dengan petani dan stakeholder
1 paket 1 paket 1 tahun 144 paket 5.000 9.120 3.000 50.000 24.320 5.000 9.120 3.000 7.200
2. Honor Output Kegiatan
•Honor petani sampel/ responden •Honor petugas lapang
150 OH 30 OH 35 100 8.250 5.250 3.000 3. Belanja Jasa Profesi
•Nara sumber, Fasilitator, Moderator dan Pengarah
4 OJ 500
2.000 2.000 4. Belanja Perjalanan Biasa
•Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000 s/ d Rp. 5.000.000
8 OP 5.000
40.000 40.000
5. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
•Akomodasi dalam rangka pertemuan dalam rangka persiapan Sosialisasi, Focus Group Discussion, Pertemuan dengan stakeholder
43 OK 180
7.740 7.740
Tabel 15. Realisasi Anggaran Belanja (RAB)
No Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran (Rp) Persentase Keuangan (% ) Persentase Fisik (% ) 1 2 Belanja Bahan - Konsumsi - FC, dan dokumentasi Honor Output Kegiatan
- Honor Petani Sampel/ Responden
4.900.000 2.680.000 5.250.000 68,50 89,33 100,00 100,00 100,00 100,00 - Honor Petugas Lapang 2.900.000 97,00 100,00 3 Belanja Barang utk Persediaan
Konsumsi
- ATK dan Komputer Suplies, jilid - Bahan pengkajian dan pendukung
4.996.500 9.050.000 99,62 99,00 100,00 100,00 4 Belanja Jasa Profesi
5
- Narasumber, fasilitator, pengarah Belanja Perjalanan
2.000.000 100 100,00
6
- Perjalanan Pelaksanaan kegiatan Paket Meeting Luar Kota
39.275.400 99,31 100,00 - Pertemuan denganPetani 7.715.000 99,00 100,00
PERSONALI A
Tabel 16. Personalia Kegiatan
No. Nama Jabatan
Fungsional/ Bidang Keahlian Jabatan dalam Kegiatan
Uraian Tugas Alokasi Waktu (jam) 1. Dr. I r. Dedi Sugandi, MP/ Peneliti Madya/ Sosek Penanggung jawab - Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan penelitian - Melakukan koordinasi dan survey - Melakukan validasi dan interpretasi data
10 2. Dr. Wahyu Wibawa, MP Peneliti Muda/ agronomi Anggota - Menyusun RPTP, ROPP, Juknis, dan kuesioner
- Membuat laporan kegiatan
- Melakukan survey - Melakukan entry dan
pengolahan data
5
3. Emlan Fauzi, SP Peneliti Pertama/
Sosek
Anggota - Menyusun RPTP, ROPP, Juknis, dan kuesioner
- Melakukan survey - Melakukan entry dan
pengolahan data - Membantu pembuatan laporan 5 4. Hamdan, SP, M. Si Peneliti Muda/ Sosek
Anggota - Membuat laporan bulanan kegiatan - Melakukan survey - Melakukan entry dan
pengolahan data 5 5. Helena Bidi Astuti, SP Calon Peneliti/ Sosek
Anggota - Membuat laporan bulanan kegiatan - Melakukan survey - Melakukan entry dan
pengolahan data sosek
Lampiran 1. Foto pelaksanaan kegiatan