• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV ini merupakan bab terakhir dari penulisan penelitian ini yang berisi kesimpulan dari hasil-hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya.

34

BABII

KEBANGKITANREPUBLIKRAKYATCINADANSENGKETA

PERBATASANDIASIAPASIFIK

1. Kebangkitan Cina Sebagai Raksasa Asia

Pasca berakhirnya Perang Dingin, Republik Rakyat Cina (RRC) menjadi sebuah fenomena yang eksotis dalam peta hubungan internasional. Cina menjadi menarik perhatian internasional, karena negeri itu bersikukuh mempertahankan ideologi komunisme dan sistem partai tunggal, sementara di bagian dunia lain banyak negara mulai mencampakkan komunisme serta mengadopsi sistem multi partai dan demokrasi. Hancurnya Uni Soviet dan terhempasnya dominasi Partai komunis di seluruh Eropa Timur, menimbulkan resonansi perubahan ke berbagai belahan dunia. Kini, hanya segelintir negara yang masih menampik liberalisasi politik dan tetap mempertahankan jubah komunismenya, salah satu diantaranya adalah RRC. Meskipun demikian, RRC menjadi negara dengan model perekonomian ala barat yang tumbuh berkembang menjadi super power dunia menyaingi Amerika Serikat.

Sejarah Cina modern dimulai pasca runtuhnya Dinasti Manchu (Qing) berakhirnya Perang Sipil dan Perang Kemerdekaan, RRC berdiri 1 Oktober 1949. Berdirinya RRC yang diproklamirkan oleh Mao Zedong dilakukan setelah kemenangan Partai Komunis Cina (PKC) melawan Partai Kuomintang (KMT) yang dipimpin oleh tokoh nasionalis, Dr. Sun Yat Sen. Sementara PKC berhasil menguasasi seluruh dataran Cina dan kepulauan Hainan di selatan, sisa-sisa pendukung kubu nasionalis terpinggirkan di wilayah kepualauan Formosa, atau yang kita kenal saat ini sebagai Taiwan. Namun, untuk pertama kalinya kedaulatan dan persatuan di daratan Cina kembali dapat dipastikan di bawah rezim komunis Mao setelah sekian lama kedaulatan vakum di negeri tersebut setelah berakhirnya era dinasti.35

Sebagai sebuah negara dengan sistem komunis, pada awal berdirinya RRC menganut pola pemerintahan yang sangat tertutup terhadap dunia luar. Rezim komunis mengontrol kehidupan masyarakat secara totaliter, menyangkut kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Kultur feodalisme yang mengakar kuat pada masyarakat pedesaan, dihapus secara paksa dengan pola totaliterisme negara. Banyak diantara tuan tanah yang kemudian

35

dieksekusi selama masa reformasi agraria dalam kepemimpinan Mao. Banyak korban jiwa yang berjatuhan tidak hanya sebagai dampak politik pada masa itu, melainkan juga karena bencana kelaparan masal yang terjadi akibat pola kebijakan yang sentralistis.

Selama tiga dekade pertama, RRC memiliki sistem terencana yang sentralistis dalam tradisi komunis, walaupun tidak sekaku komunis Uni Soviet. Sistem itu berubah-ubah, dan seringkali berlangsung dramatis. Periode pertama, tahun 1949 sampai 1956, adalah salah satu periode rekonstruksi dan transisi. Periode kedua, yang disebut manajemen tunggal (One Man Management), berlangsung dari tahu 1956 sampai 1959 dimana periode ini merupakan replika model Soviet yang kaku, Cina mengimpor teknologi dan pemikiran asal soviet sehingga kurang mampu mengimprovisasi dirinya.36

Era selanjutnya adalah apa yang dikenal dengan Great Leap Forward atau Lompatan Jauh Kedepan yang disusul dengan Revolusi Budaya (tahun 1959-1960). Era ini merupakan saat-saat paling menyengsarakan dalam sejarah RRC karena diisi dengan bencana kelaparan dan ortodoksi kebijakan ekonomi akibat konsekuensi penerapan ideologi Mao. Mao menghancurkan sistem pendidikan dan sistem perekonomian yang sebagian besar telah terkordinasi, karenanya banyak orang yang mencibir era itu sebagai Great Leap Backward (lompatan jauh ke belakang). Meski berakhir pada 1960-an, efek dari kebijakan pada era ini terus berdampak sampai 1970-an.37

Cina secara resmi memulai reformasi pada oktober 1978 di bawah kendali Deng Xiaoping yang berhasil maju ke puncak pimpinan pasca wafatnya Mao. Deng merupakan salah seorang tokoh PKC dari faksi reformis yang membawa sistem ekonomi RRC menuju pola persaingan liberal. Setelah melewati berbagai sistem trial and error, negara itu menggeser investasi dari yang berpusat pada turisme menjadi industri elektronik, dari kebijakan yang memaksa investor asing untuk menerima mitra perusahaan Cina menjadi kebijakan yang menerima perusahaan asing secara terbuka, dan dari fase mengejar mencapai keberhasilan bersama.

Kini, hasil dari kebijakan reformasi ekonomi telah berbuah manis karena RRC menjadi kekuatan besar dunia dan kelak bukan mustahil menyalip AS yang saat ini mulai keteteran menghadapi krisis ekonomi dan gelombang ketidakpercayaan rakyatnya atas

36

Shenkar, Oded, The Chinese Century, Bangkitnya Raksasa China dan Dampaknya terhadap Perekonomian Global, Pearson Education, Inc. 2005 hal.52

37

sistem kapitalisme. Hal itu setidaknya tercermin dari berbagai indikator makro semisal pertumbuhan ekonomi yang tak pernah kurang dari angka dua digit, Produk Domestik Bruto mencapai 4,758 miliar dollar AS (pada tahun 2009), total penduduk mencapai 2 miliar lebih, dan merupakan negara paling atraktif bagi investor asing.38 Negeri dengan sumberdaya manusia yang sangat besar ini merupakan pasar sekaligus ladang bagi bertumbuh suburnya industri manufaktur. Kondisi kelas menengah yang sangat besar dan masih dalam taraf belanja 2-6 dollar per hari membuat tingkat upah sangat kompetitif sehingga tak heran survei Ernst & Young tahun 2009 menempatkan RRC sebagai negara tujuan investor terbesar (33 poin) mengalahkan AS (21 poin) dan Jerman (10 poin).

Berdasarkan kenyataan tersebut tak mengherankan pada tahun 2007 majalah TIME menurunkan artikel berjudul “China Takes on the World39,” yang menyatakan bahwa RRC telah menjadi sebuah pasar komersial raksasa, mengarah pada pertumbuhan yang akan menjadikannya sebagai negara super power yang baru, serta mempertanyakan apakah hal tersebut akan membawa konsekuensi berupa konfrontasi dengan Amerika Serikat. Banyak ahli yang memprediksi bahwa abad-21 merupakan The Chinese Century, abad yang akan didominasi oleh RRC dalam tak hanya aspek ekonomi melainkan juga politik internasional.

Pada tahun 1989, tembok Berlin runtuh sehingga menuntun sejumlah peristiwa yang mengubah panggung politik internasional. Menyusul kemudian adalah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 dan kemerdekaan negara-negara satelit yang berada di bawahnya menyebabkan banyak negara di dunia mulai mencampakkan komunisme dan beralih pada sistem demokrasi. Francis Fukuyama dalam bukunya menyatakan bahwa sejarah pertentangan ideologi telah berakhir dengan kemenangan demokrasi liberal barat yang cepat atau lambat akan menjadi ideologi tunggal dan mengarahkan negara-negara pada homogenitas nilai dan sistem.40 Tak hanya dalam sistem politik, sistem ekonomi pun mengalami transisi yang cenderung mengarah pada sebuah gerakan pasar global yang bebas. RRC merupakan satu dari sedikit negara yang ikut mereformasi sistem ekonominya sejalan dengan kecendrungan global yakni dengan mengadopsi model pasar bebas, akan tetapi yang membuatnya unik, RRC sama sekali tidak berubah terhadap nilai-nilai komunisme. Masih ada politbiro, dominasi partai tunggal, serta suksesi kepemimpinan yang diwarisi secara hirarkis.

38

Survey Releases on 2009: www.ey.com: Ernst & Young

39

Elliot, Michael, China Takes on the World, TIME Magazine. Jan.2007 40

Selama proses pembangunan yang dilaksanakan oleh rezim reformis perkembangan kehidupan sosial RRC mengalami masa-masa pergolakan yang cukup tinggi. Kemajuan ekonomi yang dirasakan sebagian besar masyarakat RRC menyisakan kelompok-kelompok kecil warga miskin, utamanya yang berada jauh dari daerah perkotaan. Dominasi etnis Han dalam politik di seluruh belahan negeri meminggirkan kelompok etnis lainnya sehingga menyebabkan munculnya potensi konflik, terutama di wilayah barat negeri itu yakni etnis Urumqi di Xin Jiang serta Tibet dimana pada masa aneksasi wilayah tersebut menyebabkan pemimpin spiritual Dalai Lama mengungsi ke India dan membentuk pemerintahan asing di negara tersebut.

Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis dengan 56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Cina. Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini.

Ada banyak catatan mengenai HAM yang terjadi di RRC. Masih teringat jelas dalam benak masyarakat dunia peristiwa Tiananmen, dimana rezim membubarkan paksa ribuan demonstran yang berujung pada tragedi di Beijing. Protes di lapangan Tiananmen ditujukan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan korupsi politik yang kemudian merembet menjadi demonstrasi pro-demokrasi yang memang merupakan suatu yang belum lazim di Cina yang otoriter. Lebih dari 3.000 orang meninggal sebagai akibat tindakan dari pasukan bersenjata.

Pemerintah RRC berpendapat bahwa hak asasi manusia sepatutnya mencakup kepuasan hidup dan kemajuan ekonomi. Dengan kata lain, saat mengkaji dirinya, ia melihat kemajuan ekonomi dan kepuasan hidup rakyatnya sebagai meningkatkan situasi hak asasi manusianya, dan saat melihat situasi di negara-negara maju ia seringkali menotakan terdapat tingkat kriminalitas dan kemiskinan yang tinggi di tempat-tempat yang dikatakan mempunyai

penghormatan terhadap hak asasi manusia yang tinggi. Praktik melihat HAM seperti ini, diamalkan di kebanyakan negara timur yang lain.

Tetapi pemerintah Barat dan organisasi non-pemerintahan (NGO) mengatakan bahwa penahanan secara sewenang-wenang dan menafikan hak tahanan untuk berkomunikasi dengan pihak luar, di samping pengakuan yang dipaksa, penyiksaan, dan pencabulan hak tawanan disamping menyekat kebebasan pers, bersuara, berkumpul, agama, privasi, dan hak pekerja adalah melanggar definisi hak asasi manusia menurut mereka yang masih dilakukan rezim komunis Cina. Mereka mendakwa semua masalah ini bersumber pada keengganan RRC memberikan hak menentang dan ketidaksempurnaan sistem kehakiman dalam melindungi hak asasi politik individu.

Terlepas dari persoalan praktik penegakan HAM yang masih minim di RRC, calon adidaya dunia tersebut tengah melesat menjadi kekuatan regional yang disegani. Untuk mengetahui secara lebih komprehensif mengenai kebangkitan RRC menjadi salah satu kekuatan di Asia serta apa implikasinya, perlu kiranya bagi kita untuk menilik beberapa aspek yang relevan. Beberapa aspek tersebut ialah sektor ekonomi, kekuatan pertahanan, serta peran RRC dalam konstelasi perpolitikan dunia saat ini.

1.1. Peningkatan Skala Ekonomi

Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Cina telah memperharui ekonomi dari ekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis. Untuk itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan memasang manajer dalam industri, mengizinkan perusahaan skala-kecil dalam jasa dan produksi ringan, dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi. Kearah ini pemerintah mengganti ke sistem pertanggungjawaban para keluaga dalam pertanian dalam penggantian sistem lama yang berdasarkan penggabunggan, menambah kuasa pegawai setempat dan pengurus kilang dalam industri, dan membolehkan berbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan, dan membuka ekonomi pada perdagangan dan pelabuhan asing. Pengawasan harga juga telah dilonggarkan. Ini mengakibatkan Cina daratan berubah dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran.

Reformasi sektor ekonomi di RRC terutama dimotori oleh Deng Xiaoping yang pada masa Revolusi kebudayaan, mengalami pengasingan dari panggung politik Cina, pada tahun 1977-an, mulai muncul kembali ke ranah politik Cina dengan dukungan dari kelompok-kelompok pragmatis-realis. Deng dapat menyalurkan kembali pemikirannya mengenai pembangunan ekonomi di Cina. Deng dengan pemikiran-pemikirannya yang berbeda dengan Mao yang terus menyalurkan pemikirannya untuk pembangunan sosialis Cina. Rencana ini berjalan tanpa adanya kemelut yang mengacaukan Cina seperti halnya kesalahan dalam Revolusi Kebudayaan waktu itu. Dan ini menjadi dukungan tersendiri bagi Deng dan kawan- kawan. Karena setelah Mao meninggal, kelompok Pragmatis-realis lah yang mendominasi dalam kepartaian juga pemerintahan di Cina.

Jika Mao mempunyai perspektif yang spesifik tentang sosialisme, maka Deng juga demikian. Dalam pemikiran Deng, sosialisme yang berusaha diterapkan di RRC adalah sosialisme dengan karateristik Cina, dimana prinsip- prinsip dasar Marxisme diintegrasikan dengan kondisi aktual Cina.41 Menurut Deng, apapun dapat ditempuh untuk perkembangan pembangunan sosialis RRC, walaupun itu dianggap konvergensi terhadap ideologi. Karena menurut Deng ideologi tidak dapat dilaksanakan secara dogmatis, tetapi harus mengalir dan dapat diterima. Sosialisme yang dimaksudkan oleh kelompok pragmatis-realis adalah seperti halnya di Yugoslavia, dimana yang diperhitungkan dalam pembangunan ekonomi adalah kekuatan pasar dan mengakui kepemilikan swasta, disamping kepemilikan negara, dalam sektor pertanian.

Selama periode perencanaan reformasi ekonomi, Deng dan kawan-kawan sebagai perumus kebijakan pembangunan di RRC, mengadopsi pada model soviet yang memberikan penekanan terhadap pembangunan sektor industri, khususnya bidang produksi padat modal.42 Begitu pula di Cina, hal serupa diterapkan pada kemajuan sektor industri, dimana industrialisasi dilaksanakan dengan devisa dari sektor pertanian. Sedangkan dalam pemilihan teknologi produksi barang-barang industri lebih diperhatikan metode padat modalnya, dibandingkan dengan padat karya.

41 Poltak Partogi Nainggolan, Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping, Jakarta, PT Fajar Inter Pertama, 1995 hal.83

42

Reformasi ekonomi merupakan salah satu program di era Deng Xiaoping untuk membenahi sistem ekonomi Cina pasca Revolusi kebudayaan.

Dalam reformasi ekonomi RRC pasca 1978, pembaharuan ekonomi RRC yang dilakukan Deng dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penghapusan Komune Rakyat

Komune merupakan bagian terbesar dari sistem komune rakyat, menghimpun semua fungsi pemerintahan lokal, yang meliputi bidang ekonomi, baik dalam produksi, distribusi, maupun konsumsi masyarakat dan kesehatan serta pendidikan dan pertahanan rakyat. seperti halnya yang terjadi pada masa revolusi kebudayaan, komune rakyat sangat terlihat fungsinya, sehingga masyarakat sangat bergantung padanya. komune rakyat dan brigade produksi kemudian digantikan dengan pemerintah administratif, berbeda dengan komune rakyat pemerintah administratif sangat berbeda. Peran pemerintah administratif berfungsi sebagai organisasi penggantinya, terdiri dari pemerintah kotapraja dan komite penduduk desa.43 Adapun pemerintah kotapraja mempunyai fungsi mengurus rencana administratif dan produksi nasional, sementara komite penduduk desa memiliki otonomi lokal dalam menjaga keamanan umum, penyelesaian pertengkaran dan urusan-urusan umum lainnya.

2. Penghapusan Monopoli Negara

Pemerintah RRC menghapus kebijakan mengenai pembelian hasil panen dengan sistem monopoli oleh negara. Kebijakan ini merupakan langkah terbesar Cina untuk merombak pembanguna ekonominya. Ini juga merupakan langkah perbaikan terbesar terhadap struktur ekonomi pedesaan, setelah penghapusan sistem ekonomi rakyat. Penghapusan monopoli negara, dan pemberlakuan makanisme pasar, dimana harga barang-barang kini tidak ditetapkan oleh pemerintah, tetapi diserahkan pada kekuatan tarik-menarik antara besarnya jumlah permintaan dengan besarnya jumlah penawaran yang beredar di masyarakat, pertama kali dikemukakan oleh pemerintah RRC dalam Sidang Pleno ke- 3 Komite Sentral PKC XII, tanggal 20 oktober 1984.44

3. Liberalisasi Usaha dan Manajemen

43

Ibid hal.84 44

Perdana Menteri Zhao yang merupakan keprcayaan Mao, pada bulan November 1981 menyampaikan rancangan kerja pemerintah kepada parlemen (Kongres Rakyat Nasional), yang berupa sepuluh petunjuk pembangunan RRC yang isinya:45

 Pemerintah ingin mempercepat pembangunan pertanian dengan

menggunakan kebijakan yang tepat dan pemikiran yang ilmiah.

 Pemerintah memberikan perhatian terhadap pembangunan industri barang-barang konsumsi dan mengatur orientasi pembangunan industri berat.

 Pemerintah meningkatkan rasio penggunaan energi dan transportasi.

 Pemerintah mengadakan transformasi teknik setahap dalam unit-unit kunci, dan menjalankan penggunaan yang maksimal terhadap perusahaan-perusahaan yang ada.

 Pemerintah melakukan konsolidasi di segala bidang dan penstrukturan kembali perusahaan-perusahaan menurut kelompoknya.

 Pemerintah meningkatkan dana-dana pembangunan dan menggunakannya secara hemat, melalui perbaikan metode persyaratan, akumulasi dan pengeluaran.

 Pemerintah tetap melaksanakan kebijakan pintu terbuka dan

meningkatkan kemampuan untuk Berdikari.

 Pemerintah dengan aktif melakukan reformasi sistem ekonomi negara dan memperlihatkan inisiatif dalam setiap hal yang berkaitan dengan usaha ini.

 Pemerintah berupaya mempertinggi taraf keilmuan dan kebudayaan seluruh rakyat pekerja dan mengorganisasikan kemampuan untuk menjalankan proyek- proyek penelitian ilmiah yang penting

 Pemerintah berusaha mewujudkan konsep segalanya ditunjukan untuk rakyat dan memberikan perhatian menyeluruh terhadap produksi, pembangunan dan penghidupan rakyat.

45

4. Pembukaan Diri Terhadap Modal Asing

Mulai tahun 1979, pemerintah RRC mulai melaksanakan kebijakan keterbukaannya terhadap negara luar. Beberapa wilayah di RRC dijadikan tempat untuk kawasan ekonomi terhadap modal asing. Sejak reformasi ini, RRC mulai melakukan hubungan ekonomi dengan negara luar, misalnya Amerika Serikat. Pembukaan diri terhadap modal asing ini memberikan kemajuan terhadap perekonomian di cina dari era reformasi ekonomi Cina sampai saat ini.

5. Integrasi dalam Ekonomi Internasional

Setelah 1978, situasi perekonomian RRC mulai terlihat perkembangannya. Negara ini mulai terlihat eksistensinya dalam perekonomian internasional. RRC tidak hanya mentolelir adanya pendekatan kapitalisme terhadap kebijakan ekonomi domestiknya, namun juga kebijakan ekonomi luar negerinya. Impor RRC terdiri dari peralatan transportasi, mesin, besibaja dan bahan-bahan kimia. Di kawasan Asia Tenggara komoditi ekspor RRC prospeknya sangat baik. Ini terlihat pada potensial RRC dalam merebut pasar.

Pemerintah RRC tidak suka menekankan kesamarataan saat mulai membangun ekonominya, sebaliknya pemerintah menekankan peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi dan memperkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan produktivitas. RRC juga memfokuskan diri dalam perdagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan ekonomi, untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000 Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones, SEZ) di mana hukum investasi direnggangkan untuk menarik modal asing.

Hasilnya adalah PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah populasi 1,25 miliar orang dan PDB hanya $3.800 per kapita, Cina menjadi ekonomi keenam terbesar di dunia dari segi nilai tukar dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Cina adalah $1.300. Perkembangan ekonomi Cina diyakini sebagai salah satu yang tercepat di dunia, sekitar 7-8% per tahun menurut statistik pemerintah Cina. Ini menjadikan Cina sebagai fokus utama dunia pada masa kini dengan hampir semua

negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Cina, ingin sekali menjalin hubungan perdagangan dengannya.

Biaya bahan mentah yang rendah merupakan salah satu aspek ekonomi RRC. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil berlebihan yang turut menurunkan biaya pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga dan jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem ekonomi lama berdasarkan Soviet. Saat negara terus menswastakan perusahaan-perusahaan miliknya dan pekerja berpindah ke sektor yang lebih menguntungkan, pengaruh yang bersifat deflasi ini akan terus menambahkan tekanan keatas harga dalam ekonomi.

Ekspor Cina ke Amerika Serikat sejumlah $125 miliar pada 2002; ekspor Amerika ke Cina sejumlah $19 miliar. Perbedaan ini disebabkan utamanya atas fakta bahwa orang Amerika mengonsumsi lebih dari yang mereka produksi dan orang Cina yang dibayar rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika. Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya dan sekalipun rakyat RRC ingin membeli barangan buatan Amerika, mereka tidak dapat berbuat demikian karena harga barang Amerika terlalu tinggi.

Faktor lainnya adalah pertukaran valuta yang tidak menguntungkan antara Yuan Cina dan dolar AS yang di"kunci" karena RRC mengikatkannya kepada kadar tetap 8 renminbi pada 1 dolar. Pada 21 Juli 2005, Bank Rakyat Cina mengumumkan untuk membolehkan mata uang renminbi ditentukan oleh pasaran, dan membolehkan kenaikan 0,3% sehari. Ekspor Cina ke Amerika Serikat meningkat 20% per tahun, lebih cepat dari ekspor AS ke Cina. Dengan penghapusan kuota tekstil, RRC sudah tentu akan menguasai sebagian besar pasaran baju dunia.46

Pada 2003, PDB Cina dari segi purchasing power parity mencapai $6,4 trilyun, menjadi terbesar kedua di dunia. Menggunakan penghitungan konvensional RRC diurutkan di posisi ke-7. Meski jumlah populasinya sangat besar, ini masih hanya memberikan PNB rata-rata per orang hanya sekitar $5.000, sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan pertumbuhan ekonomi resmi untuk 2003 adalah 9,1%. Diperkirakan oleh CIA pada 2002 bahwa agrikultur menyumbangkan sebesar 14,5% dari PNB RRC, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa sekitar 33,8%. Pendapatan

46

Law of the People's Republic of China on the Standard Spoken and Written Chinese Language (Order of the President No.37): www.gov.cn/english/laws/2005-09/19/content_64906.htm diakses pada 26 September 2013

r m j m y m m 47 CIA W 48 Wikipe Septembe rata pedesa melebar di Tabel 1 Me Mak lain mau m Cina secara jurang peng masih amat ini, pemeri Pembangun Cina Tenga Cina turut m Sela yang diseb South Afric muncul per merupakan Cina sebag

World Fact Boo edia: en.wikip er 2013 aan sekitar dekade tera enunjukkan ka tidak me mempelajari a umum te gagihan kek t besar. Un intah melak nan Kembal ah pada tah membangun ain itu saat but sebagai

ca) saat ini rtama kali pencetus la gai pemegan ok: www.cia.g

Dokumen terkait