• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

4.4. Kesimpulan

Dalam perancangan bangunan harus memperhatikan kondisi sekitar, agar bangunan selaras dan menjaga lingkungan sekitar. Setelah dianalisa lebih dalam fungsi bangunan yang terpilih adalah perancangan GDO Expo and Convention Centre. Merupakan bangunan dengan fungsi mix-used dengan ketinggian bangunan yang tidak lebih dari 30 lantai. Orientasi bangunan diputar sejauh 40o untuk mendapatkan view yang baik dan pemanfaatan energi yang ada pada lokasi perancangan. Bentuk oval merupakan salah satu bentuk bangunan yang memiliki sifat bangunan yang responsif terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam pemilihan teknologi harus disesuaikan dengan tapak perancangan dan fungsi bangunan itu sendiri, bangunan dibagi beberapa zona dalam perancangannya, hal ini dilakukan untuk menjaga keefisiensian struktur dan konstruksi yang digunakan. Utilitas bangunan menjadi salah satu faktor dalam penerapan tema hemat energi, dengan menggunakan energi yang ada di sekitar site menjadikan bangunan lebih mandiri dalam penggunaan energinya.

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Dasar

Kawasan mengambil konsep bentuk seperti kelopak pucuk daun tembakau. Bentuk kelopak pucuk daun tembakau dipilih karena menggambarkan identitas dari sejarah kawasan ini, mengingat pada zaman dahulu tembakau menjadi salah satu sumber penghasilan terbesar di daerah Deli. Selain itu kawasan juga mengusung konsep walkable yang ramah terhadap pejalan kaki dan pesepeda, menghidupkan kembali stasiun KA Pulo Brayan sebagai transportasi umum, menyediakan lahan hijau sebesar 60% pada kawasan serta membangun bangunan yang dapat melayani berbagai jenis kegiatan dan bersifat kultural.

Gambar 5.1 Masterplan perancangan kawasan Green Deli Oasis

(Sumber : Olah data pribadi)

Konsep dasar perancangan GDO Expo and Convention Centre adalah untuk mengumpulkan individu/kelompok pada waktu dan tempat yang sama dalam kegiatan MICE, serta bersinergi terhadap konsep kawasan perancangan yang memiliki tema sustainable maka dipilihlah tema hemat energi pada perancangan GDO-ECC.

5.2. Konsep Massa Bangunan

Konsep massa bangunan GDO-ECC adalah bangunan yang responsif terhadap konteks lahan. Bentuk oval merupakan bentuk yang dipilih karena dianggap mampu untuk mempresentasikan bangunan yang responsif tersebut. Untuk lebih menarik, massa bangunan di split menjadi 2 bagian namun masih menjadi satu kesatuan.

Gambar 5.2 Bentuk dasar bangunan (Sumber : Olah data pribadi)

Posisi bangunan memanjang dari arah utara ke selatan merupakan posisi yang kurang baik, karena dapat menyebabkan bangunan mendapatkan sinar matahari langsung dalam frekuensi besar dan dapat mengganggu kenyamanan termal. Untuk menghindari paparan sinar matahari langsung pada bangunan di putarlah orientasi bangunan sejauh 40o ke arah barat.

Hal ini juga untuk memaksimalkan udara yang masuk kedalam bangunan sehingga menciptakan penghawaan alami dan mengurangi penggunaan alat pendingin ruangan.

Gambar 5.3 Posisi massa bangunan terhadap site (Sumber : Olah data pribadi)

Pada posisi ini bangunan juga menjadi responsif terhadap bangunan sekitar karena dapat menikmati view yang ada dikawasan GDO dan tidak menghali view dari luar kedalam kawasan GDO.

5.3. Konsep Ruang Dalam

Bangunan dibagi atas 3 zoning utama yang mempengaruhi peletakan fungsi ruang yang ada di dalamnya. Peletakkan ruang ditata sedemikian rupa agar dapat mendukung konsep hemat energi.

Gambar 5.4 Penzoning berdasarkan fungsi (Sumber : Olah data pribadi)

Pada lantai 1 difungsikan sebagai ruang pameran, auditorium, kantor pengelola dan beberapa sarana pendukung. Penempatan ruang ini bertujuan agar pengunjung dalam skala besar dapat dengan mudah mencapai ruangan yang dituju.

Gambar 5.5 Denah Lantai 1 (Sumber : Olah data pribadi)

AUDITORIUM

RUANGAPAMERAN

Lantai 2-4 bangunan ini digunakan sebagai ruang pameran, ruang konvensi, ruang rapat dan sarana pendukung yang mana hanya menggunakan sebagian dari bentuk bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisiensikan struktur bangunan yang digunakan. Letak ruangan pada lantai ini berada antara void dan selasar yang menjadikan ruangan pada setiap lantai ini mendapatkan kenyamanan termal secara maksimal dan dapat mengurangi penggunaan penghawaan udara buatan.

Gambar 5.6 Denah Lantai 2 (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.7 Denah Lantai 3 (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.8 Denah Lantai 4 (Sumber : Olah data pribadi)

Parkir kendaraan diletakan di basement agar tidak mengurangi nilai estetika dari bangunan tersebut.

Gambar 5.9 Denah Basement 1 (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.10Denah Basement 2 (Sumber : Olah data pribadi)

5.4. Konsep Ruang Luar

Dalam perancangan GDO-ECC bukan hanya tentang massa bangunannya saja tetapi juga tentang penataan ruang luar yang baik sehingga dapat mendukung tema bangunan itu sendiri. Salah satu caranya adalah membuat kolam di ruang luar tapak yang difungsikan sebagai rain harvest dan pendingin bangunan dari luar secara alami. Salah satu faktor yang dapat menunjang orang untuk datang adalah aksesibilitas masuk-keluar dari jalan kedalam bangunan yang dapat dengan mudah ditemukan.

Gambar 5.11 Groundplan GDO-ECC (Sumber : Olah data pribadi) 5.5. Konsep Non-Struktural Bangunan

a. Lantai

Material lantai penutup terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis rungannya. Untuk jalur sirkulasi menggunakan lantai marmer ukuran 80x80, sedangkan didalam ruangan menggunakan karpet sebagai penutup lantainya.

b. Dinding

Material dinding yang digunakan berupa material bata hebel dan penggunaan operabel wall dapat menjadikan ruangan lebih fungsional. c. Pintu

Pintu menggunakan material kayu. Material kayu merupakan material yang banyak terdapat di Indonesia. Ukuran pintu memiliki skala yang besar agar ketika orang masuk ke dalam bangunan merasa diterima dengan baik.

5.6. Konsep Struktural Bangunan a. Stuktur Pondasi

Struktur bawah menggunakan struktur pondasi telapak dan tiang pancang/bor pile.

b. Stuktur Badan Bangunan

Pada bagian badan bangunan dibagi menjadi 3 zona sebagai pembagian struktur utama :

• Zona ruang konvensi/auditorium, menggunakan struktur bentang lebar sederhana.

• Zona entrance dan lobby, menggunakan struktur bangunan tinggi. • Zona ruang expo/pameran, menggunakan struktur bentang lebar yang

lebih kompleks. c. Stuktur Atap

Struktur atap menggunakan struktur bentang lebar rangka batang dan penutup kaca.

Gambar 5.12 Potongan GDO-ECC (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.13 Potongan Struktural (Sumber : Olah data pribadi)

5.7. Konsep Utilitas

a. Sistem Jaringan Listrik

Listrik pada bangunan ini dipasok oleh PLN, namun untuk mengurangi penggunaan listrik yang bersumber dari PLN digunakanlah sun solar panel sebagai sumber listrik alternatif. Menzoningkan kebutuhan listrik sesuai dengan fungsi yang digunakkan.

Gambar 5.14 Skematik Rencana Elektrikal (Sumber : Olah data pribadi)

b. Sistem Tata Udara

Sistem penghawaan pada bangunan ini menggunakan penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami menggunakan bukaaan sebagai alat untuk udara dapat mengalir (keluar-masuk) pada bangunan. Penghawaan buatan menggunakan FCU dan air conditioner (AC) split. FCU digunakan pada ruangan yang besar dan di zoning kan lagi berdasarkan waktu dari kegiatan yang ada. AC split digunakan pada ruangan yang lebih kecil dan waktu kegiatannya lebih fleksible. Pada saat ruangan terdapat aktivitas didalamnya sistem tata udara buatan digunakan, sebaliknya jika ruangan tidak terdapat aktivitas sistem udara tidak digunakan. Hal ini agar sistem tata udara dapat digunakan seefisien mungkin dan dapat menjadi cara dalam penerapan tema arsitektur hemat energi.

Gambar 5.15 Skematik Rencana Tata Udara (Sumber : Olah data pribadi)

c. Sistem Fire Protection

Penanganan kebakaran pada bangunan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan, sebagai bangunan yang dapat dikunjungi banyak orang haruslah memberi rasa nyaman kepada pengguna terutama saat terjadi bencana kebakaran. Dalam mempersiapkan penangan tersebut disediakanlah tangga kebakaran dan lift kebakaran sebagai jalur efakuasi vertikal. Terdapat smoke detector dan head detector yang dapat mendeteksi sumber api, fire alarm sebagai tanda peringatan saat sumber api terdeteksi, Fire hydran sebagai alat pemadam api manual serta automatic sprinkler system merupakan alat pemadam api otomatis saat sumber api terdeteksi.

Gambar 5.16 Skematik Rencana Fire Protection

d. Sistem Jaringan Telepon

Menggunakan jaringan telepon konvensional dari perusahaan pemerintah yang hubungkan ke semua ruang yang terdapat didalam bangunan dan menyediakan jaringan internet.

Jaringan telepon menggunakan nomor telepon induk yang memungkinkan operator akan menjawab semua telepon yang masuk dan akan di ekstansi ke ruang-ruang lainnya. Sedangkan untuk jaringan internet akan menggunakan server sebagai induk utama sumber daya internet tersebut yang nantinya terdapat router atau sinyal wi-fi.

Gambar 5.17 Skematik Rencana Telepon (Sumber : Olah data pribadi)

e. Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih yang terdapat pada bangunan ini berasal dari PDAM dan alternatif untuk mendapatkan sumber air bersih lainnya, yaitu :

• Sumur buatan, cadangan sumber air bersih selain PDAM.

Rain Harvest, menampung dan menyalurkan air hujan yang dapat digunakan kembali sebagai irigasi, penggunaan air pada MCK serta untuk keperluan sistem pendingin ruangan.

• Air sisa pakai (limbah), sebelumnya sudah di treatment agar layak dipakai.

Air-air tersebut tersebut akan dikumpulkan dalam satu wadah untuk di traetment terlebih dahulu sebelum digunakan.

Gambar 5.18 Skematik Rencana Air Bersih (Sumber : Olah data pribadi)

f. Sistem Jaringan Air Kotor

Air kotor berwujud cair akan langsung dialirkan ke riol kota dan yang padat akan di tampung di septictank. Namun pada bangunan ini diterapkan beberapa sistem pengolahan air kotor seperti pada sistem drainase yang berada di atap disalurkan ke talang yang nantinya akan dikumpulkan di rain harvest. Air kotor cair disalurkan langsung ke riol kota. Sedangkan air kotor padat dan sisa cucian diarahkan ke proses masing-masing yaitu bak kontrol, septictank, dan bak penangkap lemak, yang nantinya akan disalurkan ke sumur resapan.

Gambar 5.19 Skematik Rencana Air Kotor (Sumber : Olah data pribadi)

BAB VI

PERANCANGAN ARSITEKTUR

Hasil rancangan GDO Expo and Convention Centre yang berada di kawasan Green Deli Oasis dalam perancangan arsitektur 6 berupa gambar, seperti berikut ini:

a. Suasana Green Deli Oasis

Green Deli Oasis dirancang untuk menarik minat masyarakat sebagai tujuan investasi dan wisata. Terdapat menara air peninggalan zaman Belanda yang disekelilingnya terdapat dancing water, sebagai sebuah pertunjukan yang menarik untuk disaksikan. Terletak ditengah kawasan sebagai landmark Green Deli Oasis.

Gambar 6.1 Sketsa suasana disekitar menara air Green Deli Oasis

Terdapat halte bus sebagai salah satu sarana transportasi yang ada di Green Deli Oasis bertujuan untuk memudahkan wisatawan mencapai kawasan GDO.

Gambar 6.2 Sketsa suasana disekitar halte bus Green Deli Oasis

(Sumber: Olah data tim)

Suasana di Green Deli Oasis dirancang untuk memberikan kesan aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal maupun pengunjung yang datang.

Gambar 6.3 Sketsa suasana Green Deli Oasis

Untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di kawasan Green Deli Oasis dirancanglah jalur pejalan kaki yang nyaman dimana pada sisi-sisinya terdapat jalaur hijau dan tidak lupa pula menyediakan jalur sepeda yang terpisah dari jalur kendaraan bermotor untuk memberikan kesan aman bagi pesepeda.

Gambar 6.4 Sketsa suasana pedestrian Green Deli Oasis

(Sumber: Olah data tim)

Terdapat Ruang Terbuka Hijau berupa taman untuk orang-orang bersosialisasi dan sebagai penyumbang RTH kota.

Gambar 6.5 Sketsa suasana ruang terbuka hijau Green Deli Oasis

Gambar 6.6 Sketsa suasana jalan Green Deli Oasis

(Sumber: Olah data tim)

Gambar 6.7 Sketsa suasana Green Deli Oasis

b. Gambar Kerja GDO Expo and Convention Centre (Gambar terlampir) c. Suasana GDO Expo and Convention Centre

Gambar 6.8 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.9 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.10 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre

Gambar 6.11 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.12 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.13 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre

d. Sketsa Interior GDO Expo and Convention Centre

Gambar 6.14 Sketsa interior auditorium GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.15 Sketsa interior ruang pameran GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.16 Sketsa interior selasar GDO Expo and Convention Centre

e. Foto Maket

Gambar 6.17 Maket kawasan Green Deli Oasis (Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.18 Maket GDO Expo and Convention Centre

Gambar 6.19 Maket GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.20 Maket GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.21 Maket GDO Expo and Convention Centre

KESIMPULAN

Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil selama proses perencanaan kawasan Green Deli Oasis dan perancangan GDO Expo and Convention Centre, antara lain sebagai berikut:

Green Deli Oasis adalah renewal kawasan Pulo Brayan di bagian utara kota Medan yang menjadi ‘magnet’ untuk menarik masyarakat agar berpindah dari inti kota Medan. Memiliki beberapa fungsi bangunan sebagai generator aktifitas masyarakat seperti Stasiun Kereta Api, Concert Hall, Apartemen, Museum, Expo and Convention Centre, Pusat Industri, Youth Centre serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai plaza dan penyumbang RTH kota.

Sustainable merupakan tema yang dipilih dalam perencanaan kawasan Green Deli Oasis, bertujuan agar kawasan ini dapat mandiri dalam pengelolaan energi dan tidak bergantung terhadap hal-hal lain yang bersifat mengganggu keberlangsungan kawasan ini.

• GDO didesain dengan membuat banyak taman sebagai RTH yang digunakan untuk orang berkumpul serta ramah terhadap pejalan kaki dan pesepeda. Hal ini bertujuan mengurangi polusi yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dan menjadikan masyarakat menjadi lebih sehat. • Konsep perancangan GDO Expo and Convention Centre yang

mempresentasikan tempat untuk orang-orang berkumpul dalam kegiatan MICE.

GDO Expo and Convention Centre memiliki tema Arsitektur Hemat Energi yaitu merancang bangunan yang fungsional, menarik secara visual serta memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar.

• Penerapan tema hemat energi mengambil konsep reuse-reduse-recycle yaitu dengan memanfaatkan matahari sebagai penerangan alami dan sumber energi listrik alternatif dalam hal ini menggunankan media sun solar panel, mengurangi pemakaian alat penghawaan udara dengan membuat bukaan dan penempatan ruang yang baik agar angin dapat bergerak ke dalam bangunan dan menciptakan kenyamanan termal, terakhir adalah dengan membuat kolam sebagai penampungan air hujan dan air bekas pakai untuk di treatment sebelum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada bangunan.

GDO Expo and Convention Centre bangunan dengan fungsi MICE pertama yang dapat dikunjungi sampai 8000 orang perkegiatan.

• Menyediakan jalur sirkulasi masuk-keluar bangunan yang jelas, jalur sirkulasi dibuat lebar dan panjang agar kendaraan dapat masuk dan mengatre didalam site bukan diluar site yang dapat menyebabkan kemacetan dijalan yang ada sekitar site, serta menyediakan tempat parkir yang memadai dalam perancangan tempat parkir tersedia dilantai basement.

• Dalam perancangan fungsi bangunan MICE ruang yang fleksible sangat menentukan fungsional atau tidaknya ruangan yang ada. Operable wall menjadi salah satu solusi untuk menciptakan ruang yang fleksible.

• Sistem struktur yang digunakan dalam perancangan GDO Expo and Convention Centre adalah struktur bentang lebar sederhana, struktur bangunan tinggi dan struktur bentang lebar yang kompleks pada ruang pemeran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

a. Pengertian judul Green Deli Oasis Expo and Convention Centre, adalah : • Green Deli Oasis adalah nama renawal kawasan Pulo Brayan yang

merupakan lokasi perancangan. • Pengertian Expo

- Expo atau yang lebih dikenal dengan Exhibition merupakan kegiatan pameran yang bertujuan menyebarluaskan informasi dan promosi suatu produk, baik berupa gagasan maupun barang.

- Fokus utama kegiatan ini adalah menciptakan hubungan antara bisnis –business to business relationship– baik untuk mempromosikan produk baru maupun untuk mendapatkan klien baru.1

Convention merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.2

Centre adalah pusat/sentral dimana menjadi suatu tempat sebagai pemusatan pusat kegiatan.

Jadi pengertian GDO Expo and Convention Centre adalah sebuah bangunan yang menjadi wadah pusat koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan pameran dan konvensi (MICE) yang berada di Green Deli Oasis renewal kawasan Pulo Brayan Medan dalam skala pelayanan Internasional.

1

Fenich, 2005; Jurisevic, 2002 dalam Seebaluck et al., 2013 2

Kegiatan MICE melibatkan berbagai sektor transportasi, perjalanan, rekreasi, akomodasi, makanan, minuman, tempat penyelenggaraan acara, teknologi informasi, perdagangan dan keuangan sehingga wisata MICE dapat digambarkan sebagai industri multifase.3

b. Istilah dalam wisata MICE memiliki arti yang berbeda-beda, yaitu:

Meeting, dalam MICE dapat didefinisikan sebagai salah satu acara terstruktur yang dapat menyatukan sekumpulan orang secara kolektif untuk mendiskusikan topik yang menjadi kepentingan bersama.4

Incentive, suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.5

Conference, suatu pertemuan partisipasi yang dirancang terutama untuk tujuan diskusi, mencari dan berbagi informasi, memecahkan masalah dan konsultasi. Terdapat dua tujuan utama yang menjadi alasan bagi seseorang untuk menghadiri conference. Yang pertama adalah menghadiri konferensi itu sendiri dan yang kedua adalah memanfaatkan semaksimal mungkin destinasi atau tempat dimana konferensi tersebut dilaksanakan.

Exhibition, memiliki arti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata. 6

3

Dwyer dan Mistilis, 2000; Getz, 2008 dalam Seebaluck et al., 2013 4

Seebaluck et al., 2013 5

Undang-undang No.9 tahun 1990

6

2.2. Lokasi

Sebuah tempat yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Mengapa demikian, ini dikarenakan tempat yang baik akan memberikan atmosfir yang positif selama kegiatan MICE berlangsung sehingga mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Dalam memilih lokasi perancangan yang baik terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Tinjauan terhadap struktur kota

Dalam pemilihan lokasi perancangan untuk GDO Expo and Convention Centre perlu untuk memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK). Pemilihan lokasi haruslah sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan itu sendiri.

Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro No Kawasan Pusat Kegiatan

1 Kawasan Perkotaan Inti Medan

a. Pusat pemerintahan provinsi;

b. Pusat pemerintahan Kota dan/atau kecamatan;

c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona, nasional dan regional;

d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi

e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional dan regional;

f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional dan regional;

g. Pusat kegiatan industri kreatif h. Pusat kegiatan industri manufaktur;

i. Pusat kegiatan industri hilir pengelolaan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan dan kehutanan; j. Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang

dan angkutan barang regional;

k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan nasional;

l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;

m.Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;

n. Pusat kegiatan pariwisata; dan

o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.

(Sumber: Mebidangro, 2011)

Tabel 2.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan

WPP Cakupan Kecamatan Pusat

Pengembangan

Sasaran Peruntukan A 1. Kec. Medan Belawan

2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan

Belawan Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan.

B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan, rekreasi indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah dan sarana pendidikan.

C 1. Kec. Medan Timur

2. Kec. Medan Perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas

Aksara Pemukiman,

perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan

sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan kesehatan. D 1. Kec. Medan Johor

2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia

Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman,

dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan. E 1. Kec. Medan Barat

2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tuntungan

Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan pembangunan

sambungan air minum, septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.

b. Pencapaian

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pencapaian sebuah bangunan komersil yang menjadi tujuan orang banyak, antara lain:

• Mudah diakses

Dapat dicapai menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi umum, sebaiknya dapat dicapai dengan berjalan kaki dari sarana umum seperti terminal, stasiun, bandara, pelabuhan dan lainnya.

• Berada di jalan arteri primer Mebidangro

Mengingat perancangan bangunan memiliki skala pelayanan Internasional, nasional dan regional, jalan menuju ke lokasi perancangan haruslah mudah ditemukan dan kondisi jalan yang baik. Adapun jarak pencapaian dan waktu tempuh (menggunakan kendaraan pribadi) menuju GDO-ECC :

• Lapangan merdeka Medan – Pulo Brayan =5,1km = 15 menit • Pulo Brayan - Tol Belmera = 2,4 km = 5 menit

• Pulo Brayan – Kualanamu International Airport = 42km = 42 menit • Pulo Brayan – Belawan = 19km = 23 menit

• Binjai - Pulo Brayan = 23km = 47menit

c. Area pelayanan

GDO-ECC mencakup kawasan Pulo Brayan, yang meliputi Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli serta berkelanjutan hingga skala Internasional.

d. Persyaratan Lain

Status kepemilikan tanah, kondisi eksisting (lahan kosong atau tidak), hal ini berkaitan dengan mudah atau tidaknya pembebasan lahan, harga lahan, posisi lahan dan nilai historis lahan. Hal yang terpenting adalah pemilihan lokasi perancangan haruslah sesuai dengan Peraturan Tata Ruang Kota (RTRK) yang sudah ditetapkan.

2.2.2. Kondisi Eksisting Lokasi Perancangan a. Lokasi I

• Lokasi : Jl. Cemara (dibawah jalan keluar fly over Brayan) yang merupakan jalan arteri primer.

• Luas Lahan : 3 Ha

• Status kepemilikan : Dimiliki oleh PT.Kereta Api Indonesia (PT.KAI) • Bangunan eksisting : Pemukiman

• Batas-batas :

Utara : Perguruan Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) Medan

Timur : Pemukiman

Selatan : Rumah peninggalan bersejarah karyawan dan para petinggi Deli Sumatera Maatschappij (DSM)

Dokumen terkait