• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

2) Beberapa jenis kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan hasil transkip wawancara

a) Kesimpulan yang tidak logis.

1. Kesalahan karena tidak memahami materi

Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa kesulitan dalam memahami materi yang diberikan oleh guru sehingga terdapat siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal yang diberikan. Berikut adalah salah satu bukti transkip wawancara yang diungkapkan oleh salah satu subyek peneliti:

P : Sebenarnya cara ini bisa (menunjuk ke lembar jawaban siswa) tapi terbalik, seharus 5 didalam dan 8 yang diluar. Sejauh ini mengerti ?

S_15 : Mengerti.

P : Idemu mengerjakan ini dulu gimana ?

S_15 : Ikuti contoh aja, waktu coba dirumah itu bisa dan benar jawabanku.

P : Berarti kamu ada sala h pemahaman disini ? (menunjuk ke lembar jawaban siswa).

S_15 : Iya kak.

P : Kamu mengerti cara mengerjakannya cuma

bingung yang mana harus didalam dan yang mana harus diluar ?

S_15 : Iya kak.

pembilangnya didalam dan penyebutnya diluar

S_15 : Iya kak.

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap subyek 15 terlihat bahwa dalam mengerjakan soal nomor 1, siswa tersebut melakukan kesalahan dengan 5 membagi 8 sedangkan seharusnya 8 membagi 5.

b) Toerema atau definisi yang tidak tepat.

1. Kesalahan karena tidak memahami definisi

Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa kesulitan dalam memahami definisi perkalian maupun pembagian bilangan berpangkat yang sudah dijelaskan oleh guru sehingga banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Berikut adalah salah satu bukti transkip wawancara yang diungkapkan oleh salah satu subyek peneliti:

P : Ok baiklah. Nah, dari tes yang di berikan soal mana yang menurut kamu yang sulit ?

S_6 : Nomor lima.

P : Nomor lima ? (sambil melihat jawaban siswa). S_6 : Iya kak.

P : Nomor limanya kamu tidak mengisi, kenapa ? S_6 : Sulit kak.

P : Sulit ?

S_6 : Iya kak, ga ngerti cara menghitungnya. P : Kan kemarin kita ada belajar tentang

pembagian bilangan berpangkat. Ingat ga kalau misalnya bilangan pokoknya udah sama pangkatnya di apakan ?

P : Kalau misalnya perkalian berpangkat, pangkatnya dijumlahkan berarti pembagian berpangkat, pangkatnya di ?

S_6 : Di, di kurangi ?

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap subyek 6 terlihat bahwa dalam mengerjakan soal nomor 5, siswa kurang memahami definisi pembagian bilangan berpangkat sehingga siswa tersebut tidak mengisi jawaban dari soal yang diberikan.

2. Kesalahan karena tidak memahami konsep pembagian Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal sehingga dalam proses menyelesaikan soal siswa menjawab tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berikut adalah salah satu bukti transkip wawancara yang diungkapkan oleh salah satu subyek peneliti:

P : Saya ingin bertanya lagi. Untuk nomor 1a,

kenapa -nya kamu jadikan pangkat sehingga

× × × × dan × sebanyak 8 kali ? S_13 : “….”

P : Kenapa ?

S_13 : Ikuti contoh kak.

P : Contoh ? Kan waktu dikasih contoh itu, kalau pecahan seperti ini kita harus ubah kedalam bentuk desimal. Kenapa kamu malah kalikan seperti pangkat ?

S_13 : “….”

P : Kamu tidak terlalu paham matematika ? S_13 : Iya kak.

P : Kenapa ?

S_13 : Dari dulu memang enggak suka matematika. P : Kenapa enggak suka ?

P : Sulitnya gimana ?

S_13 : Ya sulit aja. Enggak paham, bikin pusing. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap subyek 13 terlihat bahwa dalam mengerjakan soal nomor 1, siswa melakukan kesalahan dimana pembilang dan penyebut dari konsep pembagian dikalikan sesaui dengan definisi perpangkatan .

3. Kesalahan karena tidak memahami konsep perkalian Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep dasar perkalian sehingga dalam proses penyelesaian soal siswa melakukan kesalahan untuk mengalikan suatu bilangan. Berikut adalah salah satu bukti transkip wawancara yang diungkapkan oleh salah satu subyek peneliti:

P : Ok, nomor 3a dulu deh. Kamu sudah benar

prosesnya tapi hasilnya masih kurang. ×

berapa ? S_25 : Hmm. P : 20 ? S_25 : 25.

P : 25 dikalikan lagi dengan 5 berapa ? S_25 : “….” P : 100 ? S_25 : 105 ? P : Hmm. S_25 : “…” P : 120 ? S_25 : 125.

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap subyek 25 terlihat bahwa dalam mengerjakan soal nomor 3, siswa tersebut melakukan kesalahan dengan hanya melakukan sekali pengalian yaitu × dan tidak mengalikan kembali dengan 5 sedangkan soal yang diberikan adalah .

c) Tidak memeriksa jawaban

1. Kesalahan dalam proses menyelesaikan soal

Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal sehingga pada proses penyelesaian terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan siswa. Berikut adalah salah satu bukti transkip wawancara yang diungkapkan oleh salah satu subyek peneliti:

P : Saya sedikit tertarik dengan nomor 3b, ide anda seperti apa saat mengerjakan ?

S_14 : Inikah 2 ditambah 4 terus ? P : Dapat ?

S_14 : Darimana ya, + (popok) dan +

(pangkat) makanya .

P : Berarti ada sedikit salah pemahaman ? S_14 : Iya. P : berapa ? × ? S_14 : 4. P : × ? S_14 : 8. P : × ?

S_14 : 12 eh, ntar ntar.. 8x2 ? 16.

P : Nah, 16 di tambah dengan × ? S_14 : 4x4 ? 8. Eh ? 4x4 itu 16

P : 16. berarti + berapa ? S_14 : 32.

P : Saya perhatikan kamu sepertinya kesulitan

dalam operasi matematika S_14 : Iya kak.

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap subyek 14 terlihat bahwa dalam mengerjakan soal nomor 3, siswa melakukan kesalahan dengan menjumlah bilangan pokok dan menjumlahkan pangkatnya. Siswa tersebut tidak mencari hasil dari dan kemudian dijumlahkan. d) Kesalahan teknis

1. Kesalahan dalam menggunakan operasi matematika

Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa siswa yang kesulitan dalam menggunakan operasi matematika sehingga banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menggunakan operasi matematika baik operasi penjumlahan maupun pengurangan. Berikut adalah salah satu bukti transkip wawancara yang diungkapkan oleh salah satu subyek peneliti:

P : Saya tertarik dengan anda pada soal nomor 4, ide anda mengerjakan itu seperti apa ? kenapa hasilnya bisa 7 ?

S_8 : (menunjuk ke lembar jawabanya) ini di tambah dengan ini. Di ? (kebingungan)

P : Iya ? Di ?

S_8 : ini tidak ditambahkan. P : Itu harusnya di ? S_8 : Kurangi.

P : Dikurangi. 3+ 5 berapa ? S_8 : 7.

S_8 : 8.

P : 8 dikurangi 2 ? S_8 : 6.

P : Berarti seharusnya 7 pangkat ? S_8 : .

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap subyek 8 terlihat bahwa dalam mengerjakan soal nomor 4, siswa terlihat kebingungan dalam menggunakan operasi penjumlahan dan pengurangan dalam menyelesaikan soal.

3. Identifikasi faktor penyebab a. Berdasarkan hasil observasi

1) Siswa kurang aktif bertanya

Berdasarkan hasil observasi, sebagian siswa kurang aktif bertanya mengenai materi operasi pada bilangan real sehingga saat guru memberikan latihan soal terlihat banyak siswa yang mengalami kesulitan sehingga dalam mengerjakan soal terlihat siswa banyak melakukan kesalahan terutama dalam mengalikan bilangan bahkan disaat diberi kesempatan untuk melihat buku terlihat beberapa siswa mengalami kesulitan sedangkan selama pembelajaran guru sudah terbuka memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

2) Siswa kurang memperhatikan guru

Berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Ada siswa yang melamun dan mengobrol dengan teman disebelahnya.

.

Gambar 4.6 Siswa yang Sedang Mengobrol Dengan Teman yang Berada Disebelahnya.

Faktor ini memungkinkan menjadi faktor penyebab kerena disaat guru menjelaskan point penting atau setiap proses menyelesaikan soal, siswa tidak memperhatikan guru sehingga dalam mengerjakan soal terdapat siswa yang melakukan kesalahan bahkan tidak bisa menyelesaikan soal.

b. Berdasarkan hasil wawancara 1) Tidak terlalu paham matematika

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian siswa tidak terlalu paham matematika sehingga siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. Berikut adalah salah satu bukti transkip wawancara yang diungkapkan oleh salah satu subyek peneliti:

P : Tapi sejauh ini ngerti aja kan apa yang sudah dijelaskan oleh guru ?

S_6 : Ngerti dikit-dikit.

P : Suka belajar matematika ? S_6 : Ga terlalu.

P : Kenapa ?

S_6 : Soalnya hitung-hitung gitu kak.

P : Jadi ga suka matematika karena hitung-hitung ? S_6 : iya.

P : Iya. Ok baiklah, apakah kamu sudah melakukan persiapan sebelum mela kukan tes ?

S_25 : Sudah kak.

P : Apa aja ?

S_25 : Belajar dari soal-soal latihan kak.

P : Belajar. Nah, waktu kamu belajar itu apakah mengalami kesulitan ?

S_25 : Iya kak.

P : Kesulitannya seperti apa ?

S_25 : Masih enggak paham dengan latihan soal.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada subyek 6 dan subyek 25, kedua siswa tidak terlalu paham dengan matematika sehingga jawaban terhadap soal yang di berikan banyak terdapat kesalahan yang dilakukan.

2) Lupa definisi yang akan digunakan untuk mengerjakan soal

Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa lupa menggunakan definisi saat mengerjakan sehingga mereka mengalami kesulitan waktu mengerjakan soal dan terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan siswa. Berikut ini salah satu subyek peneliti:

P : Ditambah karena bentuk pengurangan ? untuk 4b kenapa Cuma 9. Idenya bagaimana ?

S_8 : Iya, sama seperti yang ini tadi. (menunjuk ke jawaban sebelumnya)

P : Sedikit kebingungan pada operasi penjumlahan dan pengurangan. 5-nya di kemanakan ?

S _8 : Enggak tau.

P : Kenapa 5-nya tidak ditulis ? S_8 : Agak bigung aja.

P : Bingungnya gimana ?

S_8 : Jawabannya di sini kan 5, saya kira 9 saja. P : 9 ? Kenapa kamu cuma berpikir 9 aja ? S_8 : Hmm.

P : Hmm ?

S_8 : Saya bingung.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada subyek 8, siswa kebingungan dalam mengerjakan soal dalam menggunakan definisi perkalian bilangan berpangkat. Kesalahan yang dilakukan siswa tersebut yaitu tidak menuliskan bilangan pokok 5 dan hanya menuliskan pangkat 9 serta masih menggunakan operasi penjumlahan sedangkan bilangan tersebut seharusnya dikurangi pada pangkatnya.

3) Kurang mencari informasi atau bertanya.

Berdasarkan hasil wawancara, sebelum mengerjakan saol tes prestasi siswa kurang mencari informasi atau bertanya kepada teman dan guru untuk menambah wawasan sehingga siswa

melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal pada saat tes prestasi diberikan. Berikut salah satu subyek peneliti:

P : Ok. Selanjutnya, apakah sebelum mengerja kan soal sudah melakukan persiapan ?

S_13 : Sudah.

P : Persiapannya seperti apa saja ?

S_13 : Cuma belajar saja dan tidak bertanya dengan teman yang lain.

P : Kenapa tidak bertanya dengan yang lain ?sewqwasedrft

S_13 : Enggak apa-apa sih kak.

P : Belajar. Nah, waktu kamu belajar itu apakah mengalami kesulitan ?

S_25 : Iya kak.

P : Kesulitannya seperti apa ?

S_25 : Masih enggak paham dengan latihan soal.

P : Enggak paham, ada tanya sama temannya enggak waktu eggak paham itu ?

S_25 : Ada kak.

P : Ada. Nah, waktu mereka jelaskan kamu paham ? S_25 : Sedikit.

P : Sedikit ? Berarti tidak terlalu paham juga ? S_25 : Iya kak.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada subyek 13 dan subyek 25, kedua siswa tersebut kurang mencari informasi bahkan untuk menambah wawasan sebelum melakukan tes prestasi

4) Materi yang dianggap sulit

Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa mengatakan bahwa materi yang diberikan cukup sulit. Hal ini dikarenakan materi yang cukup banyak sehingga siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal. Berikut adalah salah satu hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti:

P : Oh iyalah, Apakah kamu sudah melakukan persiapan sebelum mela kukan tes ?

S_6 : Ada.

P : Apakah selama melakukan persiapan apakah anda mengalami kesulitan ?

S_6 : Iya. P : Apa aja ?

S_6 : Hmm, sulit aja kak kayak misalnya hafal rumusnya. P : Selain itu ada lagi ?

S_6 : Hmm, ga ada sih kak, Cuma ya kayak gitu tadi hafal rumusnya yang sulit.

P : Jadi kamu sedikit kesulitan dalam menghafal rumus ? S_6 : Iya kak.

P : Kita langsung mulai aja ya, bagaimana pendapat kamu tentang soal yang sudah di kerjakan ?

S_25 : Agak sulit sih kak. P : Sulitnya bagaimana?

S_25 : “….” (terlihat kebingungan untuk menjawab).

P : Hmm, kenapa? Bingung ya? Maksudnya apakah kamu sulit dalam menghitung atau mengingat cara pengerjaan dan lain sebagainya.

S_25 : Sulit dalam menghitungnya kak.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada subyek 6 dan subyek 25, kedua siswa tersebut mengatakan bahwa materi yang diberikan terlalu sulit dan juga terdapat siswa yang tidak terlalu paham rumus (definisi) sehingga dalam mengerjakan terdapat siswa yang melakukan kesalahan.

5) Kurang teliti mengerjakan soal

Berdasarkan hasil wawancara, ada beberapa siswa yang kurang teliti dalam mengerjakan soal sehingga jawaban yang mereka anggap benar ternyata salah. Berikut adalah salah satu bukti transkip wawancara yang diungkapkan salah satu subyek peneliti:

P : Saya sedikit tertarik dengan nomor 1-mu, idemu saat mengerjakan nomor satu ?

S_15 : “…..”

P : Sebenarnya cara ini bisa (menunjuk ke lembar jawaban siswa) tapi terbalik, seharus 5 didalam dan 8 yang diluar. Sejauh ini mengerti ?

S_15 : Mengerti.

P : Idemu mengerjakan ini dulu gimana ?

S_15 : Ikuti contoh aja, waktu coba dirumah itu bisa dan benar jawabanku.

P : Berarti kamu ada salah pemahaman disini ? S_15 : Iya kak.

Dari hasil hasil wawancara yang dilakukan kepada subyek 15, siswa tersebut melakukan kesalahan karena kurang teliti dalam mengerjakan soal yang diberikan. Seharusnya 8 membagi 5 tetapi siswa tersebut menuliskan 5 membagi 8.

6) Jam belajar siswa yang tidak teratur

Berdasarkan hasil wawancara, terdapat siswa yang kesulitan dalam mengatur jadwal belajar sehingga kurang mempersiapkan diri untuk mengikuti tes prestasi. berikut adalah salah satu bukti transkip wawancara subyek yang dilakukan oleh peneliti:

P : Untuk yang lainnya tidak ada masalah. Nah, pertanyaan selanjutnya. Apa kamu ada persiapan sebelum mengerjakan ini ?

S_30 : Sudah tapi terganggu karena banyak tugas.

P : Banyak tugas ? S_30 : Iya.

P : Jadi banyak pikiran terhadap tugas, seperti itu ? S_30 : Iya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada subyek 30, siswa tersebut mengatakan banyak tugas yang diberikan guru sehingga tidak dapat memprioritaskan yang mana yang harus dipelajari terlebih dahulu.

D. Kelebihan dan keterbatasan penelitian 1. Kelebihan

a. Peneliti sudah merasa bertanggung jawab menyelesaikan penelitian dengan tuntas dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku di tempat penelitian.

b. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang terkait dengan topik dalam pembelajaran matematika di sekolah sehingga remediasi untuk jenis-jenis kesalahan mengenai operasi pada bilangan real yang dialami siswa dapat dilakukan sesuai dengan faktor-faktor penyebabnya.

2. Keterbatasan penelitian

Selama melaksanakan penelitian di SMKN 1 Linggang Bigung terdapat beberapa keterbatasan yang harus diperbaiki, antara lain sebagai berikut: a. Dalam penelitian ini, peneliti belum bisa mengklasifikasikan

jenis-jenis kesalahan dengan jelas berdasarkan jawaban siswa karena tidak melakukan wawancara kepada semua subyek penelitian dan hanya berupa dugaan sementara mengenai jenis-jenis kesalahan.

b. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti belum bisa menemukan faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan secara mendetail mengenai faktor dalam diri siswa.

c. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti hanya di bantu oleh guru selama 15 menit untuk mengambil gambar saat peneliti memberikan materi sehingga peneliti tidak memperoleh data gambar secara maksimal.

d. Pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara kurang menggali cara berpikir siswa dalam mengerjakan sehingga dalam menganalisis, peneliti tidak menemukan bukti yang cukup kuat untuk dijadikan sebagai faktor penyebab utama adanya kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal tes tertulis.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang dialami oleh siswa kelas X SMKN 1 Linggang Bigung pada materi Operasi pada Bilangan Real yang berdasarkan pada hasil jawaban soal tes prestasi belajar dan wawancara. Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa: Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan hasil soal tes prestasi dan wawancara adalah penyalahgunaan data, penafsiran bahasa yang salah, kesimpulan yang tidak logis, teorema atau definisi yang tidak tepat, tidak memeriksa jawaban dan kesalahan teknis. Faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan observasi adalah siswa kurang aktif bertanya dan siswa kurang memperhatikan guru. Sedangkan, berdasarkan hasil wawancara adalah tidak terlalu paham matematika, lupa definisi yang akan digunakan untuk mengerjakan soal, kurang mencari informasi, materi yang dianggap sulit, kurang teliti mengerjakan soal dan jam belajar siswa yang tidak teratur. .

B. Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan guna meningkatkan kemampuan pendidikan dalam bidang matematika berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan waktu perlu dilakukan oleh seorang guru agar guru dapat fokus atau konsentrasi untuk semua hal yang dilakukan sehingga semua tugas dapat berjalan dengan lancar.

b. Dalam membantu kesulitan siswa dalam belajar, guru harus mengoreksi jawaban siswa agar siswa tersebut dapat mengetahui letak kesalahan mereka.

c. Harus lebih memotivasi siswa dalam belajar agar siswa lebih kritis dalam setiap pertanyaan yang diajukan.

d. Dalam membantu pemahaman siswa, guru dapat memanfaatkan teknologi dengan efektif dan efisien. Bahkan untuk beberapa materi jika diperlukan menggunakan alat peraga.

e. Dalam membantu pemahaman siswa, sebaiknya guru berkeliling kelas pada saat siswa mengerjakan latihan soal supaya dapat menemukan kesulitan yang dialami siswa.

2. Bagi siswa

a. Siswa lebih baik mengkomunikasikan kesulitan-kesulitan yang dialami pada guru maupun teman yang lebih menguasai materi. b. Siswa harus dapat mengatur waktu belajar lebih baik lagi. c. Siswa harus lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

d. Siswa harus lebih aktif bertanya untuk setiap materi yang dianggap sulit.

e. Siswa harus lebih rajin dalam belajar untuk mengerjakan setiap latihan soal yang diberikan.

f. Siswa harus lebih serius dalam memperhatikan penjelasan guru.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Dari hasil penelitian ini, diharapkan peneliti dapat memberikan lebih dari satu kali tes kepada siswa supaya hasil penelitian lebih akurat.

b. Pada saat melakukan observasi, peneliti hanya menggunakan satu observer sehingga untuk penelitian selanjutnya sebaiknya diberikan minimal 2 observer supaya hasil observasi lebih lengkap untuk pengolahan data pada pembahasan.

c. Peneliti selanjutnya sebaiknya merancang suatu pembelajaran yang mengarahkan pola perilaku siswa agar lebih memaknai permasalahan dan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Baradja, M.F. 1981. Peranan analisis kontrastif dan analisis kesalahan dalam pengajaran bahasa. Jakarta

Beers, Yardley. 1965. Pengantar Teori Kesalahan. Jakarta: Bhratara

Busono, Mardiati. 1988. Diagnosis dalam Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Entang. M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remidial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara Hadar, dkk. 1987. An Empirial Classification Model for Error in High School

Matematics Journal for Research in Mathematic Education. Januari, Vol 18, Hal 3-14

Hernadi, Julan. 2015. Analisis Real Elementer dengan Ilustrasi Grafis dan Numeris. Yogyakarta : Erlangga

Hujono, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK

Ibrahim dan Sudjana, Nana. 2012. P enelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Kandou, S., dan Runtukahu, T. 2013. P embelajaran Matematika Dasar bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Kasmina dkk. 2008. Matematika Program Keahlian Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga

Mulyadi, H. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar. Malang: Nuha Litera

Purcell, E.J., dan Varberg, Dale. 1987. Kalkulus dan Geometri Analisis Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Sarosa, Samiaji. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta Barat: PT Indeks

Suwarso. 1982. Penggunaan metode analisa faktor sebagai suatu pendekatan untuk memahami sebab-sebab kognitif kesulitan belajar anak dalam matematika. Yogyakarta : IKIP Sanata Dharma/

http://aanhendroanto.blogspot.com/2015/09/sifat-sifat-eksponen-bilangan-bentuk-pangkat.html

Soal Tes Prestasi Belajar

Materi : Operasi pada Bilangan Real Waktu : 90 menit

1. Ubahlah pecahan berikut ke dalam bentuk desimal.

a.

b.

c.

2. Ubahlah bentuk desimal berikut menjadi pecahan a.

b. c.

3. Uraikan dan hitunglah hasil dari a.

b. +

4. Sederhanakan dengan menggunakan rumus perkalian bilangan berpangkat a. × ×

b. × × ×

5. Hitunglah hasil dari

a. ÷

OPERASI PADA BILANGAN REAL

 Standar Kompetensi

1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan real.

 Kompetensi Dasar

1.1.Menerapkan operasi pada bilangan real.

1.2.Menerapkan operasi pada bilangan berpangkat.

KISI-KISI

No Indikator Soal No.

Soal bobot

Kunci Jawaban

Kategori soal

Mudah Sedang Sulit 1 1.1.1 Mengubah bentuk pecahan ke dalam bentuk desimal Ubahlah pecahan berikut kedalam bentuk desimal. d. e. 1 15 a. . b. . c. . √ √ √

f. 2 1.1.2 Mengubah bentuk desimal ke dalam bentuk pecahan Ubahlah bentuk desimal berikut menjadi pecahan 6. . ̅̅̅̅ 7. 8. 9. 2 10.15 a. b. c. √ √ √ 3 1.2.1 Menentukan hasil bilangan berpangkat

Uraikan dan hitunglah hasil dari c. d. + 3 10 a. 125 b. 32 √ √ 4 1.2.2 Menyederhana-kan perkalian bilangan berpangkat Sederhanakan dengan menggunakan rumus penkalian bilangan berpangkat c. × × d. × × × 4 10 a. b. √ √

5 1.2.3 Menyederhana-kan pembagian bilangan berpangkat.

Hitunglah hasil dari

c. ÷ d. ÷ 5 10 a. 8 b. √ √

Jumlah Total Bobot 60

Kunci Jawaban

No Penyelesaian Skor 1 a. = × = = . Atau . = / ̅̅̅̅̅̅̅̅̅ − − − b. = × = = . Atau . = / ̅̅̅̅̅̅̅̅̅ − − c. = × = = . Atau . 9

= /̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ − 2 a. . ̅̅̅̅ = . … = . … = + = = − = b. . ̅̅̅̅ = . … = . … = + = = − = c. . ̅̅̅̅

Karena yang berulang adalah dua angka di belakang koma maka penyelesaiannya adalah sebagai berikut: . ̅̅̅̅ = . … = . … = + = = − =

Sehingga nilai x dijumlahkan dengan 2 maka hasilnya adalah . 15 3 a. = × × = b. + = × × × + × = + = 5 4 a. × × = + + − = b. × × × = + − + + = 4 5 a. ÷ = = = 7

b. ÷ = =

= =

Jumlah Skor Total 40

Penilaian = �� �� + �� �� + �� �� + �� �� + �� �� .

=

������ .

Hasil Wawancara

S_1

P : Selamat pagi, dengan Andri ya ? S_1 : Pagi juga kak, iya kak.

P : Hari ini saya akan melakukan wawancara terhadap hasil tesmu kemarin, apa tidak keberatan?

S_1 : Tidak kak.

P : Ok, kita langsung aja ya. Bagaimana pendapat anda mengenai soal yang sudah diberikan?

S_1 : Lumayan sulit. P : Sulitnya bagaimana?

S_1 : Hmm, sulit kayak cara mengerjakannya kak.

P : Ok, baiklah. Lanjut ya, apakah waktu yang diberikan apakah cukup ? S_1 : Cukup.

P : Berarti ga ada kendala terhadap waktu yang diberikan ? S_1 : Iya kak.

P : Nah dari soal yang diberikan soal nomor berapa yang menurut kamu sulit ?

S_1 : nomor dua.

P : Ok mari kita lihat nomor duamu disini ? (memperlihatkan lembar jawaban siswa). Kenapa menurut kamu sulit ?

S_1 : Saya kurang paham kak. P : Kurang paham?

S_1 : Iya kak, saya tidak mengerti cara mengerjakannya.

P : kita lihat nomor empatmu, kenapa jawabanmu seperti ini ? idenya bagaimana ?

S_1 : × .

P : Terus tujuh -nya digimanakan ? S_1 : Di kurangkan.

P : Di kurangkan ? S_1 : Hmm, iya kak.

P : Nah, itu kan yang untuk soal nomor 4a. berarti untuk soal nomor 4b juga begitu prosesmu ?

S_1 : iya kak.

P : tapi kok jawabanmu seperti ini ? (menunjuk ke jawaban nomor empat). S_1 : “….”

P : Kalau di lihat jawabanmu udah benar tapi prosesmu yang salah. Kenapa bisa seperti itu?

S_1 : “….” P : Kenapa ?

S_1 : Tanya sama teman kak. P : Berarti kamu nyontek ? S_1 : Iya kak.

P : Apa kamu lupa definisi pembagian bilangan berpangkat yang sudah dijelaskan kemarin ?

S_1 : Iya kak.

P : Nah, kan kalau perkalian bilangan berpangkat pangkatnya harus

dijumlahkan. Berarti kalau pembagian bilangan berpangkat pangkatnya di apakan?

S_1 : “…”

P : Di ? kebalikan dari ditambah apa ? S_1 : Di kurangi.

P : Nah kalau udah tau seperti ini. Kenapa masih tanya sama teman ? S_1 : Soalnya banyak yang harus di ingat.

P : Materinya terlalu banyak ? S_1 : Iya kak.

P : Apakah sebelum melakukan tes ini, kamu sudah melakukan persiapan ? S_1 : Sudah kak, belajar.

P : Selama kamu belajar dirumah, apakah mengalami kesulitan ?

Dokumen terkait