• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Karakteristik konsumen susu kedelai eceran di Kota Bandar lampung adalah laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 21-60 tahun. Sebagian besar konsumen adalah perempuan. Konsumen susu kedelai eceran memiliki jenjang pendidikan SD hingga Sarjana. Pekerjaan konsumen sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 56 persen. Pekerjaan pasangan didominasi oleh wiraswasta dan pegawai swasta. Sebagian besar pendapatan keluarga konsumen adalah sebesar

Rp2.000.000,00-Rp3.000.000,00 per bulan.

2. Pembelian konsumen susu kedelai eceran di Kota Bandar Lampung sangat beragam. Umumnya pola konsumsi konsumen dalam pembelian susu kedelai eceran adalah membeli susu kedelai eceran kemasan plastik 240 ml atau setara dengan satu gelas. Sebagian besar konsumen melakukan pembelian susu kedelai eceran dengan frekuensi 12 kali per bulan. Perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian susu kedelai eceran melalui lima tahapan pengambilan keputusan pembelian. Manfaat yang utama yang diharapkan konsumen dalam membeli susu kedelai eceran adalah menyehatkan tubuh. Sebagian besar konsumen mengetahui

informasi mengenai susu kedelai eceran melalui anggota keluarga. Pertimbangan konsumen dalam membeli susu kedelai eceran adalah manfaat dan kandungan gizi. Sebagian besar konsumen membeli susu kedelai eceran di pasar tradisional. Pembelian yang dilakukan konsumen dengan cara terencana.

3. Rata-rata tingkat pengetahuan konsumen susu kedelai eceran berada pada kategori sedang yaitu sebesar 76,5 persen terhadap 16 pernyataan yang diajukan. Pengetahuan konsumen yang sedang menandakan tidak semua konsumen memiliki pengetahuan yang baik terhadap atribut yang ada pada susu kedelai. Namun umumnya dalam membeli susu kedelai eceran konsumen telah memiliki pengetahuan yang baik mengenai harga, kesegaran, kandungan gizi dan manfaat.

4. Hasil analisis sikap menunjukkan atribut yang paling disukai dan dipercayai oleh konsumen adalah kemudahan memperoleh produk dan manfaat susu kedelai. Berdasarkan skor sikap (Ao) atribut kemudahan memperoleh produk mendapatkan nilai tertinggi yaitu 2,02 kemudian diikuti dengan atribut manfaat dengan 1,75. Atribut konsisi kemasan merupakan atribut yang memperoleh skor sikap terendah dibandingkan atribut lainnnya. Skor sikap (Ao) susu kedelai eceran sebesar 9,50 berada pada kategori positif dan sangat disukai oleh konsumen.

B. Saran

1. Produsen hendaknya memperhatikan kondisi kemasan karena atribut tersebut memperoleh nilai sikap terendah dan dianggap belum

sepenuhnya bersih (cukup bersih) oleh konsumen. Sehubungan dengan hal tersebut maka produsen harus memulai mengemas susu kedelai dalam bentuk kemasan lebih terjamin kebersihannya. Salah satunya dengan menggunakan gelas cup tertutup atau menggunakan kemasan yang telah memiliki label mengenai keterangan kadaluarsa maupun informasi lainnya. Konsumen akan merasa lebih aman dalam mengkonsumssi susu kedelai eceran apabila kondisi kemasan susu kedelai eceran dalam keadaan bersih.

2. Sebaiknya penjual susu kedelai eceran melakukan promosi terhadap produk susu kedelai eceran yang dijualnya, karena belum seluruh konsumen mengetahui tempat pembelian susu kedelai. Penjual dapat melakukan promosi sederhana dengan menggunakan media periklanan seperti menggunakan spanduk/banner pada tempat mereka berjualan.

3. Melihat pada penelitian ini jenis susu kedelai yang diteliti adalah susu kedelai cair eceran, maka perlu dilakukan penelitian jenis susu kedelai yang lebih beragam seperti susu kedelai cair atau bubuk bermerek untuk memperoleh informasi yang lebih komprehensif tentang susu kedelai. Tentunya susu kedelai yang bermerek telah memiliki kondisi kemasan yang lebih baik dari pada yang dijual secara eceran.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. EGC.

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Tiga Serangkai. Solo.

Badan Ketahanan Pangan. 2012. Roadmap Diversivikasi Pangan 2011-2015. Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI. Jakarta.

BPS (Badan Pusat Statistik). 2013. Kota Bandar Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung.

Chasanah, N. 2010. Analisis perilaku konsumen dalam membeli produk susu instan di pasar modern Kota Surakarta . Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Dewi, A.L. 2009. Analisis sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair murni tanpa merek di Kota Jakarta. Skripsi. Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Bersama membangun persusuan nasional. Diakses tanggal 13 Desember 2013.

ditjennak.deptan.go.id

Engel, J.F, Roger D.B, Paul W.M. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid I. Binarupa Aksara. Jakarta.

Ginting, E. 2010. Petunjuk Teknis, Produk Olahan Kedelai (Materi Pelatihan Agribisnis Bagi KMPH). Balai Penelitian Kacang Kacangan dan Umbi Umbian. Malang.

Indriani, Y. 2007. Gizi dan Pangan (Buku Ajar). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Koswara, S. 2006. Susu Kedelai Tak Kalah Dengan Susu Sapi. Ebookpangan. com. Diakses pada tanggal 14 Januari 2014.

Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Kilamanca, M.C. 2008. Sikap konsumen pasar swalayan terhadap produk susu kedelai di Kota Surakarta. Skripsi. Jurusan Agribisnis, Fakultas

Pertanian. Universitas Negri Sebelas Maret. Surakarta

Lamina. 1989. Kedelai dan Pengembangannya. CV Simplex. Jakarta

Mulyana dan Syarif. 2007. Analisis sikap dan perilaku konsumen terhadap pembelian produk (studi kasus produk susu kental manis coklat Indomilk pada konsumen Jakarta). Jurnal Ilmiah Kesatuan. Vol. 9, No. 2.

Noviana, A. 2013. Perilaku konsumen dalam pembelian tanaman hias di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Prabowo. 2009. Analisis sikap konsumen teh botol sosro berdasarkan atribut- atribut produk. AGRISE. Vol IX, No. 1 Januari 2009, ISSN: 1412-1425.

Prasetijo, R dan Ihalauw, J. 2005. Perilaku Konsumen. Andi Offset. Yogyakarta.

Sadeli. 2012. Motivasi, pengetahuan, dan sikap konsumen terhadap atribut komoditas apel lokal dan apel impor: (studi kasus pada konsumen buah apel lokal dan apel impor di wilayah kota bandung). Sosiohumaniora. Vol. 14, No. 2, Juli 2012 : 142 - 154 14.

Setiavani, G. 2012. Inovasi Pembuatan Susu Kedelai Tanpa Rasa Langu. http:// www.Stppmedan.ac.id. Diakses pada tanggal 15 Juni 2014.

Setiadi, N.J. 2010. Edisi Revisi. Perilaku Konsumen : Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Kencana. Jakarta. 422 halaman.

Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sujarweni W dan Endrayanto P. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Graha Ilmu. Yogyakarta

Suriawiria, U. 2002. Ikan dan Kedelai Sebagai Obat Jantung dan Diabetes.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua Belas. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suhardjo. 1989. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen, Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Wardani, K.N. 2011. Analisis sikap dan perilaku pembaca surat kabar terhadap iklan susu kedelai (studi terhadap pembaca surat kabar di Kelurahan Ketawang Gede, Malang). Naskah Publikasi Jurnal. Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

Wijayakusuma, H.M. 2007. Penyembuhan Dengan Kedelai. Sarana Pustaka Afiat. Jakarta

Yulisa, L. 2013. Perilaku konsumsi kopi bubuk instan siap saji oleh mahasiswa Universitas Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Yulita, M. 2013. Tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen produk susu cair dalam kemasan KPBS di Bandung. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Yutanti, L. 2005. Perilaku konsumen rumah tangga terhadap pembelian teh di Kota Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dokumen terkait