• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Kesimpulan

Rasio tekanan darah terhadap tinggi badan merupakan alat diagnostik sederhana dan mudah dengan sensitivitas, spesifisitas, dan nilai duga negatif yang tinggi dalam diagnosis hipertensi pada remaja. Secara klinis rasio tekanan darah terhadap tinggi badan sangat baik untuk mendeteksi remaja yang hipertensi dan spesifik untuk menentukan remaja yang tidak hipertensi. Dengan terdeteksinya remaja yang hipertensi menggunakan rasio ini maka perlu dikonfirmasi dengan baku emas, namun jika terdiagnosis sebagai normal dengan rasio ini maka remaja yang tidak hipertensi sudah dapat disingkirkan.

Proporsi hipertensi remaja usia 12 hingga 17 tahun di desa Singkuang menggunakan baku emas terdiri dari hipertensi sistolik sebesar 17.1% dan hipertensi diastolik sebesar 11.6%, sementara menggunakan rasio tekanan darah terhadap tinggi badan ditemukan hipertensi sistolik sebesar 31.7% dan hipertensi diastolik sebesar 28.2%.

Rerata tekanan darah remaja usia 12 hingga 17 tahun di desa Singkuang terdiri dari rerata tekanan darah sistolik remaja laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu 110 mmHg dan rerata tekanan darah diastolik pada remaja laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu 70 mmHg.

Rerata tinggi badan remaja usia 12 hingga 17 tahun di desa Singkuang terdiri dari rerata tinggi badan remaja laki-laki 151 cm dan perempuan 146 cm.

Hubungan bermakna ditemukan antara rasio tekanan darah terhadap tinggi badan (TD/TB) dengan tekanan darah, tinggi badan, dan usia. Rasio TD/TB berhubungan langsung dengan tekanan darah, namun berhubungan terbalik dengan usia dan tinggi badan. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin besar rasio, semakin besar usia dan tinggi badan maka semakin kecil rasio. Namun hubungan yang lemah ditemukan antara rasio TD/TB dengan usia dan tinggi badan dengan makna secara klinis yaitu rasio ini tidak dipengaruhi usia sehingga titik potong hipertensi tidak berdasarkan usia, dan rasio ini juga tidak dipengaruhi tinggi badan sehingga dapat digunakan pada remaja pendek maupun tinggi tanpa memandang status tinggi badan.

6.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada ras yang berbeda dan jumlah sampel yang lebih besar.

RINGKASAN

Hipertensi pada remaja biasanya dimulai sejak masa anak dan dapat menetap menjadi hipertensi dewasa. Dalam menentukan hipertensi pada anak dan remaja lebih sulit dari dewasa. Secara klinis, diagnosis hipertensi pada anak dan remaja berdasarkan the Fourth Report from the National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) Working Group on Children and Adolescents tahun 2004 dipengaruhi oleh jenis kelamin, tinggi badan, dan usia. Akibatnya nilai ambang batas hipertensi pada anak dan remaja bervariasi sesuai usia, jenis kelamin, dan tinggi badan. Ini mengakibatkan upaya untuk mencari cara alternatif untuk mengatasi kurang praktisnya alat diagnostik hipertensi pada remaja.

Rasio tekanan darah terhadap tinggi badan (TD/TB) merupakan alat skrining hipertensi terbaru yang akhir-akhir ini diteliti pada beberapa populasi. Rasio TD/TB terdiri dari rasio tekanan darah sistolik terhadap tinggi badan (TDS/TB) dan tekanan darah diastolik terhadap tinggi badan (TDD/TB). Keakuratan rasio TD/TB dalam diagnosis hipertensi pada remaja adalah lebih dari 90%. Rasio TD/TB berhubungan langsung dengan tekanan darah namun tidak dipengaruhi usia dan tinggi badan yang artinya titik potong hipertensi tidak berdasarkan usia dan rasio ini dapat digunakan pada remaja pendek maupun tinggi tanpa memandang status tinggi badan.

Titik potong rasio TDS/TB dan TDD/TB pada remaja laki-laki adalah 0.787 dan 0.507, pada remaja perempuan 0.836 dan 0.541. Dikatakan hipertensi jika rasio TDS/TB atau TDD/TB > titik potong.

Sensitivitas rasio TDS/TB dan TDD/TB pada remaja laki-laki dan perempuan masing adalah lebih dari 93% dan spesifisitas masing-masing adalah lebih dari 80%. Nilai duga positif rasio TDS/TB dan TDD/TB pada remaja laki-laki adalah 45.2% dan 38.7%, pada remaja perempuan 55.9% dan 42.4%. Nilai duga negatif rasio TDS/TB dan TDD/TB pada remaja laki-laki dan perempuan adalah masing-masing di atas 97%. Rasio kemungkinan positif rasio TDS/TB dan TDD/TB pada remaja laki-laki adalah masing-masing 5.26, pada remaja perempuan 5.19 dan 5.32. Rasio kemungkinan negatif rasio TDS/TB dan TDD/TB pada remaja laki-laki adalah masing-masing 0, pada remaja perempuan adalah 0.07 dan 0.

Rasio tekanan darah terhadap tinggi badan merupakan alat diagnostik sederhana dan mudah dengan sensitivitas, spesifisitas, dan nilai duga negatif yang tinggi dalam diagnosis hipertensi pada remaja. Secara klinis rasio tekanan darah terhadap tinggi badan sangat baik untuk mendeteksi remaja yang hipertensi dan spesifik untuk menentukan remaja yang tidak hipertensi. Dengan terdeteksinya remaja yang hipertensi menggunakan rasio ini maka perlu dikonfirmasi dengan baku emas, namun jika terdiagnosis sebagai normal dengan rasio ini maka remaja yang tidak hipertensi sudah dapat disingkirkan.

SUMMARY

Hypertension in adolescents usually begins in childhood and can persist into adult hypertension. Determining hypertension in children and adolescents is more difficult than adults. Clinically, the diagnosis of hypertension in children and adolescents is based on the Fourth Report from the National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) Working Group on Children and Adolescents in 2004 was influenced by gender, height, and age. As a result, the threshold of hypertension in children and adolescents varies according to age, sex, and height. This resulted in an effort to find alternative ways to overcome the lack of practical diagnostic tool hypertension in adolescents.

The blood pressure to height ratio (BPHR) has been proposed as a useful screening tool for detection hypertension in several populations. BPHR consists of systolic blood pressure to height ratio (SBPHR) and diastolic blood pressure to height ratio (DBPHR). The accuracy of BPHR for diagnosing hypertension in adolescents is more than 90%. The BPHR directly related to blood pressure but it is not influenced by age and height, which means the cut off point of hypertension is not based on age and this ratio can be used on short and high adolescents status regardless of height.

The cut off points of SBPHR and DBPHR are 0787 and 0507 in boys, and 0836 and 0541 in girls. Hypertension is defined if the SBPHR or DBPHR > cut off point.

Sensitivity of SBPHR and DBPHR in boys and girls of each is more than 93% and specificity of each is more than 80%. Positive predictive value of SBPHR and DBPHR is 45.2% and 38.7% in boys, 55.9% and 42.4% in girls. Negative predictive value of SBPHR and DBPHR in both sex of each is respectively above 97%. Positive likelihood ratio of SBPHR and DBPHR of each is 5.26 in boys, 5.19 and 5.32 in girls. Negative likelihood ratio of SBPHR and DBPHR of each is 0 in boys, 0.07 and 0 in girls.

The blood pressure to height ratio is a simple and easy diagnostic tool with a high sensitivity, specificity, and negative predictive value for diagnosing hypertension in adolescents. Clinically, the blood pressure to height ratio is very well to detect adolescent hypertension and specified to determine adolescents who are not hypertensive. When hypertension was detected using this ratio then it needs to be confirmed by the gold standard, but if diagnosed as normal with this ratio, the adolescents who are not hypertensive already be ruled out.

Dokumen terkait