• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PEMBAHASAN HASIL DAN ANALISIS

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang menjadi objek dalam penelitian ini merupakan organisasi universitas yang memiliki sembilan nilai dasar atau core values yang terdiri dari amanah dan tanggung jawab, kebersamaan, kejujuran, kedisiplinan, keadilan, mawas diri, tulus ikhlas, kepedulian, qdan profesionalitas. Kesembilan nilai tersebut merupakan

turunan nilai dari “Unggul dan Islami”. UMY memiliki visi untuk menjadi World Class University. Berbagai program dijalankan untuk meraih visinya tersebut. Dalam pelaksanaan program-programnya untuk meraih tujuan itu, perlu didasari nilai-nilai karena nilai-nilai dasar diciptakan untuk mendasari setiap program dan kegiatan dalam setiap organisasi. Nilai-nilai yang telah diciptakan kemudian diimplementasikan ke dalam program dan bagaimana implementasi nilai-nilai tersebut dapat dikomunikasikan kepada seluruh karyawan di UMY.

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang diperoleh, impelementasi kesembilan nilai tersebut tidak diatur dalam target yang

tertulis dan terencana, cenderung digeneralisir ke dalam nilai “Unggul dan Islami”. Beberapa nilai ditemukan tidak dikomunikasikan secara maksimal

tentang bagaimana implementasinya kepada seluruh karyawan. Dalam pertemuan yang dilakukan bersama seluruh karyawan, nilai-nilai tidak dijelaskan secara explisit bagaimana implementasinya. Penggunaan sistem

131 IT sebagai media implementasi nilai memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dimana kelebihannya, sistem kontrol menjadi terpusat dan dapat diakses kapan pun dan dimana pun secara lebih efisien oleh pimpinan sebagai penanggungjawab dan pemegang otoritas. Kekurangannya, karena adanya sistem ini, pimpinan kemudian mengandalkan sistem serba IT dan mengurangi kualitas kontrol secara langsung melalui team meeting. Pun beberapa nilai ditemukan tidak dikomunikasikan secara maksimal bagaimana implementasinya, yaitu mawas diri, keadilan dan tulus ikhlas.

Terkait dengan tujuan World Class University, UMY menjalani banyak perubahan termasuk dalam metode mengkomunikasikan implementasi nilai. Pemanfaatan sistem berbasis IT untuk menjalankan program merupakan suatu perubahan bagi UMY untuk memajukan kualitas dalam mengelola berbagai aspek, salah satunya yaitu sebagai wadah komunikasi organisasi dan implementasi nilai. Nilai-nilai yang ada berikut implementasinya cukup dapat menyokong tujuan World Class University UMY meskipun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan implementasi nilai-nilai tersebut.

Minimnya pertemuan secara menyeluruh antara karyawan dan pimpinan menyebabkan komunikasi didalamnya kurang berjalan dengan efektif, selain itu penggunaan forum melalui website sebagai wadah komunikasi untuk seluruh karyawan menyampaikan ide dan gagasan juga tidak cukup untuk mengatasi hal tersebut.

132 Dari penelitian yang dilakukan, peneliti melihat sebagian besar pelaksanaan nilai-nilai UMY sudah dilaksanakan dengan cukup baik meskipun juga perlu dilakukan beberapa upaya agar membuatnya menjadi semakin efektif, dapat dicapai dengan menjalankan langkah-langkah lainnya seperti matching individual values, recruitment and selection, serta organisational focus agar dapat lebih mudah terinternalisasi dan diimplementasikan dengan maksimal oleh seluruh karyawan.

4.2 SARAN

Untuk menjalankan implementasi core values budayanya dengan lebih optimal, peneliti menyarankan beberapa hal. Pertama, komunikasi organisasi didalamnya perlu diperhatikan lagi, baik arus, proses maupun wadah yang digunakan untuk berkomunikasi seluruh karyawan didalamnya. Up and down communication, baik komunikasi ke atas maupun ke bawah harus dijalankan secara seimbang. Antara jajaran pimpinan dan karyawan perlu memiliki hubungan dan komunikasi yang natural atau tidak kaku, tidak terbatas pada komunikasi formal namun komunikasi informal juga perlu untuk menciptakan hubungan antar persona secara emosional yang lebih baik. Hubungan antar persona yang mengabaikan posisional dalam organisasi memiliki pengaruh yang besar dan menembus kehidupan organisasi, selentingan terutama yang bersifat positif cenderung mempengaruhi organisasi. Komunikasi informal menggambarkan komunikasi tanpa melihat struktur dalam organisasi. Cara

133 yang bisa ditempuh yaitu dengan menyampaikan pesan secara langsung, hangat dan ekspresif, menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan pribadi melalui penyingkapan diri, menyampaikan pemahaman yang positif dengan menyampaikan respon-respon yang relevan dan penuh perhatian, bersikap tulus, jujur, tidak menghakimi, ramah, dan lain sebagainya. Selain itu, dapat juga dengan mengadakan gathering di rumah salah satu pimpinan di tiap kesempatan setiap tahunnya dengan mengundang seluruh karyawan, untuk lebih memperoleh engagement antar karyawan dan pimpinan sehingga nilai kebersamaan tidak sebatas antara lini-lini tertentu saja, tapi secara keseluruhan.

Untuk mengelola organisasi yang besar memang sulit, diperlukan metode khusus untuk dapat terus mengkomunikasikan implementasi nilai kepada seluruh karyawan. Oleh karena dalam pertemuan besar kurang efektif, maka peneliti menyarankan setiap kepala unit melakukannya kepada setiap bawahan masing-masing dengan terus menghimbau, mengingatkan dan mengarahkan karyawan untuk bekerja dan berperilaku sesuai dengan core values yang berlaku di setiap pertemuan rutin sebulan sekali. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan nilai juga dibutuhkan, agar tidak hanya menjadi pajangan dalam ruangan. Setiap unit perlu memiliki target dalam periode tertentu, nilai-nilai mana saja yang ingin difokuskan dalam suatu program, mana yang ingin ditonjolkan.

Misalnya dalam pertemuan yang dilakukan setiap bulannya dalam forum masing-masing unit, unit A memiliki program A dan B. Dalam

134 program tersebut perlu dijabarkan nilai-nilai apa yang ingin ditonjolkan, misalnya kejujuran, profesionalitas dan kepedulian, lalu kemudian implementasinya seperti apa perlu dijabarkan pula. Setiap kepala unit harus menguasai hal tersebut lalu menyampaikannya kepada semua karyawan dibawahnya. Cara ini perlu dilakukan baik di pihak manajemen, maupun setiap prodi jurusan.

Selain menggunakan forum melalui website UMY untuk berkomunikasi, UMY perlu menggunakan aplikasi social networking yang lebih ringan untuk terus keep in touch dengan seluruh karyawan. Ini penting karena jika hanya melalui website tidak selalu dapat diakses dan tidak efisien karena jika terdapat isu baru yang diluncurkan, tidak ada notifikasi yang akan menginfokan secara langsung kepada setiap karyawan. Tidak seperti aplikasi social networking, yang dapat memberikan notifikasi setiap terdapat pesan baru mengenai UMY. UMY dapat menggunakan salah satu aplikasi social networking seperti Whatsapp.

Wadah komunikasi yang tepat akan mempengaruhi proses komunikasi menjadi cepat, lancar dan efisien. Sehingga proses komunikasi dalam organisasi terkendali dengan baik, baik up and down communication, dan komunikasi lintas saluran.

Implementasi nilai yang optimal, akan mengarahkan pada pencapaian visi misi yang jelas dan terarah. UMY dengan visinya menjadi World Class University merupakan tujuan yang perlu persiapan kompleks,

135 persiapan-persiapan yang dilakukan melalui program-program tentu tidak luput dari core values sebagai dasar dari setiap pergerakan dalam organisasi, sebagai hal dasar yang akan membantu seluruh karyawan bekerja secara terarah sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan. Karena core values merupakan dasar dari seluruh kegiatan dan program yang dilaksanakan, tentu perlu implementasi yang jelas dan terukur dari pemegang otoritas, bagaimana menempatkan nilai dan karyawan harus tahu dasar dari apa yang mereka kerjakan. Karena nilai merupakan sesuatu yang tidak kasat mata dan implisit, pemimpin perlu mengkomunikasikan hal tersebut kepada karyawan. Misalnya, di setiap brief program yang akan dilaksanakan ditambahkan catatan dan penjelasan bahwa diciptakannya program itu untuk mewujudkan implementasi nilai A atau B. Sehingga, dengan cara seperti itu, karyawan akan semakin familiar dengan implementasi nilai-nilai UMY dan membiasakannya dalam pekerjaannya.

136 DAFTAR PUSTAKA

Alo, Liliweri. 1997. Sosiologi Organisasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Arni, Muhammad. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Ayu, Misra. 2011. Pelaksanaan Kegiatan Media Relations Biro Humas dan Protokol dalam Membentuk Citra “Unggul dan Islami” Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Periode 2010-2011. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Deal, T. E. And Allan A. Kennedy. 1998. Corporate Cultures, The Rites and Rituals of Corporate Life.USA: Perseus Books.

Hamid, A. 2002. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Prestasi Kerja di PT Nusantara IV (Persero) Sumatera Utara. Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga.

Huda AY., Muhammad. 2009. Menuju Universitas Kelas Dunia (World class University). Malang: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Katz D. & Kahn R.L. 1966. The Social Psychology of Organizations. A Wiley International Edition.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.

137 Luthfia, Amia dkk. 2013. Kajian Budaya Organisasi Bina Nusantara University dalam Upaya menuju “World Class University”. Disertasi. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 2001. Komunikasi Antarbudaya. Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 6th Ed.

Schein, E. 1994 in Corporate Culture. Charles Hampden-Turner. United Kingdom: Hutchinson Books

Susanto, A.B, dkk. 2008. A Strategic Management Approach, Corporate Culture & Organizational Culture. Jakarta: The Jakarta Consulting Group.

Sumardjoko, Bambang. 2010. Kontribusi Kepemimpinan dan Budaya Organisasi melalui Kompetensi terhadap Peran Dosen dalam Penjaminan Mutu PTS Se Karesidenan Surakarta. Jurnal VARIA PENDIDIKAN, 22 (1). pp. 1-11. ISSN 0852-0976.

Suwarto, F.X dan D. Koesartono. 2009. Budaya Organisasi, Kajian Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta. Pace, R. Wayne & Don F. Faules. 2001. Komunikasi Organisasi: Strategi

meningkatkan kinerja perusahaan. Terjemahan: Deddy Mulyana, MA., Ph.D. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Jogjakarta:PT. LKiS Pelangi Aksara.

138 Tika, Moh. P. 2009. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan. Jakarta. Bumi Aksara.

Dokumen dan Jurnal

Anderson, Bronwyn. 2015. Implementing Organizational Values. Change Dynamics. New Zealand http://www.changed.co.nz/articles.html

Askins, Nancy, P. 2012. Core Values – ASQ Buffalo. Center of Renewal

Retreat & Conference Center. New York.

Buku Saku Pegawai. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2014.

Collins, Jim dan Jerry Porras. 2013. Building Your Company’s Vision.

http://strategicdiscipline.positioningsystems.com/bid/87431/Core- Values-Clarity-Building-a-Healthy-Organization

Moleong, Lexi J. 2004. Metode Penelitian. Diakses dari http://a- research.upi.edu/operator/upload/t_pd_0704893_chapter3.html Laporan Tahunan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2014.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Wardhani, Andy Corry. 2004. Membangun Budaya Perusahaan yang Kuat dengan Basis Kearifan Lokal. Universitas Lampung.

http://digilib.unila.ac.id/1990/1/membangun.budaya.perusahaan- andy.corry.html

139

http://m.news.viva.co.id/news/read/527425-universitas-muhammadiyah- yogyakarta