• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan dan Saran

Dalam dokumen T1 712010044 Full text (Halaman 41-46)

5.1 Kesimpulan

Dari hasil wawancara dan analisa dengan teori-teori yang ada, maka ada beberapa faktor- faktor dominan yang menyebabkan GKP dapat bertahan di tengah-tengah masyarakat Sunda, yaitu:

68

Julianus Mojau, Meniadakan Atau Merangkul? Pergulatan Teologis Protestan Dengan Islam Politik Di Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 343.

31 -GKP adalah gereja wilayah dan bukan gereja suku sehingga dimanapun GKP hadir dan dimana ada orang yang mau beribadah kepada Tuhan tanpa memandang dari suku apapun, di sana GKP dapat terus bertahan. Di mana ada filosofi orang Sunda yaitu, bageur jeung batur sakasur, sadapur, sasumur, salembur, sagubernur (yang artinya baik dengan teman sekamar, sedapur, sesumur, sekampung, dan segubernur).

-Jemaat-jemaat GKP tinggal di tengah-tengah masyarakat yang majemuk tapi bukan berarti mereka harus menutup diri. Jemaat bergaul dengan lingkungannya sekalipun di tengah masyarakat Sunda yang menganut agama Islam. Jemaat melebur tetapi tidak larut, karena jemaat mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Peran pendeta sebagai pembina umat tidak dapat dilepaskan karena pesan-pesan khotbah yang disampaikan tidak hanya tentang membangun relasi dengan Tuhan, tetapi juga berisi tentang bagaimana berelasi dengan sesama.

-Pelayanan yang dilakukan oleh gereja tidak terbatas pada orang dari suku atau agama tertentu. Meski demikian tujuan dari pelayanan tersebut bertujuan untuk mengenalkan kekristenan atau dalam bahasa lain mengkristenkan orang, tetapi sebagai bentuk tugas panggilan gereja untuk bersama-sama begumul dengan permasalahan yang terjadi di sekelilingnya.

5.2 Saran

- Bagi gereja : Gereja dituntut untuk terus merawat relasi dan mengembangkan strategi lain untuk dapat terus bertahan. Oleh karena itu, para pendeta pembina iman umat juga harus mengingatkan dan menyadarkan umatnya akan pentingnya menjaga relasi yang baik dengan

sesama. Tema Pekan Keluarga tahun 2014 yaitu “Merawat Kemajemukan, Menabur Persaudaraan” menjadi contoh konkret yang harus terus dikembangkan ke depannya. Tidak

hanya sebatas pada pekan keluarga tetapi juga perlu adanya pekan-pekan khusus untuk menyadarkan kembali anggota jemaat tentang tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang Kristen. Juga diadakan program kebersamaan yang menjadi bukti nyata membangun relasi dengan masyarakat sekitar, terlepas dari program rutin seperti pengobatan gratis. Mengembangkan kearifan lokal sehingga tidak menjadi asing di tanah sendiri.

-Bagi warga jemaat : Di mana anggota jemaat berada, perlu memupuk rasa persaudaraan dengan siapa pun tanpa membeda-bedakan suku dan agama. Belajar untuk berefleksi diri dan

32 beradaptasi dengan lingkungan, berbaur namun tidak larut di dalamnya. Mengembangkan sikap hidup yang toleran dan melayani sesama dengan dasar kasih. Semangat piestis dalam memberitakan Injil memang perlu, tapi harus disadari tempat, lingkungan, dan situasi yang ada. Menanamkan pemahaman bahwa penginjilan bukan dilakukan untuk mengkristenkan atau menobatkan seseorang, melainkan untuk membebaskan seseorang dari beban yang mengikatnya.

33

DAFTAR PUSTAKA

Abineno, J. L. Ch. Garis-Garis Besar Hukum Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.

Aritonang, Pdt. Dr. Jan. S. Sejarah Perjumpaan Kristen Dan Islam Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Artanto, Widi. Menjadi Gereja Misioner Dalam Konteks Indonesia. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 2008.

Atje, Koernia Soejana. Benih Yang Tumbuh 2. Jakarta: Badan Pekerja Sinode GKP, 1974.

Badan Binalitbang GKP. Profil Gereja Kristen Pasundan. Bandung: Majelis Sinode GKP, 2007.

Daulay, Richard M. Kristenisasi Dan Islamisasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20014.

Dulles, Avery SJ. Model-Model Gereja. Ende: Penerbit Nusa Indah, 1990.

Kasali, Rhenald. Re-Code Your Change DNA. Jakarta: PT Gramedia, 2007.

Kisawara, C. SJ. Gereja Memasyarakat Belajar Dari Kisah Para Rasul. Yogyakarta: Kanisius, 1987.

Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia, 1981.

Mojau, Julianus. Meniadakan Atau Merangkul? Pergulatan Teologis Protestan Dengan Islam Politik di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.

Nuban Timo, Pdt. Dr. Ebenhaezer. Gereja Lintas Agama. Salatiga: Satya Wacana University Press, 2013.

____________________________. Umat Allah Di Tapal Batas. Kupang: Dicetak oleh Alfa Design, 2010.

Parsons, Talcott. The Social System. New York: The Free Press, 1951.

Ritzer, George. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

34 Setyawan, Yusak B. Hand-Outs Eklesiologi (Mata Kuliah Eklesiologi Fakultas Teologi UKSW.

2013

Singgih, Emmanuel Gerrit. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.

_____________________. Mengantisipasi Masa Depan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Sunarjan, Y. Y. F. R. Survival Strategy Komunitas Makam Gunung Brintik Semarang. Salatiga: Satya Wacana University Press, 2014.

Supriatno, Pdt., Dani, Onesimus Pdt., Daryatno, Pdt., Merentang Sejarah, Memaknai Kemandirian Menjadi Gereja Bagi Sesama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.

Supriatno, Pdt. (ed.) Sepenggal Waktu Serumpun Kesaksian (Kumpulan Khotbah). Bandung: Sinode Gereja Kristen Pasundan, 2004.

Suwartiningsih, Sri. Absennya Negara Dan Survival Strategy Komunitas Terabaikan (Studi Pemulung di TPA Sampah Jatibarang Semarang). Salatiga: Widya Sari, 2010.

van den End, Dr. Th. Ragi Carita 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

van den End, Dr. Th. Sumber-Sumber Zending Tentang Sejarah Gereja Di Jawa Barat 1858- 1963. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.

van Kooij, Pdt. Dr. Rijnardus A., Pdt. Sri Agus Patnaningsih, M.Th., Yam’ah Tsalatsa A,. SIP.

Menguak Fakta Menata Karya Nyata. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.

Woga, Edmund. Dasar-Dasar Misiologi. Yogyakarta: Kanisius, 2002.

Wolterbeek, J. D. Babad Zending Di Pulau Jawa. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1995.

NARASUMBER

Wawancara dengan Bp. Rasimin, Kamis, 24 Desember 2014 pukul 10:45 WIB di Pos Keb. Jatiluhur.

Wawancara dengan Ibu Yenti dan Ibu Rini, Kamis, 24 Desember 2014 pukul 11:15 WIB di Pos Keb. Jatiluhur.

Wawancara dengan Bp. Anton, Kamis, 24 Desember 2014 pukul 18:40 WIB di GKP Purwakarta.

35 Wawancara dengan Bp. Sahat dan Ibu Isvandi, Kamis, 24 Desember 2014 pukul 18:55 WIB di

GKP Purwakarta.

Wawancara dengan Pdt. Deru Utama Noron M.Th., Kamis, 24 Desember 2014 pukul 19:00 WIB di GKP Purwakarta.

Wawancara dengan Pdt. Rosita Julian Permana S.Th., Bp. R. Nainggolan, Bp. Sukamto, Ibu Lina, Ibu Yatini, Minggu, 4 Januari 2015 pukul 12:03 WIB di GKP Sukamandi.

Wawancara dengan Pdt. Maria Aprina S.Si-Teol., Kamis, 8 Januari 2015 pukul 09:45 WIB di GKP Karawang.

Wawancara dengan Pdt. Andris Suhana S.Si-Teol., dan Pdt Anna M. Sarnijem S.Th., Kamis, 8 Januari 2015 pukul 10:30 WIB di GKP Karawang.

Wawancara dengan Pdt. Winda Yustanti S.Si-Teol., Bp. Sutanto, Bp. Priyo Sudibyo, Bp. Robert Pua (dalam Rapat Majelis Jemaat), Kamis, 8 Januari 2015 pukul 19:00 WIB di GKP Telukjambe.

Wawancara dengan Bp. Jhony Poli, Jumat, 9 Januari 2015 pukul 11:12 WIB di rumah Bp. Jhony Poli.

Wawancara dengan Bp. Ari Welang, Jumat, 9 Januari 2015 pukul 12:00 WIB di rumah Bp. Ari Welang.

Wawancara dengan Ibu Lina Heumasse, Jumat, 9 Januari 2015 pukul 12:42 WIB di rumah Ibu Lina Heumasse.

Wawancara dengan Pdt. Heryanto Pakpahan S.Si-Teol., Minggu, 11 Januari 2015 pukul 17:27 di Cikampek.

Dalam dokumen T1 712010044 Full text (Halaman 41-46)

Dokumen terkait