• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen TUGAS AKHIR MO141326 (Halaman 177-183)

5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Gerakan heave model SPAR dalam kondisi free floating mengalami

resonansi pada periode gelombang eksperimen 2.2 detik (25 detik untuk periode gelombang asli) sesuai dengan analisa secara analitis dan numerik. Nilai RAO gerak heave maksimum yang terjadi adalah :

• Ditinjau secara eksperimen, RAO heave maksimum sebesar 3,99 m/m pada frekuensi 0,25 rad/s

• Ditinjau secara numerik, RAO heave maksimum sebesar 4,28 m/m pada frekuensi 0,25 rad/s.

• Ditinjau secara analitis, RAO heave maksimum sebesar 3,77 m/m pada frekuensi 0,25 rad/s.

Sedangkan ketika model SPAR dalam keadaan tertambat (taut), gerak heave yang terjadi berkurang secara signifikan. RAO maksimum gerak heave yang terjadi mengecil menjadi berkisar antara 0,1 m/m pada frekuensi 0,16 rad/s ditinjau secara analitis, numerik dan eksperimen. 2. Gerakan surge model SPAR eksperimen dalam kondisi tertambat (taut)

mengalami resonansi pada periode gelombang eksperimen 1,6 detik (18 detik untuk periode gelombang asli) sedangkan pada saat kondisi free floating tidak mengalami resonansi hal ini disebabkan karena tali tambat memberikan kekakuan terhadap gerak surge model sehingga gerak surge memiliki periode natural gerak. Nilai RAO tertambat gerak surge maksimum yang terjadi adalah :

• Ditinjau secara ekperimen, RAO surge tertambat maksimum sebesar 2,39 m/m pada frekuensi 0,35 rad/s.

150

• Ditinjau secara numerik, RAO surge tertambat maksimum sebesar 5,05 m/m pada frekueni 0,35 rad/s.

• Ditinjau secara analitis, RAO surge tertambat maksimum sebesar 5,78 m/m pada frekuensi 0,43 rad/s.

3. Gerakan pitch model SPAR eksperimen dalam kondisi free floating berbeda dengan analisa secara analitis dan numerik karena adanya tali penahan drift yang digunakan pada saat eksperimen mempengaruhi gerak pitch yang terjadi. Sedangkan, dalam kondisi tertambat (taut) RAO gerak pitch maksimum yang terjadi adalah :

• Ditinjau secara eksperimen, RAO pitch tertambat maksimum sebesar 0,74 degree/m pada frekuensi 0,35 rad/s.

• Ditinjau secara numerik, RAO pitch tertambat maksimum sebesar 7,34 degree/m pada frekuensi 0,35 rad/s.

• Ditinjau secara analitis, RAO pitch tertambat maksimum sebesar 4,14 degree/m pada frekuensi 0,39 rad/s.

RAO pitch maksimum yang terjadi ditinjau secara eksperimen jauh lebih kecil dibandingkan dengan secara numerik dan analitis hal ini disebabkan karena dalam eksperimen ini tidak dilakukan decay test yang berguna untuk mengetahui besarnya redaman yang terjadi pada model SPAR. 4. Tension tali sistem tambat model SPAR eksperimen memiliki tren RAO

tension yang sama dengan analisa secara numerik namun terjadi sedikit perbedaan pada nilai RAO maksimum di line 3 namun masih pada frekuensi yang sama. RAO tension maksimum yang terjadi pada tiap line adalah sebagai berikut :

• Pada line 1, RAO tension maksimum hasil eksperimen didapatkan 280,86 ton/m pada frekuensi 0,35 rad/s sedangkan dari hasil numerik didapatkan 282,87 ton/m pada frekuensi yang sama.

• Pada line 3, RAO tension maksimum hasil eksperimen didapatkan 132,64 ton/m pada frekuensi 0,35 rad/s sedangkan

151

dari hasil numerik didapatkan 280,17 ton/m pada frekuensi yang sama.

• Pada line 4, RAO tension maksimum hasil eksperimen didapatkan 261,09 ton/m pada frekuensi 0,35 rad/s sedangkan dari hasil numerik didapatkan 282,87 ton/m pada frekuensi yang sama.

5. Sistem tambat taut mooring memberikan respon gerak yang lebih kecil dibandingkan dengan catenary mooring. Selain itu, semakin panjang tali frekuensi natural gerak model menjadi lebih kecil karena kekakuan dari tali semakin kecil dan massanya juga ikut bertambah. Nilai RAO gerak maksimum yang terjadi pada SPAR dengan variasi konfigurasi tali adalah sebagai berikut :

• RAO gerak surge maksimum taut mooring sebesar 5,05 m/m pada frekuensi 0,35 rad/s; catenary mooring 1 sebesar 6,35 m/m pada frekuensi 0,33 rad/s dan catenary mooring 2 sebesar 8,82 m/m pada frekuensi 0,31 rad/s.

• RAO gerak heave maksimum taut mooring sebesar 0,091 m/m pada frekuensi 0,16 rad/s; catenary mooring 1 sebesar 0,103 m/m pada frekuensi 0,16 rad/s dan catenary mooring 2 sebesar 0,123 m/m pada frekuensi 0,16 rad/s.

• RAO gerak pitch maksimum taut mooring sebesar 7,34 m/m pada frekuensi 0,35 rad/s; catenary mooring 1 sebesar 0,103 m/m pada frekuensi 0,16 rad/s dan catenary mooring 2 sebesar 0,123 m/m pada frekuensi 0,16 rad/s.

6. Tension tali pada sistem tambat catenary mooring lebih besar dibandingkan dengan taut mooring karena respon gerak yang terjadi lebih besar dan pertambahan panjang tali menambah gaya berat pada tali. Nilai RAO tension maksimum yang terjadi pada tiap mooring line sistem tambat SPAR dengan variasi konfigurasi tali adalah sebagai berikut :

• RAO tension maksimum mooring line 1 sistem tambat taut sebesar 282,87 ton/m pada frekueni 0,35 rad/s; sistem tambat catenary 1 sebesar 311.55 ton/m pada frekuensi 0,33 rad/s dan

152

sistem tambat catenary 2 sebesar 332,43 ton/ pada frekuensi 0,31 rad/s.

• RAO tension maksimum mooring line 3 sistem tambat taut sebesar 280,17 ton/m pada frekueni 0,35 rad/s; sistem tambat catenary 1 sebesar 308.53 ton/m pada frekuensi 0,33 rad/s dan sistem tambat catenary 2 sebesar 329,48 ton/ pada frekuensi 0,31 rad/s.

• RAO tension maksimum mooring line 4 sistem tambat taut sebesar 282,87 ton/m pada frekueni 0,35 rad/s; sistem tambat catenary 1 sebesar 311.55 ton/m pada frekuensi 0,33 rad/s dan sistem tambat catenary 2 sebesar 332,43 ton/ pada frekuensi 0,31 rad/s.

7. Pengaruh dari sistem tambat yang digunakan pada model SPAR adalah signifikan baik untuk respon gerak maupun tension tali tambat.

8. Semakin panjang tali yang digunakan pada sistem tambat, maka respon gerak yang terjadi semakin besar dan tension line force yang terjadi juga semakin besar.

5.2. SARAN

Berikut merupakan saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1) Perlu dilakukan decay test terlebih dahulu pada model SPAR sebelum uji eksperimen dilakukan untuk mengetahui besarnya redaman pada model SPAR.

2) Menggunakan wave probe agar dapat mengetahui dengan jelas interaksi antara gaya gelombang yang bekerja dengan respon struktur yang terjadi.

3) Melakukan analisa secara analitis untuk tension tali tambat yang terjadi.

153

4) Selalu berkomunikasi dengan baik kepada bapak bapak teknisi laboratorium Hidrodinamika ITS karena jadwal uji eksperimen beliau yang menentukan.

5) Dapat dilakukan percobaan dengan memberikan tambahan helical strike dan juga dumping plate pada model SPAR.

6) Instrumen yang digunakan kedepannya lebih canggih dan yang asli agar tidak mudah rusak.

154

155

Dalam dokumen TUGAS AKHIR MO141326 (Halaman 177-183)

Dokumen terkait