• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen TUGAS AKHIR RE (Halaman 109-145)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

5.1

1. MBBR dengan media kaldness mampu mengolah limbah domestik untuk menurunkan kandungan organik dan nitrogen dengan efisiensi removal COD sebesar 81,4%; BOD sebesar 83,6 %; ammonium-nitrogen sebesar 92,8%; nitrat-nitrogen sebesar 66,4 % dan nitrit sebesar 99,7%

2. Waktu durasi pengolahan yang paling optimum adalah dengan lama durasi pengolahan aerobik selama 31,5 jam dan anoksik selama 13,5 jam. Pengolahan dengan durasi waktu tersebut menghasilkan efisiensi removal yang paling baik untuk semua parameter.

3. Pengaruh variasi beban organik memberikan pengaruh signifikan terhadap parameter COD, ammonium dan nitrit di dalam penelitian ini yang di tunjukkan melalui hasil analisis ANOVA (P <0,05)

Saran 5.2

1. Perlu dilakukan pengujian terhadap limbah domestik dengan konsentrasi yang lebih tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Banu, J.R., Uan. D. K., Yeom, I. T. 2009. Nutrient Removal in an A2O-MBR Reactor with Sludge Reduction. Bioresource Technology. 100 (2009) 3820-3824

Arief, L. 2016. Pengolahan Limbah Industri: 90 – 135. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Borkar, P., Gulhane, L., Kotangale, J. 2013. Moving Bed Biofilm Reactor – A New Perspective in Wastewater Treatment. IOSR Journal Of Environmental Science, Toxicology And Food Technology (IOSR-JESTFT), 6 (6), 15–21. Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Pond for Aquaculture.

Binningham Publishing Co.

Chen, S., Sun, D., Chung, J.-S. Simultaneous Removal of COD and Ammonium from Landfill Leachate Using an Anaerobic–Aerobic Moving-Bed Biofilm Reactor System. Waste Management. 28 (2008) 339– 346. 2008.

DC Chemmical Co., Ltd. Polyvinil Alcohol: PVA. http://www.dcchem.co.kr/english/product/p_petr/p_petr8. htm, 18 Oktober 2016 pukul 19.24 WIB. 2001. Dian, G., Herumurti, W. 2016. Evaluasi Kinerja Instalasi

Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih,

Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 5 (1) : 13 – 18. Surabaya : Jurusan Teknik Lingkungan- ITS.

Direstiyani, L. 2016. Kajian kombinasi Anaerobic Baffled Reactor (ABR) – Anaerobik/ Aerobic Biofilter (AF) untuk pengolahan limbah cair industry tempe. Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan, ITS

Dong,Z., Lu, M., Huang, W., Xu, X. 2011. Treatment of Oilfield Wastewaterin Moving Bed Biofilm Reactors Using a Novel Suspended Ceramic Biocarrier. Journal of Hazardous Materials. 196 (2011) 123-130.

Doraja, P., Shovitri, M., Kuswytasari. 2012. Biodegradasi Limbah Domestik Dengan Menggunakan Inokulum Alami dari Tanki Septik. Jurnal Sains dan Seni, 1 (1) : 44 – 48. Surabaya: Jurusan Biologi- Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Javid, H., Hassani, Ghanbari, B., Yaghmaeian, K. 2013. Feasibility of Utilizing Moving Bed Biofilm Reactor to Upgrade and Retrofit Municipal Wastewater Treatment Plants. Int. J. Environ. Res., 7(4), 963–972.

Kermani, M., Bina, B., Movahedian, H., Amin, M., Nikaeen, M. 2009. Biological phosphorus and nitrogen removal from wastewater using moving bed biofilm process. IRANIAN JOURNAL of BIOTECHNOLOGY, 7, 19–27.

Klimiuk, E. dan Kulikowska, D. 2006. Organics Removal from Landfill Leachate and Activated Sludge Production in SBR Reactors. Waste Management. 26 (2006) 1140–1147. Leyva-Diaz, J. ., Munio, M., Gonzalez-Lopez, J., Poyatos, J.

2016. Anaerobic/anoxic/oxic configuration in hybrid moving bed biofilmreactor-membrane bioreactor for nutrient removal from municipalwastewater. Ecological Engineering, 91, 449–458.

Luostarinen, S., Luste, S., valentin, L., Rintala, J. Nitrogen Removal From On-site Anaerobic Effluents Using Intermittenly Aerated Moving Bed Biofilm Reactors at Low Temperatures. Water Research, 40 : 1607 – 1615. Finland: University of Helsinki. 2006.

Metcalf dan Eddy. Wastewater Engineering: Treatment, Disposal and Reuse. New York: McGraw-Hill, Inc. 2003.

Miao, L., Wang, K., Wang, S., Zhu, R., Li, B., Peng, Y., Weng, D. Advanced Nitrogen Removal from Landfill Leachate Using Real-Time Controlled Three-Stage Sequence Batch Reactor (SBR) System. Bioresource

Technology. 159 (2014) 258–265. 2014.

Pelczar, M. J. Dan Chan, E. C. S. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Press: Jakarta. Rahayu, D., Wijayanti, D. Sistem Pengolahan Air lImbah

Domestik dan Tinja di IPAL (Studi Kasus Jalan Jelawat, Samarinda). Jurnal “APLIKA” ,8 (1) : 14- 18. Samarinda: Universitas Mulawarman. 2008.

Romli, M., Suprihatin, Sulinda, D. Penentuan Nilai Parameter Kinetika Lumpur Aktif untuk Pengolahan Air Lindi Sampah (Leachate). Jurnal Teknik Industri Pertanian,14 : 56-66. 2004.

Rusten, B., Eikebrokk, B., Ulgenes, Y., Lygren, E. 2006. Design and operation of the kaldness moving bed biofilm reactors. Jurnal Aquacultured Engineering 34, 323 – 331.

Said, N. I. dan Herlambang. 2002. Teknologi Pengolahan Air Limbah. BBPT: Jakarta.

Sastrawijaya, A. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Shimao, M., Tamogami, T., Kishida, S., Harayama, S. The gene pvaB encodes axidized polyvinyl alcohol

hydrolase of pseudomonas sp. Strain Vm15c and forms an operon with the polyvinyl alcohol

dehydrogenase gene pvaA, Microbology, 146, 649-657.website:http://mic.sgmjournals.org/cgi/content/full/14 6/3/649. 2000.

Sudarno. 2012. Perkembangan Biofilm Nitrifikasi di Fixed Bed Reactor pada Salinitas Tinggi. Jurnal Presipitasi, 9 (1) : 1 – 9. Semarang : Universitas Diponegoro. 2012. Suganda, R., Sutrisno, E., Wardana, I. W. 2014. Penurunan

Konsentrasi Amonia, Nitrat, Nitrit dan COD dalam Limbah Cair Tahu dengan Menggunakan Biofilm–Kolam (Pond) Media Pipa CODC Sarang Tawon dan Tempurung Kelapa Disertai Penambahan Ecotru. Jurnal Teknik Lingkungan. 03 (2014) 58-66

Tarre, S. dan Green, M. 2004. High-Rate Nitrification at Low pH in Suspended and Attached-Biomass Reactors. Applied and Environmental Microbiology. 70 (2004) 6481-6487. Trihadiningrum, Y. Mikrobiologi Lingkungan. Surabaya: ITS

Press. 2012.

Wahyuni, N., Suyasa, I., Mahardika, I. Efektivitas Sistem Biofilter Aerob dalam Menurunkan Kadar Amonia Pada Air lImbah. Jurnal Ecotrophic, 8 (1) : 79 – 85. Bali : Universitas Udayana. 2014.

Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press Wulan, P., Gozan, M., Arby, B., Achmad, B. 2007. Penentuan

Rasio Optimum C:N:P sebagai nutrisi pada proses biodegradasi benzene-toluena dan scale up kolom bioregenerator. Depok: Jurusan teknik kimia, Universitas

Yang, S., Yang, F., Fu, Z., Wang, T., Lei, R., 2010. Simultaneous nitrogen andphosphorus removal by a novel sequencing batch moving bed membranebioreactor for wastewater treatment. J. Hazard. Mater. 175, 551–557.

Zafarzadeh, A., Bina, B., Nikaeen, M., Attar, H., Nejad, M. 2010. Performance of moving bed biofilm reactors for biological nitrogen compounds removal from wastewater by partial nitrification – denitrification process. Iran J. Environ. Health, Sci. Eng., 7 : 353 – 364.

Zhang, Y., Ye, L. Structure and property of polyvinyl alcohol/precipitated silica composite hydrogels for microorganism immobilization. Composites, B (56): 749 – 755. China: Sichuan University. 2014.

Zinatizadeh, A., Ghaytooli, E. 2015. Simultaneous nitrogen and carbon removal from wastewater at different operating conditions in moving bed biofilm reacgtor (MBBR): Process modelling and optimization. Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers 53 (2015) 98–111

LAMPIRAN A

PEMBUATAN REAGEN, KALIBRASI DAN PROSEDUR ANALISIS

1. Analisis Nitrat-nitrogen 1.1 Pembuatan Reagen

Brucine Asetat 0,5%

Larutkan 0,5 gram serbuk brucine dengan 100 mL acetic acid glacial (CH3COOH)di dalam labu pengencer 100 mL, kocok hingga larut sempurna.

H2SO4 pekat

Larutan Standar Nitrat (100 ppm atau 100 mg/L)

Timbang dengan teliti 721,8 mg KNO3kemudian larutkan ke dalam aquades sebanyak 1 L di dalam labu pengencer 1 L.

1.2 Kalibrasi

Sebelum melakukan kalibrasi maka terlebih dahulu dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum untuk analisis nitrat-nitrogen.

Penentuan Panjang Gelombang Analisis Nitrat-Nitrogen

Panjang gelombang Absorbansi

390 0.296 391 0.297 392 0.298 393 0.299 394 0.301 395 0.302 396 0.302 397 0.303 398 0.304

Panjang gelombang Absorbansi 400 0.305 401 0.305 402 0.305 403 0.411 404 0.414 405 0.414

1.3 Kurva Kalibrasi Analisis Nitrat-nitrogen

Digunakan panjang gelombang 390 nm sesuai dengan hasil penentuan panjang gelombang optimum.

Konsentrasi Absorbansi 0.5 0.183 1 0.3 1.5 0.413 2 0.501 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 385 390 395 400 405 410 Absorbansi

Konsentrasi Absorbansi 2.5 0.607 3 0.737 3.5 0.84 4 0.929 4.5 0.989 5 1.287 6 1.31 7 1.685 8 1.91 9 1.972 10 2.232 1.4 Prosedur Analisis

Disiapkan sampel yang akan dianalisis kadar nitratnya. Diambil 2 mL sampel (diencerkan jika sampel terlalu pekat) Ditambahkan 2 mL larutan brucin asetat

y = 0.2184x + 0.0767 R² = 0.9923 0 0.5 1 1.5 2 2.5 0 5 10 15

Diaduk dan didiamkan selama ± 10 menit Dibaca dengan spektrofotometer λ=390 nm

Blanko yang digunakan adalah larutan sampel (tanpa reagen)

2. Analisis Ammonia-nitrogen 2.1 Pembuatan Reagen

a. Nessler

Campur dan haluskan 50 gram serbuk HgI2 dan 35 gram KI kemudian dilarutkan dengan 80 gram NaOH yang sudah dilarutkan dengan aquades hingga 500 mL. Biarkan mengendap dan diambil supernatannya.

b. Garam Signet

Larutkan 50 gram K.Na.Tatrat ke dalam 500 mL aquades, kemudian ditambahkan 5 mL larutan nessler sebagai pengawet. Larutan Standar Ammonium (100 ppm atau 100 mg/L)

Timbang dengan teliti 382,14 mg NH4Cl kemudian larutkan ke dalam aquades sebanyak 1 L di dalam labu pengencer 1 L. Ditambahkan 3 tetes toluen sebagai pengawet .

2.2 Kalibrasi

Sebelum melakukan kalibrasi maka terlebih dahulu dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum untuk analisis ammonia-nitrogen.

Penentuan Panjang Gelombang Analisis Ammonia-Nitrogen

Panjang gelombang (nm) Absorbansi (A)

380 0,113 385 0,125 386 0,160 387 0,152 388 0,140 390 0,138

Panjang gelombang (nm) Absorbansi (A) 392 0,120 394 0,124 396 0,122 400 0,114 410 0,102 420 0,085 430 0,075 440 0,064 450 0,050 460 0,042 470 0,026 480 0,025 490 0,023 500 0,016 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 380 390 400 410 420

2.3 Kurva Kalibrasi Analisis Ammonia-nitrogen

Digunakan panjang gelombang 386 nm sesuai dengan hasil penentuan panjang gelombang optimum.

. Konsentrasi Absorbansi 0 0 0.2 0.053 0.4 0.1 0.6 0.179 0.8 0.226 1 0.292 1.5 0.414 2 0.519 3 0.831 4 1.199 5 1.428 6 1.703 7 1.874 8 2.085 9 2.28 10 2.386

2.4 Prosedur Analisis

 Disiapkan sampel yang akan dianalisis kadar ammonianya.

 Diambil 25 mL sampel (diencerkan jika sampel terlalu pekat)

 Ditambahkan1 mL larutan nessler

 Ditambahkan 1,25 mL larutan garam signet  Diaduk dan didiamkan selama ± 10 menit  Dibaca dengan spektrofotometer λ=386 nm

 Blanko yang digunakan adalah aquades dengan penambahan reagen seperti pada sampel.

3. Analisis COD (Permanganat Value) 3.1 Pembuatan Reagen

 Larutan KMNO40,01 N

 Timbang dengan teliti 0,158 gram KMNO4dengan teliti.Larutkan dengan aquades hingga 1 L menggunakan labu pengencer 1 L. y = 0.2532x + 0.0475 R² = 0.9909 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 0 2 4 6 8 10 12

 Timbang dengan teliti 0,63 gram asam oksalatkemudian tambahkan dengan 5 mL H2SO44 N. Encerkan dengan aquades hingga 100mL dengan menggunakan labu pengencer 100mL.

 Larutan H2SO44 N

 Larutkan 113,4 mLH2SO436 N dengan aquades hingga 1 L dengan menggunakan labu pengencer 1 L.

3.2 Prosedur Analisis:

 Disiapkan sampel yang akan dianalisis kadar CODnya.  Diambil 1 mL sampel kemudian diencerkan sampai 100

kali.

 Dimasukan ke dalam erlenmeyen 100 mL, kemudian ditambahkan 2,5 mL asam sulfat 4 N.

 Tambahkan beberapa tetes larutan KMNO4 0,01 N hingga warna merah muda.

 Panaskan hingga mendidih selama 1 menit.  Tambahkan 10 mL larutan KMNO4 0,01 N.  Panaskan hingga mendidih selama 10 menit.

 Tambahkan 1 mL larutan asam oksalat dan tunggu hingga jernih.

 Titrasi dengan KMNO4 0,01 N hingga warna merah muda .

 Perhitungan nilai COD dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:

 KMNO4 (mg/L) = *,( ) - ( )+ x P  dengan:

 a = mL titrasi KMNO4  N = normalitas larutan FAS  P = nilai pengenceran

Analisis COD (Chemichal Oxygen Demand)  Pembuatan Reagen

 Larutan K2Cr2O7 0,1 N

 Timbang dengan teliti 4,9036 gram K2Cr2O7yang telah dikeringkan di oven. Larutkan dengan aquades hingga 1 L menggunakan labu pengencer 1 L.

 Larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,1 N

 Timbang dengan teliti 39,2 gram Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O kemudian tambahkan dengan 8 mL H2SO4 pekat. Encerkan dengan aquades hingga 1 L dengan menggunakan labu pengencer 1 L.

 Larutan Campuran Asam (AgSO4)

 Larutkan 10 gram Ag2SO4ke dalam 1 L H2SO4 hingga larut sempurna.

 Larutan Indikator Ferroin

 Larutkan 1,485 gram Orthophenanthroline dan 0,695 gram FeSO4.7H2O ke dalam 100 mL aquades dengan menggunakan labu pengencer 100 mL.

3.3 Prosedur Analisis:

 Metode analisis COD dilakukan dengan menggunakan prinsip closed reflux metode titimetrik berdasarkan Greenberg et al. (2005), seperti berikut:

 Disiapkan sampel yang akan dianalisis kadar CODnya.  Diambil 1 mL sampel kemudian diencerkan sampai 100

kali.

 Disiapkan 2 buah tabung COD, kemudian dimasukkan sampel yang telah diencerkan sebanyak 1 mL dan aquades sebanyak 1 mL sebagai blanko.

 Larutan Kalium dikromat (K2Cr2O7) ditambahkan sebanyak 1,5 mL.

 Alat pemanas dinyalakan dan diletakkan tabung COD pada rak tabung COD di atas alat pemanas selama 2 jam.  Setelah 2 jam, alat pemanas dimatikan dan tabung COD

dibiarkan hingga dingin.

 Ditambahkan indikator ferroin sebanyak 1 tetes.

 Sampel di dalam tabung COD dipindahkan ke dalam Erlenmeyer kemudian dititrasi menggunakan larutan standard FAS 0,0125 N hingga warna biru-hijau berubah menjadi merah-coklat yang tidak hilang selama 1 menit.  Perhitungan nilai COD dilakukan menggunakan rumus

sebagai berikut:

 COD (mg O2/L) = ( ) x p  dengan:

 A = mL FAS titrasi blanko  B = mL FAS titrasi sampel  N = normalitas larutan FAS  P = nilai pengenceran

4. Analisis BOD (Biochemical Oxygen Demand) 4.1 Pembuatan Reagen

 Larutan Buffer Fospat

 Campur dan larutkan KH2PO4.0,85 gram, K2HPO4 0,2175 gram, Na2HPO4.7H2O 0,334 gram dan NH4Cl 0,17 gram ke dalam 100 mL aquadesdengan menggunakan labu pengencer 100mL.

 Larutan MgSO4

 Larutkan 0,225 gram MgSO4.7H2O ke dalam 100 mL aquades dengan menggunakan labu pengencer 100mL.  Larutan CaCl2

 Larutkan 0,275 gram CaCl2ke dalam 100mL aquades dengan menggunakan labu pengencer 100 mL.

 Larutkan 0,025 gram FeCl3.6H2O ke dalam 100 mL aquades dengan menggunakan labu pengencer 100 mL.  Untuk membuat 1 L air pengencer maka dibutuhkan

masing-masing 1 mL larutan Buffer Fospat, MgSO4, larutan CaCl2, larutan FeCl3 dan larutan bakteri.Larutan bakteri dapat dibuat dengan mengaerasi 1 spatula (10 gram) tanah subur ke dalam air selama 2 jam.

 Larutan MnCl2 20%

 Larutkan 20 gram MnCl2ke dalam 100 mL aquades dengan menggunakan labu pengencer 100 mL.

 Larutan Pereaksi Oksigen

 Campur dan larutkan 40 gram NaOH, 15 gram KI dan 2 gram NaN3ke dalam 100 mL aquades dengan menggunakan labu pengencer 100 mL.

 Larutan Indikator Amilum 1%

 Larutkan 1 gram amilumdengan100 mL aquades yang sudah dididihkandi dalam labu pengencer 100 mL dan ditambahkan sedikit HgI2 sebagai pengawet.

 Larutan Thiosulfat 0,01 N

 Larutkan 24,82 gram Na2S2O3 ke dalam 1 L aquades yang telah dididihkan dan didinginkan dengan menggunakan labu pengencer 1 L.Kemudian ditambahkan dengan 1 gram NaOH sebagai buffer.  H2SO4 pekat

4.2 Prosedur Analisis:

 Metode analisis BOD dilakukan dengan menggunakan prinsip winklermetode titimetrik berdasarkan Greenberg et al. (2005), seperti berikut:

 Untuk menentukan angka pengencerannya maka dibutuhkan angka KMNO4 :

 Siapkan 1 buah labu pengencer 500 mL dan tuangkan sampel sesuai dengan perhitungan pengenceran, tambahkan air pengencer hingga batas labu.

 Siapkan 2 buah botol winkler 300 mL dan 2 buah botol winkler 150 mL.

 Tuangkan air dalam labu pengencer tadi ke dalam botol winkler 300 mL dan 150 mL sampai tumpah.

 Tuangkan air pengencer ke dalam botol winkler 300 mL dan 150 mL sebagai blanko sampai tumpah.

 Bungkus kedua botol winkler 300 mL dengan menggunakan plastik wrap agar kedap udara. Kemudian masukkan kedua botol tersebut ke dalam inkubator 20 C selama 5 hari.

 Kedua botol winkler 150 mL yang berisi air dianalisis oksigen terlarutnya dengan prosedur sebagai berikut:  Tambahkan 1 mL larutan MnCl2.

 Tambahkan 1 mL larutan Pereaksi Oksigen.

 Botol ditutup dengan hati-hati agar tidak ada gelembung udara di dalam botol kemudian dikocok beberapa kali.  Biarkan gumpalan mengendap selama ± 10 menit.  Tambahkan 1 mL H2SO4 pekat, tutup dan kocok kembali.  Tuangkan 100 mL larutan ke dalam Erlenmeyer 250 mL  Tambahkan 3 tetes indikator amilum.

 Titrasi dengan larutan Natrium Thiosulfat 0.0125 N sampai warna biru hilang.

 Setelah 5 hari, analisis kedua larutan dalam winkler 300 mL seperti analisis oksigen terlarut.

 Hitung oksigen terlarut dan BOD dengan rumus berikut:  OT (mg O2/L) =

 BOD520 (mg/L) = ,( ) ( )- P =

( )  Dimana:

 X0 = oksigen terlarut sampel pada t = 0  X5 = oksigen terlarut sampel pada t = 5  B0 = oksigen terlarut blanko pada t = 0  B5 = oksigen terlarut blanko pada t = 5  P = derajat pengenceran

 a = volume titran (mL)

 N = Normalitas Natrium Thiosulfat

5. Analisis MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid) 5.1 Prosedur Analisis:

 Teknik analisis MLSS dalam penelitian ini menggunakan metode gravimetri berdasarkan modifikasi dari metode analisis TSS pada Greenberg et al. (2005) seperti berikut:  Cawan porselin dipanaskan pada furnace dengan suhu 550 C selama 1 jam, kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 C selama 15 menit.

 Disiapkan kertas saring dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 C selama 1 jam.

 Kertas saring dan cawan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit.

 Cawan dan kertas saring ditimbang bersamaan dengan menggunakan neraca analitik. Hasil penimbangan cawan dicatat sebagai a (mg), dan hasil penimbangan kertas saring dicatat sebagai b (mg).

 Kertas saring yang telah ditimbang, diletakkan pada vacuum filter.

 Sampel disaring dengan menggunakan vacuum filter yang telah dipasangi kertas saring yang telah ditimbang. Sampeldisaring hingga kering. Dicatat volume sampel yang disaring sebagai c (mL).

 Diambil kertas saring yang telah digunakan pada langkah 6 kemudian diletakkan pada cawan yang sama dengan

 Cawan yang berisi kertas saring dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 C selama 1 jam.

 Cawan yang berisi kertas saring dipindahkan ke dalam desikator selama 15 menit.

 Cawan yang berisi kertas saring ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Hasil penimbangan dicatat sebagai d (mg).

 Dilakukan perhitungan jumlah zat padat tersuspensi (TSS) dalam sampel dengan rumus:

 TSS (mg/L) = ( ) x 2000

6. Analisis MLVSS (Mixed Liquor VolatileSuspended Solid) 6.1 Prosedur Analisis:

 Teknik analisis MLVSS dalam penelitian ini menggunakan metode gravimetri berdasarkan modifikasi dari metode analisis VSS pada Greenberg et al. (2005). Analisis MLVSS ini merupakan lanjutan dari hasil analisis MLSSseperti berikut:

 Cawan yang berisis kertas saring, yang mengandung residu dari hasil analisis MLSS dimasukkan ke dalam furnace dengan suhu 550 C selama 1 jam.

 Setelah di furnace, cawan dan kertas saring dipindahkan ke dalam oven dengan suhu 105 C selama 15 menit.  Cawan yang berisi kertas saring kemudian dimasukkan

ke dalam desikator selama 15 menit.

 Cawan dan kertas saring ditimbang menggunakan neraca analitik. Hasil penimbangan cawan dicatat sebagai e (mg).

 Dihitung jumlah zat padat tersuspensi organik (VSS) dalam sampel dengan rumus:

 FSS (mg/L) = ( ) x 2000  VSS (mg/L) = TSS – FSS

 AnalisisSalinitas  Prosedur Analisis:

 Analisis salinitas menggunakan pH onlab dengan bacaan digital. Prosedur analisis menggunakan modifikasi dari Greenberg et al. (2005) sebagai berikut:

pHonlab disetting untuk mengukur salinitas dengan menekan enter/mode hinggapada layer muncul tulisan “sal”. Kemudian distandarisasi menggunakan larutan buffer pH 7. Standarisasi dilakukan dengan mencelupkan probe pH onlab ke dalam larutan buffer.

Diambil sejumlah sampel dan diletakkan ke dalam beaker glass.

 Dicelupkan probe pH onlab ke dalam sampel yang diukur nilai salinitasnya.

 Dibaca nilai salinitas sampel pada monitor pembaca.

7. Analisis pH

7.1 Prosedur Analisis:

 Analisis pH menggunakan pH meter dengan bacaan digital. Prosedur analisis menggunakan modifikasi dari Greenberg et al. (2005) sebagai berikut:

 pH meter distandarisasi menggunakan larutan buffer pH pada pH 4, 7, dan 10. Standarisasi dilakukan dengan mencelupkan probe pH meter bergantian ke dalam larutan buffer dengan urutan: buffer pH 4  buffer pH 7  buffer pH 10  buffer pH 7.

Diambil sejumlah sampel dan diletakkan ke dalam beaker glass.

 Dicelupkan probe pH meter ke dalam sampel yang diukur nilai pH nya.

LAMPIRAN B TABEL HASIL ANALISIS

Tabel 1 Hasil Analisis COD pada saat aklimatisasi

Reaktor

Konsentrasi COD (mg/L)

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

low (2) 265 92 108 105 96 154 81

low (3) 288 115 131 90 296 92 54

Campuran

(2) 361 154 169 156 127 85 111

Campuran

(3) 445 134 154 117 223 54 38

Inlet (2) 476 403 353 269 369 150 161

Inlet (3) 461 396 503 336 234 123 185

Kontrol (2) 480 396 453 316 281 254 284

Kontrol (3) 534 369 392 355 550 231 296

Tabel 2. Hasil Analisis COD pada saat running (mg/L)

0 aerobik 1 anoksik 1 aerobik 2 anoksik 2 aerobik 3 anoksik 3

low 124.4 199.1 113.8 137.4 70.2 39.4 47.3 low 156.4 138.7 85.3 76.8 42.9 55.2 74.9 medium 259.6 135.1 136.6 88.9 103.1 74.9 74.9 medium 280.9 67.6 117.1 101.0 88.9 78.8 86.7 high 462.2 248.9 181.3 44.4 152.2 114.3 126.1 high 348.4 280.9 131.6 129.3 128.8 31.5 94.6 low 138.7 92.4 92.4 156.1 68.7 51.2 63.1 low 131.6 92.4 88.9 82.0 56.6 220.7 43.3 medium 312.9 78.2 92.9 92.9 89.8 67.0 102.5 medium 302.2 103.1 88.9 88.9 66.3 55.2 63.1 high 544.0 330.7 144.4 85.3 64.6 74.9 86.7 high 366.2 292.3 85.9 110.2 105.1 106.4 51.2 low 167.6 38.1 244.7 327.8 65.9 57.7 57.7 low 163.8 125.7 94.1 78.0 75.3 88.5 34.6 medium 236.2 205.7 182.0 119.2 112.9 117.1 57.7 medium 339.0 182.9 172.5 196.2 103.5 93.7 84.6 high 392.4 171.4 219.6 197.6 167.8 76.9 69.2 Reaktor durasi 30 - 70 durasi 50 - 50 durasi 70 - 30 Durasi Proses COD (mg/L)

Tabel 3 Hasil Analisis ammonium - nitrogen

0 aerobik 1 anoksik 1 aerobik 2 anoksik 2 aerobik 3 anoksik 3

low 46.6 13.3 8.5 12.4 13.9 8.8 13.0 low 45.6 14.5 9.2 12.7 12.9 9.8 12.4 medium 45.2 12.5 12.5 11.5 14.0 16.6 13.0 medium 41.1 11.3 13.4 11.2 13.6 14.0 12.5 high 44.9 28.2 13.7 20.0 24.6 19.3 16.3 high 43.7 10.5 14.3 17.9 13.1 16.7 15.9 low 36.5 8.9 4.0 10.2 13.5 5.7 4.5 low 35.7 8.7 5.1 9.8 11.2 5.0 5.0 medium 37.3 11.3 12.4 9.0 10.7 7.5 4.8 medium 36.1 12.0 11.6 8.4 12.2 7.2 3.2 high 41.7 14.0 13.6 10.3 13.6 8.3 3.1 high 42.9 12.1 12.2 11.5 12.9 6.3 3.5 low 44.5 13.2 5.7 2.5 4.0 2.4 2.1 low 44.1 13.5 11.0 1.5 3.6 2.0 1.8 medium 41.5 10.3 9.6 6.8 7.4 4.1 3.6 medium 40.0 12.2 11.5 5.7 9.0 4.4 5.5 high 40.4 6.7 8.9 6.7 5.8 2.7 2.2 Durasi Proses Reaktor Analisis Amonium (mg/L) durasi 30 - 70 durasi 50 - 50 durasi 70 - 30

Tabel 4. Hasil Analisis nitrat - nitrogen

0 aerobik 1 anoksik 1 aerobik 2 anoksik 2 aerobik 3 anoksik 3

low 9.6 27.4 15.9 15.3 3.4 5.7 4.0 low 10.2 24.7 14.8 16.0 4.3 5.4 3.6 medium 8.6 32.1 20.6 14.8 3.7 4.4 4.6 medium 7.2 30.7 19.3 14.6 3.9 5.0 3.7 high 9.6 30.8 17.6 13.0 3.4 5.4 3.4 high 10.6 26.5 16.2 12.6 4.1 5.1 4.6 low 14.2 28.6 21.7 8.5 3.3 7.7 3.9 low 12.7 30.9 18.1 11.3 3.4 7.0 4.2 medium 10.0 29.2 11.3 10.7 3.2 6.0 4.5 medium 10.6 27.6 10.7 12.2 3.2 6.3 5.1 high 12.8 31.8 5.5 8.5 3.3 5.1 4.3 high 11.9 23.7 9.1 9.2 3.1 6.1 4.0 low 16.7 21.0 30.8 21.6 17.6 14.2 9.5 low 16.4 21.4 25.8 20.5 15.5 14.3 9.9 medium 23.7 38.1 31.1 27.1 19.4 16.5 7.5 medium 23.7 25.5 27.1 22.9 18.2 18.9 9.4 high 26.2 42.3 34.5 29.5 23.5 26.8 14.8 Durasi Proses Reaktor Analisis NItrat (mg/L) durasi 30 - 70 durasi 50 - 50 durasi 70 - 30

Tabel 5. Hasil Analisis nitrit - nitrogen

0 aerobik 1 anoksik 1 aerobik 2 anoksik 2 aerobik 3 anoksik 3

low 24.5 6.0 11.4 8.9 0.7 1.5 0.5 low 27.0 6.1 6.4 9.6 0.9 1.2 0.0 medium 24.5 6.2 4.4 2.6 1.8 0.9 -0.7 medium 26.4 6.1 4.8 3.5 0.4 1.0 -0.4 high 25.4 6.4 3.3 7.9 3.1 0.6 -0.6 high 23.8 5.3 4.4 4.4 1.7 1.1 -0.2 low 31.7 5.7 11.0 5.1 3.1 0.7 -0.1 low 31.9 8.0 10.0 5.8 2.2 0.6 0.0 medium 29.6 7.2 18.2 4.2 1.1 0.3 0.9 medium 26.9 8.8 12.2 5.5 0.9 0.6 0.5 high 34.2 10.3 13.4 5.4 4.6 1.0 0.5 high 34.0 10.7 12.7 4.8 3.3 1.5 1.8 low 15.2 9.3 8.0 11.0 12.5 13.5 11.5 low 15.9 9.3 7.7 11.7 13.5 13.3 11.1 medium 34.4 6.4 10.2 11.0 14.7 15.7 12.0 medium 35.2 7.0 9.6 11.1 14.6 15.7 12.2 high 34.9 7.4 9.4 14.7 15.9 -0.6 0.1 Durasi Proses Reaktor Analisis Nitrit (mg/L) durasi 30 - 70 durasi 50 - 50 durasi 70 - 30

Tabel 6. Hasil Pengukuran DO

aerobik 1 anoksik 1 aerobik 2 anoksik 2 aerobik 3 anoksik 3

low 3.3 1.1 3.6 1.6 3.6 1.3 low 3.9 1.2 3.6 1.5 3.6 1.5 medium 2.6 0.7 3.3 0.6 3.3 0.6 medium 2.6 0.6 3.2 0.9 3.6 0.7 high 2.8 0.8 3.3 0.8 3.3 0.9 high 2.5 1.0 3.4 0.9 3.6 1.1 low 3.2 1.2 3.1 1.1 4.0 0.9 low 2.6 0.6 2.8 0.9 3.4 0.8 medium 3.4 1.0 3.9 1.1 3.8 1.4 medium 3.6 1.3 3.9 1.5 3.9 1.6 high 3.5 1.6 3.2 0.9 3.7 1.1 high 3.3 1.0 3.1 1.1 3.5 1.0 low 3.4 1.5 3.7 1.5 3.8 1.2 low 2.9 1.5 3.5 1.3 3.7 1.1 medium 3.9 1.2 3.8 1.2 3.6 1.8 medium 3.6 1.5 3.7 1.3 3.8 1.7 high 3.6 1.5 3.6 1.5 3.9 1.3 high 3.4 1.7 3.5 1.5 3.8 1.2

Tabel 7. Hasil Pengukuran pH

0 aerobik 1 anoksik 1 aerobik 2 anoksik 2 aerobik 3 anoksik 3

low 7.27 7.16 7.83 7.91 7.63 7.84 7.66

medium 7.57 6.98 7.65 7.73 7.59 7.87 7.71

high 7.63 7.18 7.59 7.67 7.44 7.66 7.37

low 7.89 7.34 7.69 7.49 7.11 7.92 7.61

medium 7.76 7.21 7.85 7.58 7.61 8.01 7.8

high 7.85 6.99 7.96 7.71 7.44 8.08 7.78

low 7.08 7.48 7.29 7.59 7.47 8.25 7.69

medium 7.05 7.56 7.36 7.44 7.26 8.03 7.63

high 7.14 7.33 7.78 7.34 7.44 8.14 7.42

durasi 30 -

70

durasi 50 -

50

durasi 70 -

30

Durasi

Proses Reaktor

Analisis pH

Tabel 8 Hasil pengukuran BOD dan Rasio COD/TN

Durasi

Proses Reaktor

BOD (mg/L) Rasio COD/TN

awal akhir awal akhir

durasi 30

- 70

low 75.4 16.4 0.439 0.174

medium 103.3 19.7 0.584 0.264

high 75.4 23.0 1.136 0.349

durasi 50

- 50

low 56.8 9.8 0.356 0.160

medium 68.2 13.1 0.863 0.233

high 73.2 16.4 1.284 0.305

durasi 70

- 30

low 46.9 9.2 0.641 0.270

medium 52.5 15.4 1.088 0.426

high 89.6 19.5 1.425 0.560

Tabel 9 Hasil pengukuran TOTAL NITROGEN DAN TKN

Durasi

Proses Reaktor

TOTAL NITROGEN (mg/L) TKN (mg/L)

awal akhir awal akhir

Durasi

30 - 70

low 176.09 86.50 141.44 82.5

medium 149.19 91.07 115.23 86.4

high 144.75 86.83 110.03 82.5

Durasi

30 - 70

low 163.13 86.59 117.87 82.5

medium 148.56 87.98 110.03 82.5

high 156.52 91.69 110.03 86.4

Durasi

30 - 70

low 114.60 62.42 82.52 41.4

medium 144.88 63.72 86.43 43.2

high 148.79 55.91 86.43 41.4

LAMPIRAN C

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Air limbah domestik dari unit ABR Jurusan Teknik Lingkungan ITS Analisis BOD dengan metode winkler Proses pengambilan lumpur RAS clarifier dari unit distribution box 2 IPLT Keputih

Media Kaldness

Analisis COD

Analisis NItrit

Analisis Amonium

Sampel lumpur untuk analisis MLSS

BIOGRAFI PENULIS

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 Januari 1994. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menempuh jenjang pendidikan di SDN Sukapura 01 Pagi Jakarta pada tahun 2000-2006, SMP Negeri 114 Jakarta pada tahun 2006-2009, SMA Negeri 13 Jakarta pada tahun 2009-2012, dan kini melanjutkan ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan melalui jalur SBMPTN.

Selain mengikuti akademik, penulis juga aktif mengembangkan softskill di pelatihan maupun organisasi. Penulis menadi anggota beberapa progam kerja Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) 13/14 dan 14/15. Penulis juga pernah terjun sebagai staff Departemen Dalam Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BEM ITS) 14/15. Penulis juga pernah berkesempatan menjadi ketua dalam Indonesia Corrosion Workshop (ICW) yang di adakan oleh Indocor SC ITS pada tahun 2016. Berbagai pelatihan dan seminar di bidang teknik lingkungan juga telah diikuti dalam rangka pengembangan diri. Pada menjelang akhir masa perkuliahan penulis berkesempatan melakukan kerja praktik di Djarum Oasis Kretek Factory, Kudus untuk melakukan analisis pemanfaatan charcoal dari batang pohon trembesi (albizia saman) sebagai penjernih air pada unit inlet turbo coagulator di unit WWTP yang tersedia. Segala bentuk komunikasi yang ingin disampaikan kepada penulis dapat disampaikan melalui email anaanissa21@gmail.com

Dalam dokumen TUGAS AKHIR RE (Halaman 109-145)

Dokumen terkait