• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1.Kesimpulan

Konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut di perairan Selat Bali dan sekitarnya menunjukkan variasi berdasarkan pola musim yaitu pada Musim Barat dan Musim Timur. Adanya variasi konsentrasi klorofil-a dan SPL di perairan Selat Bali berhubungan dengan proses upwelling yang terjadi pada musim timur. Nilai konsentrasi klorofil-a di perairan Selat Bali pada musim timur (0.71 mg/m3 – 2.25 mg/m3) lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi klorofil-a pada musim barat (0.15 – 1.78 mg/m3). Sebaliknya, suhu permukaan laut pada musim barat (28.6 – 31.13 °C) lebih tinggi dibandingkan dengan suhu permukaan laut pada musim timur (25.37 – 28.35 °C). Selain itu, secara spasial peningkatan konsentrasi klorofil-a dan penurunan SPL pada musim timur jelas terlihat pada daerah selatan perairan Selat Bali. Wilayah ini terletak pada 8,5 °LS – 8,75 °LS, dan merupakan wilayah yang paling dekat dengan Samudera Hindia.

Selain variasi musim, diketahui juga adanya variasi interanual yang mempengaruhi konsentrasi klorofil-a dan SPL di perairan Selat Bali. Pada Musim Timur tahun 2006 terjadi anomali positif konsentrasi klorofil-a dan anomali negatif suhu permukaan laut di perairan Selat Bali. Anomali ini disebabkan oleh terjadinya fenomena IODM positif selama bulan September - November 2006.

Secara umum, peningkatan jumlah produksi ikan lemuru terjadi pada bulan Oktober sampai Desember dengan rata-rata tangkapan sebesar 1.261.902 kg. Peningkatan jumlah produksi ikan lemuru secara signifikan terjadi pada bulan November 2006 dengan jumlah mencapai 2.737.133 kg. Pada periode yang sama,

terjadi anomali positif konsentrasi klorofil-a di perairan Selat Bali akibat fenomena IODM. Hasil analisis korelasi silang menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara konsentrasi klorofil-a dengan produksi ikan lemuru pada waktu sela 1 - 4 bulan, dengan korelasi tertinggi pada sela 2 bulan.

5.2. Saran

Saran untuk penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan proses fisiologi antara klorofil-a dan suhu perairan dengan ikan lemuru, sehingga bisa diketahui secara akurat bagaimana pengaruh suhu terhadap distribusi ikan lemuru di perairan Selat Bali.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. About MODIS. From The World Wide Web : http://modis.gsfc.nasa.gov/about.htm [01 Maret 2008]

Amri, K. 2002. Hubungan Kondisi Oseanografi (Suhu Permukaan Laut, Klorofil-A, dan Arus) Dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil di Perairan Selat Sunda. Thesis. Tidak Dipublikasi. Program Pasca Sarjana. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Almina, N. 2005. Analisis Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a, Hubungannya Dengan Hasil Tangkapan Madidihang (Thunnus albacares) di Perairan Selatan Sulawesi Tenggara. Thesis. Tidak Dipublikasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Arinardi, O. H. 1989. Upwelling di Selat Bali dan Hubungannya dengan Kandungan Plankton serta Perikanan Lemuru (Sardinella longiceps). Penelitian Oseanologi Perairan Indonesia. Buku I. P3O-LIPI. Jakarta. Birowo, S dan D. Arief. 1983. Upwelling di Indonesia dan Suhu Sebagai Salah

Satu Parameter Indikator. Seminar Meteorologi Antariksa. LAPAN. Jakarta.

Burhanuddin dan D. Praseno. 1982. Lingkungan Perairan di Selat Bali. Pros. 2/SPL/82: 27-32.

Burhanuddin, M., S. Hutomo, Martosejowo dan R. Moeljanto. 1984. Sumber Daya Ikan Lemuru. Proyek Studi Sumber Daya Alam Indonesia. Studi Potensi Sumber Daya Hayati Ikan. Lembaga Oseanografi Nasional – LIPI. Jakarta.

Dwiponggo, A. 1982. Beberapa Aspek Biologis Ikan Lemuru. BPPL. Jakarta. Edwards, R. R. C. and S. Shaher. 1987. Biometrics of Sardinella longiceps Val. in

Relation to Upwelling in The Gulf of Aden. J. Fish. Biol. 30 : 67-73 Farita, Y. 2006. Variabilitas Suhu di Perairan Selatan Jawa Barat dan

Hubungannya dengan Angin Muson, Indian Ocean Dipole Mode (IODM)

dan El Nino Southern Oscillation. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Program

Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fatma, E. 2006. Pendugaan Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Konsentrasi Klorofil-a di Perairan Selatan Jawa Menggunakan Citra Satelit Terra MODIS. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fitriah, N. 2008. Aplikasi Data Inderaan Multi Spektral untuk Estimasi Kondisi Perairan dan Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selatan Jawa Barat. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Gaol, J. L, 2003. Kajian Karakteristik Oseanografi Samudera Hindia Bagian Timur Dengan Menggunakan Multi Sensor Citra Satelit Dan Hubungannya Dengan Hasil Tangkapan Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus).

Disertasi. Tidak Dipublikasikan. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Gaol, J. L, Wudianto, B. P. Pasaribu, D. Manurung, R. Indriani. 2004.

Chlorophyll-a Concentration Derived From Satellite Imagery and Catch of Oily Sardine (Sardinella lemuru) in Bali Strait. In CReSOS Special Issue, September 2004, Vol. I, No. 1, International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences. International Society of Remote Sensing and Earth Science (IReSES).

Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan Dalam Hubungan Dengan Alat, Metode dan Teknik Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Holiludin. 2009. Variabilitas Suhu dan Salinitas di Perairan Barat Sumatera dan Hubungannya dengan Angin Munson dan IODM (Indian Ocean Dipole

Mode). Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Program Studi Ilmu dan Teknologi

Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hosniyanto. 2003. Hubungan antara Fluktuasi Konsentrasi Klorofil Citra

SeaWiFS dengan Produksi Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali. Skripsi.

Tidak Dipublikasikan. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ilahude, A.G. 1975 Seasonal Feature of Hidrology of Bali Strait. Mar. Res.

Indonesia. (15):37-73.

Indrawati, A.T. 2000. Studi tentang hubungan Suhu Permukaan Laut Hasil Pengukuran Satelit Terhadap Hasil Tangkapan Lemuru (Sardinella lemuru

Knauss, J. A. 1978. Introduction to Phsycal Oceanography. Prentice-Hall, Englewood Cliffs. New Jersey.

Laevastu, T., dan I. Hela. 1970. Fisheries Oceanography. Fishing News Books Ltd. London.

Lillesand, T. M. dan R. W. Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra (terjemahan dari “Remote Sensing and Image Interpretation” oleh

Dulbari). Gajah Mada. Univ. Press. Yogyakarta.

Mahrus, 1996. Studi tentang Produktivitas Ikan Lemuru di Perairan Selat Alas, Nusa tenggara Barat. Thesis. Tidak Dipublikasikan. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Merta, I.G.S. 1992. Beberapa Parameter Biologi Ikan Lemuru Dari Perairan Selat Bali. Jurnal Perikanan Laut,. 67: 1-10.

Muntoha, M. 1998. Pola Musim dan Karakteristik Oseanografi di Selat Bali Serta Hubungannya Dengan Produksi Ikan Lemuru (Sardinella longiceps) Yang didaratkan di PPI Muncar, Banyuwangi. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. IPB. Bogor.

Nababan, N. 2009. Hubungan Konsentrasi Klorofil-a Di Perairan Selat Bali dengan Produksi Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) yang Didaratkan di TPI Muncar, Banyuwangi. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nikiyuluw, L. L. U. 2005. Kajian Variasi Musiman Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a dalam Hubungannya dengan Penangkapan Lemuru di Perairan Selat Bali. Thesis. Tidak Dipublikasikan. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nontji, A., 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nontji, A. dan A. G. Ilahude. 1975. Ekologi Fitoplankton Selat Bali. Oseanologi

di Indonesia, 5 ; 25-41

O’Reilly, J. E., S. Maritorena, B. G. Mitchell, D. A. Siegel, K. L. Carder, S. A. Garver, M. Kahru, and C. McClain. 1998. Ocean Color Chlorophyll Algorithms for SeaWIFS. J. Geophys. Res. 103 : 24,937 – 24,953

Robinson, I.S., 1985. Satelite Oceanography On Introduction for Oceanographer and Remote Sensing Scientist. Ellis Harwood Ltd. John Willey and Sons. New York.

Saji, N.H., B.N. Goswami, P.N. Vinayachandran dan T. Yamagata. 1999. A Dipole Mode in The Tropical Indian Ocean. J. Nature. 401:360-363

Soegiarto, A., dan S. Birowo,. 1975. Atlas Oseanografi Perairan Indonesia dan Sekitarnya. No. 1. LON – LIPI. Jakarta.

Soeriatmadja, R, E. 1957. The Coastal Current South of Java. Mar. Res.

Indonesia. 3 :41-55

Steel, Robert. G. D., and James H. Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics – A Biometrical Approach. McGraw-Hill Book Company. New York

Subani, W. 1971. Masalah Perikanan Lemuru di Bali. Lembaga Penelitian Perikanan Laut. Jakarta

Whitehead. 1985. Fish Index. Retrieved July 25, 2004. 07:24 PM From The World Wide Web:

http://species.fishindex.com/species_3906sardinella_lemuru.html Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography Of Southeast Asian Waters. The

University Of California, Scripps Institution Of Oceanography, La Jolla, California. California.

Wyrtki, K. 1962. The Upwelling In The Region Between Java And Australia During The Southeast Monsoon. Australia. J. Mar Freshw Res. 13(3):217-225.

Wudianto. 2001. Analisis Sebaran Dan Kelimpahan Ikan Lemuru (Sardinella

lemuru Bleeker1853) Di Perairan Selat Bali: Kaitannya Dengan Optimasi

Penangkapan. Disertasi. Tidak Dipublikasikan. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lampiran 1

Data bulanan nilai rata-rata konsentrasi klorofil-a di perairan Selat Bali selama 5 tahun (2004 – 2008)

Bulan

Rata-rata bulanan konsentrasi klorofil-a (mg/m3) pada tahun ke- 2004 2005 2006 2007 2008 Januari 0.29 0.18 0.24 0.38 0.27 Febuari 0.33 0.18 0.15 0.26 0.20 Maret 0.22 0.17 0.18 0.33 0.18 April 0.61 0.29 0.32 0.32 0.21 Mei 0.78 1.09 0.77 1.05 Juni 1.34 0.73 1.32 1.29 1.01 Juli 1.00 0.71 0.92 1.30 0.84 Agustus 2.25 0.84 1.06 1.34 0.86 September 1.00 0.95 1.13 1.60 0.79 Oktober 0.87 0.50 1.44 1.73 0.93 November 0.87 0.25 3.50 0.27 0.29 Desember 0.24 0.45 1.78 0.25 0.28

Lampiran 2

Profil sebaran bulanan konsentrasi klorofil-a berdasarkan musim di perairan Selat Bali

Musim Barat (Desember – Februari)

Musim Peralihan I (Maret – Mei)

Musim Timur (Juni – Agustus)

Lampiran 3

Data bulanan nilai rata-rata bulanan suhu permukaan laut (SPL) di perairan Selat Bali selama 5 tahun (2004 – 2008)

Bulan

Rata-rata bulanan SPL pada tahun ke-

2004 2005 2006 2007 2008 Januari 29.66 30.00 29.77 29.53 28.96 Febuari 29.47 30.70 30.13 31.13 28.60 Maret 29.75 30.76 29.81 30.10 30.02 April 29.56 30.39 29.88 29.69 29.42 Mei 28.83 28.37 28.96 28.72 28.48 Juni 27.95 28.35 27.09 27.30 26.74 Juli 27.01 27.90 25.37 26.39 25.78 Agustus 25.85 26.41 25.60 25.67 25.78 September 26.01 27.03 25.54 25.97 27.01 Oktober 27.50 27.80 26.83 27.03 27.85 November 28.86 29.39 28.04 28.94 29.29 Desember 29.79 29.27 29.07 30.51 29.51

Lampiran 4

Data produksi bulanan ikan lemuru yang didaratkan di TPI Pengambengan selam 5 tahun (2004 – 2008)

Bulan

Produksi Ikan Lemuru (kg)

2004 2005 2006 2007 2008 Januari 628,575 43,017 162,377 1,448,012 598,064 Febuari 507,558 149,719 223,787 1,929,702 161,415 Maret 121,197 941,007 133,055 1,015,582 417,167 April 384,854 868,841 123,427 1,534,810 642,072 Mei 810,628 754,127 303,959 1,413,910 676,054 Juni 1,343,218 795,800 36,595 513,596 215,175 Juli 387,791 486,787 466,471 253,689 90,720 Agustus 770,589 473,165 729,725 654,243 690,591 September 636,664 658,556 939,306 371,192 1,081,724 Oktober 547,397 715,522 1,295,409 538,572 1,413,401 November 562,770 467,680 2,737,133 2,199,891 2,586,532 Desember 231,554 239,650 2,206,682 1,235,466 1,950,877 Sumber: TPI Pengambengan Bali dan Dinas Perikanan Kabupaten Jembrana –

Lampiran 5

Data bulanan nilai rata-rata angin di perairan Selat Bali selama 5 tahun (2004 – 2008)

Bulan Bujur Lintang U V Kecepatan Januari 112.5 -10.476 2.82452 1.40607 3.1551406 112.5 -8.57131 3.53097 0.62258 3.5854348 112.5 -6.66657 4.41735 -0.3689 4.432732 114.375 -10.476 3.00247 1.10424 3.1990885 114.375 -8.57131 3.47361 0.30703 3.4871561 114.375 -6.66657 4.31206 -0.9966 4.4257357 116.25 -10.476 3.12194 0.32278 3.1385772 116.25 -8.57131 3.48142 -0.5915 3.5313078 116.25 -6.66657 4.34613 -1.9823 4.7768382 Februari 112.5 -10.476 2.756 0.46484 2.7949264 112.5 -8.57131 3.48097 -0.3905 3.5028045 112.5 -6.66657 4.2189 -1.2394 4.3971928 114.375 -10.476 3.05183 0.33514 3.0701782 114.375 -8.57131 3.71458 -0.5771 3.7591417 114.375 -6.66657 4.53796 -1.7718 4.8715701 116.25 -10.476 3.11303 -0.2647 3.1242634 116.25 -8.57131 3.65085 -1.2876 3.8712528 116.25 -6.66657 4.50937 -2.6096 5.2100524 Maret 112.5 -10.476 2.30052 0.74613 2.4184883 112.5 -8.57131 3.04387 0.02742 3.0439948 112.5 -6.66657 3.72884 -0.9458 3.846929 114.375 -10.476 2.12594 0.6941 2.2363752 114.375 -8.57131 2.94942 -0.2408 2.9592336 114.375 -6.66657 3.67419 -1.573 3.9967519 116.25 -10.476 2.196 -0.1531 2.2013305 116.25 -8.57131 2.92626 -1.1506 3.1443317 116.25 -6.66657 3.66923 -2.3596 4.3624523 April 112.5 -10.476 -2.8134 1.6749 3.2742152 112.5 -8.57131 -1.3849 1.23258 1.853972 112.5 -6.66657 -0.4575 0.40419 0.6104508 114.375 -10.476 -3.3797 1.65233 3.7619613 114.375 -8.57131 -1.8745 1.10853 2.177779 114.375 -6.66657 -0.7202 0.0155 0.7203662 116.25 -10.476 -3.5981 1.1064 3.7643332 116.25 -8.57131 -2.1902 0.62487 2.2775939 116.25 -6.66657 -0.8439 -0.3371 0.9087798 Lanjutan Lampiran 5

Bulan Bujur Lintang U V Kecepatan Mei 112.5 -10.476 -5.154 2.52252 5.7381999 112.5 -8.57131 -3.4471 2.25923 4.1214741 112.5 -6.66657 -2.5707 1.62987 3.0438508 114.375 -10.476 -5.4077 2.59258 5.997095 114.375 -8.57131 -3.72 2.29406 4.3705117 114.375 -6.66657 -2.6366 1.49045 3.0286967 116.25 -10.476 -5.5512 2.19406 5.9690894 116.25 -8.57131 -4.0613 1.96645 4.5123178 116.25 -6.66657 -2.9729 1.35897 3.2687838 Juni 112.5 -10.476 -5.3801 2.58529 5.9689883 112.5 -8.57131 -3.8315 2.57406 4.6159042 112.5 -6.66657 -3 2.18413 3.7108517 114.375 -10.476 -5.9418 2.84933 6.5896653 114.375 -8.57131 -4.4577 2.88467 5.3096229 114.375 -6.66657 -3.4761 2.37507 4.2100411 116.25 -10.476 -6.1372 2.70353 6.7062894 116.25 -8.57131 -4.8958 2.82707 5.6534206 116.25 -6.66657 -3.972 2.55107 4.7206701 Juli 112.5 -10.476 -6.1545 2.83981 6.7780363 112.5 -8.57131 -4.5936 3.0589 5.518892 112.5 -6.66657 -3.9292 2.94806 4.9121679 114.375 -10.476 -6.3459 2.87652 6.9674416 114.375 -8.57131 -5.0547 3.24303 6.0056098 114.375 -6.66657 -4.3262 3.06677 5.3029289 116.25 -10.476 -6.4544 2.54961 6.9397147 116.25 -8.57131 -5.4295 3.06387 6.2343084 116.25 -6.66657 -4.905 3.27735 5.8991861 Agustus 112.5 -10.476 -6.1784 3.33529 7.0211558 112.5 -8.57131 -4.5157 3.58458 5.7655133 112.5 -6.66657 -3.7861 3.67884 5.2790282 114.375 -10.476 -6.0304 3.41394 6.9296843 114.375 -8.57131 -4.7505 3.76387 6.060818 114.375 -6.66657 -4.1775 3.74355 5.6094141 116.25 -10.476 -5.9566 3.09568 6.7130352 116.25 -8.57131 -5.0543 3.57077 6.1884251 116.25 -6.66657 -4.8138 3.91374 6.2040147

Lanjutan Lampiran 5

Bulan Bujur Lintang U V Kecepatan September 112.5 -10.476 -4.2018 3.46206 5.4443611 112.5 -8.57131 -2.954 3.60594 4.6614334 112.5 -6.66657 -2.6676 3.60929 4.4881104 114.375 -10.476 -4.0325 3.4754 5.3235073 114.375 -8.57131 -3.23 3.8898 5.0560304 114.375 -6.66657 -3.0673 3.7506 4.8451135 116.25 -10.476 -4.0573 2.95427 5.0188748 116.25 -8.57131 -3.6662 3.58573 5.1282068 116.25 -6.66657 -3.7333 3.8236 5.3438934 Oktober 112.5 -10.476 -2.3988 3.65297 4.370159 112.5 -8.57131 -1.1953 3.26613 3.4779759 112.5 -6.66657 -0.9993 2.80723 2.9797879 114.375 -10.476 -2.3326 3.32955 4.0653196 114.375 -8.57131 -1.5539 3.21 3.5663165 114.375 -6.66657 -1.3419 2.5449 2.8769941 116.25 -10.476 -2.4382 2.72194 3.6542743 116.25 -8.57131 -2.1007 2.83039 3.5247797 116.25 -6.66657 -1.869 2.41316 3.0523153 November 112.5 -10.476 -1.2979 3.40523 3.6442038 112.5 -8.57131 -0.3032 2.31787 2.3376128 112.5 -6.66657 0.53445 1.06394 1.1906298 114.375 -10.476 -0.917 3.00927 3.1458822 114.375 -8.57131 -0.0478 2.111 2.1115414 114.375 -6.66657 0.85 0.69027 1.0949749 116.25 -10.476 -0.7538 2.076 2.2086289 116.25 -8.57131 -0.1437 1.52707 1.5338166 116.25 -6.66657 0.7954 0.40427 0.8922412 Desember 112.5 -10.476 -0.0183 2.35813 2.3582004 112.5 -8.57131 1.71961 1.15168 2.0696457 112.5 -6.66657 3.23323 -0.1958 3.2391476 114.375 -10.476 0.70281 1.644 1.7879248 114.375 -8.57131 2.13123 0.53029 2.1962091 114.375 -6.66657 3.44142 -0.9831 3.5790757 116.25 -10.476 0.81397 0.50716 0.9590401 116.25 -8.57131 2.08877 -0.4184 2.1302709 116.25 -6.66657 3.33742 -1.7023 3.7464864

Lampiran 6

Korelasi silang Konsentrasi Klorofil-a dengan Produksi Lemuru Lag

(bulan) Korelasi silang

0 0.223 1 0.301 2 0.368 3 0.344 4 0.276 5 0.184 6 0.047 7 -0.113 8 -0.261 9 -0.318 10 -0.175 11 -0.014 12 0.077

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kisaran, 03 Juli 1987 dari Ayah W. Panjaitan dan Ibu O. Napitupulu. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) Katolik Panti Budaya pada tahun 1992 – 1993. Kemudian selama enam tahun yaitu pada tahun 1993 – 1999 penulis menempuh Sekolah Dasar (SD) Swasta Katolik Panti Budaya, Kisaran. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) Swasta Katolik Panti Budaya, Kisaran selama tiga tahun (1999 – 2002). Kemudian dilanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1, Kisaran, selama tiga tahun (2002 – 2005).

Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Agama Kristen pada tahun 2006 – 2007. Penulis pernah menjadi anggota dan pengurus Komisi Kesenian pada Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (UKM PMK IPB) pada tahun 2006 – 2008. Penulis mengikuti beberapa kepanitian yaitu pada Kebaktian Awal Tahun Ajaran (KATA 2006 dan 2007), Natal Civitas Akademi Institut Pertanian Bogor (CIVA IPB 2007 dan 2008) .

Untuk menyelesaikan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan penelitian dengan judul ” Variabilitas Konsentrasi Klorofil-a dan Suhu Permukaan Laut dari Citra Satelit Aqua Modis serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali”

IKAN LEMURU DI PERAIRAN SELAT BALI

Oleh:

Risna Julisca Agnes Panjaitan C54051481

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

iii

RISNA JULISCA A PANJAITAN. Variabilitas Konsentrasi Klorofil-A dan Suhu Permukaan Laut dari Citra Satelit Aqua Modis serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali. Dibimbing oleh JONSON LUMBAN GAOL.

Perairan Selat Bali memiliki potensi sumber daya perikanan lemuru yang cukup tinggi. Kelimpahan ikan lemuru dan penyebarannya dipengaruhi oleh kondisi oseanografi seperti kelimpahan fitoplankton dan variasi suhu permukaan laut (SPL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi temporal dan spasial konsentrasi klorofil-a dan SPL serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan lemuru.

Data yang digunakan adalah citra satelit Aqua MODIS level 3 komposit bulanan selama 5 tahun (2004 – 2008) dengan resolusi spasial 9 km, yang

didownload dari www.oceancolor.gsfc.nasa.gov dan data produksi bulanan ikan

lemuru selama 5 tahun (2004 – 2008) yang didaratkan di TPI Pengambengan, Bali. Sebagai data pendukung, digunakan data angin bulanan selama 5 tahun (2004 – 2008) yang didownload dari www.cdc.noaa.gov. Analisis korelasi silang digunakan untuk menganalisis hubungan antara konsentrasi klorofil-a dengan produksi ikan lemuru.

Kondisi perairan Selat Bali dipengaruhi oleh dua musim berdasarkan pola pergerakan dan kecepatan angin, yaitu musim barat (November – April) dan musim timur (Mei – Oktober) . Secara umum nilai konsentrasi klorofil-a pada musim timur lebih tinggi dibandingkan pada saat musim barat. Sebaliknya, sebaran SPL relatif tinggi terjadi pada musim barat dibanding dengan musim timur. Nilai konsentrasi klorofil-a yang tinggi dan SPL yang rendah pada musim timur berhubungan dengan upwelling yang terjadi di perairan tersebut dimana massa air yang kaya nutrien dan bersuhu rendah yang naik ke lapisan permukaan. Secara spasial, peningkatan konsentrasi klorofil-a dan penurunan SPL pada musim timur terjadi pada daerah selatan perairan Selat Bali yang berhubungan langsung dengan Samudera Hindia.

Pada musim timur tahun 2006 di perairan Selat Bali terjadi anomali konsentrasi klorofil-a dan SPL yang diperkirakan karena upwelling yang terjadi secara intensif di perairan Selatan Jawa sepanjang musim timur (Agustus-November 2006). Upwelling yang intensif ini diperkirakan akibat fenomena

Indian Ocean Dipole Mode (IODM) yang terjadi pada periode tersebut.

Secara umum, puncak peningkatan produksi ikan lemuru selama periode penelitian terjadi pada Oktober – Desember dengan rata-rata tangkapan 1.261.902 kg. Peningkatan jumlah produksi ikan lemuru secara signifikan terjadi pada bulan November 2006 dengan jumlah mencapai 2.737.133 kg. Hasil analisis korelasi silang menyatakan adanya korelasi positif signifikan antara konsentrasi klorofil-a dengan produksi ikan lemuru pada waktu sela 1 - 4 bulan.

1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Selat Bali adalah salah satu perairan di Indonesia yang memiliki potensi perikanan tangkap yang cukup tinggi dengan sumberdaya perikanan utamanya yaitu ikan lemuru (Sardinella lemuru). Produksi ikan lemuru di perairan Selat Bali sangat berfluktuasi secara temporal, dimana pada saat tertentu terjadi produksi yang cukup rendah tetapi pada saat yang lain terjadi produksi yang cukup tinggi. Potensi perikanan tangkap yang tinggi ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa Selat Bali memiliki produktivitas perairan yang tinggi akibat adanya fenomena

upwelling yang terjadi secara musiman di perairan selatan Jawa yang

berhubungan dengan Samudera Hindia. Selain variasi musim, di perairan Samudera Hindia juga ditemukan adanya variasi interanual seperti Indian Ocean

Dipole Mode (IODM) yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi

perairan Selat Bali.

Pengaruh musim dan fenomena IODM mempengaruhi parameter oseanografi seperti kelimpahan fitoplankton dan suhu permukaan di perairan Selat Bali. Variasi konsentrasi klorofil-a secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kelimpahan dan sebaran ikan lemuru di Selat Bali (Wudianto, 2001)

Penyebaran ikan lemuru di perairan Selat Bali dipengaruhi oleh keberadaan sumber makanannya yaitu plankton. Fitoplankton merupakan tumbuhan mikro yang memiliki pigmen klorofil-a yang berfungsi dalam konversi radiasi matahi menjadi energi kimia yg diperlukan untuk proses fotosintesis.

Kelimpahan fitoplankton dalam suatu perairan dapat dideteksi oleh sensor satelit melalui klorofil-a yang terkandung pada fitoplankton. Berdasarkan hasil penelitian yang sebelumnya, diketahui bahwa ada hubungan signifikan antara konsentrasi klorofil-a dengan kelimpahan ikan lemuru di Selat Bali, dimana peningkatan konsentrasi klorofil-a akan diikuti dengan peningkatan produksi tangkapan ikan lemuru. Namun pada penelitian – penelitian yang sebelumnya hanya menggunakan data produksi ikan lemuru yang didaratkan di TPI Muncar (Lumban Gaol et al., 2004; Hosniyanto, 2003; Nababan, 2009). Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan data produksi lemuru yang didaratkan di TPI Pengambengan Bali untuk dilihat hubungannya dengan konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan di perairan Selat Bali.

1.2.Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui variasi spasial dan temporal konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut di Perairan Selat Bali dari hasil pengolahan citra AQUA MODIS periode Januari 2004 – Desember 2008.

2. Mengetahui hubungan antara konsentrasi klorofil dan suhu permukaan laut terhadap produksi ikan lemuru (Sardinella Lemuru) yang didaratkan di TPI Pengambengan Bali.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Keadaan Umum Perairan Selat Bali

Perairan Selat Bali di sebelah barat dibatasi oleh daratan pulau Jawa, sedangkan di sebelah timur dibatasi oleh daratan Pulau Bali. Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di utara dan Samudera Hindia di sebelah selatan. Berdasarkan topografinya, perairan Selat Bali cenderung dipengaruhi oleh massa air dari Samudera Hindia dibandingkan dengan massa air Laut Flores atau Laut Jawa (Burhanuddin dan Praseno, 1982). Perubahan yang dialami Selat Bali akan sama dengan perubahan yang terjadi di Samudera Hindia, terutama dalam hal variabilitas parameter oseanografinya seperti konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut.

Perairan Selat Bali memiliki kesuburan yang tinggi, dimana produktivitas tertinggi terjadi saat musim timur yang disebabkan oleh fenomena upwelling di perairan Samudera Hindia. Saat terjadinya upwelling, zat hara di perairan tinggi. Zat hara seperti nitrat dan fosfat sangat penting bagi perkembangan fitoplankton. Pada saat musim timur dimana terjadi upwelling mengakibatkan terjadinya peningkatan kandungan fitoplankton (Arinardi, 1989).

Pada musim barat terjadi pergerakan arus ke arah timur sepanjang pantai Selatan Jawa. Sebagian massa air ini memasuki perairan Selatan Bali yang ditandai dengan salinitas 32,5‰ dan suhu tinggi sekitar 30° C (Soeriatmadja, 1957). Pada musim timur terjadi penaikan air di sepanjang pantai Selatan Jawa sampai Sumbawa, bersamaan dengan ini poros aliran Arus Khatulistiwa Selatan yang mengalir dari timur ke barat sehingga mendesak Arus Pantai Jawa yang

mengalir ke timur (Wyrtki, 1962). Menurut Ilahude (1975), terjadinya suhu rendah (26° C) dan salinitas tinggi (34‰) pada musim timur di perairan Selat Bali disebabkan oleh aliran massa air yang berasal dari Samudera Hindia pada saat terjadinya penaikan massa air yaitu pada musim timur.

Adanya penaikkan massa air yang cukup kuat di perairan Selatan Bali pada saat musim timur terjadi akibat bertiupnya angin muson tenggara yang menyusuri pantai selatan Jawa-Bali. Kemudian akibat adanya pengaruh gaya Coriolis, transport air di lapisan permukaan dibelokkan ke tengah laut sehingga kekosongan air di perairan pesisir Jawa-Bali ini diisi oleh massa air dari lapisan di bawahnya.

Kondisi oseanografi di perairan Selat Bali juga mendapat pengaruh fenomena global seperti fenomena El-Nino/Southern Oscillation (ENSO) yang terjadi di Samudera Pasifik dan Indian Ocean Dipole Mode (IODM) yang terjadi di Samudera Hindia. Menurut Gaol (2003), pada peristiwa El-Nino pada tahun 1997/1998, suhu permukaan laut di Samudera Hindia Bagian Timur cenderung lebih tinggi karena melemahnya kecepatan angin dalam periode yang lama sehingga terjadi pemanasan permukaan laut dari radiasi matahari. Suhu permukaan laut yang tinggi ini mengakibatkan proses upwelling yang biasanya terjadi pada musim timur, intensitasnya menjadi lebih rendah, sehingga mengakibatkan perairan menjadi tidak subur. Pada fenomena IODM, terjadi anomali positif kecepatan angin, dimana kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan peristiwa El Nino. Selama IODM berlangsung kecepatan angin yang tinggi mengakibatkan proses upwelling cukup intensif di Sepanjang Selatan Jawa

dan Bali. Suhu permukaaan laut mengalami penurunan yang cukup rendah dan konsentrasi klorofil meningkat cukup tajam karena kondisi perairan yang subur.

2.2.Sumberdaya Ikan Lemuru

2.2.1. Jenis, Ciri-ciri, dan Kebiasaan Makan Ikan Lemuru

Ikan lemuru yang terdapat di perairan Indonesia terdiri dari beberapa jenis yaitu Sardinella longiceps (yang kemudian direvisi menjadi Sardinella lemuru),

Sardinella aurita, Sardinella leoigaster, dan Sardinella clupeoides (Merta, 1992).

Ikan lemuru yang terkenal di Indonesia adalah Sardinella lemuru yang terkonsentrasi di perairan Selat Bali dan sekitarnya.

Ciri-ciri umum ikan lemuru yang terdapat di perairan Selat Bali menurut Dwiponggo (1982) adalah:

1. Bentuk badan bulat memanjang, perut agak menipis dengan sisik-sisik duri yang menonjol dan tajam.

2. Sirip dapat mencapai panjang 23 cm.

3. Sirip ekor bercabang, warna badan bagian atas biru kehijauan, bagian bawah putih keperakan, terdapat noda samar-samar di bawah pangkal sirip punggung bagian depan, sirip-sirip lainnya tembus cahaya dan moncong agak kehitam-hitaman.

Ikan lemuru oleh nelayan setempat diberi nama berbeda sesuai dengan ukuran panjangnya. Secara umum ikan lemuru dikelompokkan dalam empat nama lokal berdasarkan ukuran yang diberikan oleh nelayan setempat.

Tabel 1. Nama-nama lokal ikan lemuru di Selat Bali Panjang Total (cm) Nama Lokal Lokasi

< 11 Sempenit

Penpen

Muncar

Kedonganan dan Bali

11 – 15 Protolan Muncar dan Bali

15 – 18 Lemuru Muncar dan Bali

>18 Lemuru kucing Muncar dan Bali Sumber: Dwiponggo (1982) dan Merta (1992)

Lemuru adalah jenis ikan pemakan zooplankton dan fitoplankton. Zooplankton merupakan makanan utama dengan persentase 90.52% - 95.54%, sedang fitoplankton 4.46% - 9.48%. Berdasarkan hasil pemeriksaan lambung ikan lemuru di Selat Bali diperoleh zooplankton copepoda mendominasi 85 – 95% dari jumlah makanannya, dan sisa makanan 5 – 15% terdiri dari crustacea, moluska, dan fitoplankton (Ritterbush, 1975 in Burhanuddin et al., 1984).

2.2.2. Penyebaran Ikan Lemuru

Menurut Whitehead (1985) dalam Muntoha (1998), ikan lemuru tersebar di Lautan India bagian timur yaitu Phuket, Thailand, pantai timur Jawa Timur dan Bali, serta sebelah barat Australia. Sedangkan sebaran ikan lemuru di lautan Pasifik sebelah barat dapat dijumpai dari Laut Jawa ke utara sampai Filipina, Hongkong, Pulau Taiwan sampai Jepang bagian Selatan. Di Selat Bali, penyebaran ikan lemuru mempunyai batasan wilayah tertentu. Menurut Dwiponggo (1982), daerah persebaran saat musim lemuru adalah di sekitar paparan Jawa Timur yaitu dari Bromo sampai ke Grajakan, sedangkan di paparan Bali ikan lemuru tersebar mulai dari Candi Kesuma ke tenggara sampai Jimbaran.

Dokumen terkait