• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV V NO FAKTOR RESIKO

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

H0 diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara resiliensi dengan prestasi belajar anak binaan Yayasan SMART Ekselensia Indonesia. Artinya meningkatnya resiliensi tidak diikuti dengan meningkatnya prestasi belajar anak binaan Yayasan SMART Ekselensia Indonesia. Sebaliknya meningkatnya prestasi belajar tidak diikuti dengan meningkatnya resiliensi anak binaan Yayasan SMART Ekselensia Indonesia..

5.2. Diskusi

Resiliensi merupakan kemampuan manusia untuk cepat pulih kembali dari perubahan, sakit, kemalangan, atau kesulitan (the Resiliency Center 2005). Sedangkan resiliensi menurut Benard (2004) merupakan kualitas atau karakteristik individual yang berkaitan dengan perkembangan positif dan kesuksesan dalam individu tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, resiliensi dan prestasi belajar memiliki keterkaitan satu sama lain hal ini berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Gutman, Samerof dan Cole (2003) ditemukan bahwa anak-anak yang mengalami kondisi sulit dengan tingkat resiliensi yang tinggi mampu untuk mencapai tingkat yang tinggi dalam motivasi dan performansi akademik. Sedangkan individu dengan resiliensi rendah cenderung mempersepsi masalah sebagai suatu beban dalam hidupnya. Sedangkan menurut Jew, Green, dan Kroger (1999) bahwa individu yang memiliki skor yang tinggi dalam resiliensi cenderung menunjukan kemampuan akademik yang baik daripada individu yang memiliki resiliensi yang rendah. Kemudian Martin dan Marsh (2006) mengatakan bahwa resiliensi meningkatkan kemungkinan anak untuk sukses di sekolah dan berbagai aspek lain dalam hidup mereka meskipun terdapat rintangan atau kejadian yang tidak menyenangkan terjadi.

Sementara Linquanti (dalam Howard 1999) memberikan definisi resiliensi sebagai kualitas dalam diri anak yang walaupun dihadapkan dengan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup, anak tersebut tidak mengalami kegagalan dalam hal kehidupan akademisnya. Mendukung pernyataan tersebut, Nears (2007) juga menyebutkan bahwa anak yang tidak dapat mengatasi tantangan yang ada dengan efektif akan lebih tidak menyenangi sekolah dan lebih jarang berpartisipasi dalam kegiatan di kelas.

Namun hasil dari penelitian yang dilakukan bertolak belakang dengan teori dan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa resiliensi memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar, dimana semakin tinggi skor resiliensi semakin

tinggi pula prestasi akademisnya. Hal ini mungkin saja disebabkan beberapa hal seperti dalam mengukur prestasi belajar, peneliti hanya mengambil nilai rata-rata rapor saja secara umum. Meningkatnya prestasi belajar ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh resiliensi saja, namun banyak variabel lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar seperti motivasi, sikap terhadap pelajaran, serta cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Selain adanya variabel lain yang menyebabkan ditolaknya hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah walaupun item sudah mewakili seluruh aspek, namun diduga item-item yang mewakili terukurnya resiliensi kurang banyak sehingga belum secara keseluruhan mewakili terukurnya resiliensi itu sendiri karena yang digunakan dalam penelitian ini bukanlah item baku yang sudah ada melainkan peneliti kembangkan sendiri dari hasil terjemahan. Berdasarkan pengujian validitas terhadap 80 item hanya 32 yang valid. Kemudian dalam menguji validitas peneliti kurang memperhatikan validitas konten.

Selain itu juga subjek yang menjadi responden dalam penelitian ini kurang banyak dan semuanya berjenis kelamin laki-laki, mungkin hasilnya akan berbeda apabila subjeknya lebih banyak dan lebih variatif

Hasil penelitian ini berdasarkan dari deskripsi data juga menunjukan, bahwa responden yang memiliki skor resiliensi rendah tidak juga memiliki prestasi belajar yang rendah pula, begitu juga sebaliknya responden yang memiliki skor resiliensi tinggi tidak semuanya memiliki prestasi belajar yang tinggi pula. Maka dari itu, hasil penelitian ini menjadi tidak berhubungan secara signifikan..

Selain hal-hal di atas, peneliti menduga ada beberapa faktor psikologis dan non-psikologis yang lebih besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Tak hanya itu, beberapa faktor lain yang tidak dijangkau oleh peneliti namun sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian seperti kurang seriusnya siswa dalam mengisi kuesioner

5.3. Saran

Dari beberapa hambatan yang dihadapi peneliti dalam melakukan penelitian, peneliti berharap adanya perbaikan dan pengembangan pada penelitian selanjutnya. Berikut ini terdapat beberapa saran teoritis dan praktis yang terkait dalam penelitian ini.

5.3.1. Saran Teoritis

Penulis menyadari dalam proses penelitian ini, peneliti masih memiliki banyak kekurangan yang harus perbaiki dan dikembangkan untuk penelitian selanjutnya agar menjadi lebih baik.. Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang peneliti sarankan untuk selanjutnya dapat digunakan bagi peneliti yang akan mengambil topik yang sama dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya agar dapat melakukan penelitian pada sampel yang yang lebih banyak lagi dan bervariasi karena dalam penelitian ini penulis hanya terbatas pada sample siswa laki-laki saja

2. Dalam membuat instrumen penelitian, peneliti selanjutnya diharapkan memahami dan mengeksplorasi setiap aspek dalam variabel penelitian secara lebih mendalam dengan juga memperhatikan validitas konten sehingga lebih banyak lagi item-item yang valid

3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan hendaknya variabel resiliensi tidak langsung dihubungkan dengan variabel prestasi belajar melainkan ada juga variabel lain yang menyertainya seperti penyesuaian diri, dukungan sosial, dan lainnya.

4. Bila ada yang meneliti tentang prestasi belajar di sekolah, hendaknya dispesifikasikan pada mata pelajaran tertentu

5. Mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses penelitian secara lebih maksimal lagi baik teori, waktu, materi, tenaga, dan instrumen yang digunakan

5.3.2. Saran Praktis

1. Bagi para siswa, walaupun hasil penelitian ini resiliensi tidak berhubungan dengan prestasi belajar, namun berdasarkan hasil penelitian responden yang berada pada skor resiliensi tinggi dan sedang sebagian besar dari mereka juga memiliki prestasi belajar yang tinggi pula. Untuk itu hendaknya bagi para siswa yang berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, hendaknya tetap meningkatkan daya juangnya untuk tetap berprestasi sehingga mampu mengubah kondisi yang tidak menyenangkan menjadi sebuah kesuksesan

2. Kepada lembaga atau pihak yang terkait dalam penelitian ini, bahwasanya nilai rapor yang biasanya digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa ternyata tidak dapat mewakili prestasi belajar yang sesungguhnya. Hendaknya disertai juga penilaian-penilaian prestasi belajar lainnya sebagai tolok ukur keberhasilan belajar

3. Bagi para orang tua, guru, dan masyarakat hendaknya senantiasa memberikan dukungan baik secara fisik maupun secara psikis kepada anak – anak yang mengalami kondisi sulit agar tidak mudah berputus asa dan mampu bangkit dari kondisi sulitnya untuk masa depan yang lebih cerah.

Dokumen terkait