• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pada penelitian ini diperoleh 47 morfospesies semut dari 28 genus, tiga relung (serasah, permukaan tanah, tajuk tanaman kakao), empat subfamili

(Dolichoderinae, Formicinae, Myrmicinae, Ponerinae), dan empat golongan fungsional (predator, pesaba, simbion, pemanen biji).

2. Keragaman semut tertinggi terdapat pada kebun kakao Tipe 2 (indeks Shannon = 1,92 untuk semut serasah; 1,54 untuk semut permukaan tanah; dan 1, 77 untuk semut tajuk tanaman). Keragaman semut menurun pada kebun kakao Tipe 3 (indeks Shannon = 1,13 untuk semut serasah dan 0,74 untuk semut tajuk tanaman). Pada kebun kakao Tipe 1 keragaman semut juga menurun (indeks Shannon = 0,75 untuk semut permukaan tanah).

3. Kelimpahan semut seresah dan semut tajuk tanaman tertinggi terdapat pada kebun kakao Tipe 3. Meningkatnya jumlah pohon penaung pada kebun kakao nampaknya menaikkan kelimpahan semut-semut tersebut. Namun, kelimpahan semut permukaan tanah tidak berbeda antartipe kebun kakao.

4. Komposisi morfospesies semut pada kebun kakao Tipe 2 lebih mirip dengan komposisi morfospesies semut pada kebun kakao Tipe 3 (indeks Sorensen = 76, 7%) daripada dengan komposisi morfospesies semut pada kebun kakao Tipe 1 (indeks Sorensen = 56,7%). Komposisi morfospesies semut pada kebun kakao Tipe 1 dan Tipe 3 kurang mirip (indeks Sorensen = 53,6%).

5. Morfospesies-morfospesies semut yang paling dominan pada masing-masing tipe kebun kakao adalah sebagai berikut. Kebun kakao Tipe 1: Monomorium sp. 2 (di serasah dan tajuk tanaman) dan Pheidologeton sp. 1 (di permukaan tanah). Kebun kakao Tipe 2: Pheidologeton sp. 1 (di permukaan tanah dan

73

serasah) dan Dolichoderus sp. 1 (di tajuk tanaman). Kebun kakao Tipe 3: Hypoponera sp. 1 (di permukaan tanah), Pheidologeton sp. 1 (di serasah), dan Dolichoderus sp. 1 (di tajuk tanaman).

6. Faktor-faktor lingkungan pada kebun kakao berkorelasi positif dengan kelimpahan semut seresah adalah (1) tebal seresah (r = 0,77** pada Tipe 1; r = 0,65** pada Tipe 2; dan r = 0,64** pada Tipe 3), (2) pH tanah (r = 0,63* pada Tipe 1; r = 0,71** pada Tipe 2; dan r = 0,67** pada Tipe 3), dan (3) kelembaban tanah (r = 0,53* pada Tipe 1; r = 0,52* pada Tipe 2; dan r = 0,61* pada Tipe 3). Suhu tanah dan C/N rasio seresah tidak berkorelasi dengan kelimpahan semut.

74

DAFTAR PUSTAKA

Aini F.K. 2005. Kajian Diversitas Rayap Pasca Alih Guna Hutan Menjadi Lahan Pertanian. Tesis. Universitas Brawijaya. Malang. 102 hlm.

Alonso L.E. & Agosti D. 2000. Biodiversity Studies, Monitoring and Ants: An Overview . Pp 1-8. In: Agosti D., Majer J. D., Alonso L. E. & Schultz T. R. (Eds.) Ants : Standard Methods for Measuring and Monitoring Biodiversity. Smithsonian Instituton Press. Washington.

Alonso L.E. 2000. Ants as Indicators of Biodiversity. Pp 81-88. In: Agosti D., Majer J. D., Alonso L. E. & Schultz T. R. (Eds.) Ants : Standard Methods for Measuring and Monitoring Biodiversity. Smithsonian Instituton Press. Washington.

Andersen N. A., Hoffman B. D., Muller W. J., & Griffiths A. 2002. Using Ants as Bioindicators in Land Management: Simplifying Assessment of Ant Community Responses. Journal of Applied Ecology 39 (1): 8-17 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2005.

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao Indonesia. Departemen Pertanian. Jakarta. 33 hlm.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. 2011. Kecamatan Gedong Tataan dalam Angka Tahun 2011. BPS Pesawaran. Pesawaran.

Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor

Borror D.J., Triplehorn C.A., & Johnson N.F. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi keenam. Diterjemahkan dan disunting oleh

Partosoedjono S. & Brotowidjoyo M.D. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1083 hlm.

Bruhl C.A., Gunsalam G., & Linsemair K. E. 1998. Stratification of Ants (Hymenoptera, Formicidae) in Primary Rain Forest in Sabah, Borneo. Journal of Tropical Ecology 14: 285-297.

75

Buchori D. 2010. Efek Iklim terhadap Komunitas Semut pada Pertanaman Kakao: Hubungan Keanekaragaman Semut dengan Keberadaan Hama dan Penyakit. IPB Repository.

http://web.ipb.ac.id/~lppm/ID/index.php?view=penelitian/hasilcari&statu s=buka&id_haslit=PSI/019.10/BUC/e. Diakses tanggal 10 Nopember 2013.

Colwell R.K. 2013. EstimateS 9.1.0 User’s Guide. Departement of Ecology & Evolutionary Biology. University of Connecticut, USA.

Decaëns T., Asakawa N., Galvis J.H., Thomas R.J., & Amezquita E. 2002. Surface Activity of Soil Ecosystem Engineers and Soil Structure in Contrasted Land Use Systems of Colombia. European Journal of Soil Biology 38: 267−271

Depparaba F. & Mamesah D. 2005. Populasi dan Serangan Penggerek daun (Phyllocnistis citrella Staint) pada Tanaman Jeruk dan Alternatif Pengendalianya. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 8 (1) : 88-93.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. 2010. Komoditi Perkebunan Unggulan (Komoditi Kakao). Bandar Lampung. 13 hlm.

http://disbun.lampungprov.go.id%2Fkakao.doc&ei=qRVuUL7bNYS0rA epvoAQ&usg=AFQjCNELS5lI3AlWk8QLCGVPyxBjc3atUg&sig2=Kq 1ZFr-S56WxkYfzDAty9w. Diakses tanggal 25 September 2012.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2012. Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012. Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian. Jakarta. 78 hlm.

Hakim N., Nyakpa M.Y., Lubis A.M., Nugroho S.G., Saul R., Diha M.A., Hong G.B., & Bailey H.H. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 488 hlm.

Hashimoto Y. 2003. Identification Guide to the Ant Genera of Borneo. In: Hashimoto Y. & Rahman H. (Eds.). Inventory and Collection Total Protocol for Understanding of Biodiversity.Pp89-162. Mewamas Sdn. Bhd. Sabah. Malaysia

Holldobler B. & Wilson E.O. 1990. The Ants. United States of America. 733 pp. Google Book.

http://books.google.co.id/books?id=ljxV4h61vhUC&printsec=frontcover &hl=id&source=gbs_ge_summary_r#v=onepage&q&f=false

Diakses tanggal 14 September 2013.

Kalshoven L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve. Jakarta. 701 pp.

76

Kaspari M. 2000. A Primer on Ant Ecology. In: Agosti D. Majer J.D., Alonso L.E., and Schultz T.R.(Eds.). Ants: Standard Methods for Measuring and Monitoring Biodiversity. Pp 9-24. Smithsonian Instituton Press. Washington and London.

Peck S. L., McQuaid B., & Campbell C. L. 1998. Using Ant Species

(Hymenoptera: Formicidae) as Biological Indicator of Agroecosystem Condition. Environmental Entomology 27: 1102-1110.

Philpott S.M. & Armbrecht I. 2006. Biodiversity in Tropical Agroforests and the Ecological Role of Ants and Ant Diversity in Predatory Function. Ecological Entomology 31: 369-377.

Riyanto. 2007. Kepadatan, Pola Distribusi dan Peranan Semut pada Tanaman di Sekitar Lingkungan Tempat Tinggal. Jurnal Penelitian Sains 10(2): 241- 253.

Rossi M.N. & Fowler H.G. 2002. Manifulation of Fire Ant Density, Solenopsis spp., for Short-Term Reduction of Diatraea saccharalis Larva densities in Brazil. Scienta Agricola 59 (2) : 389-392.

Setyamidjaja D. 1993. Karet Budidaya dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta. 270 hlm.

Siregar T.H.S., Riyadi S., & Nuraeni L. 2006. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya. Tanjung Morawa. 170 hlm. Suin N.M. 2002. Metoda Ekologi. Andalas University Press. Padang.

Susanto F.X. 1993. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius. Ambarawa. 183 hlm.

Susilo F.X. & Karyanto A. 2005. Methods for Assessment of Below-Ground Biodiversity in Indonesia CSM-BGBD.Lampung University. Bandar Lampung. 59 pp.

Susilo F.X. 2011. Keberadaan Serangga di Ekosistem Pertanian:

Keanekaragaman, Interelasi, dan Prospek Pengelolaannya Secara Bio- rasional. Orasi Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 62 hlm. Suwondo. 2007. Dinamika Kepadatan dan Distribusi Vertikal Arthropoda Tanah

pada Kawasan Hutan Tanaman Industri. Jurnal Pilar Sains 6 (2) : 41-50. Tilman D., Cassman K.G., Matson P.A., Naylor R., & Polasky S. 2002.

Agricultural Sustainablility and Intensive Production Practices. Nature 418: 671-677.

77

Waite S. 2000. Statistical Ecology in Practice : A Guide to Analysing

Environmental and Ecological Field Data. Pearson Education Limited. England.

Yahya B. E. B. & Moham M. 2003. Ant : Field Techniques. In : Hashimoto Y. & Rahman H. (Eds.) Inventory and Collection Total Protocol for

Understanding of Biodiversity.Pp89-162. Mewamas Sdn. Bhd. Sabah. Malaysia.

Dokumen terkait