• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat Psychological Well- Being (PWB) yang dilakukan pada jemaat lansia di Gereja “X” yang tinggal bersama keluarganya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Psychological Well-Being pada jemaat lansia di Gereja “X” yang tinggal bersama keluarganya tersebar merata, yaitu 25 orang (50%) tergolong tinggi dan 25 orang (50%) lainnya tergolong rendah. Lansia yang memiliki Psychological Well-Being tinggi dapat dikatakan bahwa lansia telah mampu menerima keadaan dirinya, mampu menjaga relasi mereka dengan teman-teman seusia mereka dan keluarga, mampu mengendalikan diri sesuai yang mereka inginkan, mampu memilih kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan karakter diri mereka, dan mampu menunjukkan semangat dan keterarahan dalam hidup, dan sebaliknya.

2. Derajat Psychological Well-Being jemaat lansia di Gereja “X” yang tinggal bersama keluarganya menunjukkan adanya keselarasan dengan

dimensi Self-acceptance, Positive Relation with Others, Autonomy, Environmental Mastery, Purpose in Life, dan Personal Growth. Bila derajat Psychological Well-Being tinggi, maka dimensi Self-acceptance, Positive Relation with Others, Autonomy, Environmental Mastery, Purpose in Life, dan Personal Growth tinggi, dan sebaliknya.

3. Faktor-faktor penunjang lainnya seperti status sosial-ekonomi, dukungan sosial, dan religiusitas menunjukkan kecenderungan pengaruh terhadap derajat Psychological Well Being jemaat lansia di Gereja “X” yang tinggal bersama keluarganya. Semakin dukungan sosial dan religiusitas tinggi, Psychological Well Being semakin tinggi dan begitu sebaliknya. Namun berbeda dengan status sosial-ekonomi. Bila status sosial-ekonomi semakin tinggi, maka Psychological Well Being semakin rendah, dan sebaliknya. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti faktor usia, status marital, jenis

kelamin, dan faktor kepribadian tidak menunjukkan kecenderungan pengaruh pada derajat Psychological Well Being jemaat lansia di Gereja “X” yang tinggal bersama keluarganya.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

1. Melakukan penelitian mengenai kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi Psychological Well-Being terhadap derajat Psychological Well-Being pada jemaat lansia di Gereja “X” yang tinggal bersama keluarganya.

2. Melakukan penelitian mengenai kontribusi Big Five Personality terhadap derajat Psychological Well-Being pada jemaat lansia di Gereja “X” yang tinggal bersama keluarganya.

5.2.2 Saran Praktis

1. Komisi lansia Gereja “X” Bandung dapat mengadakan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan gereja bagi jemaat lansia antara lain:

 Koor atau kursus-kursus, misalnya kursus bahasa, kursus merangkai bunga, dengan harapan agar lansia dapat saling mengenal antara anggota gereja dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.

 Persekutuan doa dan pendalaman alkitab, dengan harapan agar jemaat lansia dapat menyadari dan menerima diri apa adanya, dapat saling mengenal antara anggota gereja, dan dapat mempunyai tujuan dan arah hidup.

Family gathering, dengan harapan dapat menumbuhkan keakraban antara sesama lansia, keluarga, maupun antargenerasi.

2. Komisi lansia Gereja “X” Bandung dapat mengikutsertakan jemaat lansia dalam kepanitiaan suatu acara agar lansia dapat menilai positif dirinya sendiri, meningkatkan kemampuan dalam berelasi dengan orang lain, meningkatkan kemampuan dalam mengatur lingkungan, dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki.

3. Jemaat lansia Gereja “X” Bandung diajak dan diingatkan secara rutin untuk mengikuti kegiatan-kegiatan gereja yang telah disediakan oleh komisi lansia, misalnya dengan cara membentuk suatu divisi khusus untuk mengatur jadwal kunjungan mingguan ke rumah masing-masing lansia. Kunjungan tersebut juga bertujuan untuk memantau keadaan jemaat lansia dan mengingatkan kepada keluarga untuk terus memperhatikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Mary Margaret. 1999. Marital Status and Happiness. Virginia

Bell, T. Greg. 1985. Cognitive Processes and Development. USA: Wm. C. Brown Publishers.

Freidenberg, Liza, 1995. Psychological Testing, Design, Analysis and Use, Allyn and Bacon.

Hidalgo, Jesus L.T., Bravo, Beatriz N., Martinez, Ignacio P., Pretel, Fernando A., Postigo, Jose M.L., Rabadan, Fransisco E. Psychological Well-Being, Assessment Tools and Related Factors. Dalam Wells, Inggrid E. 2010. Psychological Well-Being. Psychology of Emotions, Motivations and Actions. Nova Science Publishers, Inc.

Hurlock, Elizabeth B. 1981. Development Psychology A Life-Span Approach. New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company LTD.

Johansloo, Mohsen A. & Samaneh. Big Five Personality Traits as Predictors of Eudaimonic Well-Being in Iranian University Students. Dalam Wells, Inggrid E. 2010. Psychological Well-Being. Psychology of Emotions, Motivations and Actions. Nova Science Publishers, Inc.

Keyes dan Shmotkin. 2002. Jurnal Optimizing Well-being : The Empirical Ecounter of Two Traditions.

Loewenthal, Kate. 2006. Religion, Culture and Mental Health. New York : United States of America by Cambridge University Press.

Piet Go O. Carm. 2003. Siap Menjadi Tua. Dioma. Hal. 52

Ryff, Carol D. 1989. Happiness is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology”. Vol 57 :1069-1081.

Ryff, Carol & Keyes, 1995. The Structure of Psychological Well Being Revisited. Journal of Personality and Social Psychology”. Vol 69 : 719-727

Ryff, Carol. Singer, Burton. 2002. From Social Structure to Biology : Integrative Science in Pursuit of Human Health and Well-Being. Dalam Snyder, Lopez. 2002. Handbook of Positive Psychology. New York : Oxford University Press, Inc.

Ryff & Singer, 2006. Know Thyself and Become What You Are : A Eudaimonic Approach Psychological Well-Being. “Journal of Happiness Studies”.

DAFTAR RUJUKAN

Darmojo. 2004. http://ml.scribd.com/doc/48562412/jtptunimus-gdl-rurimantik-5514- 3-bab1pe-n. Diakses pada tanggal 12 Mei 2012.

Lembaga Alkitab Indonesia. 1995. Alkitab. Jakarta: Percetakan Lembaga Indonesia. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi III. Februari 2009. Bandung :

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Pudjiastuti. 2003. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-fitriyanti 5166-2-bab1.pdf. Diakses pada tanggal 4Januari 2012.

Setiti, Sri Gati. 2007. Pelayanan lanjut Usia Berbasis Kekerabatan. https://docs.google.com/viewer. Diakses pada tanggal 4 Januari 2012.

Suejono. 2000. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/ 207311038/BAB%20I.pdf. Diakses pada tanggal 18 Maret 2012.

Wardhani. Dr Esti. 2011. Majalah Prevention.

http://www.rumahsakitmitrakemayoran.com/sharpen-your-five-senses/. Diakses pada tanggal 28 April 2012.

http://www.kbr68h.com/feature/laporan-khusus/13307-lansia-beban-atau-aset-. Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.

http://www.rumahsakitmitrakemayoran.com/sharpen-your-five-senses/. Diakses pada tanggal 26 November 2011.

http://www.samarindakota.go.id/index.php?&page=10&id=1628. Diakses pada tanggal 27 Desember 2011.

Dokumen terkait