• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

1. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat kota yang mengikuti Program Peningkatan dan Pengembangan Pertanian Perkotaan adalah sebagai berikut :

Pendidikan formal yang ditempuh responden tergolong tinggi yaitu sampai tamat SMA atau Perguruan Tinggi sebanyak 31 orang. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal maka akan semakin baik persepsi masyarakat terhadap sifat inovasi pada program.

Responden yang mengikuti pendidikan non formal berupa penyuluhan dan pelatihan tergolong kategori sedang dengan frekuensi 1-10 kali pada saat dilaksanakannya program yaitu sebanyak 35 orang. Dengan lebih sering sering mengikuti pendidikan formal atau penyuluhan maka persepsinya akan semakin baik karena pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan responden bertambah.

Luas pekarangan yang dimiliki responden tergolong sedang. Hal ini ditunjukkan dengan lahan pekarangan yang dimiliki responden sebesar 26 m² – 50 m².

Pendapatan responden yang mengikuti program ini dalam kategori sedang. Dengan pendapatan per bulannya antara Rp 900.000–Rp. 1.400.000.

Kosmopolitnya responden termasuk kategori sedang, dengan frekuensi 1-10 kali per bulan yaitu sebanyak 47 orang.

Akses responden terhadap informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian termasuk kategori rendah, terutama akses melalui radio dan televisi.

2. Persepsi masyarakat kota tentang sifat-sifat inovasi yang terdapat dalam Program Peningkatan dan Pengembangan Pertanian Perkotaan di Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

xcix

a.Persepsi masyarakat mengenai keuntungan yang diperoleh dengan mengikuti program tergolong sedang. Hal ini tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi saja. Keuntungan lain yang dirasakan oleh responden adalah mendapat kepercayaan untuk ikut serta dalam program, bertambahnya pengetahuan serta pengalaman terutama di bidang pertanian.

b.Persepsi masyarakat mengenai kesesuaian (kompatibilitas) yang terdapat dalam program tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari segi ekonomi masyarakat, tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dan sesuai dengan lahan pekarangan yang dimiliki.

c.Persepsi masyarakat mengenai kompleksitas (kerumitan) yang terdapat dalam program tergolong sedang. Kendala yang ditemui yaitu pada tahap pemeliharaan. Sebagian responden belum menguasai tentang budidaya bibit yang diperoleh. Pada tahap persiapan lahan pekarangan dan pemasaran hasil tidak menemui kendala yang berarti.

d.Persepsi masyarakat mengenai triabilitas (dapat dicoba) yang terdapat dalam program meliputi persiapan lahan, pemeliharaan dan pemasaran hasil tergolong sedang. Pada sifat ini, umumnya responden dapat mencoba setiap tahapan dalam kegiatan. Akan tetapi pada tahap pemasaran hasil kegiatan, responden hanya mampu memasarkannya di lingkungan sekitar tempat tinggal.

e.Persepsi masyarakat mengenai observabilitas (dapat dilihat) yang terdapat pada program tergolong sedang. Hal ini meliputi macam kegiatan dalam program, hasil kegiatan program yang dilihat secara ekonomi dan sosial. Pada umumnya masyarakat dapat melihat 3 kegiatan yang terdapat dalam program yang meliputi persiapan lahan, pemeliharaan dan pemasaran hasil kegiatan. Sedangkan hasil kegiatan yang dilihat secara ekonomi maupun sosial, responden kurang dapat melihat.

c

3. Analisis hubungan antara faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat kota dengan persepsi masyarakat mengenai sifat-sifat inovasi pada program peningkatan dan pengembangan pertanian perkotaan di Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

a.Analisis hubungan antara pendidikan formal dengan tingkat persepsi masyarakat mengenai sifat inovasi program peningkatan dan pengembangan pertanian perkotaan yang meliputi keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas dan observabilitas adalah signifikan. Hal ini berarti pendidikan formal mempengaruhi tingkat persepsi masyarakat terhadap sifat inovasi yang terdapat dalam program.

b.Analisis hubungan antara pendidikan non formal dengan sifat inovasi program peningkatan dan pengembangan pertanian perkotaan yang meliputi keuntungan relatif, kompatibilitas, triabilitas dan observabilitas adalah signifikan. Hal ini berarti bahwa pendidikan non formal yang diperoleh masyarakat mempengaruhi tingkat persepsi masyarakat terhadap sifat inovasi tersebut. Sedangkan hubungan antara pendidikan non formal dengan kompleksitas adalah tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa aktivitas masyarakat dalam mengikuti penyuluhan tidak mempengaruhi tingkat persepsi masyarakat mengenai kompleksitas (kerumitan) dalam program.

c.Analisis hubungan antara luas pekarangan dengan tingkat persepsi masyarakat mengenai sifat inovasi yang meliputi keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas dan observabilitas adalah signifikan. Hal ini berarti bahwa luas pekarangan yang dimiliki masyarakat mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai sifat inovasi yang terdapat dalam program.

d.Analisis hubungan antara pendapatan dengan persepsi mengenai sifat inovasi program peningkatan dan pengembangan pertanian perkotaan yang meliputi keuntungan relatif, kompatibilitas dan observabilitas adalah berhubungan signifikan. Hal ini berarti bahwa pendapatan yang

ci

diperoleh masyarakat mempengaruhi tingkat persepsi masyarakat mengenai keuntungan relatif, kompatibilitas dan observabilitas yang terdapat dalam program. Sedangkan analisis hubungan antara pendapatan dengan persepsi masyarakat mengenai kompleksitas dan triabilitas adalah tidak signifikan. Hal ini berarti pendapatan yang diperoleh responden tidak mempengaruhi tingkat persepsi masyarakat mengenai kompleksitas dan triabilitas dalam program peningkatan dan pengembangan pertanian perkotaan.

e.Analisis hubungan antara kosmopolitnya masyarakat dengan persepsi masyarakat mengenai sifat inovasi dalam program peningkatan dan pengembangan pertanian perkotaan meliputi keuntungan relatif, kompatibilitas dan observabilitas mempunyai hubungan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa kosmopolit mempengaruhi tingkat persepsi masyarakat mengenai keuntungan relatif, kompatibilitas dan observabilitas. Sedangkan hubungan antara kosmopolit dengan persepsi masyarakat mengenai sifat inovasi kompleksitas dan triabilitas adalah tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa kosmopolit tidak mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai kompleksitas dan triabilitas.

f.Analisis hubungan antara akses terhadap informasi dengan persepsi masyarakat mengenai sifat inovasi dalam program peningkatan dan pengembangan pertanian perkotaan yang meliputi keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas dan observabilitas adalah signifikan. Hal ini berarti bahwa akses terhadap informasi yang dilakukan masyarakat mempengaruhi tingkat persepsi mengenai sifat inovasi yang terdapat dalam program.

B. Saran

1. Berkaitan dengan kerumitan yang dihadapi, hendaknya masyarakat lebih aktif lagi dalam mencari informasi guna memperoleh pemecahan masalah. Sehingga masyarakat dapat menyelesaikannya tanpa harus menunggu uluran tangan Dinas Pertanian.

cii

2. Berkaitan dengan kegiatan penyuluhan, hendaknya Dinas Pertanian menyelenggarakan penyuluhan tidak hanya pada saat pemberian bibit dilakukan. Akan tetapi pada saat kegiatan berlangsung juga dilakukan penyuluhan yang terkait dengan kendala yang dihadapi masyarakat. Sehingga dapat terjadi komunikasi yang aktif antara responden dengan Dinas Pertanian.

3. Berkaitan dengan program, hendaknya Dinas Pertanian bekerjasama dengan masyarakat melakukan koreksi bersama setelah program selesai. Sehingga kendala yang muncul pada saat program dilaksanakan dapat diminimalisasi untuk program selanjutnya.

ciii

DAFTAR PUSTAKA

Asngari, Pang S. 1984. Persepsi Direktur Penyuluhan Tingkat Keresidenan dan Kepala Penyuluhan Pertanian Terhadap Peranan dan Fungsi Lembaga Penyuluhan Pertanian di Negara Bagian Texas, Amerika Serikat. Media Peternakan IX: 2.

Atkinson, R. C., dan E.R. Hilgard. 1999. Pengantar psikologi, diterjemahkan oleh Nurjanah Taufik dan Rukmini. Barhana. Erlangga. Jakarta.

Chaplin, C.P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono, Rajawali Press. Jakarta.

Chaeruman. 2003. Adopsi Inovasi. www.damandiri.or.id. Diakses tanggal 22 Juni 2008.

Departemen Kehutanan. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Departemen Kehutanan RI bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Departemen Pertanian. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Program Peningkatan dan Pengembangan Pertanian Perkotaan di Kota Surakarta. Departemen Pertanian Kota Surakarta.

Departemen Pertanian. 2003. Pemanfaatan Lahan. www.distan.go.id. Diakses pada tanggal 12 September 2007.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta. 2004. Pertanian Perkotaan.

www.distan.jakarta.go.id. Diakses pada tanggal 6 Desember 2007. Gibson, James dan Donely. 1994. Organisasi Perilaku, Struktur dan Proses.

Diterjemah oleh Djoerban Wahid. Erlangga Jakarta.

www.damandiri.or.id. Diakses tanggal 22 Juni 2008.

Hanafi, A. 1986. Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Usaha Nasional. Surabaya. Husni dan Masdjidin Siregar. 2000. Peran Pertanian Pinggiran Perkotaan dalam

Penyediaan Kesempatan Kerja dan Pendapatan Keluarga.

www.pse.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 25 April 2007.

http://www.damandiri.or.id/file. Diakses tanggal 15 April 2009

Jalaludin, Rahmat. 1999. Psikologi Komunikasi. Remadja Karya. Bandung.

Kartasapoetra, A. G. 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Levis, L. R. 1996. Komunikasi Penyuluhan Pedesaan. PT Citra Aditya. Bandung. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press.

Surakarta.

Mardikanto, Totok. 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

civ

Nad Darga, Muhammad. 2000. Proses Otomatisasi Perencanaan Spasial Untuk Penggunaan Tanah. www.geocities.com/Tokyo/2439/iluddar1.htm. Diakses pada tanggal 12 September 2007.

Ruch, Floyd L. 1967. Psychology and Life, 7 Edt. Scott. Foresman and Company. Atlanta.

Rusdiyanto. 2005 Hari Pangan Sedunia. www.gerbang.jabar.go.id. Diakses pada tanggal 12 September 2007.

Singarimbun, M dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Slamet, M. 1980. Metodologi Pengabdian pada Masyarakat. Universitas

Lampung. Lampung.

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soetrisno, Loekman. 1998. Pertanian Abad 21. Direkorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta.

Suhardiyono, L. 1989. Penyuluhan: Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga, Jakarta.

Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Teknik. Tarsito. Bandung. Universitas Respati Indonesia. 2003. Mengapa Pertanian Perkotaan?.

www.urindo.ac.id. Diakses pada tanggal 12 September 2007. Van den Ban Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta. Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset. Yogyakarta. ____________. 2003. Psikologi Suatu Pengantar. Andi Offset. Yogyakarta. Widodo, Slamet. 2004. Metodologi Penelitian. Sebelas Maret University Press.

Dokumen terkait