• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

kemandirian belajar, ada hubungan positif diantara motivasi belajar dan kreativitas dengan kemandirian belajar.

Sedangkan penelitian tentang minat telah dikaji oleh Endang Retno Wulan dengan judul Keefektifan pembelajaran dengan menggunakan media model dan media LKS terhadap penguasaan Konsep Matematika Ditinjau dari

Minat Mahasiswa. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah adanya perbedaan keefektifan pembelajaran dengan menggunakan media model dan media LKS terhadap penguasaan Konsep Matematika Ditinjau dari Minat Mahasiswa.

Dari ketiga penelitian tersebut mengkaji variabel kemandirian belajar, kreativitas, dan minat dengan sampel, kondisi dan jenis penelitian yang berbeda. Oleh karena itu penulis berkeyakinan bahwa hasil penelitian yang akan dicapai juga berbeda.

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara kemandirian belajar dengan minat belajar mata kuliah koreografi

Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang mahasiswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung pada orang lain, mampu mengerjakan tugas rutin secara mandiri, bertanggung jawab atas tindakannya, memiliki kemampuan berinisiatif, mampu mengatasi masalah, percaya diri dan dapat mengambil keputusan dalam bentuk memilih. Mahasiswa yang memiliki kemandirian belajar diharapkan mampu belajar mata kuliah koreografi secara aktif baik saat didampingi dosen maupun tanpa didampingi dosen. Mahasiswa yang mampu belajar mandiri adalah mahasiswa yang dapat mengontrol dirinya sendiri, mempunyai minat dalam mempelajari materi kuliah, motivasi yang tinggi, yakin akan dirinya, mempunyai orientasi atau wawasan yang luas dan luwes. Kemandirian belajar mahasiswa memiliki hubungan dengan minat belajar mata kuliah koreografi.

liii

2. Hubungan antara kreativitas seni tari dengan minat belajar mata kuliah koreografi

Kreativitas seni tari adalah kepribadian untuk menemukan suatu yang baru berupa gagasan ataupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya dalam seni tari. Kreativitas seni tari memiliki indikator seperti memiliki dorongan ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan yang baik, sering banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, menonjol dalam salah satu bidang seni, memiliki pendapat sendiri dan mampu mengutarakan, tidak mudah terpengaruh orang lain, daya imajinasi kuat, memiliki tingkat orisinilitas, dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal yang baru dalam bidang seni tari.

Mahasiswa memiliki rasa ingin belajar dengan alasan bahwa ia yakin akan berhasil dalam proses belajar mengajar maka akan cepat mengerti dan mudah mengingatnya. Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat membantu menentukan pilihan yang berguna bagi dirinya. Dari kreativitas seni tari memiliki hubungan dengan mata kuliah koreografi.

3. Hubungan antara kemandirian belajar dan kreativitas seni tari minat belajar mata kuliah koreografi

Penjabaran tentang kemandirian belajar dan kreativitas seni tari di atas, dapat dikatakan bahwa keduanya sangat penting dan memiliki hubungan dalam

pencapaian minat belajar mata kuliah koreografi. Dari Mahasiswa yang mampu belajar mandiri yang dapat mengontrol dirinya sendiri, mempunyai minat dalam mempelajari materi kuliah, motivasi yang tinggi, yakin akan dirinya, mempunyai orientasi atau wawasan yang luas dan luwes. Baik itu penyelesaian yang dilakukan mahasiswa secara mandiri maupun membutuhkan bantuan orang lain seperti dosen, orang tua.

Dan keinginan mahasiswa dalam menemukan suatu yang baru berupa gagasan ataupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya dalam seni tari. Akan mendorong mahasiswa untuk memiliki rasa ingin belajar dengan alasan bahwa ia yakin akan berhasil dalam proses belajar mengajar maka akan cepat mengerti dan mudah mengingatnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka diduga ada hubungan antara kemandirian belajar dan kreativitas seni tari dengan minat belajar mata kuliah koreografi. Dan penulis gambarkan dalam skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

X1

Kemandirian Belajar

X2

Kreativitas Seni Tari

Y

lv

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Hipotesis mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan penelitian Winarno Surakhmad (1994:38) memberikan batasan tentang hipotesis yaitu “ perumusan jawaban sementara terhadap sesuatu soal, yang dimaksud sebagai urutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang sebenar-benarnya”.

Berdasarkan kajian teori diatas, akan diajukan rumusan hipotesis, antara lain :

4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan minat belajar mata kuliah koreografi.

5. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas seni tari dengan minat belajar mata kuliah koreografi.

6. Ada hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara kemandirian belajar dan kreativitas seni tari dengan minat belajar mata kuliah koreografi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jalan Ki Hadjar Dewantara 19, Kentingan, Jebres, Surakarta 57126 Telp. (0271) 647658, Fax (0271) 646175, http ://www.isi-ska.ac.id, E-mail :direct@isi-ska.ac.id.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak bulan Juli 2008 sampai dengan Oktober 2008. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan melalui 3 tahap yaitu

a. Tahap persiapan meliputi pengajuan judul, proposal, penyusunan instrumen penelitian dan perijinan.

b. Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan meliputi uji coba instrumen penelitian, pelaksanaan penelitian dan analisis data serta penarikan kesimpulan.

c. Tahap penutup meliputi kegiatan penyusunan laporan akhir penelitian.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian

lvii

diskriptif. Sukardi (2005: 157) mengemukakan “ tujuan penelitian diskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat”. Sedangkan Moh. Nazir (1988:63) bahwa :

“ Metode penelitian diskriptif adalah suatu metode yang digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat atau fenomena yang diselidiki”.

Senada dengan pendapat diatas tentang metode penelitian diskriptif, Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 72) menyatakan bahwa

“Penelitian diskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, hal ini ditunjukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia”.

Metode penelitian diskriptif adalah metode penelitian dimana peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel. Seluruh kejadian, kegiatan, keadaan, aspek komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok dan menggunakan angka-angka.

Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian dalam tesis ini tergolong penelitian korelasional sebab penelitian ini bertujuan menetapkan arah dan besarnya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Pendapat Gay (1982) yang dikutip dari buku Metode Penelitian Pendidikan menyatakan bahwa “Correlational research is a research study that involves collecting data in order to determine whether and to what degree a relationship exists between two or

more quantifiables” . Maksudnya adalah penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Karakteristik penelitian korelasi dalam penelitian ini yaitu :

a. Penelitian ini tidak melakukan manipulasi dan tidak mengontrol variabel. b. Variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata di ISI

Surakarta.

c. Penelitian untuk mendapatkan derajat hubungan.

Derajat hubungan sebagai koefisien korelasi diberi simbol matematika (r). Hubungan variabel dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai -1 sampai dengan + 1. Harga r = -1 atau +1 menunjukan hubungan sempurna di antara variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa hubungan variabel tidak memiliki hubungan diantara satu dengan yang lain.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Pada buku Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya) karangan Prof.Sukardi, P.hD terdapat pendapat Ary D, Jacob L.C, and Razavieh mengemukakan bahwa “Population is all members of well defined class of people, events or object” . Populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teorities menjadi target hasil penelitian. Populasi dapat juga dijabarkan sebagai keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130).

lix

Mahasiswa ISI Surakarta jurusan Seni tari yang telah mengikuti mata kuliah koreografi I dan II adalah mahasiswa semester III ke atas. Populasi yang diteliti adalah mahasiswa ISI Surakarta jurusan Seni tari adalah 32 mahasiswa mengambil minat akhir sebagai koreografer.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sutrisno Hadi (2000:222) menjelaskan bahwa “teknik pengambilan sampel (sampling) adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel”. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan mahasiswa jurusan seni tari dengan minat tugas akhir sebagai koreografer.

Penentuan 32 mahasiswa berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto, (2006:134 ), bahwa apabila subjek dalam penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa mahasiswa sudah menyelesaikan materi kuliah koreografi I, II.

D. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 1. Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel penelitian ini mempunyai tujuan untuk menghindari makna ganda (ambiguous), dan berguna untuk mencari data dalam penelitian sebab dengan mengidentifikasi variabel secara jelas akan mempermudah dalam mendapatkan data. Penelitian korelasional dalam penelitian di dunia pendidikan,

sering mengkaitkan lebih dari 2 variabel. Hal ini disebabkan karena dalam dunia pendidikan satu variabel tidak mungkin hanya berkaitan dengan satu variabel lain saja melainkan selalu berkaitan dengan banyak variabel yang lain. Oleh karena itu seorang peneliti perlu melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap variabel penelitiannya.

Pengertian varibel menurut Budiono (2003:27, variabel adalah segala sesuatu yang dapat mengklasifikasikan objek pengamatan ke dalam dua atau lebih kelompok. Berdasarkan fungsinya variabel terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas disebut variabel independent atau variabel penyebab, dan variabel terikat disebut variabel dependent atau variabel terpengaruh. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar, (1998:62) variabel bebas adalah suatu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain (terikat) dan variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besar sumbangan atau pengaruh dari variabel yang lain (bebas).

Variabel dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Kemandirian Belajar dan Kreativitas Seni Tari dengan Minat Belajar Mata Kuliah Koreografi di ISI Surakarta. Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa variabel dalam penelitian ini adalah :

a. variabel bebas atau variabel independent adalah kemandirian belajar, kreativitas seni tari.

b. variabel terikat atau variabel dependent adalah minat belajar mata kuliah koreografi.

lxi

2. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan dalam BAB II, maka peneliti dapat merumuskan definisi operasional masing-masing variabel, sebagai berikut :

a. Kemandirian Belajar

Dalam penelitian ini yang dimaksud kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang mahasiswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung pada orang lain, khususnya dalam mata kuliah koreografi. Indikator dalam kemandirian belajar yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Mampu mengerjakan tugas rutin secara mandiri. b. Bertanggung jawab atas tindakannya.

c. Memiliki kemampuan berinisiatif. d. Mampu mengatasi masalah e. Percaya diri.

f. Dapat mengambil keputusan dalam bentuk memilih.

b. Kreativitas Seni Tari

Definisi operasional Kreativitas seni tari yang dimaksud dalam tesis ini adalah kepribadian seseorang yang memiliki kreativitas dalam seni tari untuk menemukan suatu yang baru berupa gagasan ataupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya dalam seni tari.

Kreativitas seni tari yang dimiliki seseorang dapat kita ukur melalui instrumen kepribadian kreatif seseorang dalam bidang seni tari yang meliputi sikap, motivasi, minat, gaya berpikir dan kebiasaan berperilaku. Utami Munandar yang dikutip dari buku Dasar-Dasar Kewirausahaan (2003:57) menjelaskan 11 indikator kreativitas. Indikator yang digunakan dalam tesis ini yaitu :

a. Memiliki dorongan ingin tahu

b. Sering mengajukan pertanyaan yang baik

c. Sering banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah d. Bebas dalam menyatakan pendapat

e. Menonjol dalam salah satu bidang seni

f. Memiliki pendapat sendiri dan mampu mengutarakan g. Tidak mudah terpengaruh orang lain

h. Daya imajinasi kuat

i. Memiliki tingkat orisinilitas j. Dapat bekerja sendiri

k. Senang mencoba hal-hal yang baru

c. Minat Belajar Mata Kuliah Koreografi

Definisi operasional minat belajar mata kuliah koreografi dalam tesis ini adalah kesadaran diri seseorang yang menimbulkan ketertarikan individu terhadap sesuatu hal yang dalam hal ini adalah ketertarikan untuk mempelajari materi koreografi yang didukung oleh rangsangan-rangsangan yang mampu memperkuat objek. Indikator minat belajar dalam instrumen ini, yaitu :

lxiii a. Perasaan senang b. Kemauan c. Kesadaran d. Perhatian e. Motivasi

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang cukup penting dalam prosedur penelitian atau suatu cara-cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan ke dalam ke tiga variabel. Kecermatan dalam memilih dan menyusun alat pengumpul data ini sangat berpengaruh terhadap obyektifitas penelitian. Instrumen pengambilan data adalah alat Bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan pengumpulan data menjadi sistematis dan mudah untuk dianalisis.

Budiono (2003:47) memasangkan antara metode pengumpulan data dengan instrumen pengumpulan data pada tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1: Pasangan Antara Metode Pengumpulan Data dengan Instrumen Pengumpulan Data

No Jenis Metode Jenis Instrumen 1 Angket angket, daftar cek, daftar skala 2 Wawancara pedoman wawancara, daftar cek 3 Observasi lembar observasi

4 Tes soal tes atau ujian

5 Dokumentasi lembar dokumentasi, daftar cek

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Suharsimi Arikunto (2006:151) menyatakan bahwa “Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala Likert, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a. Untuk menggali informasi tentang diri responden.

b. Memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan yang dinilai paling sesuai dengan keadaan dirinya.

c. Memudahkan dalam penelitian, karena skor telah ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan tingkatannya.

Skala Likert mempunyai 5 kategori jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak memiliki pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Adapun penskoran atas 5 kategori jawaban tersebut adalah :

a. Skoring untuk item postitif dengan ketentuan sebagai berikut : Sangat Setuju : Skor 5

Setuju : Skor 4

Tidak Mempunyai Pilihan : Skor 3 Tidak Setuju : Skor 2

lxv Sangat Tidak Setuju : Skor 1

b. Skoring untuk item negatif dengan ketentuan sebagai berikut : Sangat Setuju : Skor 1

Setuju : Skor 2

Tidak Mempunyai Pilihan : Skor 3 Tidak Setuju : Skor 4 Sangat Tidak Setuju : Skor 5

Teknik angket digunakan untuk mengukur variabel kemandirian belajar, kreativitas seni tari dan minat belajar mata kuliah koreografi yang masing-masing angket memiliki 50 butir pertanyaan.

1. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan untuk pengujian perlu dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dilakukan agar butir-butir yang tidak memenuhi syarat tidak diikutkan menjadi bagian dari instrumen. Uji coba dilakukan di ISI Surakarta pada mahasiswa jurusan seni tari dengan minat tugas akhir sebagai penari dan skripsi sebanyak 36 mahasiswa. Alasan peneliti bahwa terdapat persamaan karakteristik yaitu mahasiswa jurusan seni tari dengan minat tugas akhir sebagai penari sudah mendapatkan materi kuliah koreografi I, dan II.

2. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen menunjukan bahwa suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Secara umum validitas adalah

keadaan yang mengambarkan tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Validitas instrumen angket dalam penelitian ini, yaitu menggunakan validitas konstrak atau konstruksi (construct validity)

Dalam validitas konstruk tersebut akan menjelaskan perbedaan perilaku individu dengan aspek yang akan diukur. Validitas konstrak adalah validitas yang berdasarkan hasil empiris atau hasil uji coba instrumen dengan menggunakan prosedur seleksi butir koefisien korelasi butir total atau indeks daya diskriminasi butir merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi butir dengan skala keseluruhan.

Rumus mencari validitas dalam instrumen penelitian yang berupa angket adalah untuk menghitung validitas butir angket dengan bantuan program komputer SPSS 12 serta menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus :

( )( )

( )

{

2 2

}{

2

( )

2

}

. . .

å

å

å

å

å

å

å

-= Y Y N X X N Y X XY N rxy (Suharsimi Arikunto,2006:170) dimana:

rxy : koefisien korelasi produk momen X : skor butir soal

Y : skor total XY : jumlah (X) (Y)

lxvii

Angka hasil rxy dibandingkan dengan tabel korelasi Product Moment dengan taraf signifikansi 5 %. Butir soal dikatakan valid jika r-hitung > r-tabel. Uji signifikansi untuk menentukan valid atau tidaknya sebuah butir soal didapatkan dengan menguji korelasi antara skor butir dengan skor total melalui rumus product moment dari Person yang dihitung dengan bantuan program komputer SPSS 12. Dari hasil uji setiap butir soal kita akan mendapatkan harga r yang harus dibandingkan dengan r tabel product moment pada taraf signifikansi 5 % untuk N = 32 yaitu 0,329.

Bila harga r hitung lebih besar daripada harga r tabel maka butir soal instrumen tersebut dinyatakan valid atau sahih, artinya soal tersebut benar-benar dapat mengukur faktor yang hendak diukur. Demikian sebaliknya, bila harga r hitung lebih kecil daripada harga r tabel maka butir soal instrumen tersebut dinyatakan tidak valid atau gugur sehingga harus di drop atau dibuang.

Hasil yang diperoleh dari analisis validitas uji coba instrumen adalah sebagai berikut :

a. Instrumen kemandirian belajar, jumlah butir yang valid adalah 38 dari 50 butir soal. Dengan demikian skor total terendah adalah 38 dan skor tertinggi adalah 190. (lampiran 3)

b. Instrumen kreativitas seni tari, jumlah butir yang valid adalah 42 dari 50 butir soal. Dengan demikian skor total terendah adalah 42 dan skor tertinggi adalah 210. (lampiran 4)

c. Instrumen minat belajar mata kuliah koreografi, jumlah butir yang valid adalah 40 dari 50 butir soal. Dengan demikian skor total terendah adalah 40 dan skor tertinggi adalah 200. (lampiran 5)

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan pada ketiga instrumen penelitian. Reliabilitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat keajegan atau kepercayaan dari hasil pengukuran. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dalam estimasi reliabilitas. Prosedur pendekatan konsistensi internal hanya memperlukan satu kali pengenaan sebuah instrumen kepada subjek penelitian (single trial administration), sehingga lebih mempunyai nilai praktis dan efisien yang tinggi. Hanya dengan satu kali pengenaan instrumen akan diperoleh distribusi skor dari subjek penelitian. Untuk itu, prosedur analisis terhadap butir-butir instrumen menggunakan rumusan Alpha Cronbach untuk pembelahan tiap butir dan dihitung dengan bantuan program komputer SPSS 12.

Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik koefisien korelasi Alpha Cronbach dengan rumus :

ú ú û ù ê ê ë é -úû ù êë é -=

å

2 2 1 1 s s k k ri dimana : i

r : koefisien reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan

2 b

lxix

2 t

s : varians total

(Suharsimi Arikunto,2006:196)

Berdasarkan hasil analisis uji coba tersebut maka nilai uji reliabilitas dapat kita lihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.2: Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen Cronbach`s

Alpha

Tabel Keterangan

Kemandirian Belajar 0,921 0,329 Reliabel

Kreativitas Seni Tari 0,926 0,329 Reliabel

Minat Belajar Mata Kuliah Koreografi 0,947 0,329 Reliabel

Dari tabel 3.1 dapat kita ketahui bahwa instrumen dalam penelitian ini memiliki tingkat keterandalan atau reliabilitas yang sangat tinggi yaitu hampir mendekati nilai 1 dan r hitung lebih besar daripada r tabel. (lampiran 6)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi uji prasyarat dan pengujian hipotesis.

1. Uji Prasyarat Analisis

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan Analisis Regresi dan Korelasi. Teknik analisis regresi ganda yaitu cara atau teknik untuk mencari atau mengetahui berapa besar hubungan dari masing-masing variabel bebas (predictor) terhadap variabel terikat (criterium). Hal ini sesuai dengan tugas pokok dari

analisis regresi (Sudjana, 1996:90). sebelum sampai pada pemanfaatan Analisis Regresi dan Korelasi, yang perlu dilakukan adalah melakukan uji prasyarat . Uji prasyarat tersebut meliputi :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Persyaratan pertama sering disebut sebagai persyaratan normalitas residu. (Budiono, 2004 : 261).

Secara empirik, gangguan atau error (ut ) dimanifestasikan sebagai selisih antara data variabel dependen yang teramati dengan variabel dependen yang terprediksi oleh persamaan regresi. Teknik yang digunakan adalah dengan bantuan program komputer statistika SPSS 12 (Statistical Package for Social Science) yaitu One –Sample Kolmogorov –Smirnov Test.

2) Uji Linearitas

Uji linearitas diperlukan untuk mendeteksi adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan bantuan program komputer SPSS 12. Persyaratan kedua mengharuskan adanya hubungan fungsional antara X dan Y (pada populasi) yang linier serta regresi dan koefisien regresinya berarti (signifikan). Rumus yang digunakan untuk uji linearitas adalah sebagai berikut :

RKGM RKGTC F =

lxxi 3) Uji Independensi

Uji independensi untuk menguji apakah dua variabel bebas (antara X1 dan X2), itu independent atau tidak. Dengan bantuan program komputer SPSS 12 dengan menghitung hasil Colinearity Statistics.

2. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat dilakukan, maka dalam tesis ini dilakukan uji hipotesis yang diawali dengan menentukan persamaan regresi linier ganda dengan bantuan program komputer SPSS 12, namun secara manual rumus yang digunakan dapat kita perhatikan dalam Budiono (2004:239-279).

Ù

U = b0 +b1X1+b2X2

Dengan metode kuadrat terkecil koefisien b0, b1, dan b2 dapat dicari

Dokumen terkait