• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A Kesimpulan

Dalam dokumen Microsoft Word TESIS BU SULASMI (Halaman 57-61)

Dari hasil penelitian yang diperoleh, setelah dilakukan analisis data dan pembahasan maka pelaksanaan Model Belajar Mandiri (PAKEM) pada mata pelajaran IPA di SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan Model PAKEM dalam Pembelajaran IPA di SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali

Proses perencanaan yang dilakukan guru mata pelajaran IPA di SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali meliputi beberapa hal diantaranya pembuatan rencana pembelajaran yang diawali dengan mencermati materi dan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam kurikulum yang berasal dari Depdiknas, pembuatan program tahunan dan program semester yang dilakukan untuk mengintegrasikan materi yang memiliki karakteristiok sama dengan mata pelajaran yang lain dalam bentuk tema dan pembuatan rencana pembelajaran sebagai persiapan pembelajaran merupakan persiapan pembelajaran yang paling sederhana yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA di SD Negeri I sawahan Ngemplak Boyolali (Lihat lampiran 9).

Untuk pembuatan rencana pembelajaran yang ditulis tangan langsung oleh guru selaku pengampu pelajaran IPA di sekolah ini belum bisa dilakukan di SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali dikarenakan kesibukan guru di sekolah tersebut, namun harapan dari sekolah dapat diantisipasi dengan pembuatan rencana pembelajaran yang dilakukan secara kolektif oleh wali kelas sekecamatan Ngemplak Kab. Boyolali. Hasil dari rencana Pembelajaran secara kolektif tersebut segera diinformasikan ke semua guru agar dapat dikembangkan dan ditingkatkan disekolahannya masing-masing. 110

2. Pelaksanaan Model PAKEM dalam Pembelajaran IPA di SD Negeri 1 Sawahan, Ngemplak, Boyolali

Pelaksanaan pembelajaran dengan Model Belajar Mandiri (PAKEM) pada mata pelajaran IPA di SD Negeri 1 Sawahan, Ngemplak, Boyolali digambarkan dalam tiga kegiatan yaitu :

a. Tahap Pengantar

Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa terlebih dahulu dan menciptakan iklim belajar yang kondusif dengan cara berdo’a dan menanyakan kondisi siswa, setelah itu guru bersama-sama siswa merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, hal-hal yang direncanakan terkait dengan materi yang akan dipelajari beserta tujuannya, tempat untuk melakukan kegiatan, metode yang akan dilakukan, media atau alat yang akan digunakan dan langkah pembelajarannya.

Pada tahap ini guru menyampaikan kegiatan evaluasi yang akan dilakukan untuk menilai hasi belajar. Evaluasi tersebut disampaikan kepada siswa pada awal semester dan secara tertulis disampaikan dalam rencana pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah dibuat guru bersama-sana siswa. Pada tahap ini siswa terlibat secara aktif baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik dalam pembelajaran, siswa melakukan aktifitas pembelajaran dengan melihat dan mencermati kejadian-kejadian alam, melakukan lajian terhadap alam sekitar, melakukan terhadap buku, melakukan eksperimen terhadap sebuah kasus tertentu dan melakukan pembahasan terhadap soal-soal latihan.

Siswa pada kesempatan ini menuliskan segala pengalaman dalam buku masing-masing untuk dapat dilaporkan dan didiskusikan pada pembahasan hasil kegiatan. Sedang para guru dalam hal ini lebih pada mengorganisasikan siswa, memantau kerja-kerja siswa, memberi semangat dan motifasi kepada siswa serta memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pelajaran yang berlangsung memberikan kebebasan kepada siswa untuk bersikap sehingga siswa senang dan tidak terbelenggu.

c. Tahap Rangkuman

Guru membantu siswa dalam menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh dengan memberikan rambu-rambu atau kata-kata kunci. Siswa dalam hal ini menuliskan kesimpulan yang diperoleh secara sendiri-sendiri dan dengan bahasa masing-masing. Dalam hal ini guru melatih siswa untuk tidak didikte. Guru juga memberikan kesempatan bagus siswa untuk memperbaiki hasil belajarnya jika belum tepat.

3. Evaluasi Hasil Model PAKEM dalam Pembelajaran IPA di SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali

Kegiatan evaluasi yang dilakukan pada mata pelajaran IPA di SD Negeri I sawahan Ngemplak Boyolali meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan cara pengamatan dan pemberian kuis pada akhir pembelajaran.

Sedangkan evaluasi hasil dilaksanakan dengan cara tes formatif, portofolio, dan tes sumatif.

Dalam melaksanakan pembelajaran Model PAKEM pada mata pelajaran IPA di SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali masih dijumpai beberapa hambatan diantaranya sulitnya mencari sumber pembelajaran secara langsung untuk materi-materi tertentu karena permasalahan ruang, waktu maupun finansial. Yaitu ruang Lab IPA dan juga kelengkapan dari alat peraga IPA yang masih belum memenuhi kapasitas siswa. Disamping itu, guru di SDN I Sawahan masih banyak yang berpendidikan D2. Selain itu persiapan perlengkapan pembelajaran yang kurang membuat pembelajaran kurang efektif. Salah satu solusi yang diberikan untuk mengantisipasi permasalahan di atas adalah dengan melakukan kajian terhadap buku maupun pengalaman yang sudah dimiliki siswa sehingga siswa tetap belajar secara aktif baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik dan juga bagi guru perlu mengikuti lokakarya atau semacam diklat, disamping itu guru harus melanjutkan ke jenjang pendidikan yang setara atau SI sesuai dengan program pemerintah.

Salah satu faktor yang sangat mendukung diterapkannya pembelajaran Model PAKEM pada mata pelajaran IPA di SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali adalah lingkungan alam yang masih cukup alami sehingga mudah menemukan sumber air, udara, batuan dan tanah. Melihat ruang lingkup mata pelajaran IPA pada pendidikan dasar sangat berhubungan dengan alam sekitar maka sangat tepat jika siswa dapat berinteraksi langsung dengan alam.

B. Implikasi

1. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru seharusnya merencanakan materi yang akan disampaikan kepada siswa sesuai dengan Pembelajaran Model PAKEM pada mata pelajaran IPA di SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali. Proses perencanaan yang dilakukan oleh para guru meliputi pembuatan program tahunan (prota), pembuatan program semester (promes), dan pembuatan rencana pembelajaran yang dibuat secara kolektif oleh guru wali kelas antar SD Se-Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Hal tersebut dilakukan untuk mengganti pembuatan rencana pembelajaran yang harus ditulis tangan langsung oleh setiap guru kelas untuk memperingan pekerjaan serta mengantisipasi kesibukan para guru di sekolah tersebut, yaitu dengan cara : Model penyusunan perencanaan secara kolektif segera di informasikan ke semua guru, agar dapat dikembangkan dan di tingkatkan tiap- tiap guru disekolahannya masing-masing.

2. Pelaksanaan pembelajarandengan Model PAKEM dalam mata pelajaran IPA SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali, guru menggunakan tiga kegiatan yaitu : 1) tahap pengantar yaitu untuk mengkondisikan siswa dan menciptakan iklim belajar yang kondusif dengan cara berdoa dan menanyakan kondisi siswa, 2) tahap pelaksanaan dilakukan untuk merealisasikan dari perencanaan yang telah dibuat guru bersama siswa, dan 3) tahap rangkuman dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam menyimpulkan pengetahuan yang

diperoleh dengan menggunakan rambu-rambu ataupun kata kunci. Dalam hal ini siswa menulis kesimpulan yang diperoleh secara sendiri-sendiri dan dengan bahasa mereka masing-masing.

3. Evaluasi kegiatan pembelajaran Model PAKEM dalam Pelajaran IPA SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali, guru melakukannya dalam kegiatan pembelajaran sedang berlangsung yaitu dengan cara pengamatan dan pemberian tugas pada akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa mengenai pembelajaran Model PAKEM yang diberikan oleh guru.

Hambatan dalam pelaksanaan Model PAKEM pada mata pelajaran IPA SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali yaitu sulitnya mencari sumber pembelajaran secara langsung untuk materi tertentu, hal tersebut dikarenakan permasalahan ruang, waktu maupun finansial yang kurang mendukung pelaksanaan Model PAKEM, selain itu persiapan pembelajaran yang kurang mendukung dapat mengakibatkan pembelajaran kurang efektif. Hal tersebut dapat diatasi apabila pihak sekolah menyediakan ruang yang baru guna mendukung pembelajaran tersebut, serta menganjurkan kepada para guru untuk melakukan kajian terhadap buku maupun pengalaman yang sudah dimiliki oleh siswa sehingga siswa tetap belajar secara aktif baik dalam aspek kognitif maupun psikomotorik.

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, guru seharusnya melihat faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran Model PAKEM pada mata pelajaran IPA di SD Negeri I Sawahan Ngemplak Boyolali. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pencarian bahan apa saja yang akan diguanakan dalam proses pembelajaran Model PAKEM mata pelajaran IPA pada pendidikan dasar yaitu yang berhubungan dengan alam sekitar, karena hal tersebut sangat tepat dilakukan jika siswa dapat berinteraksi langsung dengan alam.

C. Saran

Model Belajar Mandiri (PAKEM) adalah salah satu contoh pembelajaran di SD yang sangat mengimbaskan kepedulian masyarakat dan orang tua siswa terhadap pendidikan. Pola pelajaran ini dipandang lebih diterima oleh siswa, karena sejalan dengan alur perkembangan jiwa anak yang masih suka bermain.

Adapun saran yang harus segera dilaksanakan adalah : Upaya untuk mengembangkan perencanaan ditempuh dengan cara : - Disosialisasikan ke sekolah di Kecamatan Ngemplak Boyolali

- Untuk meningkatkan kualitas hasil perencanaan perlu dilakukan dengan lokakarya, Diklat perencanaan para guru

Kemandirian seorang siswa perlu dilatih sejak dini mengingat siswa yang saat ini menjadi objek sasaran pendidikan pada saatnya akan menjadi subjek yang siap tampil sebagai bangsa yang terdidik. Untuk menuju ke arah itu perlu adalah adanya kreatifitas seorang guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggali potensi yang aada sesuai dengan kondisi setempat, sehingga ada ketergantungan yang saling mengikat dan saling membutuhkan. Dengan demikian akan terbentuk proses pembelajaran yang berkualitas.

Sebagai seorang pendidik guru seharusnya dapat merasakan adanya gejala yang kurang menguntungkan bagi siswa, karena adanya kesibukan guru yang kurang menyentuh kegiatan belajar mengajar di kelas. Perburuan bukti fisik untuk kenaikan pangkat atau sebuah karir lebih disukai seorang guru yang berada di luar kelas, apalagi guru yang berkantung tebal.

Penulis hanya dapat menyarankan yaitu berilah angin segar kepada guru-guru yang mau menebarkan kreatifitas pembelajarannya di kelas, walau bukan sarjana. Munculnya pola-pola baru dalam pembelajaran lebih banyak menguntungkan siswa dibandingkan munculnya guru-guru yang mengajar kesarjanaan demi bukti fisik.

Dalam dokumen Microsoft Word TESIS BU SULASMI (Halaman 57-61)