• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelatihan berbasis simulasi dapat meningkatkan keterampilan guru matematika menerapkan model cooperative learning tipe two stay two stray di SMA se kecamatan Lolofitu Moi dan Mandrehe Kabupaten Nias Barat.

B. Implikasi

Telah teruji bahwa penerapan pelatihan berbasis simulasi sebagai implementasi supervisi kelompok dapat meningkatkan keterampilan guru matematika menerapkan model cooperative learning tipe two stay two stray. Artinya, jika ingin meningkatkan keterampilan guru matematika dalam menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray, maka dapat diterapkan supervisi kelompok melalui pelatihan berbasis simulasi, sehingga pada gilirannya meningkat pula hasil belajar siswa. Disinilah peran kepala dinas pendidikan dalam menyusun kebijakan untuk meningkatkan keterampilan guru, supervisi kelompok melalui pelatihan berbasis simulasi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Disamping itu, pengawas pendidikan sebagai pembina guru, melaksanakan tugasnya memprogramkan pelatihan bagi guru dengan metode yang tepat, dimana pelatihan berbasis simulasi bisa menjadi alternatif yang baik dalam melaksanakan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru. Selanjutnya, Kepala sekolah dapat memprogramkan pelaksanaan pelatihan di

116

tingkat sekolah dengan mendatangkan pengawas sekolah sebagai fasilitator atau pihak lain yang sudah menguasai pelaksanaan pelatihan berbasis simulasi ini untuk meningkatkan keterampilan guru menerapkan model cooperative learning tipe two stay two stray di setiap sekolah dapat terlaksana dengan baik

Suksesnya penerapan model cooperative learning tipe two stay two stray, ditentukan oleh terampilnya guru menerapkan model ini dan juga didukung dengan sarana yang dibutuhkan, terutama sumber belajar. Guru yang mengajar di sekolah yang sudah memiliki fasilitas memadai, tentu merasa mudah menerapkan model pembelajaran ini. Fasilitas yang dibutuhkan antara lain buku paket, alat peraga, komputer atau laptop dan proyektor. Penerapan model cooperative learning tipe two stay two stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka seyogianya guru-guru matematika mampu menerapkan model ini di kelas dengan baik.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, dapat disampaikan beberapa saran kepada beberapa pihak, terutama :

1. Kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat, supaya dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan tentang upaya peningkatan keterampilan guru matematika dalam menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray, telah teruji melalui penelitian ini dapat ditingkatkan dengan menerapkan supervisi kelompok melalui pelatihan berbasis simulasi.

117

2. Kepada Pengawas Sekolah, agar supervisi kelompok melalui pelatihan berbasis simulasi dijadikan sebagai alternatif pembinaan guru dalam pelaksanaan tugas kepengawasan.

3. Kepada Kepala Sekolah, agar membina dan menghimbau guru-guru menerapkan model cooperative learning tipe two stay two stray, serta berupaya melengkapi fasilitas pendukung supaya penerapan model ini dapat terlaksana denga baik.

4. Kepada Guru Matematika, agar menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray sebagai variasi model dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

5. Kepada peneliti lain, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

118

DAFTAR PUSTAKA

Almiati. 2012. Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa SMK Negeri 8 Semarang Dalam Materi Integral. Axioma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Vol 3 No 1.

Anitah, Sri. dkk. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Dirjen

PMPTK.

Eggen, Paul. Kauchak, Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakart: Indeks.

Fadllan, Andi. 2010. Strategi Peningkatan Keterampilan Calon Gur Dalam Menerapkan Pembelajaran Aktif Melalui Mei (Modelling, Engaging, And Integrating) (Jurnal). IAIN Wali Songo: Jurnal kependidikan dasar. Gregory, G.H. & Chapman, C. 2007. Differentiated Instructionnal Strategies.

California: Corwin Press.

Gordon, Thomas. 1994. Menjadi Pemimpin Efektif: Dasar untuk Manajemen Partisipatif dan Keterlibatan Karyawan. Terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Hamalik, Umar. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Iriani, dkk. 2012. Upaya Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar PKN Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Number Head Togather Kelas VI-A SMP Negeri 6 Tanjung (Jurnal). Kalimanytan Selatan: Jurnal pendidikan kewarganegaraan.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif Referensi Guru dalam Menentukan Model Pembelajaran. Medan: Media Persada.

Joyce, Bruce. dkk. 2011. Models of Teaching (Model-Model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Julirfan. Diana. Irianti, Mitri. 2009. Hasil Belajar psikomotor Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran TPS dan TSTS pada Siswa Kelas X MA Dar El Hikmah Pekan Baru. Jurnal Geliga Sains. Vol 3 No 1.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Konferensi pers Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) Guru Tahun 2012. Jakarta.

119

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:.Remaja Rosdakarya.

Muslim, Sri Banun. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profemsionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.

Noer, dkk. 2009. Keterampilan Sosial Siswa dalam Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Kooperatif Pendekatan NHT dan TSOS di Kelas X SMA Negeri 12 Pekan Baru (Jurnal). Riau : Jurnal Geliga Sains.

Pemerintah Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.

--- 2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta.

Pidarta, Made. Supervisi Pendidikan Kontekstual. 2009. Jakarta: Rineka Cipta. Prasojo, L. D. & Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit

Gava Media.

Ramadian, Fitrah. Achmadi. Basri, M. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap Peningkatan Hasil belajar Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol 2 No 3.

Rahayu, Fajri, Dini. Lestari, Puji. Wulandari, Taat. 2012. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray sebagai upaya peningkatan keterampilan berdiskusi siswa kelas VIII C mata pelajaran IPS di SMP N 4 Kalasan. Jurnal Universitas Yogyakarta (Jurnal Online) diakses pada tanggal 22 Nopember 2013 dari http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/1022/39/184,

Riding, R. & Rayner, 2007. S. Cognitive Styles and Learning Strategies. New York: Routledge.

Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbins, S. P. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

---. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Sahertian, A. Piet. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

120

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Saraswati, Diah, In. Soedjoko, Edi. Susilo, Eko, Bambang. 2012. Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Minat. Unnes Journal of Mathematics Education. Vol 1 No 1.

Siagian, P., Sondang, 2003, Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human Performance: An Application to Motor Skills and Movement Behaviors. Macmillan Pub. New York.

Solihatin, Etin & Raharjo. 2008. Cooperative learning. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, H., Nana. 2011. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi

Pengawas Sekolah. Bekasi : Bina Mitra Publishing.

---. 2012. Pengawas dan Kepengawasan. Bekasi: Bina Mitra Publishing. Suhartini, Entin. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Kabupaten Indra Mayu (Jurnal). Jakarta: FISIP UI. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Widiastuti, S. & Muktiani, N. R. 2010. Peningkatan Motivasi dan Keterampilan Menggiring Bola Dalam Pembelajaran Sepakbola Melalui Kucing Tikus Pada Siswa elas 4 SD Glagahombo 2 Tempel. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Volume 7 Nomor 1. Hlm. 47-59.

Dokumen terkait