KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kewajiban Keterbukaan dalam Pasar Modal, adalah prinsip dan jiwa dari Pasar Modal yang harus ditegakkan dengan cara menyampaikan fakta fakta ataupun informasi informasi penting yang relevan yang mempengaruhi harga Efek serta keputusan Pemodal ataupun Calon Pemodal dalam berinvestasi di perusahaan publik, ataupun yang disebut fakta material, kepada masyarakat atau publik dengan tujuan untuk:
a. Menjaga kepercayaan publik terhadap pasar; b. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien; c. Mencegah Penipuan atau fraud.
2. Merger perusahan publik, adalah salah satu fakta material yang disebutkan dalam Undang Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 dalam penjelasan pasal 1 ayat 7, yang memiliki pengertian, penggabungan yang dilakukan antara dua atau lebih perusahaan yang go public , dimana perusahaan yang menggabungkan diri akan bubar, dengan ketentuan dan syarat:
a. Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha hanya dapat dilaksanakan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Direksi dan komisaris Perusahaan Publik atau Emiten yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib membuat pernyataan kepada Bapepam dan Rapat Umum Pemegang Saham bahwa Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha dilakukan dengan memperhatikan kepentingan Perseroan, masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha, serta ada jaminan tetap terpenuhinya hak hak pemegang saham publik dan karyawan.
c. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud diatas harus didukung oleh pendapat yang diberikan pihak independen.
d. Perusahaan publik atau Emiten yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib menyampaikan pernyataan penggabungan usaha atau pernyataan peleburan usaha kepada Bapepam yang berisi Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha.
Pengaturan secara khusus mengenai Merger atau Penggabungan Perusahaan Publik diatur dalam Peraturan Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten yang termasuk dalam lampiran Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor Kep-52/PM/1997 tanggal 26 Desember 1997.
Karena Merger adalah salah satu dari fakta material yang disebutkan dalam Undang-Undang Pasar Modal, maka, Merger wajib diinformasikan kepada masyarakat.
3. Berdasarkan Pasal 1 ayat 7 Undang-Undang Pasar Modal, yang menyatakan bahwa fakta material adalah informasi penting yang relevan serta mempengaruhi harga Efek dan keputusan Pemodal ataupun Calon Pemodal dalam berinvestasi, dan harus disampaikan kepada publik dalam rangka menegakkan prinsip keterbukaan dalam Pasar Modal, maka preliminary merger negotiation atau pembicaraan awal merger perusahaan publik telah memenuhi kriteria untuk dikategorikan sebagai fakta material dan wajib diinformasikan dalam pelaksanaan kewajiban keterbukaan di Pasar Modal.
B. SARAN
Berdasarkan uraian Bab-Bab terdahulu dan kesimpulan, selanjutnya dapat dirumusakan saran sebagai berikut:
1. Hendaknya Emiten atau Perusahaan Publik senantiasa memberikan fakta material yang benar adanya pada masyarakat demi menegakkan Prinsip Keterbukaan tanpa maksud mengambil keuntungan dari masyarakat dengan menaik-turunkan harga saham, dan senantiasa memberitahukan fakta material tepat waktu dan dalam kondisi yang benar agar tidak terjadi misleading statement.
2. Perusahaan Publik atau Emiten yang akan melakukan merger hendaknya benar benar mempertimbangkan keputusan untuk merger apakah merugikan masyarakat serta pemegang saham atau tidak. Serta agar pemegang pemegang saham minoritas benar benar terlindungi. 3. Undang-Undang Pasar Modal seharusnya dapat dikaji dan ditelaah lagi
penentuan fakta material khususnya mengenai merger dan pembicaraan awal merger perusahaan publik, dengan menetapkan bahwa pembicaraan awal memang wajib disampaikan kepada publik dan bersifat material atau menyatakan pembicaraan awal yang tidak pasti tidak boleh diberitakan, untuk mencegah misleading statement dan penyalahgunaan informasi demi keuntungan pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena apabila dibiarkan ‘mengambang’ apakah pembicaraan awal merger ini materil atau tidak, bagi pihak pihak yang ingin mencari keuntungan, dapat dengan mudah melaksanakan niatnya dan tidak merealisasikan apa yang sudah diberitakan, dan tidak akan dikenakan sanksi, karena tidak ada peraturan yang menyatakan pembicaraan awal merupakan fakta material, atau pelarangan pemberitaan pembicaraan awal merger perusahaan publik yang belum pasti.
DAFTAR PUSTAKA Buku.
Black, Henry Campbell , Black’s Law Dictionary Centennial Sixth Edition, St. Paul, Minn: West Publishing co. 1990
Chandra, Prasanna, Financial Management, Theory and Practice, Tata McGraw- Hill Publishing Company Limited, New Delhi, 5th Edition, 2001
Chairi, Zulfi, Keterbukaan (Disclosure) di Pasar Modal , Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
CV Eko Jaya, Himpunan Peraturan Perundang Undangan Republik Indonesia Tahun 1999, Jakarta, Cetakan ke-1, 1999
CV Eko Jaya, Himpunan Peraturan Perundang – Undangan Republik Indonesia Tahun 1995, Jakarta, ,Cetakan ke-1, 1998
Easterbrook, Frank H. dan Daniel R. Fischel,1, The Economic Structure of Corporate Law, Cambridge, Massachusetts, London: Harvard University Press, 1996
Harahap, M.Yahya, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, 2009 Kehoe, Jemes A. Exporting Insider Trading Laws: The Enforcement of U.S.
Insider Trading Laws Internationally, Emory International Review, Vol.9,1995
Krause, Harmut “The German Securities Trading Act (1994); A Ban on Insider Trading and an issuer’s Affirmative Duty to Disclose Material Nonpublic Information, “The International Lawyer” ,Vol 30 no.3, Fall, 1996
Nasution, Bismar Keterbukaan dalam Pasar Modal: Law & Finance Institusional Partnership, Fakultas Hukum Universitas Indonesia,2001
Nasution, Bismar, Diktat Hukum Pasar Modal, Teaching Material Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum USU
Oesterie, Dale A., The Law of Mergers, Acquisitions, and Reorganizations,West publishing co. 1991
Rider, Barry A.K , “ Global Trens in Securities Regulation : The Changing Legal Climate. Dickinson Journal of International Law”, Spring, 1995
Smith, Gary D, Bussiness Strategy and Policy, 2nd edition, Houghton, Mifflin Company, Boston. 1988
Simanjuntak , Cornelius, SH., MH, Hukum Merger Perseroan Terbatas, Teori dan Praktek, PT Citra Aditya Bakti, Bandung 2004
Windha, Merger, Konsilidasi, Akuisisi dan Spin off, Teaching Material Hukum Organisasi Perusahaan Fakultas Hukum
Zulmawan , Wawan, Panduan Praktis Merger atau Akuisisi Perusahaan, Permata Aksara, Jakarta, 2003
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 27 tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas
Peraturan Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten dalam lampiran keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor Kep-52/PM/1997
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta nomor: Kep-001/BEJ/012000 tanggal 4 Januari 2000 tentang Peraturan Pencatatan Efek nomor I-G : Tentang Penggabungan Usaha Atau Peleburan Usaha
Internet.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan-umum diakses pada tanggal 16 September 2013 pukul 20.17
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar-Modal diakses pada tanggal 16 September 2013 pukul 21.18
http://ercolaw.com/index.php?option=com_content&view=article&id=58:keterbu kaan-informasi-di-pasar-modal&catid+25:the-project&itemid=50 diakses pada tanggal 16 September 2013 pukul 23.23
http://edwardwendy060.blogdetik.com diakses pada tanggal 9 Oktober 2013 pukul 19.13
http://m.hukumonline.com diakses tanggal 9 Oktober 2013 pukul 20.30 http://pustakabakul.blogspot.com diakses tanggal 9 Oktober 2013 pukul 21.14 http://repository.usu.ac.id diakses tanggal 13 Oktober 2013 pukul 19.00 http://scribd.com diakses 19 Oktober 2013 pukul 20.30