• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN,KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

masing variabel dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Rangkuman Hasil Uji Linearitas

Variabel Bebas Variabel Terikat

Df Fhitung Ftabel Kesimpulan

Disiplin Produktivitas Kerja 11:37 1,783 2,055 Linear Keterampilan Produktivitas Kerja 11:37 1,982 2,055 Linear Bakat Produktivitas Kerja 11:37 1,802 2,055 Linear

44

Dari tabel di atas diketahui bahwa variabel disiplin, variabel

keterampilan, dan variabel bakat berhubungan linier dengan variabel

produktivitas, maka uji regresi ganda dapat dilakukan dalam pengujian

hipotesis. Dengan demikian analisis statistik parametrik dapat digunakan

untuk uji hipotesis.

C. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis pertama sampai ketiga digunakan teknik

analisis korelasi product moment.

Sedangkan untuk menguji hipotesis keempat digunakan teknik

analisis Regresi ganda. Dalam analisis penelitian ini menggunakan bantuan

komputer SPSS seri 12 (data terlampir pada lampiran 6).

1. Pengaruh disiplin pegawai terhadap produktivitas kerja

Rumusan hipotesis alternatif menyatakan bahwa terdapat pengaruh

yang positif disiplin pegawai terhadap produktivitas kerja.

Dari hasil analisis data induk penelitian yang menggunakan bantuan komputer program SPSS seri 12 (lampiran 6) yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7

Correlations

disiplin keterampilan bakat produktivitas disiplin Pearson Correlation 1 .239 .432(**) .238 Sig. (2-tailed) . .094 .002 .096 N 50 50 50 50 keterampilan Pearson Correlation .239 1 .882(**) .249 Sig. (2-tailed) .094 . .000 .081 N 50 50 50 50 Bakat Pearson Correlation .432(**) .882(**) 1 .232 Sig. (2-tailed) .002 .000 . .105

N 50 50 50 50 Produktivita s Pearson Correlation .238 .249 .232 1 Sig. (2-tailed) .096 .081 .105 . N 50 50 50 50

** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Maka dapat diketahui bahwa rx1y = 0,238, dengan Probabilitas =

0,169 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara tingkat

disiplin pegawai dengan produktivitas kerja yang bersifat positif dan

rendah, dengan demikian hipotesis mengatakan tidak ada pengaruh positif

dan tidak signifikan disiplin pegawai terhadap produktivitas kerja Ho

diterima.

2. Pengaruh keterampilan pegawai terhadap produktivitas kerja

Rumusan hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang positif keterampilan pegawai terhadap produktivitas kerja.

Dari hasil analisis data induk penelitian yang menggunakan bantuan

komputer program SPSS seri 12 seperti pada tabel 4.7 dapat ditarik

kesimpulan bahwa rx2y = 0,249 dengan Probabilitas = 0,276 > 0.05

menunjukkan tidak ada korelasi antara disiplin pegawai dengan

produktivitas kerja yang bersifat positif dan rendah, dengan demikian

hipotesis mengatakan tidak ada korelasi positif dan tidak signifikan

keterampilan pegawai terhadap produktivitas kerja Ho diterima.

46

3. Pengaruh bakat pegawai terhadap produktivitas kerja

Rumusan hipotesis ketiga menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang positif bakat pegawai terhadap produktivitas kerja. Dari

hasil analisis data induk penelitian yang menggunakan bantuan komputer

program SPSS seri 12 seperti pada tabel 4.7 dapat ditarik kesimpulan

bahwa rx3y = 0,232, dengan Probabilitas = 0,611 > 0.05 menunjukkan

bahwa tidak ada korelasi bakat pegawai dengan produktivitas kerja yang

bersifat positif dan rendah, dengan demikian hipotesis mengatakan tidak

ada pengaruh positif dan tidak signifikan bakat pegawai terhadap

produktivitas kerja Ho diterima.

4. Pengaruh disiplin, keterampilan, dan bakat pegawai terhadap produktivitas kerja

a. Rumusan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini:

Ho = Tidak ada pengaruh positif pengaruh disiplin, keterampilan, dan bakat pegawai terhadap produktivitas kerja

Ha = Ada pengaruh positif pengaruh disiplin, keterampilan, dan bakat pegawai terhadap produktivitas kerja

b. Persamaan Regresi Ganda

Rumusan hipotesis menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

positif Disiplin, Keterampilan dan Bakat Pegawai terhadap Produktivitas

Dari hasil pengujian data yang menggunakan alat bantu komputer

program SPSS seri 12 diketahui konstanta (k) sebesar 14,04. Koefisien

regresi variabel X1 =0,15, koefisien regresi variabel X2 =0,22, dan

koefisien regresi X3 = -0,09 dengan demikian diperoleh garis regresi ganda

sebagai berikut:

Y = 0,15x1 + 0,22x2 - 0,09x3+14,04

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa produktivitas kerja

(Y) sama dengan konstanta (14,04) berarti produktivitas kerja yang

diperoleh dalam pengukuran sebelum dipengaruhi oleh ketiga variabel

bebas tersebut. Akan tetapi dalam pembahasan ini produktivitas kerja

dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas yaitu Disipilin (X1),

Keterampilan (X2), dan Bakat (X3). Ketiga variabel bebas tersebut

mempunyai koefisien korelasi yang merupakan suatu ukuran yang dipakai

untuk menentukan derajat atau kekuatan korelasi masing-masing variabel

bebas dengan variabel terikat. Koefisien korelasi antara masing-masing

variabel adalah Disiplin sebesar 0,15, Keterampilan sebesar 0,22, dan

Bakat sebesar -0,09.

b. Uji Signifikansi Terhadap Persamaan Regresi Ganda

Uji signifikansi terhadap persamaan regresi ganda menggunakan uji F

dengan taraf signifikan 5% . Berikut ini adalah hasil analisis dari regresi

48

Tabel 4.8

Ringkasan analisis regresi

Sumber Variasi db JK RK Fhitung Regresi(reg) 3 72,3821603 24,12738734 2,524601418 Residu (res) 46 439,6178381 9,556909524 Total 49 512

Dari tabel di atas besarnya nilai Fhitung adalah 2,524601418

sedangkan nilai Ftabel dengan db pembilang = 3 dan db penyebut = 46

sebesar 2,81. Jadi Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Hal ini berarti dengan taraf

signifikan 5% tidak ada pengaruh positif sebesar 2,524601418 dan tidak

signifikan antara pengaruh disiplin, keterampilan, dan bakat pegawai

terhadap produktivitas kerja.

Tabel 4.9 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std.

Error Beta t Sig.

(Constan t) 14.041 4.673 3.005 .004 disiplin .155 .111 .230 1.399 .169 keteramp ilan .218 .198 .347 1.103 .276 1 bakat -.093 .182 -.174 -.513 .611

a Dependent Variable: produktivitas

D. Pembahasan

1. Pengaruh disiplin terhadap produktivitas kerja

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada

kecil dari rtabel 0,279 dan nilai probabilitas 0,169 lebih besar dari taraf

signifikansi 5% atau 0,05.

Berdasarkan deskripsi data tentang disiplin diperoleh hasil

sebagai berikut : kategori sangat tinggi sebanyak 1, kategori tinggi 36,

kategori cukup 12, kategori kurang 1, kategori sangat kurang 0. Hal

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memiliki

kedisiplinan tinggi.

Hasil deskripsi data disiplin pegawai sebagian besar masuk

dalam kategori tinggi. Meskipun disiplin pegawai menunjukkan

sebagian besar dalam kategori tinggi tetapi tidak diikuti produktivitas

kerja yang tinggi. Faktor-faktor yang diduga menyebabkan disiplin

tidak berpengaruh terhadap produktivitas adalah manajemen dan

kebijaksanaan pemerintah, gizi dan kesehatan, penghasilan dan

jaminan sosial serta kesempatan kerja.

Prinsip manajemen adalah peningkatan efisiensi dengan

mengurangi kebebasan (wastage) beroperasi. Sumber-sumber

digunakan secara maksimal, termasuk barang modal, bahan-bahan

mentah dan setengah jadi, dan tenaga kerja sendiri (Ravianto 1985 ;

19). Penggunaan sumber-sumber termasuk dikendalikan secara

berdaya guna dan tepat guna. Untuk itu kita mengenal manajemen

perkantoran, manajemen keuangan, manajemen perbekalan, dan

50

aspek tersebut diperoleh melalui penerapan fungsi manajemen seperti

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Dengan demikian dapat diduga bahwa faktor manajemen

sangat berperan dalam peningkatan produktivitas kerja, baik secara

langsung melalui perbaikan pengorganisasian dan tata prosedur yang

memperkecil pemborosan dan keborosan, maupun secara tidak

langsung melalui penciptaan jaminan kesempatan bagi seseorang untuk

berkembang, penyediaan fasilitas latihan, perbaikan penghasilan dan

jaminan sosial.

Usaha peningkatan produktivitas sangat sensitif dengan

kebijaksanaan pemerintah dibidang produksi, investasi, perizinan

usaha, teknologi, moneter, fiskal, harga, distribusi dan lain-lain. Tiap-

tiap kebijaksanaan dibidang tersebut mempengaruhi produktivitas baik

secara langsung maupun secara tidak langsung melalui gizi dan

kesehatan, pengahasilan dan jaminan sosial, kesempatan dan

pengembangan manajemen.

Keadaan gizi dan kesehatan yang baik memberikan

kemampuan serta kesegaran fisik dan mental seseorang dalam

melakukan pekerjaan. Semakin baik keadaan gizi dan kesehatan

seseorang, semakin tinggi tingkat produktivitasnya (Ravianto

1985;15). Keadaan gizi dan kesehatan seseorang juga mempengaruhi

dalam pendidikan dan latihan. Oleh sebab itu, keadaan gizi dan

menimbulkan produktivitas kerja yang rendah karena tingkat

pendidikan dan keterampilan umumnya rendah.

Pengahasilan dan jaminan sosial dalam arti imbalan atau

pengahargaan ternyata dapat menjadi pendorong atau insentif untuk

bekerja giat atau lebih produktif (Ravianto 1985 ; 15). Dalam

perusahaan-perusahaan, pemberian penghasilan dan jaminan sosial

tercermin dalam sistem pengupahan. Pegawai yang menghasilkan

lebih banyak, biasanya memperoleh penghasilan dan jamina sosial

yang lebih baik juga. Sistem pengupahan seperti itu bukan saja untuk

menjamin pemberian imbalan atas prestasi seseorang, tetapi juga

untuk mendorong setiap karyawan berprestasi baik.

Penghasilan dan jaminan sosial seseorang berkaitan langsung

dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti

makanan, pakaian, perumahan, dan kesehatan, yang lebih lanjut

mempengaruhi produktivitas.

Tingkat produktivitas seseorang juga sangat tergantung pada

kesempatan yang terbuka padanya. Kesempatan dalam hal ini

sekaligus berarti adalah kesempatan untuk bekerja, pekerjaan yang

sesuai dengan pendidikan dan keterampilan tiap-tiap orang, dan

kesempatan memperkembangkan diri (Ravianto 1985 ;17).

Rendahnya produktivitas kerja seseorang sering diakibatkan

oleh salah penempatan, dalam arti bahwa seseorang itu tidak

52

keterampilannya. Salah penempatan dapat terjadi karena kelemahan

dalam manajemen atau pimpinan yang kurang mengetahui gambaran

tugas sebenarnya dan kemampuan bawahan dilingkungannya dan

ketidakseimbangan pasar kerja.

Berdasarkan uraian di atas manajemen dan kebijaksanaan

pemerintah, gizi dan kesehatan, penghasilan dan jaminan sosial serta

kesempatan kerja diduga berpengaruh besar terhadap produktivitas dan

cenderung mendominasi pengaruhnya terhadap produktivitas sehingga

disiplin tidak berpengaruh terhadap produktivitas.

Berdasarkan analisis data diatas tidak ada pengaruh disiplin

pegawai terhadap produktivitas. Hal ini berarti pegawai yang disiplin

tinggi produktivitasnya tetap sama, begitupun juga bila disiplinnya

rendah produktivitasnya tetap sama.

2. Pengaruh keterampilan pegawai terhadap produktivitas kerja

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada

pengaruh keterampilan terhadap produktivitas kerja. Nilai rhitung 0,249

lebih kecil dari rtabel 0,279 dan nilai probabilitas 0,276 lebih besar dari

taraf signifikansi 5% atau 0,05.

Berdasarkan deskripsi data tentang keterampilan diperoleh

hasil sebagai berikut : kategori sangat tinggi sebanyak 36, kategori

tinggi 8, kategori cukup 6, kategori kurang 0, kategori sangat kurang 0.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memiliki

Hasil deskripsi data keterampilan pegawai sebagian besar

masuk dalam kategori sangat tinggi. Meskipun keterampilan pegawai

menunjukkan sebagian besar dalam kategori sangat tinggi tetapi tidak

diikuti produktivitas kerja yang tinggi. Faktor-faktor yang diduga

menyebabkan keterampilan tidak berpengaruh terhadap produktivitas

kerja adalah pengahasilan dan jaminan sosial, gizi dan kesehatan,

manajemen, kebijaksanaan pemerintah serta kesempatan kerja.

Penghasilan yang diterima pegawai harus dapat memenuhi

kebutuhan secara minimal, misalnya kebutuhan akan makan, minum,

pakaian, dan perumahan. Oleh karena itu setiap perusahaan dalam

menetapkan kompensasi kepada para pegawainya, harus sedemikian

rupa sehingga gaji terendah yang diberikan akan dapat memenuhi

kebutuhan mereka secara minimal. Jaminan sosial juga digunakan

agar pegawi merasa nyaman dalam bekerja, pegawai bersemangat dan

loyal. Hal ini akan mempengaruhi produktivitas.

Sering para pegawai dihadapkan pada persoalan dikeluarga

dan perusahaan. Tekanan persoalan dapat berupa aspek emosional dan

fisik, terbatas biaya pemeliharaan gizi dan kesehatan dan berlanjut

dengan terjadinya penurunan produktivitas pegawai. Pihak

manajemen seharusnya mampu mengakomodasi persoalan pegawai

sejauh terkait dengan kepentingan perusahaan. Pertimbangannya

adalah untuk kesehatan dan karyawan memegang peranan penting

54

dan Aida Vitalaya Hubeis 240 : 2007). Semakin cukup jumlah dan

kualitas fasilitas gizi dan kesehatan serta keamanan kerja maka

semakin tinggi pula mutu kerja pegawai. Dengan demikian

perusahaan akan semakin diuntungkan dalam upaya peningkatan

produktivitas.

Manajemen mempunyai tujuan guna mempengaruhi

produktivitas yaitu perhatian terhadap mutu, pengaturan staf pegawai,

tidak ada specialisasi pekerja yang berlebihan, perhatian terhadap

merger, perhatian terhadap pelatihan dan pengembangan, adanya

perhitungan gaji eksekutif dan pegawai, adanya perhatian pada resiko

kerja, sikap bersahabat pada serikat pekerja, dan manajemen

kepemimpinan yang demokrasi. Hal ini secara langsung atau tidak

langsung akan mempengaruhi produktivitas.

Penetapan mekanisme pasar oleh pemerintah yang dipengaruhi

oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

misalnya dalam bidang elektro dan telekomunikasi serta bidang-

bidang teknologi produksi lainnya, telah mendorong tiap orang untuk

mengembangkan kapasitas diri. Semua tantanan yang dihadapi

organisasi menuntut pemerintah untuk mendorong pegawai untuk

mengembangkan sesuatu yang bersifat inovatif dan berpengaruh

terhadap produktivitas.

Produktivitas kerja juga berkembang dan meningkat melalui

Tugas dan tanggungjawab yang lebih berat dalam jabatan-jabatan

yang lebih tinggi (superior) merupakan tantangan yang menuntut

peningkatan kemampuan dan produktivitas kerja. Oleh karena itu

setiap orang perlu diberikan kesempatan-kesempatan baru yang dapat

meningkatkan produktiitas kerjanya dan sekaligus dapat dikaitkan

dengan pembinaan kariernya. Dengan demikian peningkatan

produktivitas kerja di tingkat perusahaan atau instansi memerlukan

perencanaan tenaga kerja (secara mikro) dan sistem pengembangan

karier pegawai.

Berdasarkan uraian diatas, pengahasilan dan jaminan sosial,

gizi dan kesehatan, manajemen, kebijaksanaan pemerintah serta

kesempatan diduga berpengaruh besar terhadap produktivitas kerja,

dan cenderung mendominasi produktivitas kerja sehingga

keterampilan tidak berpengaruh terhadap produktivitas.

Berdasarkan analisis data diatas tidak ada pengaruh

keterampilan pegawai terhadap produktivitas. Hal ini berarti yang

keterampilannya tinggi produktivitasnya tetap sama, begitupun juga

bila keteramplannya rendah produktivitasnya tetap sama.

3. Pengaruh bakat pegawai terhadap produktivitas kerja

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada

56

kecil dari rtabel 0,279 dan nilai probabilitas 0,611 lebih besar dari taraf

signifikansi 5% atau 0,05.

Berdasarkan deskripsi data tentang bakat diperoleh hasil

sebagai berikut : kategori sangat tinggi sebanyak 14, kategori tinggi

31, kategori cukup 1, kategori kurang 4, kategori sangat kurang 0. Hal

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memiliki bakat

tinggi.

Hasil deskripsi data bakat pegawai sebagian besar masuk

dalam kategori tinggi. Meskipun bakat pegawai menunjukkan

sebagian besar dalam kategori tinggi tetapi tidak diikuti produktivitas

kerja yang tinggi. Faktor-faktor yang diduga menyebabkan bakat tidak

berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah gizi dan kesehatan,

kesempatan kerja, penghasilan dan jaminan sosial, manajemen serta

kebijaksanaan pemerintah.

Gizi dan kesehatan yang baik akan memperlancar pekerjaan.

Makan makanan yang bergizi tiap hari secara tidak langsung atau

langsung akan menambah daya juang pegawai. Kesehatan pegawai

merupakan akibat dari gizi yang baik. Oleh karena itu gizi dan

kesehatan mempengaruhi produktivitas. Contohnya seorang pilot tidak

diterima karena berkacamata. Bila pilot tersebut berkacamata akan

mempengaruhi penerbangan. Bila pegawai mempunyai penyakit

menular maka secara langsung atau tidak langsung akan

Usaha peningkatan produktivitas kerja di satu pihak menuntut

perluasan kesempatan kerja didasarkan pada perencanaan tenaga kerja

sehingga setiap orang ingin dan mampu bekerja memperoleh

pekerjaan, dimana dia mempunyai kesempatan memperkembangkan

dan meningkatkan produktivitas kerjanya ( Ravianto;45;1985). Dilain

pihak peningkatan produktivitas kerja melalui pemilihan teknologi

maju dikawatirkan dapat mengurangi kesempatan kerja. Oleh karena

itu secara makro peningkatan produktivitas kerja perlu dikaitkan

dengan perencanaan tenaga kerja, perencanaan pembangunan,

perencanaan pendidikan dan perencanaan lainnya secara terpadu.

Penghasilan jaminan sosial sangat diperlukan bagi pegawai.

Penghasilan pegawai sangat diperlukan untuk biaya makan, pakaian,

tempat tinggal. Selain itu jaminan sosial diperlukan bagi pegawai yang

terkena musibah atau berdukacita. Hal itu akan memompa daya juang

pegawai untuk bekerja lebih giat dan pada akhirnya akan

mempengaruhi produktivitas.

Manajemen diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber

daya manusia dalam organisasi. Dalam upaya mencapai tujuan ini,

studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana

seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan,

mengevaluasi, dan memelihara pegawai dalam jumlah (kuantitas) dan

tipe (kualitas) yang tepat. Oleh karena itu manajemen yang baik akan

58

Keadaan politik dan pemerintahan menjadi pertimbagan

penting dalam peningkatan produktivitas. Misalnya suatu negara yang

keadaan politiknya tidak stabil maka investor akan enggan untuk

berinvestasi di negara tersebut. Akibatnya pegawai banyak yang

menganggur dan mempengaruhi produktivitasnya. Maka politik suatu

negara sangat berpengaruhi terhadap produktivitas.

Berdasarkan uraian mengenai keadaan gizi dan kesehatan,

kesempatan kerja, penghasilan, jaminan sosial, manajemen dan

kebijaksanaan pemerintah berpengaruh besar terhadap produktivitas

dan cenderung mendominasi pengaruhnya terhadap produktivitas

sehingga bakat tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Berdasarkan analisis data diatas tidak ada pengaruh bakat

pegawai terhadap produktivitas. Hal ini berarti pegawai yang bakatnya

tinggi produktivitasnya tetap sama, begitupun juga bila bakatnya

rendah produktivitasnya tetap sama.

4. Pengaruh disiplin, keterampilan, dan bakat pegawai terhadap produktivitas kerja

Berdasarkan hasil dari regresi ganda membuktikan bahwa

disiplin, keterampilan dan bakat pegawai terhadap produktivitas kerja

dengan koefisien korelasi menunjukkan (R1,2,3) = 0,375993897 dan

nilai F regresi sebesar 2,524601418 lebih kecil dari F tabel 2,795.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ketiga variabel bebas

signifikan terhadap produktivitas kerja. Garis regesi tidak signifikan

karena dipengaruhi oleh dua hal yaitu sebagai berikut :

a Memang antara kriterium dengan prediktor- prediktornya

tidak terdapat korelasi yang signifikan.

b Sebenarnya antara kriterium dan prediktor-prediktornya

terdapat korelasi yang signifikan, akan tetapi karena

jumlah kasus yang diselidiki tidak cukup banyak, maka

korelasi itu tidak dapat diketemukan dalam perhitungan.

Hal ini berarti setinggi dan serendah apapun disiplin,

60

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan maka penulis

dapat mengambil kesimpulan, sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh

disiplin pegawai terhadap produktivitas kerja pegawai di industri gerabah

Kasongan Bantul. Hal ini dapat dilihat dari nilai rhitung = 0,238 lebih kecil

dari rtabel = 0,279 dengan probabilitas 0,169 > 0,05 dengan taraf

signifikansi 5%. Hal ini berarti pegawai yang disiplinnya tinggi

produktivitasnya tetap sama, begitupun juga bila disiplinnya rendah

produktivitasnya tetap sama.

2. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh

keterampilan terhadap produktivitas kerja pegawai di industri gerabah

Kasongan Bantul. Hal ini dapat dilihat dari nilai rhitung sebesar 0,249 lebih

kecil dari ttabel = 0,279 dengan probabilitas 0,276 > 0,05 dengan taraf

signifikansi 5%. Hal ini berarti pegawai yang keterampilannya tinggi

produktivitasnya tetap sama, begitupun juga bila keterampilannya rendah

3. Berdasarkan analisis data dapat diketaui bahwa tidak ada pengaruh bakat

terhadap produktivitas kerja pegawai di industri gerabah Kasongan Bantul.

Hal ini dapat dilihat dari nilai rhitung sebesar 0,232 lebih kecil dari

ttabel = 0,279 dengan probabilitas 0,611 > 0,05dengan taraf signifikansi 5%.

Hal ini berarti pegawai yang bakatnya tinggi produktivitasnya tetap sama,

begitupun juga bila bakatnya rendah produktivitasnya tetap sama.

4. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh

disiplin pegawai, keterampilan pegawai dan bakat pegawai terhadap

produktivitas kerja pegawai di industri gerabah Kasongan Bantul. Hal ini

dapat dilihat (R1,2,3) = 0,375993897 dan nilai F regresi sebesar

2,524601418 lebih kecil dari F tabel 2,81 dengan taraf signifikansi 5%.

Hal ini berarti pegawai yang disiplin pegawai, keterampilan pegawai dan

bakat pegawai tinggi produktivitasnya tetap sama, begitupun juga bila

disiplin pegawai, keterampilan pegawai dan bakat pegawai rendah

produktivitasnya tetap sama.

Dokumen terkait