• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian ini yakni mengidentifikasi dampak lalu lintas ruas Jalan Jenderal Sudirman yang ditimbulkan dari tarikan dan bangkitan pergerakan kawasan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II akibat adanya kegiatan operasioanal bandar udara pada masa yang akan datang, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Karakteristik jaringan jalan di Kawasan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dan ruas jalan Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru adalah tipe jalan 6/2 T.dan lebar jalan sebesar 12 meter per jalur.

b. Tarikan dan bangkitan perjalanan dari kawasan bandar udara Sultan Syarif Kasim II terhadap ruas jalan Jenderal Sudirman adalah sebesar 19,6% dengan rata-rata volume lalu lintas sebesar 336 skr/jam dan 80,4% yang melintas pada ruas jalan Jenderal Sudirman berasal dari jalan Kaharuddin Nasution dan jalan Adi Sucipto dengan volume lalu lintas rata-rata sebesar 1375,6 skr/jam, sehingga volume lalu lintas rata-rata pada jalan Jenderal Sudirman adalah sebesar 1711,6 skr/jam.

c. Jumlah kejadian hambatan samping berdasarkan survei komposisi lalu lintas adalah sebanyak 199 kejadian atau 4 kejadian/jam. Jenis hambatan samping yang dihitung adalah pejalan kaki, kendaraan umum dan kendaraan lainnya yang berhenti, kendaraan keluar/masuk sisi atau lahan samping jalan, dan arus kendaraan lambat. Nilai bobot hambatan samping di ruas jalan Jenderal

156 Sudirman adalah sebesar 2 yang artinya berada pada kategori sangat rendah karena memiliki bobot dibawah 100.

d. Berdasarkan karakteristik Jalan Jenderal Sudirman, volume lalu lintas, hambatan samping, dan ukuran Kota Pekanbaru, diketahui kapasitas ruas Jalan Jenderal Sudirman adalah sebesar 5.078,7 skr/jam.

e. Berdasarkan hasil analisis volume lalu lintas dan kapasitas ruas Jalan Jenderal Sudirman, maka dapat diketahui nilai derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan pada ruas jalan tersebut. Adapun nilai derajat kejenuhan rata-rata selama waktu pengamatan pada seluruh titik pengamatan di Jalan Jenderal Sudirman adalah sebesar 0,34 per jam. Oleh karena itu, indeks tingkat pelayanan ruas Jalan Jenderal Sudirman berada pada kategori A yang artinya memiliki arus bebas, volume rendah, kecepatan tinggi, dan pengemudi dapat memilih kecepatan yang dikehendaki.

f. Prediksi pergerakan lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman diasumsikan pada dua kondisi yaitu kondisi pertama (volume lalu lintas (Q) ruas jalan Bandara meningkat berdasarkan laju pertumbuhan penumpang yaitu sebesar 7,5% per tahun, akan tetapi volume lalu lintas ruas jalan Kaharuddin Nasution dan ruas jalan Adi Sucipto diasumsikan tidak terjadi perubahan yang nilai volumenya disesuaikan dengan hasil penelitian) dan kondisi kedua (volume lalu lintas ruas jalan Bandara meningkat berdasarkan laju pertumbuhan penumpang yaitu sebesar 7,5%, dan volume lalu lintas ruas jalan Kaharuddin Nasution dan ruas jalan Adi Sucipto meningkat berdasarkan laju pertumbuhan kendaraan di Kota Pekanbaru yaitu sebesar 5% per tahun). Sehingga prediksi komposisi lalu lintas dan volume lalu lintas akan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

157 g. Apabila penumpang bandar udara meningkat 7,5% per tahun dan volume lalu lintas jalan Kaharuddin Nasution dan Adisucipto tidak terjadi perubahan maka volume lalu lintas dari kawasan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Tahun 2020-2040 berkontribusi sebesar 52,7% terhadap ruas jalan Jenderal Sudirman.

Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penumpang tidak mempengaruhi kinerja ruas jalan Jenderal Sudirman karena nilai derajat kejenuhan mencapai 0,57 yang berarti indeks tingkat pelayanan ruas jalan masih berada pada kategori “A” yang artinya memiliki arus bebas, volume rendah, kecepatan tinggi, dan pengemudi dapat memilih kecepatan yang dikehendaki.

h. Apabila penumpang bandar udara meningkat 7,5% per tahun dan volume lalu lintas jalan Kaharuddin Nasution dan Adisucipto meningkat berdasarkan laju pertumbuhan kendaraan Kota Pekanbaru sebesar 5% maka pada Tahun 2033-2040 volume lalu lintas dari kawasan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II terhadap kinerja ruas Jalan Jenderal Sudirman akan mengalami penurunan secara kontiniu menjad “B” hingga “F” yang dimana untuk jalan arteri sekunder standar minimumnya adalah “C”, apabila tidak dilakukan penanganan segera maka akan berdampak buruk dan mengganggu untuk keberlangsungan aktivitas yang ada di bandar udara ataupun aktivitas yang ada di sekitar Jalan Jenderal Sudirman.

i. Dari penelitian analisis dampak lalu lintas ini tidak menyebabkan untuk dilakukannya pemindahan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, sehingga pengembangan bandara bisa tetap dilaksanakan dengan melakukan pengembangan dan peninjauan ulang juga terhadap Jalan Jenderal Sudirman.

158 6.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis prediksi, untuk meminimalisir dampak yang ada, direkomendasikan beberapa model penanganan sebagai berikut:

1. Meningkatkan penyediaan angkutan umum untuk menuju kawasan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru demi terwujudnya layanan transportasi yang baik dan dapat mengurangi jumlah kendaraan mobil penumpang untuk naik turun penumpang di kawasan bandara. Transportasi yang ada saat ini di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru didominasi oleh kendaraan mobil penumpang. Selain itu, perlu dilakukan pula peningkatan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dari sarana transportasi umum Kota Pekanbaru sehingga dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

2. Perlu penyediaan akses alternatif masuk dan keluar bandara, karena berdasarkan hasil survei yang dilakukan asal dan tujuan perjalanan berasal dari Kota Pekanbaru. Akses utama penumpang umum ini melewati Jalan Sudirman sebelum memasuki kawasan bandara. Alternatif jalan menuju bandara diperlukan ketika jalan akses utama yaitu Jalan Sudirman collapse, sehingga perlu dicari alternatif ketika terjadi kejadian kedaruratan sebagai pengganti akses utama Jalan Sudirman dari dan menuju ke Kota Pekanbaru.

3. Perlu dilakukan peninjauan ulang terkait analisis dampak lalu lintas Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II untuk Tahun 2033-2040 karena derajat kejenuhan Jalan Jenderal Sudirman pada kondisi volume lalu lintas meningkat (berdasarkan laju pertumbuhan penumpang bandara dan laju pertumbuhan kendaraan) mencapai angka rata-rata 0,72 hingga 1,06 per jam. Hal tersebut berarti bahwa kapasitas jalan Jenderal Sudirman akan dan sudah melewati

159 batas maksimum indeks tingkat pelayanan ruas jalan apabila tidak ditangani dengan baik, oleh karena itu sebaiknya pada Tahun 2033 sudah direncanakan pengembangan jalan Jenderal Sudirman, pemindahan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, atau mencari lokasi untuk pembangunan bandara baru di Provinsi Riau.

4. Selain memerhatikan analisis dampak lalu lintas dari kawasan bandar udara terhadap ruas jalan Jenderal Sudirman, juga perlu dilakukan analisis lebih lanjut di ruas jalan Kaharuddin Nasution dan Adisucipto yang merupakan kontributor arus lalu lintas terbesar terhadap ruas jalan Jenderal Sudirman karena terdapat guna lahan campuran yang menyebabkan banyaknya kendaraan masuk dan keluar dari jalan tersebut.

5. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat terkait pemilihan moda yang baik untuk menghindari permasalahan lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya penggunaan kendaraan pribadi. Apabila banyak pengguna jalan yang beralih moda transportasi dari kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum, maka jumlah kendaraan akan menurun sehingga angka derajat kejenuhan dan indeks tingkat pelayanan ruas Jalan Jenderal Sudirman dapat menjadi lebih baik.

160 DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adisasmita, Sakti Adji. 2011. Transportasi dan Pengembangan Wilayah.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

____________________. 2012. Penerbangan Bandar Udara. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dyayadi. 2018. Tata Kota Menurut Islam. Jakarta: Khalifa.

Husmam, Santosa Utomo. 2010. Manajemen Transportasi. Malang: Universitas Brawijaya.

Kasarda, J. 2008. The Evolution of Airport Cities and the Aerotropolis Chapter I di Airport Cities The Evolution. London: Insight Media.

_________. 2013. Airport cities : The evolution. USA: Shippensburg University.

Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Muta‟ali, Lutfi. 2015. Teknik Analisis Regional. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi.

Oglesby, Clarkson. 1999. Teknik Jalan Raya. Cetakan Keempat. Jakarta: PT.

Gelora Aksara Pratama.

Page, Stephen. 2003. Managing Urban Tourism.US: Prentice Hall , Harlow.

Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Prenadamedia Group.

Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

________. 2014. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Tamin, Ofyar, Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung:

Penerbit ITB.

161 Skripsi/Thesis:

Bella, Dinda Ratu. 2020. Kajian Pengaruh Aktivitas Guna Lahan Terhadap Kinerja Lalu Lintas di Kawasan Central Business District Kota Pekanbaru.

Pekanbaru: Skripsi Universitas Islam Riau.

Fadilah, Aulia. 2018. Kajian Dampak Lalu Lintas Kawasan Guna Lahan Campuran Terhadap Tarikan dan Bangkitan Pergerakan di Kota Pekanbaru.

Pekanbaru: Skripsi Universitas Islam Riau.

Fonataba, Marthen George. 2010. Pengaruh Perkembangan Guna Lahan Terhadap Kinerja Jalan Di Sepanjang Koridor Jalan Antara Pelabuhan Laut dan Bandar Udara Dominie Edward Ossok (DEO) Kota Sorong. Semarang:

Thesis Universitas Diponegoro.

Jurnal/Prosiding:

Junianto, dkk. 2016. Model Tarikan Perjalanan Pada Kawasan Bandar Udara (Studi Kasus: Bandar Udara Supadio Pontianak dan Bandar Udara Depati Amir Pangkal Pinang). Proceedings of the 19th International Symposium Vol.8: 1267-1277 Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.

Najamudin, Ismail. 2014. Penelitian Fasilitas Bandara Husein Sastranegara-Bandung. Warta Penelitian Perhubungan Vol.26 No.7: 395-408. Jakarta:

Badan Litbang Perhubungan.

Nur, Afuah, dkk. 2018. Prosiding Evaluasi Kinerja Fasilitas Parkir Mobil di Bandara Internasional Adisutjipto dan Perkiraan Kebutuhan Parkir Mobil di New Yogyakarta International Airport (NYIA). Prosiding Kolokium hal: 1-9 Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta:

Universitas Islam Indonesia.

Patel, Chetan R. and Dr. G.J.Joshi. 2012. Capacity and LOS for Urban Arterial Road in Indian Mixed Traffic Condition. Procedia – Social and Behavioral Sciences Vol.48: 527-534 Transport Research. India: Elsevier Ltd.

162 Surya, Pindiyandito. 2016. Studi Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Sisi Darat Dan Pengembangan Kota Bandar Udara Ahmad Yani Di Kota Semarang. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol.12 No.4: 418-428 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang: Biro Penerbit Planologi Universitas Diponegoro.

Trianingsih, Wenny, dkk. 2013. Pengaruh Kawasan Pendidikan Formal Terhadap Kinerja Ruas Jalan Kaharuddin Nasution Kota Pekanbaru. Jurnal Saintis Vol.13 No.2: 10-21 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Riau. Pekanbaru: Fakultas Teknik Universitas Islam Riau.

Dokumen:

Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

____________________________. 2014. Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia.

Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru. 2013. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru Tahun 2013-2033. Pekanbaru:

BAPPEDA Kota Pekanbaru.

Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru. 2010-2019. Kota Pekanbaru Dalam Angka 2010-2019. Pekanbaru: BPS Kota Pekanbaru.

GBHN. 1993. Garis-garis Besar Haluan Negara 1993-1998, TAP MPR No.

II/MPR/1993. Jakarta: Sinar Grafika.

Peraturan/Kebijakan:

Kementerian Perhubungan RI. 2008. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun 2008 tentang Rencana Induk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Provinsi Riau. Jakarta: Kementerian Perhubungan RI.

Kementerian Perhubungan RI. 2013. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Jakarta:

Kementerian Perhubungan RI.

163 Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan. Lembaran Negara RI Tahun 2001, No. 128. Jakarta:

Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 1. Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2015 yang mengatur tentang Penyelenggataan Analisis Dampak Lalu Lintas.

Jakarta: Kementerian Perhubungan RI.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan. Jakarta:

Kementerian Perhubungan RI.

Sumber Lainnya (Website)

Angkasa Pura II. 2020. Data Statistik Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II.

http://oasys.angkasapura2.co.id diakses pada tanggal 01 Januari 2020.