• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

BAB II

KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI A.Sejarah Ringkas

Berdasarkan PP. 35 tahun 1992 tanggal 13 Juli 1992 dan diresmikan Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk dari Pemekaran Kecamatan Medan Timur dan dipimpin oleh Camat yang ditugaskan sebagai Kepala Kantor Kecamatan selaku pelaksana amanah/delegasi wewenang dari Kepala Daerah, berdasarkan PP.41 Tahun 2007 tanggal 13 Agusutus 2007 dan Perda Walikota Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan, Kecamatan Medan Denai .Melaksanakan tugas pokok melaksanakan program kegiatan dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Pelayanan Masyarakat. Sementara fungsi Kecamatan Medan Denai adalah :

1. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

2. Mengoordinasikan upaya penyelenggaran ketentraman dan ketertiban umum.

3. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang – undangan.

4. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum 5. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

6. Membina penyelenggaraan pemerintah kelurahan

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat menjadi ruang lingkup tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

Rencana strategis Kecamatan Medan Denai merupakan penjabarn RPJMD Pemerintahan Kota Medan 2011-2015. Oleh sebab itu, perumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan Kecamatan Medan Denai lima tahun mendatang berpedoman pada visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang yang tertuang dalam RPJMD Pemko Mdan 2011-2015.

Sedangkan Visi dan Misi Kantor Camat Medan Denai : 

a) Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana instansi pemerintahan harus di bawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin di wujudkan oleh kantor Kecataman Medan Denai Kota Medan. Penetapan visi mencerminkan apa yang ingin di capai, memberikan arah dan fokus stratgi yang jelas, berorientasi terhadap masa depan dan selanjutnya diharapkan mampu menumbuhkan komitmen di lingkungan kantor Kecamatan Medan Denai.

Visi Kecamatan Medan Denai tahun 2011-2015:

“Kecamatan Medan Denai yang nyaman, peduli, berdaya saing serta professional dalam mewujudkan Medan sebagai kota Metropolitan”.

b) Misi adalah sesuatu yang harus di emban atau di laksanakan oleh organisasi sesuai visi yang telah di tetapkan agar tujuan organisai dapat terlaksana dan

berhasil dengan baik. Untuk mencapai visi tersebut, maka Kecamatan Medan Denai menjabarkannya dalam beberapa misi yang akan di laksanakan selama priode berjalan sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. 2. Meningkatkan profesionalisme aparatur kecamatan.

3. Mewujudkan medan sebagai kota Metropolitan yang nyaman, perduli, berdaya saing dan sejahtera.

4. Memberdayakan masyarakat yang optimal dalam pembangunan

Dengan memperhatikan visi dan misi Kecamatan Medan Denai tahun 2011-2015, tujuan dan sasaran yang akan di capai dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:

1. Misi pertama: Meningkatakan administrasi pelayanan public dengan tujuan: a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi pemerintahan bagi

masyarakat Kecamatan Medan Denai dengan sasaran:

a) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan publik di kelurahan dan kecamatan Medan Denai.

b) Meningkatkan disiplin aparatur pelayanan kepada public di kelurahan dan kecamatan Medan Denai.

B.Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Medan Denai

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan tugas-tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi, diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini di hubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Melalui strukur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Suatu intansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal.

C.Job description

Tugas Pokok Dan Fungsi Kantor Kecamatan Medan Denai.

Tugas pokok dan fungsi kantor kecamatan Medan Denai yaitu sebagai berikut:

Fungsi kecamatan Medan Denai adalah:

1. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

2. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

3. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan

4. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum 5. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

Kecamatan

6. Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1. CAMAT

Camat mempunyai tugas menyelenggarakan kewenangan Pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan Otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan. 2. SEKRETARIS

Sekretaris mempunyai tugas pokok melakukan sebagian tugas Camat lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum,keuangan, dan penyusunan program.

Dalam melaksanakan tugas pokok sekretariat menyelenggarakan fungsi: a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan

b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Kecamatan

c) Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan d) Kecamatan yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan,

kerumahtanggaan Kecamatan

e) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Kecamatan f) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian g) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan

h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. SUB BAGIAN UMUM

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum.

Dalam melaksanakan tugas pokok, bidang ekonomi menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sub bagian umum

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum c) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah

dinas, penataan kearsipan, perlengkapan penyelenggaraan kerumah tanggaan Kecamatan

d) Pengelolaan administrasi kepegawaian

e) Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian

f) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

g) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 4. SUB BAGIAN KEUANGAN

Sub Bagian Keuangan di pimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretaris.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan b) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan pemrosesan pengusulan dan verifikasi

d) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

e) Penyusunan laporan keuangan Kecamatan

f) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. SUB BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM

Sub Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Perencanaan Prgram menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Perencanaan Program

b) Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusun rencana dan program Kecamatan.

c) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Kecamatan. d) Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian.

e) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

6. SEKSI TATA PEMERINTAHAN

Seksi Tata Pemerintahan di pimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Seksi Tata Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat. Dalam melaksanaka tugas pokok, Seksi Tata Pemerintahan menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Tata Pemerintahan. b) Penyusunan petunjuk teknis lingkupan tata pemerintahan.

c) Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan kelurahan.

d) Penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.

e) Penyiapan bahan koordinasi pembinaan kegiatan sosial politik, ideologi Negara dan kesatuan bangsa.

f) Penyiapan bahan pembinaan dibidang keagrarian.

g) Pelaksanaan proses pelayanan administrasi kependudukan.

h) Pelaksanaan kegiatan pencatatan monografi kecamatan dan kelurahan. i)Pelaksanaan proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata

pemerintahan.

j)Pemantauan pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

k) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas l)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

7. SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Seksi Pemberdayaan Masyarakat di pimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Seksi Pemberdayaan Masyarakatmempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat

b) Penyusunan bahan dan petunjuk teknis lingkup pemberdayaan masyarakat

c) Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Lembaga Perekonomian Koperasi Usaha Mikro, kecil dan menengah

d) Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup pemberdayaan masyarakat

e) Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat

f) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

8. SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Ketentraman dan Ketertiban Umum

b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup Ketentraman dan Ketertiban Umum c) Penyiapan bahan pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Umum

d) Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dalam penyelenggaraan dalam Ketentraman dan Ketertiban Umum, pengamanan dan penertiban terhadap pelanggaran peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah kecamatan e) Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan polisi pamong praja,

pertahanan sipil dan perlindungan masyarakat

f) Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran bantuan dan pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya

g) Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup Ketentraman dan Ketertiban Umum

h) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas i)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

9. SEKSI KESEJAHTERAAN SOSIAL

Seksi Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat. Seksi Kesejahteraan Sosialmempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Kesejahteraan Sosial menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Kesejahteraan Sosial b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup Seksi Kesejahteraan Sosial

c) Penyiapan bahan pembinaan Seksi Kesejahteraan Sosial

e) Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pembinaan kehidupan keagamaan, pendidikan, kepemudian, kebudayaan, olahraga, kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial lainnya

f) Membantu pelaksanaan tugsa-tugas penanggulangan bencana alam dan bencana lainnya

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

10. Sumber Daya Manusia / sarana dan prasarana.

a) Jumlah pegawai kantor camat Medan Denai sebanyak 28 orang terdiri dari:

1. Laki-laki sebanyak 19 orang. 2. Perempuan sebanyak 9 orang. Tingkat pendidikan :

1. SMP sederajat sebanyak 1 orang. 2. SMA sederajat sebanyak 13 orang. 3. D-III sederajat sebanyak 1 orang. 4. Sarjana sebanyak 12 orang. 5. Magister sebanyak 1 orang. Pangkat / golongan.

1. Golongan I sebanyak 1 orang. 2. Golongan II sebanyak 13 orang. 3. Golongan III sebanyak 13 orang 4. Golongan IV sebanyak 1 orang

D.Jaringan Kegiatan

Pencapaian kinerja organisasi akan dapat diukur dengan baik apabila terdapat satuan pengukuran yang memadai. Untuk itu diperlukan suatu kegiatan yang dapat menunjang organisasi dalam menilai kinerjanya. Kegiatan organisasi merupakan penjabaran kebijakan kebijakan program kerja sebagai arah pencapaian tujuan dan sasaran serat memberikan sumbangan bagi pencapaian misi organisasi. Untuk itu maka sejumlah kegiatan yang ditetapkan dengan berdasar pada setiap program opersionalnya kurun waktu 1 tahun adalah sebagai berikut:

a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik b. Penyediaan alat tulis kantor

c. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

d. Penyediaan komponen insalasi listrik / penerangan bangunan kantor e. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang – undangan f. Penyediaan makanan dan minuman

g. Rapat – rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah

h. Koordinasi, konsilidasi dalam daerah dan peninjauan dan peninjuaan lapangan

i. Pengelolaan administrasi keuangan dan perkantoran j. Penyediaan peralatan dan perlengkapan dapur kantor k. Pengadaan kendaraan dinas/operasional

l. Penyusunan Renja SKPD

n. Pemeliharaan rutin /berkala gedung kantor

o. Pelayanan pada masyarakat dalam bidang kepentingan social p. Pelayanan pada masyarakat dalam pembuatan E-ktp

q. Pelayanan kepada masyrakat dalam penyelesaiaan konflik-konfilk pertanahan.

E.Kinerja terkini

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

a) Penyediaan Jasa Komunikasi, sumber Daya air dan listrik. Dengan tersedianya jasa komunikasi ,sumber daya air dan listrik sangat menunjang tugas dan fungsi dalam setiap kegiatan

b) Dilakanakannya rapat koordinasi dan konsultasi agar kebijakan kebijakan yang ditetapkan semakin berkualitas

c) Tersedianya data terhadap berbagai potensi / masalah ,maka seluruh kegiatan pemerintahan kecamatan terinterigasi dan berjlan secara optimal d) Tersedianya Peralatan kebersihan dan peralatan dapur sehingga

menciptakan suasana kerja menjadi nyaman dan bersih

e) Pemeliharaan Rutin berkala Gedung Kantor , maka perlengakpan dapat dimanfaatkan dengan baik

f) Diklat Teknis Tugas dan Fungsi bagi PNS , maka akan meningkatkan motivasi SDM aparatur

g) Tersusun Laporan kinerja SKPD serta akuntabilitas kinerja pemerintah menjadi evaluasi pelaksanaan tugas

h) Tersusunnya laporan keuangan bulanan,triwulan & semesteran sehingga menjadi pedoman dalam perencanaan dan penganggaran

i)Stimulasi Pembangunan Berbasis Masyarakat F. Rencana Kegiatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran b) Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur c) Program Peningkatan disiplin aparatur

d) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

e) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan SKPD

f) Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan

g) Program peningkatan partisipasi msyarakat dalam pembangunan daerah h) Program peningkatan keberdayaan masyarakat

i) Perayaan bersama untuk hari besar keAgamaan dengan masyrakat sekitar j) Perayaan bersama untuk hari besar Nasional dengan masyarakat sekitar k) Penyuluhan informasi untuk hari Pemilihan Umum (PEMILU) untuk

BAB III

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PAJAK 21 PADA PEGAWAI NEGERI DI KECAMATAN MEDAN DENAI

A.Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan adalah :

“Pajak penghasilan dapat diartikan sebagai objek pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang di terima atau diperoleh dalam satu tahun pajak”.

Sedangkan menurut Suandy (2002;75) pajak penghasilan adalah :

“Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang di terima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak”.

Pajak penghasilan yang dipungut sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi adalah pajak atas penghasilan atas gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain – lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh WPOP dalam negeri.

Pajak penghasilan pasal 21 dipotong, disetor dan dilaporkan oleh Pemotong Pajak, yaitu pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan,perusahaan dan penyelenggaraan kegiatan.

Yang termasuk Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pejabat negara, pegawai negeri sipil, pegawai, pegawai tetap, pegawai dengan stastus WPLN, tenaga lepas, penerima pensiun, penerima honorarium, dan penerima upah. Sedangkan yang bukan termasuk Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat dari negara asing, pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam keputusan Menteri Keuangan Nomor 611/KMK.04/1994 sepanjang bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau pekerjaan lain.

Adapun yang menjadi dasar hukum pajak penghasilan pasal 21 adalah:

1. Undang – undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang – Undang No. 28 tahun 2007.

2. Undang – undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008.

3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 541/KMK.04/2000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2007

tentag Penetuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penetuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran , Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254/PMK.03/2008 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.

5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21/26.

B.Objek Pajak Penghasilan pasal 21

Dalam perpajakan, yang dimaksud dengan objek pajak yaitu apa yang dikenakan pajak. Mengingat penting dan strategisnya objek pajak (karena menyangkut dikenakan atau tidak dikenakan pajak atas objek dimaksud), sehingga dalam undang – undang perpajakan kita selalu dengan tegas dinyatakan apa yang menjadi objek setiap jenis pajak. Untuk itu, Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) Undang – Undang Pajak Penghasilan telah memberikan penegasan mengenai objek Pajak Penghasilan yaitu penghasilan. Pengertian penghasilan menurut undang –undang PPh adalah “setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang di terima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”.

Dari mekanisme aliran pertambahan kemampuan ekonomis, penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak dapat dikategorikan atas 4 (empat) sumber, adalah sebagai berikut:

1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pekerjaan berdasarkan hubungan kerja dan pekerjaan bebas.

2. Penghasilan dari usaha dan kegiatan. 3. Penghasilan dari modal.

4. Penghasilan lain – lain, seperti: hadiah, pembebasan utang dan sebagainya. Berdasarkan keempat kategori tersebut di atas, dapat diberikan uraian mengenai objek PPh, sebagai berikut :

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang – undang PPh.

2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan 3. Laba usaha.

4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk hal – hal berikut ini :

a) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.

b) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, anggota yang diperoleh perseroan, perkutuan, dan badan lainnya.

c) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau penggambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun.

d) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus atau derajat, dan badan keagamaan badan pendidikan badan social termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak – pihak yang bersangkutan.

e) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambungan, tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.

5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.

6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.

7. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.

8. Royalti

9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. 10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

11. Keuntungan karena pembebasan utang.

12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing. 13. Selisih lebih karena selisih kurs mata uang asing. 14. Premi asuransi.

15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri atas Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, sepanjang iuran tersebut ditentukan berdasarkan volume kegiatan usaha ataupekerjaan bebas anggotanya.

16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.

17. Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah.

18. Imbalan bunga sebagaimana yang diatur dalam undang – undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

19. Surplus Bank Indonesia.

Di samping penghasilan dari selisih lebih karena penilaian kembali di atas, sesuai Pasal 4 ayat (2) Undang – Undang PPh terdapat beberapa jenis

penghasilan yang pengenaannya dilakukan secara final yakni atas hal – hal berikut ini:

1. Bunga deposito dan tabungan – tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.

2. Penghasilan berupa hadiah undian.

3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivative yang diperdagangkan di bursa dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang di terima oleh perusahaan modal ventura.

4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah atau bangunan usaha jasa konstruksi dan jasa real estat dan persewaan tanah dan bangunan. 5. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan

pemerintah.

Dalam peraturan Pajak Penghasilan terdapat penghasilan yang tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan, sehingga atas penghasilan tersebut

Dokumen terkait