• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1.Implementasi model Pembelajaran Generatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran PPMO di SMK PIRI Sleman tahun ajaran 2015/2016.

Implementasi pelaksanaan Pembelajaran Generatif ini dilakukan dalam dua siklus, dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Peningkatan hasil belajar siswa ini dibuktikan dengan rerata persentase rerata skor hasil belajar siswa pada siklus pertama sebesar 67,06 % dan siklus kedua sebesar 70,00 %. Rata-rata gain score ternormalisasi yang diperoleh adalah sebesar 0,44 yang dikategorikan sedang.

2.Implementasi model pembelajaran generatif dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep dalam kegiatan pembelajaran PPMO di SMK PIRI Sleman.

Peningkatan terjadi pada siklus II karena dalam siklus II ini diberikan penekanan terhadap pembimbingan penyelidikan siswa sehingga siswa akan lebih memahami pembelajaran karena melakukan penyelidikan sendiri. Peningkatan pemahaman konsep ini juga ditunjukkan presentase

107

nilai siswa untuk tes pemahaman pada siklus I sebesar 66,18% meningkat menjadi 80,56% pada siklus II sehingga ketika diinterpretasikan dalam tabel pencapaian dalam kategori tinggi.

B. Saran

Dari beberapa kendala yang muncul dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memberikan saran untuk perbaikan penelitian sejenis berikutnya sebagai berikut:

1. Guru sebaiknya dapat lebih fleksibel dalam penggunaan waktu pada pelaksanaan tahap tantangan dan tahap penerapan pada siklus I sebagai upaya mengimbangi kecepatan belajar siswa dalam penerapannya,

2. Dalam penerapannya diperlukan perencanaan kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dan presentase gain score meningkat, perencanaan meliputi pengelolaan kelas, pengelompokan dan penggunaan waktu.

108

DAFTAR PUSTAKA

Acep Yonny. (2010). Menyusun Tindakan Kelas. Yogyakarta : Familis

Agus Suprijono. (2014). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Daryanto. (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Denis Rahayu Yuna Pratama. (2013) Efektivitas Model Pembelajaran Generatif Berfasilitas Multimedia Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Ungaran. Skripsi. FMIPA UNNES

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ella Yulaelawati. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Penerbit Pakar Raya.

Grabowski, B.L. 2007. Generative Learning Contributions To The Design of Instruction And Learning. Journal of Educational Psychology. 28(1): 719- 743

Hake, R. Richard. Design-Based Research in Physics Education. Diakses dari http://www.physics.indiana.edu/~hake/DBR-Physics3.pdf. pada tanggal 15 Oktober 2015 , Jam 21.00.

Irma angreiny (2012) Pengertian Implementasi Menurut Ahli. Diakses dari http://el-kawaqi.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-implementasi-menurut- para.html pada tanggal 13 Oktober 2015, Jam 23.25 WIB.

Isjoni. (2013). Coopertaive Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung : Alfabeta

Kish, M.H.Z. 2008. Generative Learning Model To Teach Adult learners digital Imagery. International Journal of Online Pedagogy and Course Design, 357-359. Tersedia di www.irma-international.org/viewtitle/16730/ [diakses 13-02-2013]

Miftahul Huda. (2015). Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktek .Yogyakarta: Pustaka Pelajar

109

Miftahul Huda. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mulyasa. (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslich. (2013). Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas itu mudah classroom action research.Jakarta: Bumi Aksara

Oemar Hamalik. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Osborne, R. & M.C. Wittrock. 1985. The Generative Learning Model and Its Implications For Science Education. Studies in Science Education, 12: 59- 87

Ridwan Panji Gunawan. (2013). Model Pembelajaran Generatif. Diakses dari http://proposalmatematika23.blogspot.co.id/2013/05/model-pembelajaran- generatif.html. pada tanggal 17 Oktober 2015, Jam 21.30 WIB.

Robert E. Slavin. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik .Bandung: Nusa Media

Santrock, W. Jhon. (2008). Psychological Education Second Edition. (Alih Bahasa: Tribowo B. S). Jakarta: Prenada Media Group.

Siswoyo Dwi. DKK. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY press.

Sri Rahayu. (2011). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tema Pencemaran Lingkungan dan Cara Mengatasinya di Kelas VII B SMP Negeri 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. FMIPA UNY.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2014). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

110

Uzer Usman. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Yogyakarta: Bumi Aksara

Wittrock, M. C. 1992. Generative Learning Processes of The Brain. Journal of Educational Psychologist, 27(4): 531-541

111 Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran

Lampiran 1.1 Peta Kompetensi

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR TEMA

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

3.9

Menjelaskan cara kerja kepala silinder

Bagian-bagian Utama Sepeda Motor

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cermin bangsa dalam pergaulan dunia

4.9

Melaksanakan overhaul kepala sislinder

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora denganwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3.10

Mengoverhoul blok motor

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.10

112 Lampiran 1.2 Silabus

SILABUS PEMBELAJARAN PPMO

Sekolah : SMK PIRI Sleman

Mata Pelajaran : PPMO

Kelas/ Semester : XI/Gasal

Tema : Bagian-bagian Utama Sepeda Motor

Kompetensi Inti :

K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

K2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cermin bangsa dalam pergaulan dunia

K3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora denganwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran* Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber Belajar

3.9Menjelaskan cara kerja kepala silinder

 Fungsi dan cara kerja mekanisme mesin

Mengamati

 Membuat daftar (tabel)

Tes tulis 3 x 45’ - Buku bacaan (contoh : Buku Pedoman

113 4.9 Melaksanakan overhaul kepala silinder  Identifikasi komponen  Diagnosa kerusakan  Pengukuran komponen mesin  Diagnosa kerusakan  Pengukuran komponen mesin  Overhoul kepala silinder komponen mekanisme kepala silinder yang perlu di periksa secara periodik, termasuk mengamati daftar komponen kepala silinder yang perlu diperiksa sesuai dengan buku pedoman reparasi sepeda motor Menanya

 Mendiskusikan

peralatan dan alat ukur yang digunakan serta langkah-langkah dalam melaksanakan overhaul kepala silinder sesuai dengan SOP, termasuk aspek K3

Eksperimen/explore  Melakukan overhaul

kepala silinder sekaligus memeriksa kondisi kepala silinder sesuai dengan SOP.  Asosiasi

 Mengolah data hasil

( 3 JP ) Reparasi (manual service) Sepedamotor, Buku Sekolah elektronik (E- book) untuk SMK, dll)

Sumber lain yang relevan.

114 pemeriksaan dan dalam bentuk penyajian data, menginterpretasi data serta menyimpulkan hasil interpretasi data Komunikasi Membuat laporan tertulis 3.10 Mengoverhoul blok motor 4.10 Melaksanakan overhoul blok motor

 Fungsi dan cara kerja mekanisme mesin  Identifikasi komponen  Diagnosa kerusakan  Pengukuran komponen mesin  Diagnosa kerusakan  Pengukuran komponen mesin Mengamati

 Membuat daftar (tabel) komponen system pengapian yang perlu di periksa secara periodik, termasuk mengamati daftar komponen pengapian yang perlu diperiksa sesuai dengan buku pedoman reparasi sepedamotor

 Mengamati beberapa peralatan dan alat ukur yang di gunakan dalam melaksanakan perawatan system pengapian Tes tulis 3 x 45’ ( 3 JP ) - Buku bacaan (contoh : Buku Paket, Buku Pedoman Reparasi (manual service) Sepedamotor, Buku Sekolah elektronik (E- book) untuk SMK, dll) - Sumber lain yang relevan.

115  Overhoul blok motor  Menanya  Mendiskusikan cara atau langkah-langkah dalam melaksanakan perawatan system pengapian sesuai dengan SOP, termasuk aspek K3

Eksperimen/explore

 Melakukan

pemeriksaan

mekanisme (cara kerja ) system pengapian sesuai dengan SOP, memeriksa kondisi busi, menyetel celah busi dan memeriksa sambungan (konektor) kabel system

pengapian Asosiasi

 Mengolah data hasil pemeriksaan dan penyetelan (diberikan oleh guru) dalam bentuk penyajian data,

116

menginterpretasi data, serta menyimpulkan hasil interpretasi data

Komunikasi Membuat laporan tertulis Yogyakarta,... Peneliti, Khoirul Anwar NIM. 09504241017

117 Lampiran 1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PPMO DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF

I. IDENTITAS

Sekolah : SMK PIRI Sleman

Kelas / Semester : XI SM B / Gasal Mata Pelajaran : PPMO

Tema : Bagian-bagian Utama Sepeda Motor Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (2 x pertemuan)

II. KOMPETENSI A. Kompetensi Inti

K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya K2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cermin bangsa dalam pergaulan dunia K3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

118 B. Kompetensi Dasar

3.9 Menjelaskan cara kerja kepala silinder 4.9 Melaksanakan overhaul kepala sislinder 3.10 Mengoverhoul blok mot

4.10 Melaksanakan overhoul blok motor C. Indikator

3.9.1 Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan

4.9.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul kepala silinder

3.10.1 Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan

4.10.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul blok sepeda motor

D. Tujuan

1. Siswa dapat mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan

2. Siswa dapat mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul kepala silinder

3. Siswa dapat mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan

4. Siswa dapat mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul blok sepeda motor

119

E. MATERI PEMBELAJARAN

BAGIAN – BAGIAN UTAMA SEPEDA MOTOR

Mesin sepeda motor berfungsi untuk menghasilkan tenaga dan memindah tenaga tersebut untuk menggerakkan roda. Pada mesin sepeda motor unit penghasil tenaga yaitu motor, sedangkan pemindah tenaga yaitu kopling dan transmisi.

A. Kepala Silinder (Cylinder Head )

Kepala silinder terletak pada bagian atas mesin dengan fungsi utama sebagai pembentuk ruang bakar dan sebagai tempat terpasangnya busi. Komponen ini terbuat dari bahan paduan aluminium untuk menahan tekanan hasil pembakaran dan kompresi, juga dapat membuang panas dengan lebih baik untuk pendinginan mesin.

Pada mesin 4 tak terdapat katup buang dan hisap serta mekanisme penggerak seperti cam shaft, rocker arm, dan tuasnya serta gear cam shaft. Untuk mesin dua tak pada silinder umumnya hanya terdapat busi dengan konstruksi yang lebih sederhana.

Pada motor 2 tak konstruksi kepala silinder lebih sederhana dibandingkan dengan motor 4 tak. Kepala silinder motor 2 tak terdapat busi dan sirip pendingin, sedangkan pada motor 4 tak terdapat katup, roker arm, poros nok, busi dan saluran pelumas poros nok dan katup. Melepas kepala silinder motor 2 tak cukup melepas baut pengikatnya, sedangkan pada motor 4 tak harus melepas rantai penggerak nok (timing cains).

120

Gambar 1. Perbedaan Konstruksi Kepala Silinder 2 Tak Dengan 4 Tak

Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pemasangannya adalah ketelitian terutama dalam pemasangan gasket sehingga tidak terjadi kebocoran baik berupa gas kompresi maupun kebocoran oli untuk motor 4 tak. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada kepala silinder adalah pemeriksaan kerataan permukaan, keretakan dan keausan lubang busi. Batas servis kerataan yang diijinkan adalah 0,05 – 0,10 mm.

Gambar 2. Pemeriksaan Kerataan Permukaan Kepala Silinder

Volume silinder ditentukan oleh diameter silinder dan panjang langkah piston. Besar volume silinder dapat dihitung dengan rumus:

D L 4

π

VL 2 ……… 1

VL = Volu e la gkah …….. D = Dia eter sili der …… L = Pa gja g la gkah ……..

B. Silinder Blok (Cylinder Block)

Bersama-sama dengan kepala silinder ,blok silinder membentuk ruang bakar sehingga proses pembakaran bahan bakar dan udara dapat berlangsung. Pada

121

cylinder block inilah piston bekerja. Akibat adanya tekanan tinggi dan gesekan piston dan ring piston maka pembuatannya haruslah telti dan halus. Pada umumnya silinder dibuat dari bahan baja tuang pada mesin besar dan pada mesin kecil (sepeda motor) terbuat dari paduan aluminium yang di bagian dalamnya dipasangkan tabung dari bahan baja tempat bergeraknya piston. Jenis sepeda motor yang menggunakan sistem pendinginan udara, pada bagian luar silindernya terdapat sirip-sirip untuk mempertinggi efisiensi pendinginan. Pada mesin 4 langkah, dinding silindernya rata dan polos, sedangkan pada mesin 2 langkah terdapat rongga-rongga bilas dan rongga pembuangan.

Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan dinding silinder terhadap goresan dan keausan. Ukur dan catat diameter dalam silinder pada tiga tempat dan ketinggian pada poros x dan y. Kemudian disesuaikan dengan standar pada buku manualnya. Selain itu perlu juga diperiksa kerataan permukaan silinder.

Kapasitas silinder dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :

a. Diameter silinder b. Panjang langkah c. Jumlah silinder Rumus:

Kapasitas Silinder = π/4 x D2 x L x K ... (2)

D = Dia eter sili der ……… L = Pa ja g la gkah ………. C K = Jumlah silinder

Dari rumus di atas, maka kapasitas silinder merupakan volume langkah kali jumlah silinder.

122

Volume kompresi jarang ditentukan, untuk mencari volume kompresi dapat dilakukan menggunakan rumus:

1   E VL VC ... (4) E = Perbandingan kompresi VL = Volu e la gkah …….. VC = Volu e ko presi …… Pemeriksaan Blok Silinder

Pemeriksaan blok silinder meliputi pemeriksaan kerataan permukaan dan keausan silinder. Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan keausan adalah straight adge dan feeler gauge.

Langkah pemeriksaan adalah: 1. Bersihkan permukaan silinder

2. Letakan straight adge pada permukaan blok silinder. Periksa, apakah terdapat celah antara straight adge dengan permukaan blok silinder

3. Sisipkan feeler gauge diantara straight adge dengan permukaan blok silinder, catat tebal feeler yang dapat masuk.

4. Lakukan pada beberapa posisi seperti gambar, bandingkan hasil pemeriksaan dengan spesifikasi. Bila melebihi sepesifikasi ratakan permukaan dengan cara dibubut atau di skrap. Spesifikasi kerataan sebesar 0,05 mm atau feeler 5.

123

Pemeriksaan keausan blok silinder menggunakan alat cylinder gauge. Langkah pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1. Bersihkan blok silinder dari kotoran

2. Lihat pada buku pedoman standard diameter silinder, misalkan motor Honda NSR 150R spesifikasi diameter blok silinder adalah: 59,000 – 59,005 mm.

3. Pasang batang ukur sehingga kondisi awal 60,00 mm, periksa menggunakan micrometer untuk memastikan pasisi awal tepat 60,00 mm.

4. Masukkan cylinder gauge ke silinder di tiga tempat pada sumbuh x dan y. Goyang alat sampai penyimpangan maksimal.

5. Catat hasil pengukuran analisa datanya.

Mengukur blok silinder Model keausan normal Gambar 4.Pembacaan keausan maximum silinder Contoh: hasil pengukuran dan analisanya

Bagian blok Standard

Hasil pengukuran Selisih X Y Atas 59,005 59,35 59,30 0,05 Tengah 59,26 59,23 0,03 Bawah 59,20 59,20 0

124 = 59,35 – 59,005 = 0, 345 mm

Bentuk keausan adalah oval dan tirus. Keovalan maksimal di bagian atas yaitu sebesar 0,05 mm dan ketirusan sebesar 0,15 mm.

Berdasarkan data tersebut berarti keausan 0,345 mm, sehingga perlu over size 50, artinya diameter silinder diperbesar 0,50 mm dari diameter standard. Piston dan ring piston juga harus diganti dengan oversize 50. Ukuran silinder setelah di over size 50 adalah sebesar 59,005 + 0,50 mm = 59,505 mm.

Ukuran over size piston dan ring piston yang dipasarkan adalah 25, 50, 75 dan 100. Tanda oversize terletak pada kepala piston dan sisi atas ring piston.

Guna mengatasi kelemahan tersebut selain informasi diameter silinder beberapa buku pedoman telah memuat ukuran toleransi atau celah silinder dengan piston sebagai referensi menentukan keausan silinder. Contoh beberapa ukuran toleransi piston dan silinder adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Toleransi piston dengan silinder

No Merk/ Tipe motor Toleransi 1 Honda Karisma 0,005 – 0,054 2 Honda NSR150R 0,065 – 0,080 3 Suzuki Shogun 0,03 - 0,04 4 Suzuki Tornado 0,035 – 0,045 5 Yamaha F1ZR 0,055 – 0,060 6 Ya aha α IIR 0,040 – 0,045 7 Yamaha Jupiter R 0,02 – 0,025

Dari penelitian di bengkel 60 % keausan piston dan silinder berbentuk goresan. Bentuk keausan ini disebabkan oleh pelumasan kurang sempurna atau debu yang masuk ke dalam silinder akibat filter dilepas. Sistem pelumas yang kurang baik

125

karena pemilik kurang taat dalam penggantian oli, adanya kebocoran silinder dan seal sehingga jumlah oli sangat kurang bahkan habis. Selain itu terdapat 5 % disebabkan karena kesalahan proses kolter saat oversize, sehingga celah antara piston dengan dinding silinder terlalu besar.

C. Piston

Piston berfungsi untuk membentuk ruang bakar, dan mentransfer tekanan hasil pembakaran ke pena piston, batang piston (connecting rod) dan poros engkol. Gerak piston bolak balik dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang piston. Pada motor 2 tak piston juga berfungsi sebagai katup yang membuka dan menutup saluran bilas dan saluran buang.

Bagian-bagian piston

1. Kepala piston

Kepala piston merupakan bagian yang paling mendapat beban temperature dan tekanan tinggi, sehingga kepala piston harus kuat dan tahan panas. Bentuk kepala piston ada bermacam-macam diantaranya bentuk datar, cembung maupun cekung. Bentuk kepala piston tergantung disain ruang bakar.

Gambar 5. Piston Dan Ring Motor 4 Tak

Pada kepala piston terdapat tanda pemasangan maupun ukuran oversize silinder. Tanda pemasangan dapat berupa tanda panah, coakan, maupun hurup F atau IN sedangkan ukuran oversize berupa angka 25, 50, 75 maupun 100.

126

2. Alur ring piston (ring groove)

Alur ring piston merupakan tempat ring piston bekerja. Alur ring piston antara motor 4 tak berbeda dengan motor 2 tak.

a. Motor 4 tak terdapat 2 jenis alur yaitu alur ring kompresi dan alur ring oli. Jumlah alur ring kompresi biasanya ada 2 alur, sedangkan ring oli 1 alur. Pada alur ring oli terdapat lubang pengembali oli.

Gambar 6. Ring Piston Pada Alurnya

b. Motor 2 tak hanya mempunyai satu jenis alur, yaitu alur ring kompresi. Pada alur terdapat pin kecil (nok) yang berfungsi sebagai tempat sambungan ring, dan mencegah ring berputar saat bekerja. Bila sambungan ring piston berputar dan sambungan berada di saluran bilas maupun saluran buang maka kemungkinan besar ring piston akan patah saat melintasi lubang. Patahnya ring akan menimbulkan goresan yang dalam pada dinding silinder, sehingga blok harus di oversize ukuran besar yaitu 100, atau diganti silinder liner baru.

127

3. Dinding piston (piston skirt)

Dinding piston merupakan bagian yang menderita beban gesek, sehingga bila pelumasan piston kurang baik bagian ini menjadi cepat aus dan tergores. Tergoresnya piston dan dinding silinder akan meyebabkan kompresi bocor. Guna mengatasi hal tersebut pada beberapa produsen motor melapisi dinding piston dengan teflon.

4. Lubang pena piston

Lubang pena piston merupakan tempat menyambung piston dengan batang piston. Terdapat 3 tipe hubungan antara piston dengan batang piston, yaitu:

a. Fixed type : pena dan piston diikat mati menggunakan suaian sesak atau

baut pengikat. Bagian pena dengan batang piston bergerak bebas.

b. Semi floating type: pena dan piston bergerak bebas, sedangkan pena piston

dengan batang piston diikat mati menggunakan baut maupun suaian sesak.

c. Full floating type: hubungan piston, pena piston dan batang piston bebas,

untuk menjamin pena tidak keluar digunakan klip pengunci yang dipasang pada lubang pena piston.

Gambar 8. Hubungan Piston, Pena Piston dan Batang Piston

Piston menderita beban tekan dan temperatur pembakaran yang tinggi dan piston bergerak bolak-balik selama proses kerja motor, oleh karena itu bahan piston harus:

a. Tahan tekanan tinggi b. Tahan temperature tinggi

128 c. Koefisien pemuaian kecil

d. Ringan

Besi tuang mempunyai keungulan a-c , namun bobot piston menjadi berat, untuk itu piston banyak terbuat dari paduan almunium. Kelemahan paduan almunium adalah koefisien pemuaian besar, untuk mengatasi kelemahan tersebut maka:

a. Mengikat ring baja pada ujung piston (jenis autothermic piston). b. Pada didi g pisto di erika poto ga er e tuk U atau T u tuk

melokalisir pemuaian (jenis Split piston).

c. Diameter piston pada bagian yang sejajar dengan pena piston lebih kecil dibandingkan dengan bagian tegak lurus dengan lubang pena piston, hal ini karena dinding piston yang sejajar dengan pena lebih tebal dibandingkan dinding yang tegak lurus (bentuk piston oval).

d. Diameter piston bagian atas lebih kecil dibandingkan bagian bawah, karena pada bagian atas temperatur lebih tinggi, sehingga pemuaian lebih besar (bentuk piston tirus).

e. Bagian bawah lubang pena piston dipotong guna mengurangi bobot piston.

Dokumen terkait