• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi harga rerata

Mean (M), Modus (Mo), Median (Me), dan Standar Deviasi (SD). Mean

merupakan rata-rata, modus merupakan nilai variabel atau data yang

mempunyai frekuensi tinggi dalam distribusi. Median adalah nilai yang

membatasi 50% dari frekuensi distribusi sebelah atas dan 50% dari frekuensi

distribusi sebelah bawah, sedangkan standar deviasi adalah akar varians.

Selain itu, disajikan tabel distribusi frekuensi dan melakukan pengkategorian

terhadap nilai masing-masing indikator. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan bantuan program SPSS versi 16. Langkah-langkah yang

digunakan dalam menyajikan tabel distribusi frekuensi diambil dari Sugiyono

(2012) sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah kelas interval (Rumus Sturges)

K = 1 + 3,3 log n

Keterangan:

K : Jumlah kelas interval

2. Menentukan rentang data, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

kemudian ditambah 1.

3. Menghitung panjang kelas = rentang data dibagi jumlah kelas.

Deskripsi selanjutnya adalah melakukan pengkategorian terhadap

nilai masing-masing indikator. Dari nilai tersebut dibagi menjadi tiga

kategori berdasarkan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi).

Rumus untuk mencari Mi dan SDi adalah:

Mean ideal (Mi) = 1/2 (nilai maksimum + nilai minimum)

Standar Deviasi ideal (SDi) = 1/6 (nilai maksimum – nilai minimum) Sedangkan untuk mencari kategori sebagai berikut:

Rendah = < (Mi – SDi)

Sedang = (Mi – SDi) s/d (Mi + SDi)

Tinggi = > (Mi + SDi)

1. Profesionalisme Auditor

Variabel Profesionalisme Auditor terdiri dari lima indikator yaitu

pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan

terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan sesama profesi.

Dari lima indikator tersebut dibuat 16 pernyataan dan dinyatakan valid.

Penentuan skor menggunakan skala ordinal modifikasi skala Likert yang

terdiri dari empat alternatif jawaban. Skor yang diberikan maksimal

empat dan minimal satu, sehingga dihasilkan skor tertinggi sebesar 64

16 dari skor terendah yang mungkin dicapai (1 x 16 = 16). Berdasarkan

data penelitian yang diolah menggunakan bantuan program SPSS versi

16, variabel Profesionalisme Auditor memiliki skor tertinggi 64 dan skor

terendah 42, mean 53,33, median 52,00, modus 51, dan standar deviasi

5,304. Jumlah kelas interval adalah 1 + 3,3 log 43 = 6,390 (dibulatkan

menjadi 6). Rentang data (64-42) + 1 = 23. Panjang kelas adalah 23/6 =

3,833 dibulatkan menjadi 4. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 4.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Profesionalisme Auditor

No Kelas Interval Frekuensi (F) F (%)

1 42-45 3 6,98 2 46-49 6 13,95 3 50-53 17 39,53 4 54-57 8 18,61 5 58-61 4 9,30 6 62-65 5 11,63 Jumlah 43 100

Sumber: Data Primer yang Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi paling besar adalah 17

responden yaitu pada kelas interval 50-53 dengan persentase 39,53%.

Sedangkan frekuensi paling rendah adalah 4 responden yang terdapat

pada kelas interval 58-61 dengan persentase 9,30%.

Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai maksimum dan

minimum diketahui, kemudian mencari nilai Mean ideal (Mi) dan

40 sedangkan Standar Deviasi idealnya 8. Setelah Mi dan SDi diketahui,

kemudian dikategorikan dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan

tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kecenderungan Variabel Profesionalisme

Auditor

No Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 < 42 - - Rendah

2 42 s/d 48 8 18,60% Sedang

3 > 48 35 81,40% Tinggi

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Profesionalisme

Auditor kategori sedang sebanyak 8 responden (18,60%), dan pada

kategori tinggi sebanyak 35 responden (81,40%). Dari hasil tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan tinggi rendahnya

Profesionalisme Auditor berbanding lurus dengan skor yang didapatkan.

Apabila semakin tinggi skor yang didapatkan, maka Profesionalisme

Auditor semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila skor yang

didapatkan semakin rendah maka dapat dikatakan Profesionalisme

Auditor semakin rendah.

2. Penerapan Aturan Etika

Variabel Penerapan Aturan Etika terdiri dari lima indikator yaitu

integritas, objektivitas, kompetensi serta sikap kecermatan dan

indikator tersebut dibuat 10 pernyataan dan dinyatakan valid. Penentuan

skor menggunakan skala ordinal modifikasi skala Likert yang terdiri dari

empat alternatif jawaban. Skor yang diberikan maksimal empat dan

minimal satu, sehingga dihasilkan skor tertinggi sebesar 40 dari skor

tertinggi yang mungkin dicapai (4 x 10 = 40) dan skor terendah 10 dari

skor terendah yang mungkin dicapai (1 x 10 = 10). Berdasarkan data

penelitian yang diolah menggunakan bantuan program SPSS versi 16,

variabel Penerapan Aturan Etika memiliki skor tertinggi 40 dan skor

terendah 30, mean 33,63, median 33,00, modus 30, dan standar deviasi

3,259. Jumlah kelas interval adalah 1 + 3,3 log 43 = 6,390 (dibulatkan

menjadi 6). Rentang data (40-30) + 1 = 11. Panjang kelas adalah 11/6 =

1,833 dibulatkan menjadi 2. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 4.

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan Aturan Etika

No Kelas Interval Frekuensi (F) F (%)

1 30-31 14 32,56 2 32-33 10 23,26 3 34-35 8 18,60 4 36-37 5 11,63 5 38-39 1 2,32 6 40-41 5 11,63 Jumlah 43 100

Sumber: Data Primer yang Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi paling besar adalah 14

Sedangkan frekuensi paling rendah adalah 1 responden yang terdapat

pada kelas interval 38-39 dengan persentase 2,32%.

Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai maksimum dan

minimum diketahui, kemudian mencari nilai Mean ideal (Mi) dan

Standar Deviasi ideal (SDi). Mean ideal variabel Penerapan Aturan Etika

25 sedangkan Standar Deviasi idealnya 5. Setelah Mi dan SDi diketahui,

kemudian dikategorikan dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan

tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kecenderungan Variabel Penerapan

Aturan Etika

No Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 < 20 - - Rendah

2 20 s/d 30 9 20,93% Sedang

3 > 30 34 70,07% Tinggi

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Penerapan Aturan

Etika pada kategori sedang sebanyak 9 responden (20,93%), dan pada

kategori tinggi sebanyak 34 responden (70,07%). Dari hasil tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan tinggi rendahnya

Penerapan Aturan Etika berbanding lurus dengan skor yang didapatkan.

Apabila semakin tinggi skor yang didapatkan, maka Penerapan Aturan

didapatkan semakin rendah maka dapat dikatakan Penerapan Aturan

Etika semakin rendah.

3. Pengalaman Kerja

Variabel Pengalaman Kerja terdiri dari tiga indikator yaitu lama

bekerja, banyaknya penugasan yang ditangani, dan banyaknya jenis

perusahaan yang pernah diaudit. Dari tiga indikator tersebut dibuat 3

pernyataan dan dinyatakan valid. Penentuan skor menggunakan skala

interval yang terdiri dari empat alternatif jawaban. Skor yang diberikan

maksimal empat dan minimal satu, sehingga dihasilkan skor tertinggi

sebesar 12 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai (4 x 3 = 12) dan skor

terendah 3 dari skor terendah yang mungkin dicapai (1 x 3 = 3).

Berdasarkan data penelitian yang diolah menggunakan bantuan program

SPSS versi 16, variabel Pengalaman Kerja memiliki skor tertinggi 11 dan

skor terendah 3, mean 6,16, median 6,00, modus 3, dan standar deviasi

2,828. Jumlah kelas interval adalah 1 + 3,3 log 43 = 6,390 (dibulatkan

menjadi 6). Rentang data (11-3) + 1 = 9. Panjang kelas adalah 9/6 = 1,5

dibulatkan menjadi 2. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Variabel Pengalaman Kerja

No Kelas Interval Frekuensi (F) F (%)

1 3-4 16 37,21 2 5-6 7 16,28 3 7-8 10 23,26 4 9-10 6 13,95 5 11-12 4 9,30 Jumlah 43 100

Sumber: Data Primer yang Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi paling besar adalah 16

responden yaitu pada kelas interval 3-4 dengan persentase 37,21%.

Sedangkan frekuensi paling rendah adalah 4 responden yang terdapat

pada kelas interval 11-12 dengan persentase 9,30%.

Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai maksimum dan

minimum diketahui, kemudian mencari nilai Mean ideal (Mi) dan

Standar Deviasi ideal (SDi). Mean ideal variabel Pengalaman Kerja 7,5

sedangkan Standar Deviasi idealnya 1,5. Setelah Mi dan SDi diketahui,

kemudian dikategorikan dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kecenderungan Variabel Pengalaman

Kerja

No Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 < 6 21 48,84% Sedikit

2 6 s/d 9 15 34,88% Sedang

3 > 9 7 16,28% Banyak

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Pengalaman Kerja

pada kategori sedikit sebanyak 21 responden (48,84%), kategori sedang

sebanyak 15 responden (34,88%), dan pada kategori banyak adalah 7

responden (16,28%). Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

kecenderungan tinggi rendahnya Pengalaman Kerja berbanding lurus

dengan skor yang didapatkan. Apabila semakin tinggi skor yang

didapatkan, maka Pengalaman Kerja semakin tinggi. Begitu juga

sebaliknya, apabila skor yang didapatkan semakin rendah maka dapat

dikatakan Pengalaman Kerja semakin rendah.

4. Persepsi Profesi

Variabel Persepsi Profesi terdiri dari tiga indikator yaitu pelaku

persepsi, sasaran atau objek, dan situasi. Dari tiga indikator tersebut

dibuat 6 pernyataan dan dinyatakan valid. Penentuan skor menggunakan

skala ordinal modifikasi skala Likert yang terdiri dari empat alternatif

jawaban. Skor yang diberikan maksimal empat dan minimal satu,

mungkin dicapai (4 x 6 = 24) dan skor terendah 6 dari skor terendah yang

mungkin dicapai (1 x 6 = 6). Berdasarkan data penelitian yang diolah

menggunakan bantuan program SPSS versi 16, variabel Persepsi Profesi

memiliki skor tertinggi 24 dan skor terendah 15, mean 20,35, median

20,00, modus 22, dan standar deviasi 1,926. Jumlah kelas interval adalah

1 + 3,3 log 43 = 6,390 (dibulatkan menjadi 6). Rentang data (24-15) + 1

= 10. Panjang kelas adalah 10/6 = 1,67 dibulatkan menjadi 2.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Profesi

No Kelas Interval Frekuensi (F) F (%)

1 15-16 1 2,33 2 17-18 6 13,95 3 19-20 15 34,88 4 21-22 16 37,21 5 23-24 5 11,63 Jumlah 43 100

Sumber: Data Primer yang Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi paling besar adalah 18

responden yaitu pada kelas interval 21-22 dengan persentase 37,21%.

Sedangkan frekuensi paling rendah adalah 1 responden yang terdapat

pada kelas interval 15-16 dengan persentase 2,33%.

Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai maksimum dan

minimum diketahui, kemudian mencari nilai Mean ideal (Mi) dan

Standar Deviasi ideal (SDi). Mean ideal variabel Persepsi Profesi 15

kemudian dikategorikan dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan

tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kecenderungan Variabel Persepsi Profesi

No Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 < 12 - - Rendah

2 12 s/d 18 7 16,28% Sedang

3 > 18 36 83,72% Tinggi

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Pengalaman Kerja

pada kategori sedang sebanyak 7 responden (16,28%), dan pada kategori

tinggi sebanyak 36 responden (83,72%). Dari hasil tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa kecenderungan tinggi rendahnya Persepsi Profesi

berbanding lurus dengan skor yang didapatkan. Apabila semakin tinggi

skor yang didapatkan, maka Persepsi Profesi semakin tinggi. Begitu juga

sebaliknya, apabila skor yang didapatkan semakin rendah maka dapat

dikatakan Persepsi profesi semakin rendah.

Dokumen terkait