• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Rekruitmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi partai politik. Fungsi rekruitmen politik ini menjadi fungsi eksklusif partai politik dan tidak mungkin ditinggalkan oleh partai politik. Meskipun

demikian, rekruitmen politik merupakan sebuah “kotak hitam politik”

yang menyimpan banyak misteri dan belum banyak diungkap. Oleh karena itu, penelitian terhadap fenomena rekruitmen politik dapat menjelaskan banyak hal dari dinamikan partai politik.

Berdasarkan temuan tesis ini, rekruitmen politik dalam Partai Demokrat menunjukkan kecunderungan sebagaimana berikut: Pertama, dalam proses rekruitmen anggota dan pengurus Partai Demokrat Cabang Kota Bandar Lampung adalah melihat kemampuan kekuatan basis massa anggota atau pengurus menjadi pertimbangan utama dalam rekruitmen Partai Demokrat. Kenyataan ini sangat penting karena dukungan massa merupakan modal sosial yang dapat dimanfaatkan secara total oleh partai untuk mendulang suara sebesar-besarnya dengan dukungan dari komunitas- komunitas yang ada. Meskipun demikian menurut Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Demkorat Provinsi Lampung, faktor loyalitas untuk

67

membesarkan partai juga menjadi pertimbangan dalam setiap proses rekruitmen baik anggota maupun pengurus dalam Partai Demokrat.

Kedua, selain faktor kekuatan massa dan loyalitas faktor kemampuan finansial anggota atau pengurus juga menjadi pertimbangan namun hal ini tidak menjadi patokan utama dalam prosess rekruitmen anggota Partai Demokrat di Bandar Lampung. Pola rekruitmen Partai Demokrat yang juga melihat kemampuan finansial calon kandidat sebagai salah satu pertimbangan menurut peneliti merupakan salah satu jawaban mengapa kepengurusan Partai Demokrat kota Bandar Lampung didominasi oleh anggota yang pindahan dari kader-kader partai lain..

Ketiga, faktor pertimbangan lainnya yakni bagi anggota yang duduk dalam kepengurusan Partai Demokrat harus memiliki trackrecord yang positif, mau membesarkan partai dan didpilih/ditunjuk oleh katua dan formatur terpilih. Hal ini karena pasca rekruitmen politik setiap kader Partai Demokrat akan merepresentasikan penentu wajah partai di ruang publik. Maka, siapa mereka, darimana asalnya, apa ideologinya, bagaimana pengalaman politiknya, dan bagaimana kapasitas politiknya akan menjadi petunjuk awal politik partai di ruang publik.

Terakhir, seiringan dengan semakin ketat dan seleksinya proses rekruitman keanggotaan dalam Partai Demokrat hal ini telah menunjukkan perubahan haluan partai dari awalnya sebagai partai massa kini telah semakin mantapnya menjadi partai kader. Dalam hal ini, internalisasi nilai- nilai demokrasi dan perjuangan partai demokrat ditransfer ke anggotanya

68

melalui kaderisasi yang berupa pelibatan simpatisan, anggota dan segenap pengurus dalam kegiatan-kegiatan partai. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa rapat, menerima kunjungan dari kepengurusan yang lebih tinggi, kunjungan sosial dan sebagainya. Meski secara organisasi kaderisasi dilakukan melalui instrumen program pendidikan dan pembentukan lembaga yang khusus mengelola kaderisasi, kegiatan partai demokrat tersebut langsung diselenggarakan oleh kepengurusan DPC.

Di setiap jenjang kepengurusan Partai Demokrat, sesuai AD-ART partai dibentuk unit kaderisasi, pendidikan dan pelatihan yang bertugas untuk melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan kaderisasi secara teratur dan insedental sesuai kebutuhan semua kader dan fungsionaris partai di tingkatanannya. Namun, dalam praktiknya di kota Bandar Lampung unit ini kurang berfungsi sebagaimana diuraikan AD-ART tersebut. Kaderisasi oleh pengurus Partai Demokrat dipahami lebih dari pemberian materi atau indoktrinasi secara formal melalui ruang-ruang kelas tetapi juga sebagai pengikutsertaan anggota atau jajaran pengurus lain dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh partai, seperti rapat-rapat dan kunjungan ke PAC. Sehingga unit kaderisasi sebagi bagian struktur organisasi partai, bersama fungsionarisnya tidak lebih sebagai papan nama jika ditinjau dari fungsi unit tersebut.

69

5.2. Saran

1. Partai demokrat penting untuk selalu menciptakan budaya rekruitmen politik tidak hanya menjadikan faktor kemampuan finansial sebagai faktor utama dalam proses rekruitmen keanggotaan, karena hal ini hanya akan menjadi partai demokrat sebagai partai kompetisi bagi kalangan yang mampu, sementara yang membedakan Partai Demokrat dengan partai lainnya di lapangan adalah keunggulan program-program prorakyat yang selam ini telah dijalankan di bawah pemerintah SBY.

2. Partai Demokrat yang berkomitmen memperjuangkan program-program prorakyat maka penting untuk terus melakukan strategi pengembangan sumber daya manusia.

3. Di samping itu, Partai Demokrat juga harus menyiapkan dan mendidik pimpinan-pimpinan partai agar dapat mengelola partai dengan baik dalam rangka menyiapkan para calon kepala daerah maupun legislatif agar dapat melakukan tugasnya dengan baik.

4. Fenomena rekuitmen politik dalam Partai Demokrat yang belakangan cenderung merekrut orang-orang di luar partai untuk dicalonkan menjadi kepada daerah/kota dan legislatif hal ini dapat menjadi bumerang bagi Partai Demokrat karena banyak dari kader yang hanya memiliki kepentingan pragmatis sehingga lupa dengan tugasnya sebagai seorang kader yang harus membesarkan partai.

70

5. Keberadaan Partai Demokrat masih belum menunjukkan sebagai partai kader yang kuat dan mandiri karena secara kelembagaan partai ini masih sangat tergantung pada sosok SBY.

6. Penelitan ini memiliki ketebatasan baik dari segi konseptual teoritis, metodologis maupun operasional teknis termasuk variasi sumber data. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam dan berkelanjutan baik dalam kerangka konsep, metodologis maupun operasional teknis sehingga lebih mampu mengungkapkan pola-pola rekruitmen dalam partai politik.

71

DAFTAR PUSTAKA

.

Rahman H.I. 2007, Sistem Politik Indonesia, Graha Ilmu, Jakarta.

Evans, Kevin Raymond, 2003, Sejarah Pemilu dan Partai Politik di Indonesia¸Arise Concultancies, Jakarta.

Imawan, Riswanda. 2004, Partai Politik di Indonesia, Pergulatan Setengah Hati Mencari Jati Diri, Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Politik, Fisipol, UGM.

Surbakti, Ramlan. 1992¸ Memahami Ilmu Politik, PT. Gramedia Widiasarana, Indonesia, Jakarta.

Pemungkas, Sigit, 2011, Partai Politik Teori dan Praktik di Indonesia, Institute for Democracy and Welfarism, Yogyakarta

Prof. Budiardjo, Meriam. 2008, Dasar Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Prihatmoko, J, Joko. 2003. Pemilu 2004 dan Konsolidasi Demokrasi, LP2I Press, Semarang,.

Neumann, Sigmund. 1963, Modern Political Parties”, Comparative Politics: A Reader, diedit oleh Herry E. Eckstein dan Devid E. Epter, London.

72

Budiardjo, Miriam. 1982, Partisipasi dan Partai Politik”, PT Gramedia Jakarta.

Haryanto. 1983, Sistem Politik, Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta. Imawan, Riswandha. 1991, Isu-Isu Politik Dekade 1990-an dan pengaruhnya terhadap Sistem Kepartaian di Indonesia, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fisipol, UGM.

http://politik.rmol.co/read/2013/03/02/100606/Tadinya-Partai- Massa,-Demokrat-Menjadi-Partai-Kader-Sejak-Anas-Memimpin-

Buku Pedoman Partai Demokrat Program Penanggulangan Kemiskinan Kabinet SBY..

Dokumen terkait