• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan-kesimpulan yang dapat dirumuskan berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya beserta saran-saran untuk kemajuan perusahaan ke depannya.

STIKOM

7

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. CITRA MANDALASAMUDRA

2.1 Sejarah Singkat PT. CITRA MANDALASAMUDRA

Di tengah kesibukan derap Pembangunan Nasional, kedudukan teknologi semakin penting. Hasil dari suatu pembangunan sangat penting ditentukan oleh materi perkembngan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara. Cepat atau lambatnya laju pembangunan ditentukan pula oleh kecepatan memperoleh ilmu dari perkembangan teknologi itu tersebut. Adanya suatu teknologi yang bersifat elektronik memudahkan kita untuk membuat suatu terobosan-terobosan terbaru untuk mensejahterakan masyarakat luas. Keperluan merancang suatu rangkaian elektronika tidak perna lepas dari kehidupan kita selama. Muncul suatunya inovasi baru memungkinkan kita untuk melangkah lebih maju untuk melakukan produk baru yang berfungsi mensejahterakan masyarakat untuk menggunakannya.

Dengan semakin canggih nya kita memungkinkan untuk menggali ilmu teknologi yang didalamnya mengandung unsur elektronika melalui banyak media yang telah ada sekarang ini, hasil seperti ini yang mulai menyentuh dalam aspek kehidupan kita. Kesadaran tentang hal ini yang menuntut pengadaan tenaga-tenaga ahli terampil untuk dapat mengelola informasi yang didapatkan.

STIKOM

Atas dasar pemikiran inilah, maka PT. CITRA MANDALASAMUDRA di dirikan pada tanggal 23 April 2001 No.C-5562.HT.01.01.2001. Tokoh yang berperan besar atas berdirinya perusahaan tersebut adalah :

1. Sugeng Santoso 2. Hadi Poerwanto 3. Doedit Heroistijanto 4. Dra. Noenis Trilupi Andini

Dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tersebut disinilah PT. CITRA MANDALA SAMUDRA mengelola usaha dengan membangun suatu

komplek perumahan, pertokoan, perkantoran, dan pergudangan, beserta sarana-sarana penunjangnya. Didalam bidang perdagangan umum perusahaan di atas mempunyai sarana usaha yang lain yaitu keagenan, distributor, komisioner, supplier, ekspor/impor dari barang yang dapat diperdagangkan.

Pada awal tahun 2005 perusahaan di percaya untuk mensuplei alat-alat kesehatan untuk Rumah Sakit di seluruh Indonesia sampai saat ini. Dengan tahun itu juga perusahaan mendapat kepercayaan untuk mensuplai peralatan militer baik untuk Polisi maupun TNI.

STIKOM

9

2.2 Visi, Misi dan Komitmen PT. CITRA MANDALASAMUDRA

A. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi Perusahaan telah kami bangun bersama, dan siap untuk kami operasionalisasikan. Setiap langkah, kami akan selalu menerapkan nilai-nilai yang juga telah kami kembangkan bersama.

NILAI-NILAI KAMI adalah :

Jujur, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain

Adil : merupakan nilai yang mendasari langkah menuju solusi win-win dalam

Bermitra

Profesional : yang mengandung unsur-unsur kompetensi, tanggung jawab,

corporateness, dan etika profesi yang saling terkait serta tidak bisa dipisahpisahkan.

Kerja Cerdas melalui pengembangan kompetensi pribadi ( pengetahuan,

ketrampilan dan sikap positif ) dan kemampuan mengembangkan jaringan koneksi bisnis antar perusahaan.

Memiliki kepekaan terhadap lingkungan, dan proaktif memegang peran

sesuai dengan kompetensi Perusahaan.

Mentaati norma-norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum.

Dengan nilai-nilai tersebut, kami mempunyai keyakinan bahwa kami akan menjadi relasi yang terpercaya bagi relasi kami. Bersama kami membangun tim kerja untuk memberikan produk yang memenuhi kebutuhan relasi kami yang di butuhkan. Kami

STIKOM

mendengar, memahami, memberi masukan, dan mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh, sehingga kami dapat memuaskan pelanggan kami. Kepuasan pelanggan sangat penting bagi kami, karena kami berhasrat untuk membangun tim yang berkelanjutan dengan pelanggan kami.

B. Komitmen Perusahaan

Dengan saling bergandengan tangan baik ke sesama perusahaan luar maupun dalam negeri, semoga visi dan misi tidak hanya bisa dipahami, melainkan juga bisa dihayati dan lebih dari itu dilaksanakan secara konsisten dan memegang teguh kejujuran ke sesame relasi. Karena itu semua adalah murni komitmen kita dalam berbisnis secara baik dan bertanggung jawab.

STIKOM

11 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 LDR (Light Dependent Resistor)

Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut oleh kalangan orang-orang

elektronika yaitu LDR. LDR sendiri adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen tersebut. Juga biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut akan menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif sangat kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang sangat besar pada saat gelap atau cahaya redup.

Pada saat cahaya terang, akan ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak lagi elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang.

STIKOM

3.1.1 Prinsip Kerja LDR

Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis / jalur melengkung yang menyerupai bentuk kurva. Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida yang sangat sensitif terhadap pengaruh dari cahaya. Jalur cadmium sulphida yang terdapat pada LDR dapat dilihat pada gambar.

Pada gambar jalur cadmium sulphida dibuat melengkung menyerupai kurva agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang sempit. Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki gap energi antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka energi proton dari cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.

Gambar 1.1 Sebuah LDR (Light Dependent Resistor)

STIKOM

13

3.1.2 Karakteristik LDR 1.1.1 Laju Recovery

Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu kedalam suatu ruangan yang gelap sekali, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga dikegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K Ω /detik. untuk LDR

tipe arus harganya lebih besar dari 200 K Ω /detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.

1.1.2 Respon Spektral

LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik. Sensor ini sebagai pengindera yang merupakan eleman yang pertama – tama menerima energi dari media untuk memberi keluaran berupa perubahan energi. Sensor terdiri berbagai macam jenis serta media yang digunakan untuk melakukan

STIKOM

perubahan. Media yang digunakan misalnya: panas, cahaya, air, angin, tekanan, dan lain sebagainya. Sedangkan pada rangkaian ini menggunakan sensor LDR yang menggunakan intensitas cahaya, selain LDR dioda foto juga menggunakan intensitas cahaya atau yang peka terhadap cahaya (photo conductivecell). Pada rangkaian elektronika, sensor harus dapat mengubah bentuk–bentuk energi cahaya ke energi listrik, sinyal listrik ini harus sebanding dengan besar energi sumbernya. Dibawah ini merupakan karakteristik dari sensor LDR .

Gambar 1.2 Karakteristik LDR (Light Dependent Resistor)

Pada karakteristik diatas dapat dilihat bila cahaya mengenai sensor itu maka harga tahanan akan berkurang. Perubahan yang dihasilkan ini tergantung dari bahan yang digunakan serta dari cahaya yang mengenainya.

STIKOM

15

3.1.3 Fitur

A. Saluran I/O sebanyak 23 buah terbagi menjadi 3 port.

B. ADC sebanyak 6 saluran dengan 4 saluran 10 bit dan 2 saluran 8 bit. C. Tiga buah timer counter, dua diantaranya memiliki fasilitas pembanding. D. CPU dengan 32 buah register

E. Watchdog timer dan oscillator internal.

F. SRAM sebesar 1K byte.

G. Memory flash sebesar 8K bytes system Self-programable Flash.

H. Unit interupsi internal dan eksternal.

I. Port antarmuka SPI.

J. EEPROM sebesar 512 byte.

K. Port USART (Universal Syncronous and Asycronous Serial Receiver and

Transmitter) untuk komunikasi serial.

3.2 Motor DC (Direct Current)

Motor DC merupakan alat yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi gerak. Motor DC memerlukan sumber tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator,

STIKOM

dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.Prinsip kerjanya adalah bila energi listrik dilewatkan pada sebuah konduktor maka arus akan mengalir pada konduktor tersebut dan akan dihasilkan sebuah medan magnet yang selanjutnya akan menghasilkan energi gerak. Besarnya gaya gerak yang dihasilkan bergantung pada 3 hal yaitu :

1. Arus yang melewati konduktor. 2. Panjang konduktor.

3. Kuat medan magnet.

Dari ketiga faktor tersebut dapat dirumuskan :

F = B

X

I

X

L

Dimana :

F = Gaya gerak (newton). B = Kuat medan magnet (tesla).

I = Besar arus listrik pada konduktor (ampere). L = Panjang konduktor (meter).

Secara umum, kecepatan putar dan torsi yang dihasilkan oleh motor DC bersesuaian dengan tegangan dan arus yang diberikan. Sedangkan untuk mengubah arah perputaran motor dapat dilakukan dengan menukar kutub dari sumber tegangan yang terhubung pada motor.

STIKOM

17

Gambar 2.1 Struktur Motor DC Bagian – bagian motor pada gambar 2.1 adalah :

1. Armature core dan armature slot

Armature slot terbuat dari bahan magnet yang dilapisi baja, berbentuk slot

yang dilas bersama dengan armature core.

2. Armature winding

Merupakan belitan pada armature slot yang terhubung dengan komulator dan pada umumnya terbuat dari tembaga.

STIKOM

3. Field poles

Intinya terbuat dari baja dan berfungsi untuk mengurangi pengaruh gesekan udara.

4. Yoke

Berbentuk lingkaran yang terbuat dari baja yang menyediakan keperluan kutub magnet bagi pole.

5. Brushes dan Brush holders

Brush holders memiliki pegas yang berfungsi untuk menjaga brush agar

tetap terhubung dengan komulator. Brush pada umumnya terdiri atas tembaga yang fleksibel.

3.3 IC L298 (Driver Motor)

IC L298 adalah IC Dual Full Bridge Driver yang beroperasi sampai tegangan 46V dan arus DC 4 A, yang didesain untuk menerima logic level TTL standar. IC ini berfungsi untuk menjalankan induksi load seperti relai, solenoida, motor DC dan motor steper. Gambar di bawah ini adalah blok diagram IC L298 :

STIKOM

19

Gambar 3.1 Blok diagram IC L298

L298 mempunyai 2 output power stage yaitu A dan B pada gambar 4.1. Output

power stage adalah sebuah konfigurasi bridge, dimana keluarannya dapat men-drive

sebuah induktif load secara mode umum atau diffensial tergantung pada input state. Arus yang mengalir keluar dari rangkaian bridge keluar melalui pin output sense, dimana sense

output dihubungkan dengan resistor external RsA dan RsB. Dengan adanya resistor RsA

dan RsB dapat diketahui intensitas arusnya.

Setiap bridge di drive oleh AND gate yang masingmasing input adalah In1, In2, EnA dan In3, In4, EnB. Input-an In akan di setting pada bridge bila input En high, sebaliknya bila input En low maka bridge tidak aktif.

3.4 Limit Switch

Limit Switch adalah peralatan elektronika mekanis yang dapat digunakan sebagai

pembatas pergerakan atau pergeseran suatu benda. Limit Switch di tugas kerja praktek ini

STIKOM

digunakan untuk indikasi bahwa pintu pagar sudah terbuka secara penuh dan juga mengindikasikan bahwa pintu tertutup secara penuh.

Gambar 4.1 Limit Switch

3.5 Remote Control

Sesuai namanya remote control adalah alat pengendali jarak jauh yang berfungsi untuk mengendalikan sebuah benda (biasanya memiliki komponen elektronik). Benda yang dikendalikan tersebut kemudian akan memberikan respon sesuai jenis instruksi yang diberikannya. Instruksi diberikan dengan cara menekan tombol yang sesuai pada remote

control. Sejarah mencatat bahwa pada masa awal pengembangannya penerapan remote control sempat digunakan oleh pasukan Jerman untuk menggerakan kapal-kapal lautnya

dari jarak jauh untuk ditabrakan ke kapal perang pasukan sekutu pada Perang Dunia I. Saat ini remote control digunakan untuk berbagai keperluan dari untuk mengubah temperatur AC hingga mengatur gerak robot.

STIKOM

21

3.5.1 Komponen Remote Control

Komponen-komponen remote control yang dijelaskan adalah jenis remote control yang sering dijumpai di peralatan-peralatan elektronika rumah, menggunakan gelombang infra merah sebagai pembawa sinyal. Sebuah sistem remote control terdiri dari beberapa bagian :

1. Transmitter(pengirim sinyal)

Alat ini berfungsi untuk mengirimkan instruksi ke peralatan elektronika. Alat ini adalah sebuah LED (light emitting Diode) sinar infra merah yang berada di pesawat remote control.

2. Panel Remote control.

Panel ini berisi sejumlah tombol di pesawat remote control. Setiap tombol

memiliki bagian fungsi yang berbeda. Bentuk panel ini tergantung dari jenis alat yang dikendalikannya.

3. Papan rangkaian elektronik

Di setiap pesawat remote control terdapat sebuah papan rangkaian elektronik, dalam bentuk sirkuit terintegrasi(integrated circuit). Fungsi komponen ini adalah membaca tombol yang ditekan pengguna kemudian membangkitkan transmitter untuk mengirimkan sinyal dengan pola sesuai tombol yang ditekan.

4. Receiver(penerima sinyal)

Alat ini berada di dalam alat elektronika yang akan menerima instruksi. Untuk jenis sinar infra merah alat yang digunakan adalah fototransistor infrared. Alat ini berperan dalam mendeteksi pola sinyal infrared yang dikirimkan remote control.

STIKOM

Gelombang infrared adalah salah satu nama untuk lebar frekuensi pada spektrum gelombang elektromagnetik. Pada spektrum gelombang electromagnet, panjang gelombang infrared lebih panjang dari cahaya tampak dan lebih pendek dari gelombang radio. Panjang gelombang infrared berada antara 750 nm(nano meter) hingga 1 mm(mili meter). Prinsip cara kerja remote control sendiri sebetulnya cukup sederhana, sinyal sinar infrared dipancarkan dari pemancar remote control membentuk pola sinyal tertentu. Selanjutnya pola sinyal tersebut akan diterima oleh peralatan elektronik, lalu pola sinyal tersebut akan diterjemahkan menjadi instruksi tertentu.

3.5.2 Cara Kerja Remote Control

Cara kerja seperti ini mirip dengan cara kerja sandi morse yang dikirim melalui mesin telegraf. Seorang operator pengirim mengirimkan pesan teks singkat kepada operator penerima yang berada pada jarak tertentu. Namun pesan tersebut dikirimkan dalam bentuk pola kode-kode morse yang melambangkan huruf-huruf dalam pesan yang dikirimkannya. Mesin telegraf menggunakan kode tertentu karena tidak dapat mengirimkan data suara seperti pesawat telepon. Tetapi telegraf dapat mengirimkan arus listrik yang terhubung ke sebuah bel pada bagian penerima, sehingga operator penerima akan menerima suara dari bel dalam pola-pola tertentu yang apabila dirangkai akan dapat diterjemahkan sebagai pesan singkat.

Remote control menggunakan LED (Light Emitting Diode) infrared yang

berfungsi sebagai pengirim (transmitter) pola sinar infrared. LED infra merah adalah

STIKOM

23

sejenis lampu kecil yang memiliki dioda yang akan memancarkan cahaya infrared apabila diberi arus.

Gambar 5.1 Alur gelombang remote control Keterangan :

A. Deret Pulsa. B. Sinyal 27.9 MHz. C. Sinyal Transmisi.

D. Pola sinkronisasi 4, masing-masing 2.1 mili detik, dengan spasi 700 mikro detik. E. Pola pulsa, masing-masing 700 mikro detik, dengan spasi 700 mikro detik juga. F. Pola Sinkronisasi ulang.

Sinyal infrared yang dikirimkan tidak akan dapat dilihat oleh mata kita, karena sinar infrared tidak termasuk gelombang elektromagnetik pada spectrum cahaya tampak. Namun sinar tersebut dapat terbaca oleh receiver yang ada pada peralatan elektronik yang menerima sinyal tersebut. Receiver yang digunakan adalah sebuah foto transistor

infrared. Jika pola sinyal infrared yang diterima bersesuaian dengan salah satu instruksi,

seperti instruksi menaikkan volume suara pada pesawat televisi, maka volume suara

STIKOM

pesawat televisi tersebut akan dinaikkan. Jika pola sinar infra merah yang dibaca tidak dapat dikenali maka pesawat televisi akan mengabaikannya. Hal ini mungkin saja terjadi jika sebuah pesawat remote control untuk peralatan lain yang berada tidak jauh dari pesawat televisi tersebut sedang digunakan. Bentuk kode sinyal tersebut untuk masing-masing tombol tergantung kepada perusahaan produsen peralatan elektronika. Pada dasarnya setiap perusahaan bebas menentukan kode sinyal untuk setiap tombol pada pesawat remote control.

Penggunaan sinyal sinar infrared ini memang hanya cocok untuk keperluan di dalam ruang, seperti pada peralatan elektronik rumah atau kantor, karena selain memiliki keterbatasan jarak yang pendek (maksimal sekitar 10 meter), sudut pengiriman juga sangat kecil sehingga remote control harus diarahkan ke tepat ke alat elektronik tersebut. Sinar infrared juga tidak bisa tembus dinding, sehingga harus berada di ruang.

STIKOM

25

BAB IV

HASIL KERJA PRAKTEK

4.1 Garis Besar Perancangan Sistem

Perlu diketahui bahwa system yang penulis buat ini menggunakan komponen elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control yang berfungsi sebagai penggerak otomatis pembuka dan penutup atap rumah. Komponen yang utama dalam system tersebut yaitu menggunakan sensor jarak. Sensor jarak sendiri menggunakan sensor LDR. Sensor LDR adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen tersebut. Juga biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. Didalam

remote control terdapat transmitter dan receiver. Transmitter mempunyai fungsi sebagai

pemberi perintah atau mengirimkan sinyal kepada reciver, sedangkan reciver mempunyai peran sebagai penerima dari transmitter. Dari rangkaian remote control ini IC yang digunakan dalam transmitter adalah IC TC9148, sedangkan di receiver menggunakan IC TC9149. Cara mengetahui bagaimana atap rumah dapat membuka dan menutup secara sempurna, penulis memakai limit switch dan motor DC sebagai penggerak atap untuk membuka dan menutup atap rumah. Limit switch sendiri memiliki fungsi untuk mengetahui apakah atap rumah sudah dalam posisi sempurna atau belum pada saat menutup dan pada saat membuka. Peletakan limit switch tersebut di tempatkan di posisi sisi ujung dalam pembuka atap rumah dan peletakan motor DC tersebut ada pada kedua ujung kerangka pada atap rumah.

STIKOM

4.2 Merancang Rangkaian Remote Control

Sesuai dengan namanya remote control adalah alat pengendali jarak jauh dan berfungsi untuk mengendalikan sebuah benda yang memiliki komponen elektronik. Benda yang dikendalikan tersebut akan memberikan respon sesuai jenis instruksi yang diberikannya. Instruksi diberikan dengan cara menekan tombol yang sesuai pada remote

control. Sejarah mencatat bahwa pada masa awal pengembangannya penerapan remote control sempat digunakan oleh pasukan Jerman untuk menggerakan kapal-kapal lautnya

dari jarak jauh untuk ditabrakan ke kapal perang pasukan sekutu pada Perang Dunia I. Saat ini remote control digunakan untuk berbagai keperluan dari untuk mengubah temperatur AC, mengubah channel televisi, mengoprasikan DVD player, hingga mengatur gerak robot.

4.2.1 Transmitter

Transmitter ini juga digunakan sebagai remote untuk melakukan suatu perintah

yang akan dijalankan oleh motor DC dan berfungsi untuk membuka dan menutup atap rumah yang telah dirombak untuk dapat membuka dan menutup jika mendapatkan perintah dari remote control tersebut. Transmitter akan dibuat dengan menyerupai remote

control pada umumnya. Disni pemancar remote control menggunakan pemancar dari

LED. LED tersebut didesain dengan operasi pada panjang gelombang 950nm pada tegangan maksimal. Pada perancangan ini menggunakan IC C-MOS TC9148 yang dikembangkan pada remote control transmitter infra merah. IC ini memiliki 18 fungsi dan total 75 perintah yang dapat dikirimkan. 63 perintah dengan continous key dan 12 perintah single shot.

STIKOM

27 C1 4.7uF VCC 3V U1 TC9148 16 11 1 9 3 10 4 8 5 7 6 6 7 5 10 4 11 2 12 3 13 21 15 1 2 13 R1 10k Q1 2SC1815 LED1 LED2 R2 10k Q2 2SA1015 D1 1N4148 D2 1N4148 D3 1N4148 J2 Key = B J3 Key = C J4 Key = D J5 Key = A C2 100pF C3 100pF C4 100pF C5 100pF X1 HC-49/U_11MHzC6 100pF C7 100pF Gambar 6.1 Skematik IC TC148.

STIKOM

SURABAYA

Gambar 6.2 Remote Control Setelah Jadi. Penjelasan Remot Control Transmitter :

1. A = Infra Merah 2. B = Power Suppley 3V 3. C = IC TC9148 (Transmitter) 4. D = Tombol 4 Arah A B C D

STIKOM

SURABAYA

29

4.2.2 Receiver

Pada bagian penerima, untuk menerima sinyal infra merah digunakan

phototransistor type TSOP34838 phototransistor ini dioperasikan pada panjang

gelombang terima pada 950nm yang cocok dengan pemancar TLN105. Pada receiver menggunakan IC TC9149 yang merupakan pasangan dari TC9148. IC ini memiliki 18 buah output yang berbeda untuk setiap fungsi yang dipancarkan dari transmitter yang menggunakan IC TC9148.

Gambar 6.3 Phototransistor.

STIKOM

U2 TC9149 16 11 1 9 3 10 4 8 5 7 6 6 7 5 12 3 15 1 2 13 R1 15k R2 15k Q1 BD139 Q2 BD139 Q3 BD139 Q4 BD139 Q5 BD139 Q6 BD139 VCC 12V R3 4.7k R410k R5 15k R6 15k R7 4.7k R9 10k S1 MOTOR M R8 15k R10 15k Q7 BD139 Q8 BD139 Q9 BD139 Q10 BD139 Q11 BD139 Q12 BD139 R11 4.7k R1210k R13 15k R14 15k R15 4.7k R1610k S2 MOTOR M Q13 2SC1815 U1 MC7805CT LINE VREG COMMON VOLTAGE R17 10k R18 12k R19 22k R20 2.0k C1 47uF C2 0.1uF-POL C3 47uF-POL C4 1.0uF C5 1.0uF C6 1.0uF R21 10k U3 MC1503U

VREF VINOUT 2

1

GND 3

Gambar 6.4 Skematik Receiver IC TC9149.

Dokumen terkait