BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan saran kepada:
1. Guru
a. Sebaiknya guru menyiapkan segala hal sebelum pembelajaran dimulai agar tidak lupa mempresensi siswa.
b. Sebaiknya guru lebih memperhatikan pembinaan kedisiplinan siswa dengan cara memberikan keteladanan yang baik.
50
c. Sebaiknya guru memanfaatkan dan mengelola perpustakaan dengan baik agar siswa dapat melakukan pembelajaran di perpustakaan.
2. Kepala Sekolah
a. Sebaiknya kepala sekolah merekrut pegawai tata usaha untuk membantu tugas administrasi sekolah sehingga tidak terkendala dalam pencatatan data siswa.
b. Sebaiknya kepala sekolah lebih memberikan konsekuensi terhadap guru maupun siswa yang kurang disiplin.
c. Sebaiknya kepala sekolah menunjuk guru atau merekrut pegawai untuk mengelola perpustakaan, sehingga pelayanan menjadi terorganisir dan dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
3. Peneliti Selanjutnya
Sebagai kajian keilmuan manajemen kesiswaan, khususnya tentang pencatatan dan pelaporan kesiswaan, pembinaan kedisiplinan, dan layanan perpustakaan.
51
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Alfred Dama. (2013). 11 Kali Ganti Kurikulum Tanpa Evaluasi. Diakses dari http://kupang.tribunnews.com/2013/04/19/tujuh-desa-di-lembata-belum-diakui-kemendagri pada tanggal 10 Februari 2014, pukul 10.43 WIB.
Anonim. (2012). Manajemen Pendidikan. Diakses dari
http://filsafat.kompasiana.com/2012/11/23/manajemen-pendidikan-326838.html pada tanggal 10 Februari 2014, pukul 10.15 WIB.
Badan Standarisasi Nasional. (2009). Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
BBC Indonesia. (2012). Peringkat Sistem Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia.
Diakses dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/11/121127education_ranks.S
html pada tanggal 11 Februari 2014, pukul 10.07 WIB.
Conny Semiawan. (2009). Penerapan Pembelajaran Bagi Anak. Bandung: PT Indeks
Eka Prihatin. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
________(2011). Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Eko Siswono Toyudho. (2013). Mutu Pendidikan di Indonesia Terendah di Dunia. Diakses dari http://www.tempo.co/read/news/2013/12/06/173535256/Mutu-Pendidikan-Indonesia-Terendah-di-Dunia pada tanggal 6 Februari 2014, pukul 09.53 WIB.
Dadang Suhardan dkk. (2011). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Darmono. (2007). Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: PT Grasindo
Doni Wahyu Prabowo. (2013). Manajemen Kesiswaan. Diakses dari http://doniwahyuprabowo.student.fkip.uns.ac.id/2013/06/27/manajemen-kesiswaan/ pada tanggal 2 Agustus 2014, pukul 14.24 WIB.
Eko Handoyo. (2012). Layanan Perpustakaan. Diakses dari https://www.academia.edu/5319912/LAYANAN_PERPUSTAKAAN pada tanggal 8 Agustus 2014, pukul 10.15 WIB
52
Fatma. (2011). Pelayanan Perpustakaan. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28189/4/Chapter%20II.pdf pada tanggal 8 Agustus 2014, pukul 11.40 WIB
Ibrahim Bafadal. (2005). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
International Federation of Library Association. (2006). The IFLA School Library Guidelines. Diakses dari htpp://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm pada tanggal 3 Mei 2014, pukul 09.43 WIB
Jamal Ma’mur Asmani. (2009). Tips Menjadi Guru Yang Efektif, Kreatif, Dan Inovatif. Yogyakarta: Diva Press
Keke T. Aritonang. (2005). Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta. Diakses dari http://202.147.254.252/files/Hal.01-16%20Kompensasi%20Kerja.pdf pada tanggal 8 Agustus 2014, pukul 13.08 WIB
Lasa H.S. (2008). Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media
Lexy J. Moleong. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Marno dan Triyo Supriyatno. (2008). Manajemen dan Kepemimpinan Islam. Bandung: PT Refika Aditama
Meilina Bustari. (2000). Manajemen Perpustakaan Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Moenir. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Muhammad Fadlillah, Lilif Mualifatu Khorida. (2013). Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Mulyasa. (2009).Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Nanat Fatah Natsir. (2007). Peningkatan Kualitas Guru dalam Perspektif
Pendidikan Islam. Diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._I_No._1-Januari_2007/3._Nanat_Fatah.pdf pada tanggal 19 Agustus 2014, pukul 20.34 WIB.
Odasso, Paolo. (2007). School Libraries Worldwide. Diakses dari http://search.proquest.com/docview/217752138/12DC9B0FF344E73PQ/6?a ccountid=31324 pada tanggal 5 september 2014, pukul 11.34 WIB.
53
Pawit M. Yusuf. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Rencana Prenada Media
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
Purwodarminto, WJS. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Rahayuningsih. (2007). Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu Riski Puspita Sari. (2013). Mutu Pendidikan di Indonesia Terendah di Dunia.
Diakses dari
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/06/173535256/MutuPendidikan-Indonesia-Terendah-di-Dunia pada tanggal 23 Februari 2014, pukul 15.24 WIB.
Rohiat. (2008). Manajemen Sekolah. Bengkulu:PT Retika Aditama
Senny Ferdian. (2013). Kualitas Guru Rendah, Penyakit Utama Pendidikan
Indonesia. Diakses dari
http://kampus.okezone.com/red/2013/01/02/373/740458/kualitas-guru-rendah-penyakit-utama-pendidikan-indonesia pada tanggal 20 Agustus 2014, pukul 14.27 WIB
Siti Nur Azzura. (2012). Kurangnya Perhatian Sarana & Prasarana Pendidikan Indonesia. Diakses dari http://kilatnews.hol.es/2012/12/kurangnya-perhatian-sarana-prasarana-pendidikan-indonesia/ pada tanggal 23 Agustus 2014, pukul 13.46 WIB.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
_______(2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharno. (2008). Manajemen Pendidikan. Surakarta: UNS Press
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Suryosubroto. (2010). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Susanti Febriana Werdiningsih. (2009). Mencetak Anak Juara. Yogyakarta:
Katahati
Syafaruddin. (2005). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press
54
Tina Rahmawati. (2011). Pembinaan dalam Menanamkan Kedisiplinan dan
Pemberian Hukuman pada Anak Didik. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pembinaan%20dalam%20kedisiplina n.pdf pada tanggal 16 April 2014, pukul 12.47 WIB
55
56
Lampiran 1. Reduksi Data
REDUKSI DATA 1. Pencatatan dan Pelaporan Kesiswaan
Aspek Item Informasi Sumber Kesimpulan
Pencatatan Kesiswaan
Pencatatan daftar presensi siswa.
“Kalau presensi ya tiap hari saya tulis mas.” Guru kelas III (Wawancara 1)
Tidak Bermasalah “Kalau presensi ya kadang saya tulis, karena kalau
ada siswa yang tidak berangkat selalu memberi surat ijin, jadi saya tahu dari itu.”
Guru kelas II (Wawancara 2)
Bermasalah
“Jujur saja ya mas, kalau saya pencatatan presensi sering lupa karena setelah masuk kelas saya langsung berdoa dan buka buku pelajaran.”
Guru kelas V (Wawancara 3)
Bermasalah
“Buku presensi tiap hari saya tulis mas kalau ada siswa yang tidak berangkat ya saya catat.”
Guru PAI (Wawancara 4)
Tidak Bermasalah “Buku presensi siswa sering saya isi, setiap akan
memulai pelajaran. Hanya kadang lupa kalau sudah terlambat masuk kelas, terus pegang buku, mengajar, seperti itu mas.
Guru kelas I (Wawancara 6)
Bermasalah
“Kalau presensi ya kadang saya catat kalau tidak lupa.”
Guru kelas IV (Wawancara 7)
Bermasalah “Eeee....kalau buku presensi sering saya tidak
mencatat, biasanya kalau ada penilaian kemudian siswa saya panggil tidak ada baru ketahuan kalau tidak berangkat.”
Guru Penjaskes (Wawancara 8)
Bermasalah
Guru mempresensi siswa di awal pembelajaran. Observasi 1 Bermasalah
Guru mempresensi siswa. Observasi 2 Bermasalah
Guru mempresensi di akhir pelajaran. Observasi 3 Bermasalah Guru tidak mempresensi siswa dan langsung Observasi 5 Bermasalah
57
menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil menggambar
Guru tidak mempresensi siswa dan langsung menjelaskan materi.
Observasi 6 Bermasalah Guru mempresensi siswa Observasi 7,8,9 Tidak
Bermasalah Guru tidak mempresensi siswa Observasi
10,11,12,13
Bermasalah Pencatatan daftar nilai siswa. “Nilai ulangan siswa selalu saya catat, kemudian
nanti direkap, ketika semua nilai sudah masuk mas.”
Guru Kelas III (wawancara 1)
Tidak Bermasalah “Ya kalau sudah ngoreksi mas, baru dimasukkan
dalam buku daftar nilai.”
Guru Kelas II (wawancara 2)
Tidak Bermasalah “Kalau pencatatan daftar nilai setiap ada ulangan
dan PR.
Guru Kelas V (wawancara 3)
Tidak Bermasalah “Kalau pencatatan daftar nilai setiap ada akhir
pelajaran, ulangan dan PR.
Guru PAI (wawancara 4)
Tidak Bermasalah “Mungkin pencatatan daftar nilai setiap ada
ulangan dan PR mas.”
Guru Kelas I (wawancara 6)
Tidak Bermasalah “Itu mas kalau setiap ada ulangan dan ketika saya
memberi PR.”
Guru Kelas IV (wawancara 7)
Tidak Bermasalah Guru PAI mencatat nilai siswa di akhir pelajaran. Observasi 1 Tidak
Bermasalah
Guru mencatat nilai PR Observasi 12 Tidak
Bermasalah Setelah mengoreksi bersama, guru mencatat nilai
siswa.
Observasi 6 Tidak Bermasalah Pencatatan daftar mutasi
siswa
“Kalau daftar mutasi ya langsung saya catat mas” Kepala Sekolah (wawancara 5)
Tidak Bermasalah
58
Pencatatan buku induk dan buku klapper.
“Kalau buku klapper dan induk ya biasanya dicatat tapi waktu pencatatannya tidak pasti, dicatat kalau akan ada supervisi atau penilaian dari dinas, jadi ribet mas, karena tidak ada pegawai TU. Saya dan guru sudah banyak tugas, jadi tidak sempat nyatat buku itu.”
Kepala Sekolah (wawancara 5)
Bermasalah
2. Pembinaan Kedisiplinan Siswa
Informasi Sumber Kesimpulan
Tidak ada guru yang terlambat datang ke sekolah. Observasi 1,3, dan 13 Tidak bermasalah Kepala sekolah datang sebelum pukul 7, tetapi ada guru yang terlambat
datang ke sekolah.
Observasi
2,4,5,6,7,8,9,10,11,dan 12
Bermasalah
“Cara membina kedisiplinan ya diberi keteladanan, misalnya disiplin waktu, dalam pengumpulan tugas, seperti itu. Tetapi kalau secara pribadi masalah waktu saya memang kurang disiplin, karena punya anak kecil. Biasa mas, repot.”
Wawancara 1 (guru kelas III)
Bermasalah
“Cara membina kedisiplinan dengan memberi contoh yang baik, misalnya disiplin waktu, dalam pengumpulan tugas, seperti itu. Kalau secara individu saya jam pagi selalu telat karena anak saya sering rewel.”
Wawancara 2 (guru kelas II)
Bermasalah
“Cara membina kedisiplinan dengan memberi contoh yang baik-baik.” Wawancara 3 (guru kelas V)
Tidak Bermasalah “Cara membina kedisiplinan itu bisa dinasehati, atau ditegur, biasanya
siswa bisa kembali tertib mas.”
Wawancara 4 (guru PAI) Tidak Bermasalah “Ya kalau saya mencontohi yang baik-baik mas, misalnya rapi dalam
berpakaian, berangkat lebih awal, tetapi kadang ada guru yang telpon atau sms kalau datang ke sekolah terlambat mengurusi anaknya yang masih kecil, jadi saya ribet mas ngerjain tugas yang banyak juga harus
Wawancara 5 (kepala sekolah)
59
ganti guru yang terlambat datang ke sekolah itu.”
“Cara membina kedisiplinan ya bisa diberi contoh dari gurunya, misalnya disiplin waktu, tidak terlambat masuk ke kelas, seperti itu. Tapi kalau saya tidak bisa datang tepat waktu karena kalau pagi mengurusi anak saya yang masih kecil”
Wawancara 6 (guru kelas I)
Bermasalah
Guru masuk kelas telat 5-10 menit. Observasi 1,2,3,5,6,7,9 Bermasalah “ya diberi keteladanan, misalnya disiplin waktu, datang tepat waktu,
tapi memang saya akui kalau datang say terlambat karena kalau pagi hari itu urusan rumah tangga ribet. Kemudian kalau sehabis istirahat karena siswa itu biasanya masih makan jajan, jadi saya biasanya tidak tepat waktu.”
Wawancara 7 (guru kelas IV)
Bermasalah
“ehm...pernah lama menunggu” Wawancara 9 (siswa
kelas I)
Bermasalah “pernah, terus teman-teman ramai kalau nggak ada guru” Wawancara 10 (siswa
kelas II)
Bermasalah “pernah mas, saya dan teman-teman biasanya menunggu di depan
kelas.”
Wawancara 12 (siswa kelas IV)
Bermasalah
Setiap hari guru berpakaian rapi. Observasi 1-13 Tidak bermasalah
“ya biasanya diingatkan, tapi juga ada teman yang ngeyel mas” Wawancara 12 (siswa kelas IV)
Bermasalah “Biasanya itu dinasehatin gitu atau ditegur satu samapi dua kali saja
mas sama wali kelas. Tapi masih ada siswa yang ngeyel”
Wawancara 13 (siswa kelas V)
Bermasalah “kalau saat upacara misalnya, itu yang tidak memakai perlengkapan
upacara, akan diberi sanksi untuk mengambil sampah di halaman sekolah mas.”
Wawancara 1 (guru kelas III)
Tidak bermasalah
“siswa yang melanggar disiplin hanya dinasehati 1-2 kali saja” Wawancara 2,3,4,6,7 (guru kelas II, V,PAI,I, IV
Bermasalah
Siswa ditegur tapi juga masih ngeyel. Bermasalah
60
“Ada juga siswa yang datang terlambat mas.” Wawancara 1,3,7 (guru kelas III,IV,V)
Bermasalah Pernah telat masuk kelas mas karena kesiangan, makan jajan Wawancara 9,10,12,13
(siswa kelas I,II,IV,V)
Bermasalah “pernah, saya kalau tidak suka pelajarannya males mas” Wawancara 11 (siswa
kelas III)
Bermasalah
Siswa melaksanakan piket Observasi 7,8,9,10 Tidak bermasalah
“Ya kalo jadwalnya ya melaksanakan piket mas” Wawancara 11,12 (siswa kelas III,IV)
Tidak bermasalah “Anak- anak melaksanakan piket setiap hari” Wawancara 1,7 (guru
kelas III,IV)
Tidak bermasalah Siswa tidak melaksanakan piket Observasi 1,2,3,5,6,12,13 Bermasalah “Ada temen-temen itu yang tidak melaksanakan piket” Wawancara 9,10,13
(siswa kelas I,II,V)
Bermasalah
“Pasti ada mas, namanya juga anak-anak” Wawancara 2,3,6 (guru
kelas I,II,V)
Bermasalah Tidak semua siswa memakai perlengkapan saat mengikuti upacara Observasi 1,6,12 Bermasalah “Siswa banyak alasan mas, ada yang lupa, ketinggalan, dll” Wawancara 1,2,3,6,7
(guru kelas)
Bermasalah “Pernah mas tidak memakai perlengkapan, apa lagi teman-temanku” Wawancara 11,12,13
(siswa kelas III,IV,V)
Bermasalah Beberapa siswa tidak mengumpulkan dengan tepat waktu karena
berbagai alasan
Observasi 1,2,3,5,6,7,9,12
Bermasalah “Anak-anak sering mas tidak mengumpulkan dengan tepat waktu” Wawancara 1,2,6,7 (guru
kelas III,II,I,IV)
Bermasalah
“Pernah mas” Wawancara 9,10,11,12
(siswa kelas I,II,III,IV)
Bermasalah “Kalau saya selalu tepat mask arena takut diberi hukuman” Wawancara 13 (siswa
kelas V)
Tidak Bermasalah
61
1,2,3,5,6,10,11,12
Siswa mendengarkan dengan seksama. Observasi 7,8,9 Tidak Bermasalah
“Sulit mas, pasti ada siswa yang ngeyel dan ramai.” Wawancara 2,3,4,6,7 (guru kelas II,V,PAI, I,IV)
Bermasalah
“Teman-teman itu lho mas, banyak yang ramai.” Wawancara 9,10,12,13 (siswa kelas I,II,IV,V)
Bermasalah
3. Layanan Perpustakaan
Informasi Sumber Kesimpulan
Tidak ada pembelajaran di perpustakaan. Observasi 1-13 Bermasalah
“Perpustakaannya jarang sekali buka mas, jadi jarang dipakai.” Wawancara 1 (guru kelas III) Bermasalah “Ruangannya aja sempit mas, tidak muat untuk siswa satu kelas.” Wawancara 2 (guru kelas II) Bermasalah “Tapi kalau di perpustakaan sini jarang sekali dipakai untuk
pembelajaran.”
Wawancara 3 (guru kelas V) Bermasalah
“Kalau perpus itu biasanya untuk pengambilan buku paket, hanya itu.” Wawancara 4 (guru PAI) Bermasalah “Sebenararnya sangat membantu, tapi saya belum pernah memakai
karena tidak terawat”
Wawancara 6 (guru kelas I) Bermasalah
“Seharusnya ya membantu, kan pembelajaran yang baik itu tidak hanya di kelas, tetapi saya juga belum pernah sama sekali mengajak siswa belajar di perpustakaan.”
62
”gag pernah tahu perpus” Wawancara 9 (siswa kelas I) Bermasalah
”tidak pernah” Wawancara 10 (siswa kelas II) Bermasalah
“nggak pernah sama sekali” Wawancara 11 (siswa kelas III) Bermasalah
Guru menggunakan fasilitas berupa buku paket. Observasi 1-13 (kecuali observasi 5)
Tidak bermasalah
“Kalau selain buku paket, saya tidak pernah menggunakan fasilitas yang lainnya.”
Wawancara 1,2,3,4,6,7 (guru kelas III,II,V,PAI,I,IV)
Bermasalah
“Di perpus saja tidak pernah mas, ya tidak menggunakan fasilitasnya.” Wawancara 11,12,13 (siswa kelas III,IV,V)
Bermasalah
Di ruang perpus menyediakan buku semua mata pelajaran dan digunakan untuk pembelajaran di kelas.
Observasi 1-13 (kecuali observasi 5)
Tidak bermasalah
“Kalau buku paket lengkap mas, nanti dipinjamkan ke siswa.” Wawancara 1,2,3,4,6,7 (guru kelas III,II,PAI,V,I,IV)
Tidak bermasalah
“Biasanya ketua kelas disuruh mengambil di ruang perpus kalau masuk pertama dipinjami buku paket.”
Wawancara 11,12,13 (siswa kelas III,IV,V)
Tidak bermasalah
Tidak ada tenaga perpustakaan yang ada dalam ruang perpus. Observasi 1-13 Bermasalah “Waduh mas kalau layanan perpustakaan disini tidak berjalan dengan
baik, karena tidak ada penjaga khusus.”
Wawancara 6 (kepala sekolah) Bermasalah
63
“Ooo kalau penjaga perpus tidak ada mas.” Wawancara 2 (guru kelas II) Bermasalah
“Belum ada penjaganya.” Wawancara 3 (guru kelas V) Bermasalah
”gag ada mas ” Wawancara 9,10,11,12,13 (siswa
1-5)
Bermasalah
“Buku paket mata pelajaran yang terlihat baik, sedangkan untuk buku yang lain tidak terawat.”
Observasi 1-13 kecuali observasi 5 Bermasalah
“Ada buku selain buku paket, misal buku cerita,tapi tidak terawat mas. Selain itu juga ada alat peraga tapi tidak digunakan.”
Wawancara 1,2,3,4,6,7 (guru kelas III,II,PAI,V,I,IV)
Bermasalah
Ruangan tidak terawat, kotor, banyak debu. Observasi 1-13 kecuali observasi 5 Bermasalah “Perpustakaan tidak ada yang mengelola mas, ya seperti itu
keadaannya.”
Wawancara 5 (kepala sekolah) Bermasalah
64 Lampiran 2. Display Permasalahan Pencatatan
dan Pelaporan Kesiswaan
Buku Induk Buku Presensi Sekolah tidak mempunyai pegawai administrasi Tidak semua guru melakukan presensi siswa
Kolom‐kolom data siswa dalam buku induk tidak diisi:
• Keterangan siswa • Keterangan orang tua
• Keterangan perkembangan siswa • Keterangan meninggalkan sekolah • Foto Lupa Ada surat ijin atau pemberit ahuan
Masuk kelas guru langsung: • Mengajar • Memberikan materi • Membahas PR • Memberikan soal
65 Permasalahan Pembinaan Kedisiplinan Siswa Guru kurang memberikan keteladanan waktu Terlambat datang ke sekolah dan masuk kelas Guru kurang memberikan hukuman yang mendidik bagi siswa yang melanggar peraturan Mengurusi keluarga
dan anak yang kecil
Guru tidak memberi sanksi siswa yang terlambat masuk kelas
Guru menegur siswa yang tidak memakai
perlengkapan
upacara seperti topi dan dasi.
Ditanya alasan
keterlambatan
Guru kurang menasehati siswa yang tidak piket
Guru kurang perhatian terhadap siswa yang tidak
mengumpulkan tugas
Guru kurang menegur
siswa yang ramai di kelas saat pelajaran Siswa hanya disuruh berbaris dibarisan paling belakang Sesekali siswa dinasehati Hanya sesekali mengingatkan
siswa yang ramai Ditanya alasan tidak
66 Permasalahan Perpustakaan Layanan Koleksi Kondisi Tidak ada pustakawan Standar koleksi tidak lengkap Ruangan tidak nyaman Buku tidak tertata
• Menyatu dengan kantin
• Atap dan rak buku kotor
• Buku tersebar di meja dan lantai
• Buku baru dan lama
tercampur dengan alat peraga dalam rak. Buku teks
Siswa tidak pernah meminjam buku
Buku referensi Terbitan berkala
Buku paket dan buku cerita
Surat kabar Kamus, Peta
67 Lampiran 3. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN 1 Hari, Tanggal : Senin 28 April 2014
Tempat : Kelas 1 dan lingkungan sekolah Waktu : 06.30-10.00
Pelajaran : Matematika, SBK, PAI HASIL
¾ Dalam anggota regu piket, ada siswa yang tidak melakukan piket. ¾ Kelas terlihat agak kotor.
¾ Guru masuk ke kelas terlambat.
¾ Tidak ada hukuman bagi siswa yang melanggar kedisiplinan. ¾ Dalam mengajar, guru tidak melakukan presensi siswa.
¾ Siswa yang ramai, keluar kelas, dan berlari terkadang dibiarkan oleh guru. ¾ Guru tidak membimbing siswa yang hanya diam.
¾ Siswa terkadang bertanya tentang materi yang dijelaskan guru.
¾ Guru memberi kesempatan untuk bertanya pada siswa jika kurang memahami materi.
¾ Siswa berkeliaran dalam kelas saat pelajaran SBK, meminjam alat tulis temannya
¾ Guru hanya menegur satu sampai dua kali saja, padahal kelas masih sangat ramai.
¾ Guru PAI mencatat nilai di akhir pelajaran.
¾ Sebagian siswa tidak menghafalkan doa sehari- hari yang disuruh guru agama minggu sebelumnya.
¾ Peneliti melakukan wawancara kepada orang tua. ¾ Tidak ada pembelajaran di perpustakaan
CATATAN LAPANGAN 2 Hari, Tanggal : Selasa 29 April 2014
Tempat : Kelas 1 dan Lingkungan Sekolah Waktu : 06.50-10.00
Pelajaran : Penjas, B.Indonesia, SBK
HASIL
¾ Siswa melaksanakan pembelajaran Olah Raga di lapangan halaman sekolah. ¾ Tidak ada presensi siswa.
¾ Ada siswa yang tidak memakai seragam olahraga.
¾ Ada siswa yang tidak mengikuti perintah dari guru olahraga. ¾ Sebagian besar mengikuti pelajaran olahraga dengan ceria.
68
¾ Guru kelas memulai pembelajaran B. Indonesia dengan melaksanakan presensi dan mengecek kesiapan anak. Guru berpesan agar anak selalu menjaga kesehatan.
¾ Siswa tidak fokus dalam pelajaran karena capek, misalnya saat guru memanggil siswa untuk maju ke depan kelas mengerjakan soal, mereka tidak mendengarnya, sampai diulang beberapa kali.
¾ Setelah pelajaran bahasa Indonesia, siswa menggambar dan mewarnai. Siswa lari dan berkeliling kelas untuk meminjam pewarna milik temannya. ¾ Siswa tidak duduk pada tempat duduk, ada yang lesehan di lantai.
¾ Guru kesulitan untuk mengawasi siswa yang lari kesana-kemari. ¾ Guru menegur siswa hanya sesekali saja dengan halus.
¾ Guru memotivasi anak untuk rajin belajar agar mendapat nilai yang bagus dan neik ke kelas 2.
¾ Tidak ada pembelajaran di perpustakaan
CATATAN LAPANGAN 3 Hari, Tanggal : Rabu 30 April 2014
Tempat : Kelas 1 dan Lingkungan sekolah Waktu : 06.45-10.00
Pelajaran : Matematika, IPA, B. Jawa
HASIL
¾ Guru telat 10 menit masuk kelas.
¾ Siswa saling melempar kertas di dalam kelas sebelum guru masuk ke kelas. ¾ Kelas kotor, tidak semua anggota regu piket melakukan piket.
¾ Guru tidak mempresensi siswa
¾ Ada siswa yang tidak mengerjakan PR matematika
¾ Ada siswa yang ditunggui ibunya, kemudia siswa itu menangis saat ditinggal ibunya.
¾ Ada sebagian siswa yang bernyanyi sendiri sambil mengetuk meja saat pembelajaran dan guru membiarkannya.
¾ Setelah istirahat, guru telat 5 menit masuk kelas.
¾ Siswa mengikuti pelajaran Bahasa Jawa dengan kurang tertib.
¾ Beberapa siswa terkadang menanyakan kapan pulang sekolah kepada guru saat pembelajaran.
¾ Ada siswa yang mengantuk
¾ Guru menasehati siswa yang ramai, kemudian tenang sebentar dan ramai lagi.
¾ Saat pelajaran di kelas siswa ramai, lari, berbicara dengan teman. ¾ Saat istirahat peneliti melkukan wawancara dengan siswa
69
CATATAN LAPANGAN 4 Hari, Tanggal : Jum’at 2 Mei 2014
Tempat : Kelas II dan Lingkungan sekolah Waktu : 06.45-08.00
Pelajaran : Upacara HASIL
¾ Pukul 07.00 siswa melaksanakan upacara hardiknas
¾ Siswa kurang tertib karena ada yang tidak memakai perlengkapan upacara seperti topi dan dasi.
¾ Ada guru yang datang ke sekolah terlambat, hal tersebut tidak memberikan contoh disiplin kepada siswa.
¾ Ada siswa yang datang ke sekolah terlambat dan langsung mengikuti barisan dalam upacara.
¾ Siswa pulang setelah upacara karena guru mengikuti upacara di kecamatan.
CATATAN LAPANGAN 5 Hari, Tanggal : Sabtu, 3 Mei 2014
Tempat : Kelas II dan Lingkungan sekolah Waktu : 06.40-10.00
Pelajaran : Penjas, SBK, Membatik HASIL
¾ Siswa mempersiapakan perlengkapan olahraga. ¾ Guru datang terlambat dan siswa menunggu guru. ¾ Guru tidak mempresensi siswa.
¾ Ada siswa yang tidak memakai seragam olahraga dengan berbagai alasan (lupa dan basah)
¾ Siswa mengikuti pelajaran penjas di halaman sekolah dengan senang. ¾ Ada siswa yang tidak mengikuti instruksi guru penjas
¾ Setelah istirahat, guru masuk kelas terlambat 5 menit. ¾ Sebelum guru masuk kelas, siswa ramai sendiri
¾ Saat pelajaran SBK siswa gaduh sendiri, ada siswa yang tidak membawa peralatan menggambar.
¾ Siswa memukul meja dan bernyanyi, suasana kelas menjadi gaduh.