• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Gujarati (2007:89-94), untuk mendektesi keberadaan heteroskedastisitas digunakan metode grafik scatter plot, uji Park, uji Glejser, uji White, dimana apabila nilai probabilitas (p-value) observasi R2 lebih besar dibandingkan tingkat resiko kesalahan yang diambil (digunakan α = 5%), maka residual digolongkan homoskedastisitas.

51 d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variable itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu dan individunya. Pada umumya autokorelasi lebih sering terjadi pada data time series (Nachrowi dan Usman, 2008)

Menurut Winarno (2011), autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbuh pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya.

Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel, maka uji autokorelasi sudah tidak perlu du uji kembali. Karena data panel sifatnya lebih kepada cross section maka bisa dikatakan tidak ada autokorelasi.

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksudnya dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan antara lain:

52

a. Uji Signifikansi Individual (uji t)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t table dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Ho : βi = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing -masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

2. Ho : βi > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

3. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan criteria penilaian sebagai berikut:

a. Jika t hitung > t table maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing – masing variable independen terhadap variable dependen secara parsial (individu).

b. Jika t hitung < t table maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing – masing variabel independen terhadap variable dependen secara parsial (individu).

53

b. Uji Signifikansi simultan (uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variable dependen. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Ho : βi = 0 berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama).

2. Ho : βi > 0, berarti ada hubungan yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama).

3. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a) Jika F hitung > F table maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada variable independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.

b) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti ada variable independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.

54

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Untuk mengetahui penaksiran parameter dan standard error bahwa model regresi estimasi cukup baik atau tidak perlu dilakukan cara untuk mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi dengan data. Ukuran yang biasa yang digunakan untuk keperluan ini adalah Goodness of Fit (R2) . ukuran ini mencerminkan seberapa besar variasi dari (regressand) (Y) dapat diterangkan oleh regressor (X). Bila R2 =0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y, 100% dapat diterangkan oleh X. dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada pada garis regresi. Dengan demikian, ukuran goodness of fit dari suatu model ditentukan oleh R2 yang nilainya antara nol dan satu.

6. Model Regresi Data Panel

Model persamaan dasar data panel yaitu:

Yit = β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + µit……….

Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

NP = β0 + β1IOS + β2SM + β3GROWTH + β4ROA +ε… Dimana:

NP : Nilai Perusahaan

55

β1,β2,β3,β4 : Koefisien Variabel Independen

IOS : Investment Opportunity Set

SM : Struktur Modal

GROWTH : Pertumbuhan Perusahaan ROA : Return On Asset

ε : Koefisien Eror

Setelah model penelitian di estimasi maka akan diperoleh nilai dan besaran dari masing – masing parameter dalam model persamaan diatas. Nilai dari parameter positif atau negatif selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, serta Return on Asset.

a. Investment Opportunity Set (IOS) (X1)

Menurut Sri Hasnawati (2005) dalam penelitiaanya menyebutkan investment opportunity dapat diukur melalui :

1. Total Assets Growth

2. Market to book value of total equity 3. Earning to price ratio

4. Ratio capital expenditure to BVA 5. Current assets to total assets

56

Dari kelima pengkuran diatas, pengukuran menggunakan market to book value of equity memiliki pengaruh yang besar terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu dalam penelitian ini mengambil market to book value of equity digunakan sebagai proksi dari investment opportunity. Penggunaan rasio ini didasari atas pemikiran MVE BVE yang mencerminkan pasar menilai return investasi dimasa depan akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. Dalam penelitian Astriani (2014), secara matematis variabel market to book value of equity diformulasikan sebagai berikut :

b. Struktur Modal (X2)

Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER) adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan pada seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2012 – 2014. Satuan pengukuran DER adalah dalam persentase.

MBVE =

(�umlah Saham Beredar ��� � � ���)

� �� Equity

Total Debt Total Equity DER =

57 c. Pertumbuhan Perusahaan (X3)

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total aktiva. Pertumbuhan aktiva adalah selisih total aktiva yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya pada pada seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2012 – 2014. Satuan pengukuran perubahan total aktiva dalam persentase.

Perubahan total aktiva =

d. Return On Asset (ROA) (X4)

Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan adalah Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efiktivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA atau ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara net income after tax (NIAT) terhadap total asset.

Total aktiva t - Total aktiva t-1 Total aktiva t-1

Laba bersih setelah pajak Total Asset ROA =

58 2. Variabel Dependen

Variabel Dependen, yaitu Variabel yang dipengaruhi atau tertanggung oleh variabel lain. Variabel Dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan (Tobins Q). Tobins Q adalah perbandingan antara market value of equity ditambah debt dengan book market value ditambah dengan hutang (debt). Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rasio

Tobin’s Q. Rasio-q (Q) merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya (Herawaty, 2008). Rasio ini merupakan konsep yang berharga yang menunjukan estimasi pasar keuntungan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Rasio ini diukur melalui rumus:

Keterangan:

Tobins Q = Nilai perusahaan

MVE = Nilai Ekuitas Pasar (Equity Market Value) D = Nilai buku dari total hutang

BVE = Nilai buku dari equitas (Equity Book Value) MVE diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada

Tobins Q = MVE + D BVE +D

59

akhir tahun sedangkan BVE diperoleh dari hasil selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya (Herawaty, 2008).

Jika Q > 1 maka investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Namun jika Q < 1 maka investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawaty, 2008).

Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Investment Opportunity Set (IOS) (Astriani,

2013)

MBVE = (Jumlah saham beredar x closing price)

Total Equity Rasio

Struktur Modal (Hermuningsih,

2013)

DER = Total Debt Total Equity Rasio Pertumbuhan Perusahaan (Puspita dan Khaliq, 2011)

Perubahan total aktiva = Total Aktiva t – Total Aktiva t-1

Total Aktiva t-1 Rasio

Return On Asset (ROA) (Haryati dan Ayem, 2014)

ROA = Laba bersih setelah pajak Total aktiva

Rasio

60

Variabel Indikator Skala

Nilai Perusahaan (Hermuningsih, 2013) Tobin’s Q = MVE + D BVE + D Rasio

61 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Kriteria-kriteria perusahaan yang djadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1 dibawah ini

Tabel 4.1

Rincian Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2012 sampai

dengan 2014 518

2 Perusahaan tersebut memiliki data lengkap terkait dengan variabel

yang diteliti 384

3 Perusahaan yang mengalami kerugian tahun 2009 sampai dengan

tahun 2011 (167)

4 Perusahaan menyajikan laporan keuangan selain dalam bentuk

rupiah. (98)

5 Perusahaan yang memenuhi kriteria. 119

6 Total sampel penelitian selama 3 periode 357

Sumber: Data sekuder yang diolah

Dari kriteria-kriteria perusahaan tersebut yang dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 119 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan 3 tahun, sehingga diperoleh data observasi sebanyak 357. Adapun perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut:

62

Tabel 4.2 Daftar Perusahaan

No. NAMA PERUSAHAAN No. NAMA PERUSAHAAN

1

PT Mahaka Media Tbk 61

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonsia Tbk 2 PT Ace Hardware Indonesa Tbk 62 PT Lautan Luas Tbk

3 PT Akasha Wira International 63 PT Mas Murni Indonesia Tbk 4 PT Argha Karya Prima Industry Tbk 64 PT Mitra Adiperkasa Tbk 5 PT. AKR Corporindo Tbk 65 PT Martina Berto Tbk 6 PT Alkindo Naratama Tbk 66 PT Modernland Realty Tbk 7 PT Alumindo Light Metal Industry

Tbk 67 PT Modern Internasional Tbk

8 PT Asahimas Flat Glass Tbk 68 PT Nusantara Infrastructure Tbk 9

PT Asiaplast Industries Tbk 69

PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk

10 PT Ratu Prabu Energi Tbk 70 PT Multi Indocitra Tbk] 11 PT Astra Graphia Tbk 71 PT Mitra Investindo Tbk 12 PT Astra International Tbk 72 PT Multipolar Tbk

13 PT Atstra Otoparts Tbk 73 PT Media Nusantara Citra Tbk 14 PT Bayu Buana Tbk 74 PT Matahari Putra Prima Tbk 15 PT Bumi Citra Permai Tbk 75 PT Metrodata Electronics Tbk 16 PT MNC Investama Tbk 76 PT Hanson International Tbk 17 PT Bisi Internatiomal Tbk 77 PT Panorama Sentrawisata Tbk 18

PT Sentul Ciyt Tbk 78

PT Dsestinasi Tirta Nusantara Tbk

19 PT Global Mediacom Tbk 79 PT Pelang Indan Canindo Tbk 20

PT Budi Starch & Sweetner Tbk 80

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk

21 PT Bukit Uluwatu Villa Tbk 81 PT Plaza Indonesia Realty Tbk 22 PT Cardig Aero Service Tbk 82 PT Pudjiadi and Sons Tbk 23

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 83

PT Prima Alloy Steel Universal Tbk

24 PT Catur Sentosa Adiprana Tbk 84 PT Pudjiadi Prestige Tbk 25 PT Ciputra Property Tbk 85 PT Pakuwon Jati Tbk 26 PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk 86 PT Pyridam Farma Tbk 27

PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 87

Pt Ramayana Lestari Sentosa Tbk

28 PT Dharma Samudera Fishing

Industries Tbk 88 PT Supra Boga Lestari

29 PT Daya-Varia Laboratoria Tbk 89 PT Ricky Putra Globalindo Tbk 30

PT Ekadharma International Tbk 90

PT Nippon Indosari Corporindo Tbk

63

Tabel 4.2 (lanjutan)

No. NAMA PERUSAHAAN No. NAMA PERUSAHAAN

31 PT Elang Mahkota Energi Tbk 91 PT Sidomulyo Selaras Tbk 32

PT Envesal Putera Megatrading Tbk 92

PT Millenium Pharmacon International Tbk

34

PT Fortune Indonesia Tbk 94

PT Hotel Sahid International Tbk

35 PT Gema Graharsana Tbk 95 PT Salim Ivomas Pratama Tbk 36 PT Gudang Garam Tbk 96 PT Sierad Produce Tbk

37 PT Gajah Tunggal Tbk 97 PT Sekar Bumi Tbk 38 PT Global Teleshop Tbk 98 PT Sekar Alut Tbk

39 PT Golden Retailindo Tbk 99 PT Holcim Indonesia Tbk 40 PT Perdana Gapuraprima Tbk 100 PT Summarecon Agung Tbk 41 PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk 101 PT Selamat Sempurna Tbk

42

PT Champion Pacific Indonesia Tbk 102

PT Sona Topas Tourism Industry Tbk

43 PT Intan Wijaya Internasional Tbk 103 PT Indo Acidatama Tbk

44 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 104 PT Surya Semesta Internusa Tbk 45 PT Indospring Tbk 105 PT Star Petrochem Tbk

46 PT Indonesian Paradise Property Tbk 106 PT Siantar Top Tbk 47

PT Jaya Agra Wattie Tbk 107

PT Express Transindo Utama Tbk

48 PT Jaya Konstruksi Manggala Tbk 108 PT Tunas Baru Lampung Tbk 49

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 109

PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk

50 PT Jasuido Tiga Perkasa Tbk 110 PT Tempo Inti Media Tbk 51 PT Kimia Farma (persero) Tbk 111 PT Surya Toto Indonesia Tbk 52 PT KMI and Cable Tbk 112 PT Trikomsel Oke Tbk 53 PT Kabelindo Murni Tbk 113 PT Trisula International Tbk 54 PT First Media Tbk 114 PT Tempo ScanPacific Tbk 55 PT Kedaung Indah Can Tbk 115 PT Tunas Ridean Tbk 56 PT MNC Land Tbk 116 Pt Visi Media Asia Tbk 57 PT Lami Citra Nusantara Tbk 117 PT Wahana Pronatural Tbk 58 PT Lippo Cikarang Tbk 118 PT Panorama Transportasi Tbk 59 PT Lippo Karawaci Tbk 119 PT Wismilak Inti Makmur Tbk

60 PT Star Pacific

64 B. Analisis Hasil dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan pengaruh variabel Investment Opportunity Set, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return On Asset terhadap Nilai Perusahaan, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif Seluruh Sampel

NP IOS SM GROWTH ROA

Mean 0.982483 0.930737 1.199273 0.261776 0.074988 Median 0.752495 0.337434 0.839468 0.152925 0.059709 Maximum 5.264133 7.933378 39.78961 10.00468 1.101156 Minimum 0.054975 0.0000216 0.041005 -0.872268 0.0000459 Std. Dev. 0.754828 1.384314 2.401783 0.713971 0.089337 Sumber: data sekunder yang diolah

Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan market book value equity (MBVE). Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa variabel independen Investment Opportunity Set (IOS) memiliki nilai minimum 0.0000216 yang diperoleh dari PT. Sierad Produce Tbk pada tahun 2013, sedangkan untuk nilai maksimumnya yang sebesar 7.9333780 diperoleh

65

dari PT. Surya Toto Indonesia Tbk pada tahun 2012. Dalam tabel 4.3 juga dapat dilihat nilai rata-rata Investment Opportunity Set (IOS) sebesar 0.930737 hal ini menujukkan bahwa investment opportunity set (IOS) di dalam perusahaan mencapai 93.07% dengan standar deviasinya sebesar 1.384314.

Variabel independen Struktur Modal memiliki nilai minimum sebesar 0.041005 yang diperoleh dari PT Star Pacific Tbk pada tahun 2014, sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar 39,78961 yang diperoleh dari PT Wahana Phonix Mandiri Tbk. Nilai rata-rata dari struktur modal adalah sebesar 1,199273, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tingkat hutang pada seluruh perusahaan sebesar 119.92% dengan standar deviasinya sebesar 2.01783.

Variabel independen Pertumbuhan Perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -0.872268 yang diperoleh dari PT Nusantara Infrastructure Tbk pada tahun 2013, sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar 10.00468 yang diperoleh dari PT Nusantara Infrastucture Tbk pada tahun 2014. Nilai rata-rata dari Pertumbuhan Perusahaan adalah sebesar 0.261776, hal ini menujukkan bahwa pertumbuhan perusahaan pada seluruh perusahaan sebesar 26.17% dengan standar deivasi sebesar 2.401783.

Variabel independen Return On Asset (ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0.0000459 yang diperoleh dari PT Hanson International Tbk pada tahun 2013, sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah

66

sebesar 1.101156 yang diperoleh dari PT Indo Acidatama Tbk. Nilai rata-rata dari Return On Asset (ROA) adalah sebesar 0.074988, hal ini menujukkan bahwa kemampuan perusahaan yang menghasilkan laba dengan menggunakan total asset sebesar 7.49% dengan standar deviasinya sebesar 0.089337.

Variabel dependen nilai perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0.054975 yang diperoleh dari PT Star Pacific Tbk pada tahun 2012, sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar 5.264133 yang diperoleh dari PT Selamat Sempurna Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata dari nilai perusahaan adalah sebesar 0.982483, hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan sebesar 98.24% dengan standar deviasinya sebesar 0.754828.

2. Pemilihan Model Terbaik

a. Uji Chow

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka digunakan uji Restricted dengan cara melihat nilai (P-Value) F-Statistik lebih kecil dari tingkat signifikan α = 5%, terlebih dahulu dibuat hipotesisnya. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model Pooled Least Square (PLS) H1 : Model Fixed Effect (FEM)

Dari hasil berdasarkan metode Fixed Effect Model (FEM) dan Pooled Least Square (PLS) diperoleh nilai probababilitas F-Statistik yakni sebagai berikut:

67

Table 4.4 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1.023836 (118,234) 0.4345 Cross-section Chi-square 148.608014 118 0.0297

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.4 diatas diperoleh F-Statistik adalah 1.0123836 dan nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0.4354 yang berarti bahwa nilai probabilitas F-Statistik lebih besar dari tingkat signifikansi α 5% (0.4345 > 0.05). Maka H0 diterima, sehingga model panel yang digunakan adalah Pooled Least Square (PLS). b. Uji Hausman

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka digunakan uji hausman. Pengujian ini untuk menentukan model paling tepat digunakan antara Fixed Effet Model (FEM) dengan Random Effect Model (REM). Uji hausman memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-Square Statistic dan nilai α 5% sehingga keputusan pemilihan model dapat ditentukan dengan tepat. Sebelum membandingkan Chi-Square Statistic dan terlebih dahulu dibuat hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect H1 : Model Fixed Effect

68

Hasil pengolahan dengan uji hausman dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 18.088181 4 0.0012

Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji hausman pada tabel 4.5 diatas, didapatkan Chi-Square statistic sebesar 18.088181 dengan nilai probabilitas 0.0012. Dikarenakan nilai Chi-Square statistic lebih kecil dari nilai α 5% (0.0012 < 0.005) maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa model yang dapat digunakan untuk model penelitian adalah Fixed Effect Model.

c. Uji Lagrangge Multiplier

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka digunakan uji lagrangge multiplier, pengujian ini untuk menentukan model yang paling tepat digunakan antara Pooled Least Square (PLS) dengan Random Effect Model (REM). Uji lagrangge multiplier memberikan penilain dengan menggunakan nilai breusch-pagan lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5%. Sebelum membandingkan nilai breusch-pagan dan tingkat

69

signifikansi a 5%, terlebih dahulu dibuat hipotesisnya. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model Pooled Least Square H1 : Model Random Effect

Hasil dari pengolahan dengan uji lagrange multiplier dapat dilitah pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Lagrangge Multiplier

Berdasarkan hasil lagrangge multiplier pada tabel 4.6 di atas, nilai breusch-pagan sebesar 0.5645, yang berarti bahwa nilai breusch-pagan lebih besardari tingkat signifikansi α 5% (0.5645 > 0.05). maka H0 di terima, shingga model panel yang digunakan adalah Pooled Least Square.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah dalam model regresi variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided (all others) alternatives

Test Hypothesis

Cross-section Time Both Breusch-Pagan 0.331928 74.77732 75.10924

(0.5645) (0.0000) (0.0000) Sumber: data diolah

70

dapat diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera dengan nilai Chi-tabel, maka data dalam penelitian berdistribusi normal (Winarno, 2011:5). Sebenarnya normalitas data dapat dilihat dari gambar histogram, namnun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah bila melihat koefisien Jarue-Bera dan probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat saling mendukung. Apabila nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 %, maka data terdistribusi normal (Winarno, 2011:5). Adapun uji normalitas dapat dilihat pada grafik 4.1 sebagai berikut:

Grafik 4.1 Uji Normalitas

Sumber: data diolah

Dilihat pada grafik 4.1 diperoleh nilai Jarque-Bera hitung sebesar 5. 375242 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,068658, karena nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi α =

0 10 20 30 40 50 60 70 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Series: Standardized Residuals Sample 2012 2014 Observations 357 Mean -2.03e-16 Median -0.007771 Maximum 0.597132 Minimum -0.502896 Std. Dev. 0.200024 Skewness 0.264392 Kurtosis 3.283792 Jarque-Bera 5.357242 Probability 0.068658

71

5% (0.068658 > 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variable indpenden. Untuk meilihat ada atau tidak adanya multikolonieritas nilai correlation matrix dari semua variable inpenden harus kurang dari 0.8. Berikut ini uji multikolinieritas dengan menggunakan correlation matrix:

Tabel 4.7 Correlation Matrix

IOS SM GROWTH ROA

IOS 1.000000 -0.015299 -0.070112 0.098061 SM -0.015299 1.000000 0.285933 -0.083930 GROWTH -0.070112 0.285933 1.000000 -0.002018 ROA 0.098061 -0.083930 -0.002018 1.000000 Sumber: data diolah

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa tidak ada masalah multikolinieritas. hal ini dikarenakan nilai korelasi matriks (correlation matrix) dari semua variable independen adalah kurang dari 0.8.

Multikolinieritas biasanya terjadi pada estimasi yang menggunakan data runtut waktu. Dengan mengkombinasikan data time series dengan data cross-section mengakibatkan masalah multikolinieritas secara teknis dapat dikurangi. Penelitian ini menggunakan data panel, yang mana secara teknis sudah dikatakan masalah multikolinieritas adalah sudah tidak ada.

72 c. Uji Heterkoskedastisitas

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam penelitian salah satunya adalah menggunakan menggunakan cara dalam prosedur statistic dengan uji park. Uji park menggunakan ln(residu2) sebagai variable dependen. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan uji park:

Tabel 4.8 Hasil Uji Park

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.948027 0.165205 5.738483 0.0000 IOS -0.030283 0.076796 -0.394323 0.6936 SM -0.038648 0.046030 -0.839627 0.4017 GROWTH -0.106081 0.154676 -0.685829 0.4933 ROA 0.004796 1.191571 0.004025 0.9968 Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dari hasil tersebut dapat dilihat nilai probababilitas dari masing-masing variable independen lebih besar dari α = 5%. Hal ini mengindikasi bahwa data penelitian ini

Dokumen terkait