• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hal-hal yang dianggap penting dirangkumkan sebagai kesimpulan di dalam penulisan tugas akhir ini.

BAB II

MOTOR ARUS SEARAH

II.1. Umum(7,8).

Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari

motor.

Ditinjau dari segi sumber arus penguat magnetnya, motor arus searah

dapat dibedakan atas :

1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor

dan medan stator diperoleh dari luar motor.

2. Motor arus searah penguatan sendiri, bila arus penguat magnet berasal

dari motor itu sendiri.

Motor arus searah dapat diklasifikasi sebagai berikut :

1. Motor arus searah penguatan shunt

2. Motor arus searah penguatan seri.

3. Motor arus searah kompon panjang.

• Motor arus searah kompon panjang kumulatif.

• Motor arus searah kompon panjang differensial. 4. Motor arus searah kompon pendek

• Motor arus searah kompon pendek kumulatif.

II.2. Kontruksi Motor Arus Searah(7,8).

Secara umum motor arus searah memiliki konstruksi yang sama, terbagi

atas dua bagian yaitu bagian yang diam disebut stator dan bagian yang

bergerak/berputar disebut rotor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

2.1.

Gambar 2.1. Konstruksi Motor Arus Searah.

Dari Gambar 2.1 dapat dilihat konstruksi dari motor arus searah.

Keterangan Gambar 2.1. sebagai berikut :

1. Badan motor ( rangka ).

Rangka ( frame atau yoke ) mesin arus searah seperti juga mesin-mesin listrik

lainnya secara umum memiliki dua fungsi, yaitu :

1. Merupakan sarana pendukung mekanik untuk mesin secara keseluruhan.

2. Untuk membawa fluks magnetik yang dihasilkan oleh kutub-kutub mesin.

Untuk mesin kecil, dipertimbangan harga lebih dominan daripada beratnya,

biasanya rangkanya terbuat dari besi tuang ( cast iron ), tetapi untuk mesin-mesin

besar umumnya terbuat dari baja tuang ( cast steel ) atau lembaran baja ( rolled

selain itu rangka ini juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi disamping kuat

secara mekanik .

Biasanya pada motor terdapat papan nama ( name plate ) yang bertuliskan

spesifikasi umum atau data-data teknik dari mesin, juga terdapat kotak ujung yang

merupakan tempat-tempat ujung-ujung belitan penguat medan dan lilitan jangkar.

2. Kutub

Medan penguat atau magnet medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub

( Gambar 2.2 ).

Gambar 2.2 Konstruksi kutub dan penempatannya.

Adapun fungsi dari sepatu kutub adalah :

1. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang lebar

maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.

2. Sebagai pendukung secara mekanik untuk kumparan penguat atau kumparan

medan.

Inti kutub terbuat lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu kutub

dilaminasi dan dibaut atau dikeling ( rivet ) ke rangka mesin. Sebagaimana

diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus searah dihasilkan

Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga ( berbentuk

bulat atau strip/persegi ) yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran tertentu.

Kumparan penguat medan berfungsi untuk mengalirkan arus listrik untuk

terjadinya proses elektromagnetik.

3. Inti jangkar.

Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk

silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan

kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl induksi. Inti jangkar yang terbuat

dari bahan ferromanetik, dengan maksud agar komponen-komponen ( lilitan

jangkar ) terletak dalam daerah yang induksi magnetnya besar, supaya ggl induksi

dapat bertambah besar. Seperti halnya inti kutub magnet maka jangkar dibuat dari

bahan-bahan berlapis-lapis tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena

adanya arus linier ( Gambar 2.3 ).

Gambar 2.3. Inti jangkar yang terlapis-lapis.

Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silikon. Pada

4. Kumparan jangkar

Kumparan jangkar pada motor arus searah berfungsi tempat terbentuknya ggl

induksi.

kumparan jangkar terdiri dari :

1. Kumparan gelung

Gambar 2.4a. Kumparan gelombang

2. Kumparan gelombang.

5. Kumparan medan

Fungsi kumparan medan ini adalah untuk membangkitkan fluksi yang

akan dipotong oleh konduktor jangkar.

6. Komutator

Fungsi komutator untuk fasilitas penghubung arus dari konduktor jangkar ,

sebagai penyearah mekanik, yang bersama-sama dengan sikat membuat sesuatu

kerjasama yang disebut komutasi. Agar menghasilkan penyearah yang lebih baik,

maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar. Dalam hal

ini setiap belahan ( segmen ) komutator tidak lagi merupakan bentuk separoh

cincin, tetapi sudah berbentuk lempengan-lempengan ( segmen komutator )

terdapat bahan isolasi ( Gambar 2.5 ) .

Gambar 2.5 Komutator

7. Sikat-sikat

Sikat-sikat ini ( Gambar 2.6 ) berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke

kumparan jangkar. Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen

komutator untuk menyalurkan arus listrik. Besarnya tekanan pegas dapat diatur

Gambar 2.6 Sikat-sikat

Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk terjadinya

komutasi. Karbon yang ada diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk

mengurangi rugi-rugi listrik. Agar gesekan antara komutator-komutator dan sikat

tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat harus lebih lunak daripada

komutator.

II.3. Prinsip Kerja Motor Arus Searah(1,3,5,6)

Sebuah konduktor yang dialiri arus mempunyai medan magnet di

sekelilingnya. Pada saat konduktor yang dialiri arus listrik ditempatkan pada suatu

medan magnet, maka konduktor akan mengalami gaya mekanik, seperti

diperlihatkan pada Gambar 2.7.

(a) (b) (c)

Pada Gambar 2.7.a menggambarkan sebuah konduktor yang dialiri arus

listrik menghasilkan medan magnet disekelilingnya. Arah medan magnet yang

dihasilkan oleh konduktor dapat diperoleh dengan menggunakan kaidah tangan

kanan.

Kuat medan tergantung pada besarnya arus yang mengalir pada konduktor.

Sedangkan Gambar 2.7.b menunjukkan sebuah medan magnet yang diakibatkan

oleh kutub-kutub magnet utara dan selatan. Arah medan magnet adalah dari kutub

utara menuju kutub selatan.

Pada saat konduktor dengan arah arus menjauhi pembaca ditempatkan di

dalam medan magnet seragam, maka medan gabungannya akan seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 2.7.c. Daerah di atas konduktor, medan yang

ditimbulkan konduktor adalah dari kiri ke kanan, atau pada arah yang sama

dengan medan utama. Sementara di bawahnya, garis-garis magnet dari konduktor

arahnya berlawanan dengan dengan medan utama. Hasilnya adalah memperkuat

medan atau menambah kerapatan fluksi di atas konduktor dan melemahkan medan

atau mengurangi kerapatan fluksi di bawah konduktor.

Dalam keadaan ini, fluksi di daerah di atas konduktor yang kerapatannya

bertambah akan mengusahakan gaya ke bawah kepada konduktor, untuk

mengurangi kerapatannya. Hal ini menyebabkan konduktor mengalami gaya

berupa dorongan ke arah bawah. Begitu juga halnya bila arah arus dalam

konduktor dibalik. Kerapatan fluksi yang berada di bawah konduktor akan

bertambah sedangkan kerapatan fluksi di atas konduktor berkurang. Sehingga

Konduktor yang mengalirkan arus dalam medan magnet cenderung

bergerak tegak lurus terhadap medan.

Prinsip kerja sebuah motor arus searah dapat dijelaskan dengan gambar

berikut ini:

Gambar 2.8. Prinsip perputaran motor dc

Pada saat kumparan medan dihubungkan dengan sumber tegangan,

mengalir arus medan If pada kumparan medan karena rangkaian tertutup sehingga

menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan.

Selanjutnya ketika kumparan jangkar dihubungkan ke sumber tegangan, pada

kumparan jangkar mengalir arus jangkar Ia. Arus yang mengalir pada

konduktor-konduktor kumparan jangkar menimbulkan fluksi magnet yang melingkar. Fluksi

jangkar ini memotong fluksi dari kedua kutub medan, sehingga menyebabkan

perubahan kerapatan fluksi dari medan utama. Hal ini menyebabkan jangkar

Gaya yang dihasilkan pada setiap konduktor dari sebuah jangkar,

merupakan akibat aksi gabungan medan utama dan medan di sekeliling

konduktor. Gaya yang dihasilkan berbanding lurus dengan besar fluksi medan

utama dan kuat medan di sekeliling konduktor. Medan di sekeliling

masing-masing konduktor jangkar tergantung pada besarnya arus jangkar yang mengalir

pada konduktor tersebut. Arah gaya ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan

kiri.

Besarnya gaya Lorentz (F) dapat ditulis:

F = B. I. L ...(2.1)

Dimana :

F = gaya Lorentz [ Newton ]

I = arus [ ampere]

L = panjang penghantar [meter]

B = Rapat fluksi [ Weber/m² ]

Sedangkan Torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan:

T = F .r...( 2.2 )

Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar daripada torsi beban maka

motor akan berputar. Besarnya torsi beban dapat dituliskan dengan:

T = K φ Ia...( 2.3 ) K = a 2 z p π ...( 2.4 )

Dimana :

T = torsi [ N-m ]

r = jari-jari rotor [ m ]

K = konstanta (bergantung pada ukuran fisik motor)

φ = fluksi setiap kutub Ia = arus jangkar [ A ]

p = jumlah kutub

z = jumlah konduktor

a = cabang paralel

.II.3.1. Torsi Induksi(1,5,6,7,8).

Apabila kumparan jangkar diletakkan diantara kumparan medan yang

mana medan magnetnya homogen, dimana kumparan jangkar ini dialiri arus maka

timbullah gaya ( F ) dapat diperlihatkan pada Gambar 2.9. Gaya ini akan

menimbulkan torsi pada rotor. Apabila torsi yang ditimbulkan lebih besar dari

torsi beban maka rotor akan berputar.

Besarnya torsi yang ditimbulkan adalah :

T = F r sin α [ N-m ]……….. (2.5)

Dimana :

r = jari-jari belitan [ m ]

α = Sudut terbentuk antara jari-jari belitan dan gaya dalam satuan derajat. Kalau pada suatu saat kumparan jangkar berada pada kedudukan

horizontal (α = 900 , torsi yang terjadi merupakan penjumlahan dari torsi masing- masing segmen ( Gambar 2.9 ).

Gambar 2.9. Torsi Induksi

A. Segmen ab.

Di segmen ini, arah arus menuju ke arah kita dan memotong fluksi dengan arah

tegak lurus.

Besar gaya terjadi :

Fab = B I L sin 90o

= B I L tegak lurus pada I dan B.

Torsi yang timbul karena gaya ini adalah :

Tab = F r sin α

= B I L r sin 900

B. Segmen bc.

Di segmen bc, arah arus sejajar dengan arah fluksi, sehingga gaya yang terjadi

adalah :

Fbc = B I L sin 0o.

= 0

Jadi T bc = 0

C. Segmen cd.

Di segmen ini, arah arus menjauhi kita dan memotong fluksi, sehingga

gaya yang terjadi adalah :

Fcd = B I L sin 90o.

= B I L ( tegak lurus pada arah I dan B ).

Torsi yang timbul karena gaya ini sama dengan :

Tcd = F r sin α

= B I L r sin 90o.

= B I L r ( dengan arah berlawanan putaran jarum jam ).

D. Segmen da

Di segmen ini, arah arus menuju ke arah kita dan memotong fluksi dengan

arah tegak lurus pada arah I dan B.

Besar gaya yang terjadi :

Fda = B I L sin 0o

= 0

Jadi Tda = 0

Torsi keseluruhan sama dengan :

T = B I L r + 0 + B I L r + 0

= 2 B I L r

Rumus ini berlaku untuk kumparan lilitan tunggal dimana jumlah konduktor 2

buah.

Untuk torsi yang dibangkitkan oleh satu konduktor adalah :

Tkond = B I L r………...( 2.6 )

Jika ada a percabang arus ( cabang paralel ) pada motor dan total arus jangkar

sebesar Ia, maka arus yang mengalir pada satu konduktor adalah :

I =

a Ia

………( 2.7 )

Dan torsi pada satu konduktor pada motor adalah :

Tkonduktor = B I L r = B L r

a Ia

………..( 2.8 )

Fluksi per kutub pada motor adalah :

φ = B Ap = π φ π π 2 2 ) 2 ( P BLr P rLB P rL B = ⇒ = ………..…..( 2.9 ) Dimana :

Ap = luas penampang per kutub.

P = jumlah kutub. Sehingga : Tkonduktor = a I P a π φ 2 ………..………( 2.10 )

Total torsi yang dibangkitkan oleh motor bila jumlah Z konduktor adalah :

Tind = Ia a ZP φ π 2 [ N-m ]……….( 2. 11 )

Sehingga : Tind = K φ Ia [ N – m ]...………..( 2.12 ) Dimana : K = a P Z π 2 ………...( 2.13 )

II.3.2. Gaya Gerak Listrik ( GGL ) Lawan(7,8).

Ketika jangkar motor berputar konduktornya juga berputar dan memotong

fluksi utama. Sesuai dengan hukum Faraday, akibat gerakan konduktor di dalam

suatu medan magnetik maka pada konduktor tersebut akan timbul GGL induksi

yang diinduksikan pada konduktor tersebut dimana arahnya berlawanan dengan

tegangan yang diberikan pada motor. Karena arahnya melawan, maka hal tersebut

disebut GGL lawan.

Besarnya tegangan yang diinduksikan tersebut sesuai dengan persamaan berikut :

Eb = Z nφ

a P

60 [ Volt ]………( 2.14 )

Persamaan tegangan secara umum dapat ditulis sebagai berikut :

Eb = Knφ [ Volt ]………( 2.15 ) Dimana : K = konstanta = 60 . . a Z P ………..( 2.16 )

II.3.3 Reaksi Jangkar (1,3,5,7,8)

Pengaruh ggm jangkar pada distribusi fluksi medan utama di celah udara

disebut reaksi jangkar. Ggm jangkar akan menghasilkan dua pengaruh yang tidak

1. Reduksi jala-jala pada fluksi medan utama masing-masing kutub

2. Distorsi gelombang fluksi medan utama masing-masing kutub

sepanjang celah udara.

Reduksi dalam fluksi utama untuk masing-masing kutub mengurangi

tegangan utama dan torsi yang dihasilkan, dimana distorsi fluksi medan utama

mempengaruhi batasan keberhasilan komutasi dalam mesin arus searah.

Gambar 2.10 memperlihatkan jalur fluksi untuk kutub utama dari mesin

arus searah dua kutub tanpa beban yaitu tanpa arus jangkar. Bila mesin arus

searah dibebani, maka arus akan mengalir di dalam kumparan jangkar. Arus ini

terlihat dalam Gambar 2.10(a) oleh dot pada kutub S (selatan) dan cross pada

kutub U (utara). Arus jangkar ini membentuk fluksi jangkar seperti terlihat dalam

2.10 (b). Jika mesin arus searah dari Gambar 2.10 bekerja sebagai motor, maka

jangkar haruslah berputar berlawanan arah dengan jarum jam, karena kutub U dan

S dari medan utama yang harus menarik kutub S, U yang dihasilkan oleh jangkar.

U S . . U S . . . . . . . . . A B A B G a r is N e t r a l m e d a n t a n p a b e b a n q - a x i s P e r m u k a a n k u t u b R o t a s i g e n e r a t o r q - a x i s q - a x is . . . . . . . . . A B A r a h R o t a s i g e n e r a t o r A r a h R o t a s i M o t o r S U θ G a r is n e t r a l M e d a n b e r b e b a n ( a ) ( b ) ( c ) d - a x i s

Gambar 2.10 Ilustrasi daerah distribusi dari (a) fluksi kutub medan (b)Fluksi jangkar (c) Resultan dari kedua fluksi.

Gambar 2.11 adalah gambar yang dikembangkan dari Gambar 2.10.(b) dan

pengujian dari gambar yang menunjukkan bahwa di bagian tengah inti jangkar

dan di dalam kutub yang berhadapan, jalur fluksi yang dibangkitkan oleh arus

jangkar tegak lurus dengan jalur fluksi utama. Dengan kata lain, jalur dari fluksi

jangkar ini menyilang jalur fluksi medan utama.

θ θ θ

Gambar 2.11. (a) Medan utama, (b) Medan Jangkar, dan (c) Resultan distribusi

fluksi

Dengan demikian, pengaruh gaya gerak magnet (ggm) jangkar pada medan utama

adalah merupakan magnetisasi silang yang disebut fluksi silang. Ketika arus

mengalir ke dalam jangkar dan kumparan medan, maka distribusi fluksi resultan

diperoleh dari menggabungkan dua fluksi Gambar 2.11 (a) dan (b). Ini akan

diilustrasikan dalam Gambar 2.11. (c). Akan terlihat bahwa fluksi reaksi jangkar

memperkuat fluksi medan utama di satu bagian dan melemahkan fluksi medan

dibagian lain pada kutub utama. Jika tidak ada kejenuhan magnetik, maka jumlah

penguatan dan pelemahan dari fluksi medan utama adalah sama dan fluksi

resultan per kutub masih tetap tidak berubah dari nilai tanpa bebannya. Secara

aktual, kejenuhan magnetik akan terjadi, dan akibatnya, efek kekuatan ini lebih

kecil dibandingkan dengan efek kelemahan dan fluksi resultan berkurang dari

nilai tanpa beban. Ini disebut efek demagnetisasi dari reaksi jangkar.

Masalah kedua akibat adanya reaksi jangkar adalah pelemahan fluksi.

Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan titik

jenuhnya. Pengaruh kejenuhan magnetik pada reduksi fluksi medan utama dapat

dijelaskan dengan bantuan Gambar 2.12. Pada sisi lain dari sumbu d, ggm

resultan adalah (Fk-Fj) dimana Fk = ggm medan utama dan Fj = ggm jangkar.

Untuk Fj positif digunakan pada sisi kanan dari sumbu d dan negatif pada sisi kiri

sumbu d dalam Gambar 2.12. Untuk +Fk, ggm resultan adalah Fk + Fj. Karena

pada lokasi di permukaan kutub dimana gaya gerak magnet (ggm) rotor

menambahkan permukaan kutub dan ggm rotor mengurangi ggm kutub, terdapat

penurunan rata-rata kerapatan fluks yang lebih besar : ΔΦn < ΔΦt , sehingga

penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub

Φ ∆ Φ Φ Φ ∆Φ

Gambar 2.12 Kurva pemagnetan ketika terjadi reaksi jangkar

Akibat pelemahan fluks ini pada motor arus searah efek yang ditimbulkan

menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus

searah khususnya motor arus searah paralel akan demikian cepatnya hingga tak

terkendali.

II.3.3.1. Mengatasi Masalah Reaksi Jangkar(7,8).

Ada 3 cara untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat reaksi

jangkar, yaitu :

1. Pergeseran sikat ( brush shifting ).

Ide dasarnya adalah memindahkan sikat seirama dengan perpindahan

bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang mungkin timbul.

Namun dalam penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang

netralnya sangat ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin

perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat ini akan memperburuk

melemahnya fluksi akibat reaksi jangkar mesin dapat diperlihatkan pada

Gambar 2.13 . Γ Γ Γ Γ Γ Γ

Gambar 2.13 Pelemahan ggm akibat pergeseran bidang netral melawan arah putar.

2. Kutub bantu ( interpole ).

Ide dasar dari solusi masalah ini jika nilai tegangan pada kawat-kawat

yang sedang melakukan proses komutasi/penyearahan dibuat nol, maka tidak akan

terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu,

kutub-kutub utama. Kutub bantu ( interpoles ) ini dihubungkan seri terhadap kumparan jangkar dapat diperlihatkan pada Gambar 2.14.

Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus jangkar pun

meningkat, besarnya perubahan/pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal

tersebut akan menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang

sedang melakukan komutasi. Pada saat itu juga fluks kutub bantu juga meningkat,

menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan

U S ω VT IA IA _ +

Gambar 2.14. Kumparan mesin arus searah yang dilengkapi dengan kutub bantu.

3. Belitan kompensasi ( compensating windings ).

Untuk kerja motor yang berat masalah pelemahan fluksi menjadi sangat

penting. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menambah

belitan kompensasi. Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadp kumparan

jangkar., kumparan jangkar ini bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang

timbul akibat reaksi jangkar. Fluksi yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar

diimbangi oleh fluksi belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan.

Ketika beban berubah, maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi

oleh fluksi belitan kompensasi sehingga bidang netralnya tidak bergeser. Gambar

menunjukkan konsep dasar efek belitan kompensasi. Pada Gambar 2.15.a

menunjukkan fluksi yang ditimbulkan. Gambar 2.15.b menunjukkan fluksi

jangkar dan fluksi kompensasi.Gambar 2.15.c menunjukkan fluksi total dari motor

U S ( a ) ω U S ( b ) ω

Bidang netral tidak digeser dalam keadaan berbeban

U S

( c )

ω

Gambar 2.15. Efek belitan kompensasi pada motor arus searah.

II.4. Jenis-jenis Motor Arus Searah(1,5,7,8)

II.4.1 Motor Arus Searah Penguatan Bebas

1. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan bebas

2. Persamaan umum motor arus searah penguatan bebas

Vt = Ea + Ia.Ra………..……….…….(2.17)

Vf = If . Rf………..…………(2.18)

dimana :

Vt = tegangan terminal jangkar motor arus searah [ Volt ].

Ia = arus jangkar [ Amp].

Ra = tahanan jangkar [ Ohm ].

If = arus medan penguatan bebas [ Ohm ].

Vf = tegangan terminal medan penguatan bebas [ Volt ].

Rf = tahanan medan penguatan bebas [ Ohm ].

Ea = gaya gerak listrik motor arus searah [ Volt ].

II.4.2 Motor Arus Searah Penguatan Shunt

1. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt

+ -Ea Ra Rsh Vt Ish Ia IL +

-Gambar 2.17 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt

Persamaan umum motor arus searah penguatan shunt

Vt = Ea + Ia.Ra………..…..(2.19)

Vsh = Vt = Ish . Rsh…….………...………..…..(2.20)

dimana :

Ish = arus kumparan medan shunt [ Ohm ].

Vsh = tegangan terminal medan motor arus searah [ Volt ].

Rsh = tahanan medan shunt [ Ohm ].

IL = arus beban [ Amp ].

II.4.3 Motor Arus Searah Penguatan Seri

1. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri

Gambar 2.18 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri

2. Persamaan umum motor arus searah seri.

Vt = Ea + Ia (Ra + Rs)………...…..(2.22) t a a a s V - E I = ( ) R + R ………..…..(2.23) Ia = IL ………(2.24) dimana :

Is = arus kumparan medan seri [ Amp ].

Rs = tahanan medan seri [ Ohm ].

II.4.4 Motor Arus Searah Penguatan Kompon + -Ea Ra Rs Vt Ia IL + -Ish Rsh + -Ea Ra Rs Vt Ia IL + -Ish Rsh (a) (b)

Gambar 2.19(a) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon panjang lawan. (b) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon panjang Bantu.

Vt = Ea + Ia.(Rs + Ra)…....………..…..(2.25) Vt = Ish.Rsh…..………..…..(2.26) IL = Ish + Ia……….………...…(2.27) + -Ea Ra Rs Vt Ia IL + -Ish Rsh + -Ea Ra Rs Vt Ia IL + -Ish Rs h (a ) (b )

Gambar 2.20 (a) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon pendek lawan

(b) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon pendek Bantu.

Vt = Ea + IL.Rsh + Ia.Ra………..…..(2.28)

Vt = Ish.Rsh………..………..…..(2.29)

BAB III

JENIS-JENIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC

III.1. Umum

(2,3)

.

Motor DC pada saat sekarang ini diberi sumber AC yang lalu disearahkan

dengan dioda dan bila dibandingkan langsung dengan sumber DC yang didalam

aplikasinya banyak juga yang mengantikan dioda dengan thyristor yang digunakan

dalam berbagai kombinasi kontrol kecepatan melalui penyesuaian tegangan ke motor.

Dasar metode pengendalian motor DC sebagai berikut :

1. Pengaturan medan.

2. Pengaturan tegangan.

3. Pengaturan tahanan jangkar.

III.2. Pengaturan Medan

(2,3)

.

Pengaturan ini dapat dilakukan dengan mengaturan arus medan shunt dengan

melemahkan dan menaikkan melalui pengaturan tahanan variabel yang dihubungkan

seri dengan kumparan medan seperti pada Gambar 3.1.

+ -Ea Ra Vt Ia IL + -Ish Rvar Rsh n

Berdasarkan Persamaan 2.19 dan 2.20 didapatkan :

V

t

= E

a

+ I

a

.R

a

E

a

= V

t

- I

a

.R

a.

E

a

= c. n φ

sh

...( 3.1 )

Sehingga didapatkan berdasarkan subsitusi Persamaan 2.20 dan 3.1 :

n =

sh a a t

.

c

R

.

I

V

φ

...( 3.2 )

φ

sh

≈ I

sh

dimana :

n = Putaran kecepatan motor [ rpm ].

V

t

= Tegangan terminal [ Volt ].

I

a

= Arus jangkar [ Ampere ].

c = Konstanta.

φ

sh

= Fluks medan shunt [ Wb ]

I

sh

= Arus shunt [ Ampere ]

Berdasarkan Persamaan 2.20 :

V

sh

= V

t

= I

sh

. R

sh

sehingga :

I

sh

=

Variabel sh t

R

R

V

+ ...( 3.3 )

Dimana :

I

sh

= Arus medan shunt [ Ampere ].

R

sh

= Tahanan shunt [ Ohm ].

R

variabel

= Tahanan variabel [ Ohm ].

V

t

= Tegangan terminal [ Volt ].

III. 3. Pengaturan Tegangan

(2,3)

..

Pengaturan ini dilakukan dengan mengatur tegangan yang disuplai ke motor

seperti Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Pengaturan tegangan pada motor DC penguatan shunt.

Berdasarkan Persamaan 2.19, 2.20 dan 3.1 serta didapatkan :

V

t

= E

a

+ I

a

.R

a

E

a

= V

t

- I

a

.R

a.

E

a

= c. n φ

sh

n =

sh a a t

.

c

R

.

I

V

φ

dimana :

n = Putaran kecepatan motor [ rpm ].

V

t

= Tegangan terminal [ Volt ].

I

a

= Arus jangkar [ Ampere ].

c = Konstanta.

φ

sh

= Fluks medan shunt [ Wb ]

I

sh

= Arus shunt [ Ampere ].

Motor DC pada saat sekarang ini diberi sumber AC yang lalu disearahkan

dengan dioda dan bila dibandingkan langsung dengan sumber DC yang didalam

aplikasinya banyak juga yang mengantikan dioda dengan thyristor yang digunakan

dalam berbagai kombinasi kontrol kecepatan melalui penyesuaian tegangan ke motor.

Berdasarkan pengaturan tegangan mengunakan thyristor terbagi atas 3 bagian sebagai

berikut :

a. Kontrol phasa.

Dimana sumber AC dipotong gelombang negatifnya sehingga yang terhubung ke

motor adalah gelombang positifnya dan pengontrolan ini dapat digunakan untuk

semua daya motor.

b. Integral siklus kontrol

Dengan memotong gelombang AC sehingga merubah nilai tegangan AC atau disebut

Dokumen terkait