• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

• Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan. b) Refleksi.

c) Salam dan doa penutup.

c. Observasi

1) Prestasi Belajar

Data mengenai prestasi belajar siswa yang diperoleh pada

siklus II adalah data dari hasil ulangan/evaluasi yang diikuti

oleh seluruh siswa kelas V yang berjumlah 32 siswa.

Tabel 6

Hasil Ulangan IPS Siswa Siklus II

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak 1. SDA 93 √ 2. SM 86 √ 3. MA 80 √ 4. EDA 73 √ 5. MIM 80 √ 6. AR 66

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak 7. RA 73 √ 8. MF 80 √ 9. DRM 93 √ 10. I 80 √ 11. NR 73 √ 12. RAS 73 √ 13. MK 73 √ 14. APL 80 √ 15. DRA 80 √ 16 T 66 √ 17 YF 73 √ 18. I 53 √ 19. DRI 73 √ 20. MRA 80 √ 21. ND 73 √ 22. RP 80 √ 23. L 73 √ 24. NAS 80

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak 25. AEW 80 √ 26. DNI 83 √ 27. ANR 93 √ 28. ANA 73 √ 29. PDA 86 √ 30. QA 73 √ 31. MS 73 √ 32. PAM 80 Jumlah 2475 29 3 Rata-rata 77,34 Persentase Ketuntasan 90,6% 9,4%

Nilai rata-rata ulangan siswa yang diperoleh pada

siklus II adalah 77,34. Pada penelitian ini indikator

keberhasilan penelitian nilai rata-rata ulangan siswa adalah 70.

Dengan demikian hasil analisis pada siklus ini, penelitian

sudah dikatakan berhasil dan tidak dilanjutkan siklus

d. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses

pembelajaran pada siklus II, antara lain :

1) Pembelajaran sudah terlihat aktif.

Pembelajaran tampak hidup dan antusias siswa dalam

belajar sangat tinggi, hal tersebut terlihat dari suasana belajar

mengajar yang tenang dan siswa tampak nyaman dalam

mengikuti pembelajaran IPS.

2) Karena jumlah anggota kelompok diperkecil memudahkan

siswa untuk berdiskusi secara aktif.

3) Dalam melakukan diskusi siswa sudah terlihat aktif

menemukan data dan saling bertukar pikiran dalam

menentukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.

4) Pada kelompok asal siswa secara aktif berusaha

menyampaikan apa yang dihasilkan dari kelompok ahli.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa secara umum proses pembelajaran pada siklus II sudah

dikatakan berhasil mencapai target pembelajaran hal ini dapat dilihat

dari peningkatan nilai ulangan/evaluasi yang sudah mencapai target

yang diharapkan. Serta mengingat keberhasilan yang dicapai maka

B. Rangkuman Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel peningkatan prestasi belajar

siswa, dimana penghitungan prestasi belajar siswa menggunakan hasil dari

ulangan atau evaluasi.

Dalam setiap siklus peneliti melakukkan kegiatan pemberian

evaluasi kepada siswa. Lembar ulangan/evaluasi diisi oleh siswa pada

setiap akhir siklus I dan akhir siklus II.

Berdasarkan dari hasil ulangan/evaluasi belajar siswa yang

diberikan pada setiap akhir siklus I dan siklus II maka peningkatan prestasi

belajar siswa setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas tergambar

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 7

Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas V

No. Nama Kondisi Awal (Rata-rata) Setelah Tindakan Siklus

I Ketuntasan Siklus II Ketuntasan Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak

1. SDA 80 √ 93 √ 2. SM 73 √ 86 3. MA 73 80 4. EDA 86 73 5. MIM 73 80 6. AR 60 66 √

No. Nama Kondisi Awal (Rata-rata) Setelah Tindakan Siklus

I Ketuntasan Siklus II Ketuntasan Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak

7. RA 60 73 8. MF 73 80 9. DRM 73 93 10. I 60 √ 80 11. NR 60 √ 73 12. RAS 73 √ 73 13. MK 66 √ 73 14. APL 73 80 15. DRA 73 80 16. T 60 √ 66 √ 17. YF 73 73 √ 18. I 73 53 √ 19. DRI 60 √ 73 20. MRA 60 √ 80 21. ND 73 73 22. RP 73 80 23. L 73 73

No. Nama Kondisi Awal (Rata-rata) Setelah Tindakan Siklus

I Ketuntasan Siklus II Ketuntasan Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak

24. NAS 60 80 25. AEW 60 80 26. DNI 86 83 27. ANR 73 93 28. ANA 73 73 29. PDA 73 86 30. QA 80 73 31. MS 73 73 32. PAM 73 80 Jumlah 2231 22 10 2475 29 3 Persentase Ketuntasan Ya Tidak 69% 31% 90% 10% 29,3% 70,7% Rata-Rata 58,90 69,7 77,3

Pada kondisi awal sebelum melakukan penelitian rata-rata yang

didapat sebesar 58,90. Penelitian pada siklus I setelah menggunakan

pembelajaan kooperatif teknik Jigsaw dengan pembagian sebanyak empat

kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari delapan siswa. Pada siklus

I siswa yang mendapat nilai 60 ada sembilan siswa, satu anak

mendapat nilai 80, dan dua siswa mendapat nilai 86. Dengan melihat tabel

diatas nilai rata-rata hasil ulangan pada siklus pertama adalah 69,7. Siswa

yang mendapat nilai ulangan diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

pada siklus I sebanyak 22 siswa atau sekitar 69% dari jumlah siswa yaitu

32 siswa. Sebanyak 10 siswa atau 31% siswa masih mendapat nilai di

bawah kriteria ketuntasan minimal.

Pada siklus II telah dilaksanakan pembelajaran kooperatif teknik

Jigsaw dengan pembagian kelompok sebanyak delapan kelompok dengan jumlah anggota setiap anggotanya terdiri dari empat siswa. Siswa mulai

aktif pada kegiatan diskusi yang berlangsung, siswa antusias dalam

mengikuti pembelajaran. Pada siklus II satu siswa mendapat nilai 53, dua

siswa mendapat nilai 66, dua belas siswa mendapat nilai 73, sebelas siswa

mendapat nilai 80, dua siswa mendapat nilai 86, tiga siswa mendapat nilai

93. Siswa yang mendapat nilai ulangan diatas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) pada akhir siklus II sebanyak 29 siswa atau sekitar 90% dari 32

siswa. Sebanyak 3 siswa atau 10% siswa mendapat nilai dibawah kriteria

ketuntasan minimal, dan pada siklus ke dua diperoleh nilai rata-rata kelas

sebanyak 77,3.

C. Pembahasan

Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif

teknik Jigsaw telah dilaksanakan di Kelas V SD Negeri Corongan, Sleman,

berjalan seperti yang telah direncanakan yaitu terdiri dari dua siklus dan

masing–masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi

1. Prestasi Belajar

Data mengenai prestasi belajar diperoleh dari jumlah rata-rata

hasil tes evaluasi yang diberikan pada setiap akhir siklus I dan akhir

siklus II yang diberikan kepada semua siswa kelas V yang berjumlah 32

siswa. Pada siklus I nilai rata-rata ulangan/evaluasi yang didapat yaitu

69,71 sebanyak 22 siswa atau 69% siswa sudah mencapai ketuntasan

belajar dan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10

siswa atau sebesar 31% belum mencapai ketuntasan belajar, pada siklus

II nilai rata-rata ulangan/evaluasi mengalami peningkatan yaitu 77,34

dimana sebanyak 29 siswa atau 90% sudah mencapai ketuntasan

sedangkan jumlah siswa belum mencapai ketuntasan sebanyak 3 siswa

atau 10% siswa belum mencapai ketuntasan belajar, adapun Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 70.

Dengan melihat kriteria keberhasilan prestasi belajar siswa

dengan rata-rata nilai ulangan yang harus dicapai adalah 70 maka dapat

dikatakan jumlah rata-rata nilai ulangan/evaluasi belajar siswa untuk

siklus II dikatakan sudah berhasil karena sudah mencapai kriteria yang

diharapkan yaitu sebesar 77,34, dengan demikian hasil penelitian diatas

membuktikan hipotesis bahwa penggunaan model pembelajaran

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama 2

siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah

dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Aktifitas peserta didik selama pembelajaran pada materi mata pelajaran

IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

Jigsawmencakup lima fase. Adapun langkah pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah : Fase satu

yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik. Fase dua

yaitu menyajikan informasi. Fase tiga yaitu mengorganisasikan peserta

didik ke dalam kelompok-kelompok belajar, membentuk kelompok

induk dan memberi nomor urut sesuai dengan jumlah anggota

kelompok. Fase empat yaitu membantu kerja kelompok dalam belajar,

kelompok ahli berdiskusi untuk membahas permasalahan yang ada.

Fase lima yaitu mengetes materi, kelompok ahli kembali ke kelompok

induk dan saling melaporkan hasil diskusi, kemudian

mempresentasikan hasil diskusi.

2. Penggunaan model pembelajaran koopertaif teknik Jigsaw dapat

mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD

Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini

nampak pada peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal rata-rata

ulangan siswa sebesar 58,90 dan sebanyak 29,3% siswa sudah

mencapai ketuntasan belajar, pada siklus I rata-rata ulangan siswa

menjadi 69,71 dan sebanyak 69% siswa sudah mencapaiketuntasan

belajar, pada siklus II rata-rata ulangan siswa menjadi 77,34 dan

sebanyak 90% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.

Dokumen terkait