• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada mata pelajaran IPS bagi siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada mata pelajaran IPS bagi siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI CORONGAN

YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Wisnu Anggoro

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah, maka perlu dilakukan pembaruan dalam peningkatan hasil belajar siswa serta kreativitas guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014? (2) peningkatan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)langkah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah : fase satu yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, fase dua yaitu menyajikan informasi, fase tiga yaitu mengorganisasikan peserta didik membentuk kelompok induk dan memberi nomor urut sesuai dengan jumlah anggota kelompok, fase empat yaitu membantu kerja kelompok dalam belajar kelompok ahli berdiskusi untuk membahas permasalahan yang ada, fase lima yaitu kelompok ahli kembali ke kelompok induk dan saling melaporkan hasil diskusi kemudian mempresentasikan hasil diskusi.(2) penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 58,90 dan sebanyak 29,3% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, pada siklus I rata-rata ulangan siswa meningkat menjadi 69 dan sebanyak 69% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II rata-rata ulangan siswa menjadi 77,34 dan sebanyak 90 % siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.

(2)

ABSTRACT

ICREASING STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT USING THE JIGSAW TECHNIQUE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON SOCIAL STUDIES SUBJECT TO THE FIFTH GRADE STUDENTS OF CORONGAN ELEMENTARY SCHOOL STATE ACADEMIC 2013/2014

Wisnu Anggoro Sanata Dharma University

2015

This research is based on social studies study result of students is still low, it is necessary to update in improving social studies study result of students and improving creativity of teachers in managing the learning process.

The purpose of this research was to identify (1) how the use of Jigsaw technique in the teaching of the material struggle of Indonesia in maintaining their independence to the fifth grade students of Corongan Elementary School Yogyakarta academic year 2013/2014 (2) whether the use the Jigsaw technique could improve learning achievement of the fifth grade students Corongan Elementary School academic year 2013/2014.

This research was a classroom action research with two cycle. The subjects of this research were all students the 33 fifth grade students of Corongan Elementary School academic year 2013/2014.

Based on the research result, it may be concluded that: (1) step implementation of learning cooperative model type Jigsaw technique are : first step is show the purpose and motivate the students , second step is presents the information , third step is organize students to form a home teams and provide the serial number corresponding to the number of members of the group , fourth step is helping working groups in the study group of experts discuss to discuss the existing problems , fifth step is expert teams back to the home teams and each of the team report the results of the discussion then present the results of the discussion (2) (2) the use of the Jigsaw technique could increase the learning achievement of the fifth grade students of Corongan Elementary School Yogyakarta academic year 2013/2014. It could be seen from the results of research showing the initialcondition of the average score of exam was 58,90 meaning that 29,3% of students had passed the learning. In standar cycle I, the average score of exam was 69,71 and 69% of students had reached the standard learning. In cycle II, the average score of students exam was 77,34 and 90% of students had reached the learning standard.

(3)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW

PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD

NEGERI CORONGAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN

2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Wisnu Anggoro

081134036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

PENINGKATA

MODEL PEMBE

PADA MATA P

NEGERI CORON

Pembimbing

Drs.P. Wahana, M. Hu

ii

SKRIPSI

TAN PRESTASI BELAJAR MENGG

BELAJARAN KOOPERATIF TEKNI

A PELAJARAN IPS BAGI SISWA KE

ONGAN YOGYAKARTA TAHUN PE

2013/2014

Oleh :

Wisnu Anggoro

NIM : 081134036

Telah disetujui oleh :

Hum. Tangg

GUNAKAN

NIK JIGSAW

KELAS V SD

PELAJARAN

(5)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI CORONGAN

YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Wisnu Anggoro NIM : 081134036

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 22 Juni 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap

Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A

Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Anggota : Drs. Paulus Wahana, M.Hum. Anggota : Drs. Y.B. Adimassana, M.A.

Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A.

Yogyakarta, 22 Juni 2015

(6)

iv

PERSEMBAHAN

(7)

v

MOTTO

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Wisnu Anggoro

NIM : 081134036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI CORONGAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 22 Juni 2015 Yang menyatakan,

(10)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI CORONGAN

YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Wisnu Anggoro Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilatarbelakangi nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah, maka perlu dilakukan pembaruan dalam peningkatan hasil belajar siswa serta kreativitas guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014? (2) peningkatan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)langkah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah : fase satu yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, fase dua yaitu menyajikan informasi, fase tiga yaitu mengorganisasikan peserta didik membentuk kelompok induk dan memberi nomor urut sesuai dengan jumlah anggota kelompok, fase empat yaitu membantu kerja kelompok dalam belajar kelompok ahli berdiskusi untuk membahas permasalahan yang ada, fase lima yaitu kelompok ahli kembali ke kelompok induk dan saling melaporkan hasil diskusi kemudian mempresentasikan hasil diskusi.(2) penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 58,90 dan sebanyak 29,3% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, pada siklus I rata-rata ulangan siswa meningkat menjadi 69 dan sebanyak 69% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II rata-rata ulangan siswa menjadi 77,34 dan sebanyak 90 % siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.

(11)

ix

ABSTRACT

ICREASING STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT USING THE JIGSAW TECHNIQUE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON SOCIAL STUDIES SUBJECT TO THE FIFTH GRADE STUDENTS OF CORONGAN ELEMENTARY SCHOOL STATE ACADEMIC 2013/2014

Wisnu Anggoro Sanata Dharma University

2015

This research is based on social studies study result of students is still low, it is necessary to update in improving social studies study result of students and improving creativity of teachers in managing the learning process.

The purpose of this research was to identify (1) how the use of Jigsaw technique in the teaching of the material struggle of Indonesia in maintaining their independence to the fifth grade students of Corongan Elementary School Yogyakarta academic year 2013/2014 (2) whether the use the Jigsaw technique could improve learning achievement of the fifth grade students Corongan Elementary School academic year 2013/2014.

This research was a classroom action research with two cycle. The subjects of this research were all students the 33 fifth grade students of Corongan Elementary School academic year 2013/2014.

Based on the research result, it may be concluded that: (1) step implementation of learning cooperative model type Jigsaw technique are : first step is show the purpose and motivate the students , second step is presents the information , third step is organize students to form a home teams and provide the serial number corresponding to the number of members of the group , fourth step is helping working groups in the study group of experts discuss to discuss the existing problems , fifth step is expert teams back to the home teams and each of the team report the results of the discussion then present the results of the discussion (2)the use of the Jigsaw technique could increase the learning achievement of the fifth grade students of Corongan Elementary School Yogyakarta academic year 2013/2014. It could be seen from the results of research showing the initialcondition of the average score of exam was 58,90 meaning that 29,3% of students had passed the learning. In standar cycle I, the average score of exam was 69,71 and 69% of students had reached the standard learning. In cycle II, the average score of students exam was 77,34 and 90% of students had reached the learning standard.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan petunjuk sehingga dalam penulisan skripsi ini penulis tidak mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk memenuhi gelar sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan sabar kepada penulis dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen PGSD Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi bekal ilmu selama perkuliahan.

6. Sumiyati, S. Pd.I. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Corongan Yogyakarta yang telah memberikan ijin guna melakukan penelitian di sekolah tersebut. 7. Eriy Yuniarti, A. Md. dan siswa-siswi kelas V tahun pelajaran 2013/2014

yang mendukung dan membantu penulis di sekolah tersebut.

(13)

xi

peneliti sehingga penulis mempunyai semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan PGSD USD 2008 kelas C.

10.Sahabat-sahabat yang selalu memberikan motivasi:: Ardi, Inok, Tembong, Bangkong, Topas, Angga, Tutu, Galih, Wulan.

Penulis sangat menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita semua.

Yogyakarta, 22 Juni 2015

Penulis

(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

(15)

xiii

D. Pemecahan Masalah ... 5

E. Batasan Pengertian ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Prestasi Belajar ... 9

a. Pengertian Belajar ... 9

b. Ciri-Ciri Belajar ... 10

c. Prinsip-Prinsip Belajar ... 11

d. Pengertian Prestasi Belajar ... 13

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 16

b. Elemen Pembelajaran Kooperatif ... 18

3. Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw... 19

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 22

a. Pengertian IPS ... 23

b. Tujuan Pembelajaran IPS ... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir Penelitian ... 25

(16)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Setting Penelitian ... 39

C. Rencana Penelitian ... 30

D. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 36

1. Peubah (variabel) Indikator Keberhasilan ... 36

2. Pengumpulan Data ... 37

3. Instrumen ... 38

4. Validasi Instrumen ... 39

E. Analisis Data ... 39

1. Kriteria Keberhasilan ... 39

2. Cara Menghitung Peningkatan Prestasi Belajar ... 40

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Kondisi Awal Sebelum Penelitian ... 42

2. Siklus 1 ... 45

3. Siklus 2 ... 52

B. Rangkuman Hasil Penelitian ... 59

C. Pembahasan ... 62

BAB V PENUTUP ... 65

(17)

xv

B. Saran ... 66

C. Keterbatasan Penelitian ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 37

Tabel 2. Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II ... 38

Tabel 3. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 40

Tabel 4. Hasil Ulangan IPS Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 42

Tabel 5. Hasil Ulangan IPS Siswa Siklus I ... 48

Tabel 6. Hasil Ulangan IPS Siswa Siklus II ... 66

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi kelompok Jigsaw ... 22

Gambar 2. Kerangka Berpikir penelitian ... 26

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 71

Lampiran 2. RPP Pertemuan Siklus 1 ... 73

RPP Pertemuan Siklus 2 ... 77

Lampiran 3. LKS Pertemuan Siklus 1 ... 81

LKS Pertemuan Siklus 2 ... 83

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 1 ... 85

Evaluasi Siklus 1 ... 86

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus 1 ... 89

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 2 ... 90

Evaluasi Siklus 2 ... 91

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus 2 ... 94

Lampiran 5. Dokumentasi ... 95

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian ... 96

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar mempunyai kedudukan yang

sangat penting dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan

pembelajaran IPS di sekolah dasar agar peserta didik memiliki kemampuan,

yaitu : 1) mewujudkan persatuan bangsa berdasarkan pancasila UUD 1945

2) membiasakan untuk mematuhi norma, menegakkan hukum menjalankan

persatuan, 3) berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat dan pemerintah

yang demogratis, menjunjung tinggi, melaksanakan dan menghargai hak

asasi manusia. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah dasar (SD). Mata pelajaran IPS

adalah mata pelajaran yang terdiri dari beberapa kajian pokok antara lain

Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi dan Antropologi. Mata pelajaran IPS

disusun secara terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan

keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Untuk dapat melaksanakan

pembelajaran IPS dengan baik pada jenjang pendidikan SD, diperlukan

guru yang terampil merancang dan mengelola proses pembelajaran.

Pendidikan adalah salah satu hal yang

sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu

(22)

pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu mendapat bimbingan, dorongan,

dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang

akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan masyarakat yang semakin

besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi di

kelola hanya dengan melalui pola tradisional.

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, guru hendaknya dapat

menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar baik secara

fisik, mental, maupun sosial. Guru diharapakan dapat merancang dan

mengelola proses pembelajaran dengan menyajikan sebaik-baiknya dan

mengatur kondisi yang baik pula. Permasalahan yang sering terjadi adalah

guru sulit menemukan cara mengajar anak didiknya agar siswa dapat ikut

berperan aktif dan menumbuhkan minat sehingga dapat berpengaruh

terhadap prestasi belajarnya. Selain itu, masalah yang dihadapi guru adalah

bagaimana menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam

menyampaikan materi ajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS di

SD Negeri Corongan pada tanggal 4 Maret 2014 pembelajaran IPS di kelas

Vsiswa mengalami kesulitan pada materi pembelajaran perjuangan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Siswa sulit menghafalkan

tokoh-tokoh sejarah pada setiap peristiwa, sehingga siswa sering memasukkan

tokoh-tokoh yang sebenarnya tidak ada dalam peristiwa tersebut. Hal ini

(23)

peristiwa yang sudah terlalu lama, dan sumber belajar hanya dari buku.Hal

inilah yang menyebabkan siswa menganggap proses pembelajaran IPS itu

adalah sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan,

terlalu banyak hafalan, dan kurang variatif.

Mengacu pada fenomena tersebut di atas, maka proses

pembelajaran IPS guru hendaknya menggunakan sebuah metode yang dapat

menunjang pembelajaran tersebut, salah satu diantaranya dengan

memanfaatkan model pembelajarana kooperatif teknik Jigsaw. Model

pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw ini dipandang efektif dalam

pembelajaran IPS khususnya pada materi perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hal ini terkait dengan materi dan

bahan belajar IPS khususnya pada materi perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang luas, model Jigsaw sendiri

merupakan sebuah kegiatan diskusi kecil terbatas yang dilanjutkan dalam

diskusi yang lebih luas. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

Jigsaw diharapkan dapat memberikan dorongan yang kuat kepada siswa

karena siswa secara pribadi akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Melalui pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw siswa akan belajar untuk

bekerja dengan sesama siswa lain dalam suasana gotong royong dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan untuk berkomunikasi.

Penulis akan mencoba untuk menerapkan model pembelajaran

(24)

mata pelajaran IPS. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian

adalah siswa Kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta semeter genap tahun

pelajaran 2013/2014. Penulis hanya akan membahas mengenai prestasi

belajar IPS dengan mengacu pada Standar Kompetensi menghargai peranan

tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia dan Kompetensi Dasar menghargai perjuangan para

tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

B. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini berfokus pada peningkatan prestasi

belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw

dalam pembelajaran IPS pada materi perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka

penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw

pada materi perjuangan mempertahankan Indonesia dalam upaya untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Corongan

Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw

(25)

mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD

Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014?

D. Pemecahan Masalah

Peningkatan prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri Corongan pada

materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia

dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.

E. Batasan Pengertian

Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap judul penelitian,

penulis membatasi pada definisi sebagai berikut.

1. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang agar

orang tersebut dapat mengetahui hal yang belum dia ketahui atau

mengerti apa yang sebelumnya belum dimengerti.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

sesuai dengan bobot yang dicapainya.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model

(26)

kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dan saling

membantu satu sama lain.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah model

pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, siswa bekerja sama

dalam kegiatan belajar dengan teman dalam kelompok. Pada

pembelajaran ini terdapat dua kelompok belajar yaitu kelompok asal

dan kelompok ahli. Kelompok asal terdiri dari siswa yang telah dipilih

secara heterogen, sedangkan kelompok ahli terdiri dari siswa yang

memiliki materi yang sama.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial/IPS adalah suatu program pendidikan

yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya

mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun

lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai

ilmu-ilmu sosial, termasuk di dalamya Sosiologi, Sejarah, Ekonomi,

Antropologi, Politik, Psikologi.

F. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam

(27)

1. Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan model pembelajaran

kooperatif teknik Jigsaw pada materi perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam upaya untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Corongan

Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik

Jigsaw dapat meningkatan prestasi belajar pada materi perjuangan

dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD

Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga untuk menerapkan media

cerita bergambar dalam pembelajaran IPS, sehingga dapat diterapkan

pada materi pokok lain.

2. Bagi Guru

Merupakan salah satu alat peraga pembelajaran yang dapat

dikembangkan untuk materi pokok lain, dan dikelas yang berbeda.

3. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan semangat siswa dalam pembelajaran IPS

serta memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan minat dan meningkatkan

(28)

4. Bagi Sekolah

Dapat menambah bacaan yang dimanfaatkan untuk teman-teman

(29)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat Furdhyantanto (dalam Baharudin,

2002:13) belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu lain. Dalam hal ini, usaha untuk mencapai

kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi

kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum

dimiliki sebelumya.

Menurut Sudjana (2004:28) belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan,

(30)

kemempuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada

atau terjadi pada individu tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses kegiatan menambah, mengubah

perilaku baik dari pengalaman ataupun latihan memenuhi

kebutuhan serta kepandaian yang belum dimilikinya melalui

pengetahuan atau sikap.

b. Ciri-Ciri Belajar

Menurut Baharudin (2002:15) ciri-ciri belajar antara lain:

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku change

behavior.

2) Perubahan tingkah laku relative permanent.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada

saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku

tersebut bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau

pengalaman.

5) Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan.

Menurut Ahmadi (2008:129-130) ciri-ciri belajar antara

lain:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.

(31)

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.

6) Perubahan mencakup seluruh tingkah laku.

c. Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Soekamto dan Winataputra (dalam Baharudin,

2002:16) dalam proses belajar, guru perlu memperhatikan beberapa

prinsip belajar berikut:

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan

orang lain.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3) Siswa dapat belajar dengan baik bila mendapat penguasaan

langsung pada setiap individu yang dapat dilakukan selama

proses belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan

siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi siswa akan lebih meningkat apabila diberi tanggung

jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:42-50) seseorang

akan dikatakan telah mengalami proses belajar apabila memenuhi

prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1) Perhatian dan motivasi.

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan

(32)

jika bahan pelajaran sesuai dengan yang dibutuhkan siswa.

Motivasi juga mempunyai peran penting, karena motivasi

adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas

seseorang.

2) Keaktifan

Kecenderungan psikologis dewasa ini menganggap

anak adalah makhluk yang aktif. Suatu kegiatan belajar hanya

mungkin terjadi apabila seorang anak aktif mengalaminya

sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu

menampakkan keaktifan.

3) Keterlibatan Langsung (pengalaman)

Ketelibatan belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa.

Belajar adalah pengalaman dan belajar tidak bisa dilimpahkan

kepada orang lain. Dalam belajar melalui pengalaman

langsung siswa tidak hanya mengamati secara langsung tetapi

siswa juga harus terlibat dalam perbuatan dan bertanggung

jawab pada hasil belajarnya.

4) Pengulangan

Prinsip pengulangan merupakan prinsip yang paling tua

dan sudah diperkenalkan. Tujuan dari dilakukannya prinsip

pengulangan ini agar melatih daya ingat siswa dan untuk

(33)

5) Tantangan

Tantangan yang dialami dalam bahan belajar akan

membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan

belajar yang baru dan mengandung masalah yang perlu

dipecahkan akan membuat siswa tertantang untuk

mempelajarinya.

6) Balikan dan Penguatan

Balikan yang diberikan oleh guru kepada siswa

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa

dalam suatu hal, tentang kekuatan dan kelemahan siswa.

Penguatan berfungsi agar siswa mengulangi perbuatan yag

sudah baik.

7) Perbedaan Individual

Siswa dalam satu kelas tidak boleh kita perlakukan

dengan cara yang sama karena masing-masing mempunyai

karakteristik dan perbedaan kemampuan sehingga guru harus

memperlakukan siswa sesuai kemampuannya.

d. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar sangat

diperlukan untuk mengetahui apakah seorang siswa berhasil atau

tidak dalam menserap dan memahami suatu materi pembelajaran.

Prestasi belajar dapat diketahui dengan pemberian evaluasi kepada

(34)

atau belum. Dari hasil evaluasi akan nampak bahwa siswa yang

menguasai materi akan mendapatkan skor yang tinggi sesuai

dengan tingkat pemahamannya. Skor inilah yang biasanya

digunakan untuk menyatakan prestasi siswa dalam sebuah

pembelajaran.

Winkel (1984:64) menyatakan bahwa prestasi adalah bukti

usaha yang dapat dicapai oleh siswa. Untuk mengetahui hasil usaha

siswa dalam pembelajaran maka perlu adanya pengukuran secara

langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi, hal ini juga

bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

Penilaian tentang kemajuan belajar peserta didik dilakukan

selama proses pembelajaran. Penilaian tidak hanya dilakukan pada

akhir periode tetapi dilakukan secara terintegrasi (tidak

terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemampuan

belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil/produk. Penilaian

hasil belajar dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan

menggunakan soal prestasi belajar. Penyusunan soal juga

memperhatikan sebaran tingkat kognitifnya.

Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh peserta

didik dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak,

(35)

kekuatan jasmani dan rohani. Faktor internal yang mempengaruhi

prestasi belajar peserta didik antara lain kesehatan, cacat badan,

bakat, perhatian, inteligensi, aktivitas dan emosi. Faktor ekstemal

adalah faktor yang berasal dari luar diri anak. Faktor eksternal

dikelompokkan menjadi tiga yaitu faktor keluarga, sekolah dan

masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik,

relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan

ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain adalah metode belajar

menyelesaikan tugas di rumah. Dengan adanya tugas rumah

pengalaman peserta didik dalam mempelajari sesuatu dapat lebih

terintegrasi, karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan

selama melaksanakan tugas. Selain itu, pendekatan pembelajaran

yang digunakan oleh guru juga mempengaruhi prestasi hasil belajar

yang dicapai oleh peserta didik. Pendekatan yang menuntut

keaktifan peserta didik dapat memacu peserta didik untuk terus

belajar dan berlatih secara mandiri sehingga peserta didik

mendapatkan pengalaman lebih banyak. Faktor masyarakat dan

keadaan lingkungan masyarakat dapat mewarnai perkembangan

dan pertumbuhan anak ( Slameto, 2003:71).

Dari pendapat-pendapat di atas dapat

dijelaskan prestasi belajar atau hasil belajar adalah suatu

kemampuan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan

(36)

tersebut mengalami proses pembelajaran atau belajar dari suatu

materi pembelajaran. Hasil belajar dapat berupa pola-pola

perbuatan, sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar

menunjukkan perubahan siswa dari sebelum belajar dengan

sesudah siswa belajar. Prestasi belajar dan atau hasil belajar

merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan dan

keterampilan siswa sebagaimana telah ditetapkan pada tujuan

pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis

yang mengisyaratkan adanyaorang yang mengajar dan belajar

dengan didukung komponen lainnya. Sepertikurikulum, fasilitas

belajar mengajar. Dalam proses tersebut, terdapat kegiatan

memilih,menetapkan, dan mengembangkan metode atau

pendekatan untuk mencapai hasilembelaajaran yang

diinginkan.Menurut Ismail dalam Widyantini, (2008 : 4) istilah

model pembelajaran mempunyaimakna yang lebih luas dari pada

strategi, metode, atau prosedur. Suatu modelpembelajaran

mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi

ataumetode tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun

(37)

laku mengajar yang diperlukan agar modeltersebut dapat

dilaksanakan, serta lingkungan belajar yang diperlukan agar

tujuanpembelajaran dapat tercapai.

Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa

membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk

mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa

pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan.

Siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang

menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan

memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif

setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa

berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota

kelompoknya. Model pembelajaran kooperatifmerupakan model

pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau

tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai

latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku

yang berbeda.

Pada pembelajaran kooperatif mengunakan sistem

kelompok dengan ciri-ciri keheterogenan anggota dalam kelompok.

Dengan model kooperatif ini dapat menggiring peserta didik untuk

masuk ke dalam pembelajaran. Peserta didik menjadi lebih aktif

untuk memecahkan masalah dalam belajar dengan mendiskusikan

(38)

lebih berfungsi sebagai fasilitator yang mendampingi peserta didik

selama diskusi berlangsung. Pembelajaran koopertif ini cocok

digunakan apabila guru hendak melatih peserta didik untuk

menemukan sendiri konsep tentang materi yang diajarakan dan

melatih peserta didik untuk lebih berani dalam menyampaikan

pendapat. Sehingga sikap ilmiah peserta didik dapat dilatih melalui

pembelajaran kooperatif ini.

b. Elemen Pembelajaran Kooperatif

David A. Jacobson (2009 : 231) mengemukakan ada lima

elemen dasar yang menjadi landasan dari semua strategi

pembelajaran koopertif yang efektif, diantaranya :

1) Interaksi sosial diterapkan untuk memfaslitasi pembelajaran.

2) Peserta didik bekerja bersama dalam kelompok untuk

menyelesaikan tugas-tugas.

3) Sasaran-sasaran pembelajaran melahirkan tujuan-tujuan

kelompok yang kemudian mengarahkan aktivitas-aktiitas

pembelajaran dalam kelompok.

4) Guru bertanggung jawab atas pembelajaran peserta didik

secara individu.

5) Peserta didik mengmbangkan ketrampilan-ketrampilan kerja

(39)

Dari beberapa pengertian yang telah diungkapkan di atas,

dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

sebuah model pembelajaran yang berusaha atau bertujuan untuk

mengaktifkan seluruh siswa dengan pembentukan kelompok kecil

dengan peran siswa terkait kelebihan dan kelemahan yang dimiliki

oleh setiap anggota kelompok sehingga siswa dalam kelompok

dapat saling melengkapi untuk mencapai suatu keberhasilan

kelompok yaitu pemahaman pembelajaran seluruh anggota

kelompok. Pembelajaran kooperatif menggunakan prinsip mengajar

teman sejawat sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber

belajar lainnya.

Dengan pembelajaran kooperatif, siswa juga bisa

dilatih dalam mengembangkan softskill, yaitu lewat interaksi

yang terjalin di dalam kelompok tersebut sehingga siswa dapat

berlatih bertanggungjawab, bekerjasama, dan berkomunikasi

sebagai bekal hidup bersosial.

3. Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah

pembelajaran secara kelompok dengan anggota 4-5 siswa, yang

mempunyai sifat heterogen, baik dari segi jenis kelamin, budaya,

(40)

Model pembelajaran Teknik Jigsaw ini dibagi menjadi dua

kelompok yaitu :

a. Kelompok asal

Kelompok asal adalah kelompok yang telah dipilih sebelumnya

secara heterogen oleh guru.

b. Kelompok ahli

Kelompok ahli adalah kelompok yang terdiri atas kelompok asal

yang memiliki materi pelajaran yang sama dan saling bekerja sama

dalam kelompok tersebut.

Di dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

Jigsaw ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai

berikut:

a. Pembentukan Kelompok Asal

Setiap kelompok asal terdiri dari 4-5 orang anggota dengan

kemampuan yang heterogen.

b. Pembelajaran pada Kelompok Asal

Setiap anggota dari kelompok asal mempelajari submateri pelajaran

yang akan menjadi keahliannya, kemudian masing-masing

mengerjakan tugas secara individualnya.

c. Pembentukan Kelompok Ahli

Ketua kelompok asal membagi tugas pada masing-masing

anggotanya untuk menjadi ahli dalam satu submateri pelajaran.

(41)

yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut

kelompok ahli.

d. Diskusi Kelompok Ahli

Anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi

tentang masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap

anggota kelompok ahli mempelajari materi pelajaran sampai

mencapai taraf merasa yakin mampumenyampaikan dan

memecahkan persoalan yang menyangkut submateri pelajaran yang

menjadi tanggung jawabnya.

e. Diskusi Kelompok Asal

Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing.

Kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan

menjawab pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang menjadi

keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Hal ini

berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal

mendapat giliran.

f. Diskusi Kelas

Dengan dipandu oleh guru, diskusi kelas membicarakan

konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam kelompok

(42)

g. Pemberian Kuis

Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh

masing-masing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh

jumlah nilai kelompok.

h. Pemberian Penghargaan kelompok

Kepada kelompok dengan nilai tertinggi diberikan penghargaan

berupa piagam dan bonus nilai.

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Gambar 1 : Ilustrasi Kelompok Jigsaw Sumber: Priyanto, (2007

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembelajaran IPS merupakan salah satu pembelajaran di SD

antara berbagai aspek dalam ruang lingkup IPS seperti Sejarah,

Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan Antropologi. Pembelajaran IPS ini

(43)

dikarenakan IPS bersifat kontekstual dan ditemui dalam kehidupan

sehari-hari anak, sehingga siswa dapat menerapkan sendiri secara

langsung pengetahuan yang diperolehnya. Dari pembelajaran di

sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan rumah.

a. Pengertian IPS

Solihatin (2005:14) berpendapat bahwa IPS adalah ilmu

yang membahas hubungan antara manusia dan lingkungannya,

lingkungan dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai

bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan

yang ada dan terjadi dilingkungan sekitar.

Bidang IPS adalah bidang-bidang keilmuan yang

mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia

sebagai anggota masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa IPS merupakan bidang studi yang mempelajari dan

menelaah serta menganalisa gejala dan masalah sosial yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut Mulyasa (2006:125) pembelajaran IPS memiliki

tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

(44)

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat

lokal, nasional, maupun global.

Solihatin (2008:15) mengemukakan bahwa pada dasarnya

tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal

kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai

dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai

bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini peneliti mencoba untuk memaparkan hasil

penelitian yang judulnya hampir sama dengan judul yang peneliti pilih.

1. Berdasarkan penelitian Fauzi 2008, dapat dipaparkan bahwa:

a. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.

b. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki dampak

(45)

dengan peningkatakn ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus,

yaitu siklus I sebesar 75 %, dari jumlah siswa dan siklus II sebesar

85 % dari jumlah siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sodhiq 2010, dapat dipaparkan bahwa:

a. Metode pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatan

prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS.

b. Metode pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan

belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I sebesar 64 % dari

jumlah siswa dan siklus II sebesar 75 % dari jumlah siswa.

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan beberapa peneliti

di atas, disimpulkan jika penggunaan model pembelajaran koopertaif

teknik Jigsaw bisa meningkatkan prestasi belajar siswa SD.

C. Kerangka Berpikir Penelitian

IPS merupakan suatu pelajaran yang memadukan berbagai aspek

dalam ruang lingkup IPS seperti Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi dan

Antropologi. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru dituntut agar dapat

menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara

menyeluruh supaya pembelajaran dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa. Akan tetapi pada kenyataannya guru tidak melihat bagaimana

peran siswa dalam mengikuti pembelajaran apakah dalam taraf mengerti dan

(46)

Gambar 2: Kerangka Berpikir Penelitian

Pembelajaran konvensional (metode ceramah) yang sering

dilakukan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa akan

mengakibatkan siswa cenderung tidak aktif karena tidak ada dorongan minat

dari guru. Maka guru harus mencari model pembelajaran yang dapat

memancing siswa untuk berperan secara aktif dalam pembelajaran, karena

penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai akan mengakibatkan

terhambatnya penerimaan materi kepada siswa yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa.

Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan adanya

penggunaan metode, strategi, atau pendekatan pembelajaran yang tepat.

Salah satu metode yang digunakan adalah Jigsaw. Pembelajaran dengan

(47)

digunakan untuk meningkatkan peran aktif siswa dikarenakan metode ini

melibatkan siswa secara menyeluruh di dalam kelas. Maka dari itu peneliti

mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa. Diharapkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, siswa dapat terlibat langsung

dalam pembelajaran. Karena siswa akan memperoleh pengalaman secara

langsung dalam proses belajar dan berkelompok. Dengan demikian

pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa dan mampu meningkatkan

partisipasi dan keaktifan siswa dalam belajar dan diharapkan mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis tindakan

dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw yang

berteknis pertukaran dari kelompok ke kelompok lain dengan setiap

siswa mengajarkan sesuatu ke siswa lain pada materi perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD

Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD

(48)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk

dapat meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas.

Selain itu, Penelitian Tindakan Kelas juga bertujuan untuk meningkatkan

relevansi pendidikan dan sasaran akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil

pendidikan. Menurut Kunandar (2011:44-45), PTK merupakan suatu

penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai

peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain dengan jalan

merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif

dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan

mutu proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu

dalam suatu siklus.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian

tindakan dengan bagan yang berbeda, tetapi secara garis besar terdapat

empattahapan yang dilalui:

1. Menyusun perencanaan (planning).

2. Melaksanakan tindakan (acting).

(49)

4. Membuat refleksi (reflecting).

Penelitian mengacu pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan

informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal dan

penting bagi peneliti. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing

tahap adalah sebagai berikut.

Gambar 3: Model Siklus PTK

(Arikunto, 2006:16)

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Corongan Yogyakarta. Perencanaan

SIKLUS I

Pengamanan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamanan

Kesimpulan

Pelaksanaan

Refleksi

Pelaksanaan

(50)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas V SD Negeri

Corongan Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang

berjumlah 33 orang.

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada

siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta semester genap tahun

pelajaran 2013/2014 dalam materi Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan Indonesia.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014

yakni bulan Maret – April 2014.

C. Rencana Penelitian

1. Persiapan

Sebelum melaksanaan siklus 1 dan siklus 2, penulis terlebih

dahulu melakukan persiapan yang meliputi sebagai berikut :

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Corongan

Yogyakarta untuk melakukan pengamatan (observasi) di SD

tersebut.

b. Melakukan pengamatan pada siswa kelas V untuk mengetahui

(51)

c. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang dihadapi siswa

mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia.

d. Menyusun proposal penelitian.

e. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi

pokoknya.

f. Merancang dan menyusun silabus pembelajaran.

g. Menyusun instrumen pengumpulan data.

h. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas, misalnya media/alat peraga.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Penelitian tindakan kelas ini diadakan dua siklus dengan

perincian sebagai berikut :

a. Siklus 1

1) Rencana Tindakan

Peneliti mendalami silabus, membuat RPP, membuat LKS dan

soal evaluasi, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan media dan

sumber belajar.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Kegiatan Awal

• Apersepsi: Tanya jawab mengenai tokoh pahlawan

(52)

b) Kegiatan Inti

• Siswa membaca materi tentang

pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan.

• Penjelasan materi tentang pertempuran-pertempuran

mempertahankan kemerdekaan.

• Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri

dari 4 kelompok asal yang terdiri dari 8 siswa.

• Guru membagikan materi beserta soal kepada

kelompok asal sejumlah 8 sub bab materi.

• Setiap ketua kelompok asal membagi tugas kepada

masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam

satu sub materi pelajaran.

• Setiap kelompok ahli mempelajari sub materi yang

telah diberikan.

• Kelompok ahli berdiskusi untuk menyelesaikan

tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

• Masing- masing anggota kelompok ahli kembali ke

kelompok asal.

• Dalam kelompok asal setiap anggota menjelaskan

materi dan menjawab pertanyaan yang menjadi

(53)

• Setiap anggota kelompok asal menanggapi materi

yang telah disampaikan masing-masing anggota

kelompoknya.

• Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.

• Hasil kerja kelompok dipresentasikan di depan kelas.

• Kelompok asal yang lain saling menanggapi

kelompok presentasi.

c) Kegiatan Akhir

• Siswa bersama guru membuat rangkuman materi dan

memberikan tes hasil belajar untuk siklus I.

• Peneliti melakukan observasi kegiatan siswa selama

proses pembelajaran.

• Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan

kejadian khusus selama proses pembelajaran dalam

bentuk refleksi.

3) Observasi

Peneliti mengamati apakah pembelajaran yang dilakukan

sesuai dengan RPP dan apakah hasil atau dampak dan tindakan

yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa sesuai

dengan harapan peneliti atau belum.

4) Refleksi

Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan pada siklus I ,

(54)

baik oleh siswa maupun guru. Apabila dalam refleksi terdapat

beberapa aspek yang belum tercapai, maka akan dilakukan

perbaikan pada siklus II.

b. Siklus 2

1) Rencana Tindakan

Peneliti mendalami silabus, membuat RPP, membuat LKS dan

soal evaluasi, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan media dan

sumber belajar.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Kegiatan Awal

Apersepsi: Tanya jawab mengenai tokoh pahlawan favorit

siswa

b) Kegiatan Inti

• Siswa dibimbing oleh guru menyebutkan tokoh-tokoh

pahlawan yang ikut serta dalam usaha

diplomasi-diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan.

• Siswa dibagi menjadi 8kelompok asal yang terdiri

dari 4 siswa.

• Guru membagikan materi beserta soal kepada

kelompok asal sejumlah 4 sub materi.

• Setiap ketua kelompok asal membagi tugas kepada

masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam

(55)

• Siswa yang mendapatkan materi yang sama

bergabung dengan kelompok asal yang lain untuk

membaur menjadi kelompok ahli. Setiap kelompok

ahli membahas sub materi yang diberikan oleh guru.

• Setiap kelompok ahli mempelajari sub materi yang

diberikan tersebut. Kelompok ahli berdiskusi dan

mengerjakan pertanyaan dilembar tugas

masing-masing dengan pola 5W+1H serta menggunakan

“garis waktu”.

• Masing- masing kelompok ahli kembali ke kelompok

asal.

• Setiap anggota menjelaskan materi yang telah

dipelajari dalam kelompok ahli.

• Setiap anggota kelompok asal menanggapi materi

yang telah disampaikan masing-masing anggota

kelompoknya.

• Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.

• Hasil kerja kelompok dipresentasikan di depan kelas

dengan disertai 5W+1H dan “garis waktu” .

• Kelompok asal yang lain saling menanggapi

(56)

c) Kegiatan Akhir

• Siswa bersama guru membuat rangkuman materi dan

memberikan tes hasil belajar untuk siklus II.

• Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan

kejadian khusus selama proses pembelajaran dalam

bentuk refleksi.

3) Observasi

Peneliti mengamati apakah pembelajaran yang dilakukan

sesuai dengan RPP dan apakah hasil atau dampak dan tindakan

yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa sesuai

dengan harapan peneliti atau belum.

4) Refleksi

Memaknai penemuan yang terjadi dalam observasi dan

evaluasi.Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan pada siklus II,

keberhasilan yang telah dicapai serta hambatan yang dihadapi

baik oleh siswa.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen

1. Peubah (variabel) indikator keberhasilan

Judul penelitian ini terdapat satu peubah yaitu prestasi belajar

(57)

Tabel 1

Pengumpulan Data dan Instrumen

No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

1

Tes Tertulis Lembar

Tes

2. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data yang berhubungan prestasi

belajar siswa pada materi perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah teknik pengumpulan data tes.

a. Tes

Tes dilakukan untuk pengumpulan informasi tentang

pemahaman siswa terhadap penggunaan model pembelajaran

(58)

peneliti akan mengetahui prestasi belajar dari materi yang sudah

jawabannya dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya)

menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya.

Tes obyektif yang digunakan adalah tes pilihan ganda

yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosen

pembimbing. Soal tes obyektif pilihan ganda berjumlah 15

nomor, yang masing-masing nomor mempunyai bobot satu (1).

Dengan ketentuan skor 1 = jika jawaban benar dan skor 0 = jika

jawaban salah.

Tabel 2

Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II

(59)

Jumlah

30

4. Validasi Instrumen

Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan

pendapat para ahli (experts judgement). Peneliti meminta bantuan

kepada dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

khususnya dosen ahli IPS, serta dosen pembimbing skripsi untuk

menelaah apakah materi instrumen telah sesuai dengan konsep yang

akan diukur. Pengujian validitas instrumen dengan cara experts

judgment adalah melalui menelaah kisi-kisi terutama kesesuaian dengan

tujuan penelitian dan butir-butir pertanyaan.

E. Analisis Data

1. Kriteria Keberhasilan

Penyusunan indikator keberhasilan dapat digunakan untuk

penelitian tindakan kelas (PTK) yakni pencapaian kriteria yang

peneliti tentukan pada setiap akhir siklus I dan siklus II. Kriteria

keberhasilan dikatakan berhasil jika hasil yang dicapai siswa melebihi

kriteria yang sudah peneliti tentukan di setiap akhir siklus I maupun

(60)

Dalam mata pelajaran IPS kelas V semester 2 di SD Negeri

Corongan Yogyakarta kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus

dicapai adalah 70.

Tabel 3

Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa

Peubah Indikator Kondisi Awal

2. Cara Menghitung Peningkatan Prestasi Belajar

Tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa

menggunakan tes dengan bentuk soal obyektif dalam pilihan ganda.

Sesudah soal-soal diujikan di kelas, hasil nilai untuk tiap siswa dan tiap

item soal ditabulasikan. Kriteria nilainya adalah sebagai berikut:

a. Penyekoran

Jawaban benar = 1

(61)

b. Menghitung nilai setiap siswa

Dengan rumus:

- Nilai = 100

c. Menghitung nilai rata-rata

Dengan rumus :

- Nilai rata-rata (N) = ∑

Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa n = Jumlah siswa

d. Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM.

Dengan rumus :

- Presentase = 100%

e. Membandingkan tingkat prestasi belajar siswa pada setiap akhir

siklus dengan kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi

(62)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Prestasi

Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Mata

Pelajaran IPS Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2013/2014” dilaksanakan pada tanggal 13-23 Mei 2014 dengan kegiatan

sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal Sebelum Penelitian

a. Prestasi Belajar

Untuk melihat kondisi awal mengenai prestasi belajar,

peneliti mengambil data dari nilai rata-rata hasil ulangan IPS siswa

kelas V tahun pelajaran 2012/2013.

Tabel 4

Hasil Ulangan IPS Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2012/2013

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

1. FA 50 √

2. DW 55 √

(63)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

4. AD 50 √

5. AF 50 √

6. AP 55 √

7. AG 55 √

8. BA 50 √

9. BP 70 √

10. BM 60 √

11. BR 60 √

12. CA 70 √

13. CE 60 √

14. CA 70 √

15. CP 60 √

16. GE 70 √

17. GI 50 √

18. GT 50 √

19. IV 70 √

20. JO 60 √

(64)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

22. LU 50 √

23. MA 70 √

24 MP 50 √

25. ME 50 √

26 MO 70 √

27. NA 60 √

28. NT 60 √

29. PA 70 √

30. RA 50 √

31. ST 70 √

32. TI 50 √

33. YA 50 √

34. YO 70 √

35. DA 50 √

36. YH 70 √

37. YO 60 √

38. SE 70 √

(65)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

40. SC 60 √

41. CH 50 √

Jumlah 2415 12 29 Rata-rata 58,90

Persentase Ketuntasan

29.3% 70.7%

Dari data dapat diketahui rata-rata hasil ulangan IPS siswa

kelas V pada tahun pelajaran 2012/2013 sebesar 58,90 dari 41

siswa dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 atau sebesar

29,3% siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 29

atau 70,7% siswa yang tidak tuntas.

2. Siklus 1

Siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dengan

alokasi waktu yaitu 3 x 35 menit (3 jam pelajaran). Pada siklus I

pertemuan pertama pembagian waktu 3 jam pelajaran digunakan untuk

kegiatan pembelajaran.. Pertemuan siklus 1 dilaksanakan pada hari

Jumat tanggal 13 Maret 2014.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

Gambar

Tabel 1. Pengumpulan Data dan Instrumen  ..............................................
Gambar 1. Ilustrasi kelompok Jigsaw  ......................................................
Gambar 1 : Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Gambar 2: Kerangka Berpikir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu peneliti membandingkan antara perilaku earnings management yang berada pada tahap growth dan mature, juga mature dan stagnant dan hasilnya terdapat

bjakai, dbjsko dbn !R dr{iimF,

Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan tugas akhir yang dibuat yaitu tentang sensor rotary encoder , rangkaian optocoupler yang digunakan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabilitas penampilan fenotipik dan variabilitas genetik berdasarkan pola pita RAPD tanaman manggis generasi M1

Berdasarkan pertimbangan di atas, perusahaan harus bisa meningkatkan implementasi TQM karena melalui penggunaan TQM, perusahaan mampu meningkatkan audit operasional,

8.6.1.Guru dapat mengolah hasil penilaian proses pembelajar-an untuk berbagai tujuan pada setiap standar kompetensi teknik Pemelihara-an Mekanik Industri 8.7 Melakukan

NO NAMA PAKET PEKERJAAN LOKASI PAGU ANGGARAN METOOE PENGADAAN utsrponmlkjihgecbaWSRPONLKC. 1 Pembangunan Sekolah Shelter Kecamatan Wanareja Rp 1.076.865.550

Terkait dengan hal tersebut, penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang lingkungan hidup,