• Tidak ada hasil yang ditemukan

8.1

Kesim pulan

a. Luas w ilayah Kabupat en Nganjuk 122.384 ha yang t erbagi m enjadi 20 kecam at an, yang secara t opografi didom inasi dengan dat aran rendah, di bagian selat an t erdapat Gunung Wilis dan di bagian ut ara t erdapat Pegunungan Kendeng. Kondisi ini m enjadikan sebagian besar w ilayah Kabupat en Nganjuk m erupakan daerah cekungan air sehingga m enjadikan t anah yang subur karena relat if t ersedia sum ber daya air unt uk saw ah. b. Beberapa kecam at an yang m em punyai produksi padi t inggi diat as rat a-rat a

Kabupat en (276.280 t on padi/ t ahun) adalah Kecam at an Tanjunganom , Rejoso, Pram bon, Gondang, Baron, Pace, Loceret , Bagor dan Sukom oro. Sem uanya adalah Kecam at an-kecam at an yang t erlet ak pada dat aran rendah.

c. Produksi beras Kabupat en Nganjuk t ahun 2013 adalah 346.676 t on, sedangkan konsum si beras penduduk selam a set ahun adalah sekit ar 117.830 t on, sehingga ada surplus 228.846 t on. Hasil analisis ket ahanan pangan at au daya dukung lahan unt uk t anam an padi m enunjukkan bahw a Kabupat en Nganjuk m asuk kat agori Kabupat en surplus beras, dim ana luasan lahan saw ah unt uk budidaya padi sangat m endukung produksi padi m elebihi kebut uhan penduduk set em pat , dit unjukkan dengan indeks Daya Dukung Lahan (DDL) sebesar 2,9.

d. Hanya t erdapat 1 kecam at an dari 20 kecam at an yang defisit produksi pangan (padi), yakni Kecam at an Kert osono, dengan nilai DDL = 0,9

e. Terdapat perbedaan luasan lahan saw ah ant ara Hasil Survei Tahun 2014, dat a lahan saw ah dari Kelom pok Tani Kabupat en Nganjuk Tahun 2014 dan hasil int erpret asi cit ra sat elit Geoeye Tahun 2014. Perbedaan luasan lahan saw ah dari 3 sum ber t ak t erhindarkan, dan hal ini juga t erjadi di sem ua daerah.

b) Kualifikasi LP2B adalah seluas 41.830 ha c) Cadangan LP2B adalah seluas 3.970 ha

g. Dat a luasan lahan saw ah hasil int erpret asi cit ra sat elit Geoeye t ahun 2014 yang dapat digunakan unt uk penet apan LP2B adalah luasan lahan saw ah agregat kecam at an, sedangkan luasan lahan saw ah per desa/ kelurahan belum dapat digunakan karena belum t ersedia bat as adm inist rasi desa/ kelurahan yang t erverifikasi dengan sist em geospasial m ut akhir. Dalam hal ini m enunggu pem ut akhiran RTRW Kabupat en Nganjuk.

h. Hasil survei pem inat an LP2B di Kabupat en Nganjuk m enunjukkan:

a) Kepem ilikan luas lahan di at as rat a-rat a kepem ilikan lahan pet ani kabupat en (3.308 m 2/ pem ilik) t erdapat di 11 Kecam at an: Kert osono, Ngronggot , Loceret , Wilangan, lengkong, Nganjuk, Gondang, Rejoso, Ngluyu, Jat ikalen dan Pat ianrow o.

b) Fakt or anak yang akan m eneruskan budidaya pert anian orang t uanya, dim ana hasil survei m enunjukkkan di at as rat a-rat a kabupat en (59%) adalah di 9 Kecam at an: Ngronggot , Wilangan, Berbek, Bagor, Lengkong, Sukom oro, Ngluyu, Pat ianrow o dan Baron c) M ayorit as responden (pet ani pem ilik lahan) set uju unt uk m engikut i

program LP2B, yakni m encapai 85%,

d) 84% responden bersedia lahan saw ahnya unt uk t idak dialih-fungsikan ke non pert anian selam a 20 t ahun kedepan, dan

e) Berdasar agregat penilaian dalam survei pem inat an LP2B dan luasan lahan saw ah, m aka t erdapat Kecam at an-kecam at an dengan penilaian unt uk pem inat an LP2B t ert inggi adalah Kecam at an: Ngronggot , Wilangan, Lengkong, Sukom oro, Gondang, Rejoso, Ngluyu dan Baron

8.2

Rekom endasi

a. Kabupat en Nganjuk m asuk kat agori Kabupat en surplus beras, dim ana luasan lahan saw ah unt uk budidaya padi sangat m endukung produksi padi m elebihi kebut uhan penduduk set em pat , dit unjukkan dengan indeks Daya Dukung Lahan (DDL) sebesar 2,9, bahkan unuk proyeksi t ahun 2035 nilai DDL adalah 2,7. Nam un dem ikian, hasil ini bukan m enjadi alasan luasan lahan saw ah yang ada sudah berlebih sehingga boleh leluasa unt uk dikonversi m enjadi lahan non pert anian. Sebaliknya, kondisi lahan saw ah

yang ada adalah aset , dan aset dalam fakt or produksi adalah fakt or yang harus dilest arikan agar m enjadi aset yang berkelanjut an.

b. Beberapa kecam at an yang m em iliki surplus beras yang t inggi perlu m endapat kan perhat ian ut am a dalam kebijakan pem bangunan pert anian t anam an pangan unt uk m enjaga ket ersediaan pangan di Kabupat en Nganjuk, khususnya pem berian insent if. Yakni, Kecam at an: Tanjunganom , Rejoso, Gondang, Pram bon, Baron, Pace, Sukom oro, Bagor, Loceret dan Pat ianrow o .

c. Beberapa kecam at an yang m engalam i defisit beras at au ham pir defisit perlu dilakukan upaya ant isipasi sepert i int ensifikasi pert anian agar m am pu kem bali sw asem bara beras, sert a m em erlukan pengaw asan ekst ra ket at , khususnya dalam pengeluaran ijin konversi lahan pert anian dan bent uk disinsent if lainnya. Dalam hal ini adalah Kecam at an: Kert osono, Nganjuk, Nget os, Berbek dan Loceret .

d. Perlu dilakukan upaya pengurangan ket ergant ungan pangan pada beras dengan diversifikasi pangan lainnya sepert i um bi-um bian, jagung, dll. M engingat , produkt ivit as m inim al LP2B pada lahan saw ah beririgasi unt uk t anam an pangan non padi set ara dengan produkt ivit as t anam an padi (3 t on/ ha/ t ahun) adalah ubi jalar 75 t on/ ha/ t ahun dan ket ela pohon adalah 100 t on/ ha/ t ahun.

e. Akad keikut sert aan pet ani pem ilik lahan saw ah dalam program LP2B sebaiknya t idak dilakukan orang per orang, m elainkan dilakukan m elalui akad dalam kelom pok t ani (Gapokt an). Hal ini unt uk m engurangi panjangnya proses pem buat an akad, juga biaya, sert a guna m em perkuat solidit as kelom pok t ani.

f. Jika keikut sert aan pet ani dalam LP2B dalam jum lah yang banyak, sebagaim ana diket ahui jum lah pet ani pem ilik lahan di Kabupat en Nganjuk t ahun 2014 adalah 100.556 anggot a, m aka berkait an dengan insent if dalam perlindungan LP2B dapat dilakukan secara bergiliran. Nam un dem ikian, insent if yang bent uknya t idak perorangan/ kelom pok sepert i perbaikan sarana-prasarana irigasi, pendam pingan pem berant asan ham a dan penyakit t anam an, inovasi t eknologi pert anian dan inform asi harga

g. Pem berlakukan program LP2B at au akad program LP2B di Kabupat en Nganjuk sebaiknya dit erapkan dengan didahului kegiat an pilot project pada 2 desa/ kelurahan. Dim ana, 2 w ilayah t ersebut m erupakan represent asi t ipologi w ilayah yang dom inasi lahan saw ahnya t inggi; dan w ilayah yang lahan saw ahnya cenderung t erancam oleh konversi unt uk perum ahan, indust ri at au kegiat an non pert anian lainnya. Hasil pilot project m enjadi dasar pelaksanaan dan evaluasi penerapan program LP2B di Kabupat en Nganjuk.

h. Program sosialisasi LP2B sebaiknya t erus dilakukan, khususnya pendekat an lew at kelom pok t ani, m engingat ada beberapa pokok bahasan t erkait program LP2B yang perlu diberikan pem aham an yang lebih det ail, sepert i perihal insent if-disinsent if dan hak-kew ajiban pesert a LP2B.

i. Jika pelaksanaan LP2B t erkendala berat m aka perlindungan lahan pert anian pangan berkelanjut an dapat dilakukan lew at pengendalian lahan dalam t at a ruang det ail dan perat uran zonasi.

j. Luasan penet apan LP2B yang disepakat i sebaiknya sesegera m ungkin disam paikan kepada Badan Koordinasi Penat aan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupat en Nganjuk unt uk m enjadi bahan m asukan dalam pem ut akhiran RTRW at au penat aan ruang yang lebih rinci di Kabupat en Nganjuk.

k. Penet apan LP2B Kabupat en Nganjuk dilakukan dengan Perat uran Daerah at au perat uran lainnya yang signifikan (Perat uran Bupat i at au Keput usan Bupat i).

Dokumen terkait