A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab iv maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi model TGfU dalam proses pembelajaran penjas dapat meningkatkan intensitas latihan gerak pada siswa SD Negeri Cijati Kecamatan Majalengka.
2. Implementasi model TGfU dalam proses pembelajaran penjas dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar pada siswa SD Negeri Cijati Kecamatan Majalengka.
3. Respon siswa terhadap penerapan model TGfU di SD Negeri Cijati Kecamatan Majalengka rata-rata memberikan respon yang positif.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan selama pelaksanaan penelitian, penulis mengajukan rekomendasi bagi pihak-pihak terkait penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi penyelenggara pendidikan.
Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah individu ke arah yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan model Teaching Game for Understanding (TGfU) dapat meningkatkan intensitas latihan gerak dan kemampuan gerak dasar. Oleh karena itu penulis menyarankan agar model Teaching Game for Understanding (TGfU) dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran penjas di sekolah.
2. Bagi guru pendidikan jasmani.
Penyajian materi pembelajaran melalui model Teaching Game for Understanding (TGfU) yang dilakukan guru akan menyebabkan siswa
99
Endi Rustandi, 2013
Implementasi Model Teaching Generator Understanding (TGFU) Dalam Meningkatkan Intensitas Latihan Gerak Dan Kemampuan Gerak Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyenangi aktivitas jasmani dan akan tumbuh sikap positif terhadap kegiatan pembelajaran penjas. Pendekatan mengajar penjas berdampak pada peningkatan jumlah waktu aktif belajar atau berlatih, sehingga siswa memiliki pengalaman belajar atau berlatih yang lebih banyak dalam menguasai tugas gerak yang disampaikan dan diinstruksikan guru. Guru penjas harus senantiasa memberikan penjelasan kepada semua pihak, bahwa aktivitas olahraga permainan dalam konteks pembelajaran penjas bukan hanya sekedar aktivitas fisik saja, tetapi banyak hal yang dapat ditumbuhkembangkan seperti aspek kognitif, aspek afektif. Kesemua ini bertujuan untuk menghapus anggapan masyarakat, bahwa aktivitas jasmani dalam konteks mata pelajaran penjas bukan hanya melatih fisik siswa saja. Padahal sesungguhnya seluruh potensi siswa ( pengetahuan, keterampilan dan sikap ) turut pula dkembangkan seiring dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak didik pada setiap tingkatan usia.
3. Bagi peneliti selanjutnya.
Hasil temuan ini diharapkan dapat memberi peluang kepada peneliti lainnya untuk mengembangkan lebih lanjut. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu direkomendasikan untuk dilakukan penelitian-penelitian lanjutan dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda.
100
Endi Rustandi, 2013
Implementasi Model Teaching Generator Understanding (TGFU) Dalam Meningkatkan Intensitas Latihan Gerak Dan Kemampuan Gerak Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka
Alwasilah, A. C. (2010). Pokoknya Action Research. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama
Arikunto, S., Suharjono dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Asrori, M. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.
Badriah, L. D. (2011). Fisiologi Olahraga. Bandung: Multazam.
Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya.
Direktorat Bina Gizi. (2011). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Griffin, Linda L. and Buttler, J. (2005). Teaching Games for Understanding (TGfU). Theory, Research, and Practice. New Zealand. Human Kinetic
Haga, M. (2008).”The Relationship Between Physical Fitness and Motor Competence in Children.” Journal Compilation. Blackwell Publishing Ltd. Child: care, health and development, 34,3,329-334.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: CV. Tambak Kusuma.
_______. (2007) Teori dan Metodologi Pelatihan. Bandung. Sekolah Pasca Sarjana Program Magister S2 UPI
_______. (2010). Sasaran Pendidikan Jasmani. Bandung: Diktat. Disampaikan pada sarasehan Dosen dan Mahasiswa FPOK-UPI Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Juha-Pekka. M. et al. (2006). “ A School-Based Movement Programe for Children with Motor Learning Difficulty.” Journal European Physical Education Review. Volume 12(3): 273-287.
101
Endi Rustandi, 2013
Implementasi Model Teaching Generator Understanding (TGFU) Dalam Meningkatkan Intensitas Latihan Gerak Dan Kemampuan Gerak Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Learning Theories Knowledgebase. (2010). Cognitive Theories at Learning (online). http://www.learning-theories.com/weiners-attribution-theory.html.
Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Depdibud. Dirjen Dikti.
Mahendra, A. 2009. Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Modul Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI.
McLaren, B.K. and George, K.D. (2005). Sport and Exercise Physiology. Liverpool: Bios Scientific Publishers. UK
MD Bin M. N. (2011). Indeks Massa Tubuh.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25638/4/Chapter% 2011.pdf.
Metzler, M.W. (2000). Instructional Models for Physical Education. Boston: Allyn and Bacon. USA
Nieman, C.D. (1990). Fitness and Sports Medicine, An Introduction. California: Bull Publishing Company Palo Alto. USA
Nurhasan, (2000). Modul Tes dan Pengukuran. Bandung: Jurusan Kepelatihan FPOK UPI.
Rahyubi, H. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi, Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media
Schmidt, A.R., Wrisberg, A.C. (2000). Motor Learning and Performance. (Second Edition). California: Human Kinetics. USA
Siedentop, D. (1991). Developing Teaching Skills in Physical Education. (Third Edition). California: Mayfield Publlishing Company. USA
Simon, R. and Stuart, F. (2012). “A Five-Stages Process for The Development and validation of a Systematic Observation Instrument: The System for Observing The Teaching of Games in Physical Education (SOTG-PE).” Journal European Physical Education Review. 18(1) 97-113.
102
Endi Rustandi, 2013
Implementasi Model Teaching Generator Understanding (TGFU) Dalam Meningkatkan Intensitas Latihan Gerak Dan Kemampuan Gerak Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subroto, T. dkk. (2010). Teori Bermain. Bandung: Modul Prodi PJKR FPOK UPI.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suherman, A. (2001). Asesmen Belajar Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.
_________. (2008). Pedoman Observasi dan Evaluasi Gerak Dasar. Bandung: FPOK UPI
________-_ (2009) Revitalisasai Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV Bintang Warli Artika.
Suherman, A. (2009). “Pengembangan Model Pembelajaran Outdoor Education Pendidikan Jasmani Berbasis Kompetensi di Sekolah Dasar.” Jurnal Penelitian.Vol. 9
Sukmadinata, S.N. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya.
Thomas, R.J., Lee.M.A. and Thomas, K.T. (1988). Physical Education For Children. Illinois. Human Kinetics. USA
Trianto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Winarno. (2006). “Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani.”
Jurnal Iptek Olahraga. Vol.8, No.2, 83-90.
Yudiana, Y. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber-sumber lain:
http://angga-education.blogspot.com/2009/04/penerapan-sistem-pendekatan-taktis-pada.html
103
Endi Rustandi, 2013
Implementasi Model Teaching Generator Understanding (TGFU) Dalam Meningkatkan Intensitas Latihan Gerak Dan Kemampuan Gerak Dasar