• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun Ajaran 2013/2014 belum memiliki kompetensi pengetahuan yang baik dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif.

2. Guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014 yang memiliki kompetensi pengetahuan yang baik dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif banyak terdapat pada usia 27 – 32 tahun dengan masa kerja kurang dari 10 tahun dan sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling. 3. Beberapa kebutuhan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di

Kabupaten Bandung Barat untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif diantaranya dalam hal meningkatan kemampuan mengidentifikasi kompetensi siswa yang menjadi prioritas harapan orangtua, sekolah dan masyarakat, kemampuan memahami dengan baik cara menyusun program bimbingan dan konseling komprehensif, kemampuan memahami alokasi waktu untuk setiap komponen program yang harus dikembangkan pada siswa, dan kemampuan memahami cara menyusun rencana anggaran untuk program bimbingan dan konseling.

79

Asri Kamilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, rekomendasi ditujukan kepada beberapa pihak sebagai berikut.

1. Guru Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan hasil penelitian, guru bimbingan dan konseling belum memiliki kemampuan dalam memahami cara membuat rencana pelaksanaan, timeline, dan kalender kegiatan dan mengidentifkasi kondisi lingkungan sekolah, termasuk di dalamnya harapan orangtua dan masyarakat. Guru bimbingan dan konseling perlu secara konsisten terus menerus meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan orangtua dan menjadikannya sebagai bagian dari tim bimbingan dan konseling tidak hanya ketika ada siswa yang bermasalah, tetapi juga dari sejak merancang program bimbingan dan konseling para stakeholder tersebut perlu dilibatkan.

Guru bimbingan dan konseling pun perlu secara terus menerus menambah pengetahuan tentang kemampuan memahami cara membuat rencana pelaksanaan, timeline, dan kalender kegiatan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan keterlibatan dalam kegiatan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK). Guru bimbingan dan konseling perlu secara aktif mengusulkan topik-topik yang memerlukan pembahasan dalam MGBK sekaligus aktif mengikuti kegiatan MGBK.

80

Asri Kamilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pihak sekolah yakni kepala sekolah, disarankan memberikan kesempatan yang luas kepada guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan, dengan cara menyalurkan pada berbagai kegiatan pelatihan dan kajian keilmuan bimbingan dan konseling terbaru.

3. Lembaga Pendidikan Calon Guru Bimbingan dan Konseling

Lembaga Pendidikan Calon Guru Bimbingan dan Konseling perlu secara aktif mensosialisasikan konsep dan kerangka kerja program bimbingan dan konseling komprehensif kepada guru bimbingan dan konseling yang telah bertugas di lapangan, sehingga tidak ada kesenjangan pengetahuan antara guru bimbingan dan konseling yang baru dengan yang senior.

4. Organisasi Guru Bimbingan dan Konseling

Organisasi guru bimbingan dan konseling yang dimaksud ialah Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) dan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). MGBK perlu aktif menyelenggarakan pelatihan yang secara khusus mengkaji tentang proses merancang program bimbingan dan konseling komprehensif baik dengan mendatangkan ahli dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif ataupun bertukar fikiran dengan guru yang telah memiliki kompetensi pengetahuan yang baik dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif.

Bagi ABKIN, perlu dirumuskan kembali secara khusus mengenai kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif, sehingga diperoleh rumusan kompetensi pengetahuan yang terinci dan dilegalkan secara keorganisasian.

81

Asri Kamilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian belum merumuskan solusi berupa program pelatihan yang riil, rekomendasi bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat membuat program pelatihan untuk peningkatan kompetensi pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam merancang program bimbingan dan konseling komprehensif. Program berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi kompetensi siswa yang menjadi prioritas harapan orangtua, sekolah dan masyarakat, dan kemampuan memahami alokasi waktu untuk setiap komponen program yang harus dikembangkan.

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Alfa, Denis. 2012. Kontribusi Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMA Negei 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Tesis Program Studi Pemjamin Mutu Pendidikan UPI. Tidak Diterbitkan

Alhakim, Ibrahim. 2011. Program Supervisi untuk Meningkatkan Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Skripsi PPB FIP UPI. Tidak diterbitkan

Cheetham, G; Chivers, G. (1999). Chapter 18. Professional Competence: Harmonizing Reflective Practitioner And Competence-Based Approach, [Online]. Tersedia di www.heacademy.ac.uk (20-03-2012).

Dharma, Surya. 2010. Manajemen Kinerja, Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. PPB FIP UPI Disdikpora. 2013. Daftar SMA dan SMK Negeri dan Swasta Kabupaten Bandung

Barat. [Online]. Tersedia www.disdikpora.bandungbaratkab.net

Furqon, dkk. 2001. Peningkatan Kinerja Guru Pembimbing melalui Penelitian Kolaborasi. Laporan Penelitian. Tidak Diterbitkan

Gallardo, M.A.S. (2009). “Competences to Improve Productivity: A Structural

Model”. Presented at the Production and Operations Management Society

20th Annual Conference. May 1 – 4, 2009. Orlando, FL. USA. [Online]. Tersedia di: www.POMS.org. (28 Juni 2012).

82

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gysberg, N.C., Hendersen, P. (2006). Developing & Managing Your School Guidance and Counseling Program. 4th. Alexandia: ACA.

Hastuti, Tuti. 2003. Analisis Faktor-Faktor Stres Karyawan, Tesis Pascasarjana, Universitas Brawijaya. Tidak diterbitkan..

Heriyanti. 2013. Program Pelatihan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Konselor di sekolah (Penelitian kuasi eksperimen terhadap konselor SMA Negeri Kota Pontianak). Tesis Sekolah Pascasarjana UPI. Tidak Diterbitkan

Hermanto, Bambang. ____. Pengaruh Prestasi Training, Motivasi, Dan Masa Kerja Teknisi Terhadap Produktivitas Teknisi Di Bengkel Nissan

Yogyakarta, Solo Dan Semarang [Online]. Tersedia di

http://eprints.uny.ac.id/9633/1/Jurnal.pdf

Ilfiandra, dkk. (2006). Peningkatan Mutu dan Tata Kelola Layanan BK di Provinsi Jabar. Hibah Penelitian Balitbang Depdiknas.

Kartadinata, Sunaryo. 2010. Isu-isu Pendidikan: Antara Harapan dan Kenyataan. Bandung: UPI Press

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi

Lander, A Patricia. 2008. A Guide to Comprehensive School Counseling Program Development. Connecticut: Connecticut State Department of Education Louis, Arilene. et al. 2012. Oregon’s Guidance and Counseling Framework.

Oregon Department of Education

Martoyo, Susilo. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2 Cetakan Pertama. Jakarta : Bumi Aksara.

Mendiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuah Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

83

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurihsan, Juntika. 2007. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama

Nadia. 2008. Kompetensi Guru Pembimbing dalam Pengelolaan Program Bimbingan dan Konseling (Studi ke arah penyusunan pelatihan pengelolaan bimbingan dan konseling di sekolah). Tesis Pascasarjana BK UPI. Tidak Diterbitkan

Nasir, Nadia. 2008. Analisa Pengaruh Tingkat Upah, Masa Kerja, Usia Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Study Kasus Pada Tenaga Kerja Perusahaan

Rokok ”Djagung Padi” Malang). Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Tidak Diterbitkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi akademik dan Kompetensi Konselor

Pemda Bandung Barat. 2014. Profil Kabupaten Bandung Barat. Tersedia online

http://bandungbaratkab.go.id/index.php/dinas/dinas-pendidikan-pemuda-dan-olahraga

Santoadi. 2010. Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta: Universitas Senata Darma

Simanjuntak, J. Payaman. 2005. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit FEUI ( Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia )

Spencer, L.M., Spencer, S.M., (1993), Competence at Work: Model for Superior Performance. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

84

Asri Kmilah, 2014

Kompetensi Pengetahuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Merancang Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, Uman. 2007. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: Rajawali Pers Trisnowati. 2009. Program pelatihan keterampilan konseling bagi konselor di

sekolah. Tesis master pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Tresna. 2011. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Online dalam http://tresnacounselor.blogspot.com/2011/03/penyusunan-program-bk-komprehensif.html

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Yusuf LN, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press

_________________. Nurihsan, Juntika. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya

Dokumen terkait