• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap nilai-nilai tradisi Ruwatan Bumi sebagai sumber pembelajaran sejarah dalam meningkatkan rasa tanggung jawab siswa peneliti menggunakan studi etnografi pada masyarakat adat Banceuy dan Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Ciater. Studi etnografi dilakukan pada penelitian tahap pertama untuk mengkaji mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Ruwatan Bumi, sedangkan nilai-nilai yang diperoleh dari hasil penelian tahap pertama kemudian dikaji dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk melihat keefektifan nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi Ruwatan Bumi dalam meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Sebagaimana telah dibahas pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, Ruwatan yang berarti ngarawat atau memelihara memberikan pemaknaan bahwa masyarakat Banceuy harus menjaga Kampung dari berbagai hal yang dapat merusak atau menimbulkan bencana seperti menebang hutan secara liar atau tidak menjaga kebersihan lingkungan. Tradisi Ruwatan Bumi merupakan simbol rasa terima kasih masyarakat Banceuy terhadap Nyi Pohaci sebagai lambang padi yang merupakan makanan pokok masyarakat Banceuy. Ruwatan Bumi juga merupakan tolak bala agar terhindar dari bencana atau malapetaka.

Kedua, tradisi Ruwatan Bumi memiliki nilai-nilai positif yang menjadi pedoman bagi masyarakat yang menganutnya. Nilai-nilai tersebut diantaranya, 1) Nilai tanggung jawab individu maupun tanggung jawab sosial dalam melestarikan tradisi yang telah menjadikan Kampung Banceuy sebagai aset budaya Kabupaten Subang maupun Jawa Barat. 2) Tanggung jawab dalam menjaga kearifan ekologi

197

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menaati hukum adat yaitu tidak merusah hutan larangan (Karamat). 3) Tradisi Ruwatan Bumi juga mengandung nilai kerja sama atau gotong royong yang mencerminkan rasa kekeluargaan dan kerukunan antar masyarakatnya sangat tinggi. 3) Nilai toleransi pun terdapat dalam tradisi Ruwatan Bumi ini karena tradisi Ruwatan Bumi bukan paksaan bagi masyarakat yang tidak menganut ataupun paksaan bagi masyarakat dengan status ekonomi lemah.

Ketiga, masyarakat Banceuy mengimplementasikan nilai-nilai tradisi Ruwatan Bumi dalam kehidupan sehari-hari. Rasa tanggung jawab diimplementasikan denagn tetap menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur dengan cara tetap melaksanakan upacara adat Ruwatan Bumi setiap tahunnya. Selain itu, tanggung jawab masyarakat Banceuy juga diimplementasikan dengan tetap menjaga lingkungan dari kerusakan, seperti menaati aturan hukum adat dengan tidak menebang pohon dihutan yang merupakan sumber air yang digunakan oleh masyarakat. Gotong royong merupakan penjabaran dari tanggung jawab sosial. Kegiatan gotong royong sudah menjadi keseharian masyarakat Kampung Banceuy, baik untuk kegiatan yang bersifat ptibadi seperti syukuran pernikahan dan khitanan dan membangun rumah juga untuk kegiatan yang bersifat umum seperti pembangunan Mesjid, memperbaiki sarana air, dan membersihkan selokan juga lingkungan kampung. Sedangkan nilai toleransi diimplementasikan dengan tidak membeda-bedakan status ekonomi atau kedudukan antar sesama warga masyarakat dan memberikan kebebasan bagi masyarakat kampung Banceuy untuk tidak melaksanakan kegiatan upacara adat Ruwatan Bumi jika tidak meyakininya. Hal ini menunjukkan bahwa upacara adat Ruwatan Bumi tidak mengandung unsur paksaan.

Keempat, guru merencanakan pembelajaran IPS-Sejarah di SMP Negeri 1 Ciater melalui internalisasi nilai-nilai-nilai tradisi Ruwatan Bumi dalam meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, dimulai dengan membuat silabus dari tiga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran ini

198

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memuat nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi Ruwatan Bumi seperti tanggung jawab, kerja sama atau gotong royong, dan toleransi. RPP ini merupakan acuan pembelajaran IPS-Sejarah untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa melalui internalisasi nilai-nilai tersebut dalam proses pembelajaran. Nampak jelas dari RPP siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga ada perubahan dalam segi indikator, metode pembelajaran, media yang digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai.

Kelima, pelaksanaan pembelajaran IPS-Sejarah di SMP Negeri 1 Ciater melalui internalisasi nilai-nilai tradisi Ruwatan Bumi sebagai sumber pembelajaran sejaran untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dilakukan dengan tiga siklus. Pembelajaran IPS-Sejarah pada siklus pertama menunjukkan perubahan sikap siswa walaupun belum maksimal. Siklus kedua menunjukkan perubahan sikap siswa yang lebih baik dibandingkan dengan siklus pertama. Siklus ketiga memperoleh hasil yang signifikan dibandingkan dengan siklus pertama dan siklus kedua. Rasa tanggung jawab siswa, seperti tanggung jawab individu maupun tanggung jawab sosial dalam menjalankan perannya sebagai peserta didik sangat terlihat perubahannya pada siklus ketiga. Oleh karena itu rasa tanggung jawab siswa dari sikulus pertama, siklus kedua, dan ketiga terbukti terdapat peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa internalisasi nilai-nilai tradisi Ruwatan Bumi sebagai sumber pembelajaran sejarah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

B. REKOMENDASI

1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

a. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Subang dan Provinsi Jawa Barat diharapkan mampu memberikan dukungan kepada masyarakat adat Banceuy dalam menjaga dan melestarikan tradisi Ruwatan Bumi.

199

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Subang dan Provinsi Jawa Barat diharapkan mampu agar tetap menjaga dan mengembangkan Kampung Adat Banceuy menjadi salah satu kawasan wisata berbasis budaya yang berkelanjutan (Sustainable Cultural Tourism).

2. Guru

a. Guru IPS-Sejarah sebaiknya mampu mengembangkan pembelajaran dengan berupaya memasukkan aspek-aspek nilai tanggung jawab, kerja sama, dan toleransi melalui kajian nilai-nilai yang ada dalam tradisi Ruwatan Bumi.

b. Guru di lingkungan Kabupaten Subang pada umumnya sebaiknya memberikan tempat terhormat kepada upaya-upaya menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa melalui internalisasi nilai-nilai dalam tradisi Ruwatan Bumi.

c. Guru IPS-sejarah sebaiknya kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran IPS-sejarah sebagai tanggung jawabnya sebagai guru profesional dan sebagai pengembang kurikulum.

d. Hal terpenting dari penelitian ini bagaimana dampak pembelajaran yang dilakukan mampu membentuk siswa memiliki tanggung jawab individu maupun tanggung jawab sosial dalam kehidupab sehari-hari baik sebagai siswa, anggota keluarga, masyarakat, dan sebagai warganegara yang dapat diwujudkan dari tradisi Ruwatan Bumi.

3. Sekolah

a. Sekolah hendaknya memberikan dukungan kepada guru, khususnya guru mata pelajaran IPS-Sejarah untuk berinovasi dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

200

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru IPS-Sejarah, khususnya dalam keterampilan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sebagai pengembang kurikulum dan kurikulum hidup di sekolah.

c. Sekolah hendaknya memberikan kepercayaan penuh kepada guru untuk mengembangkan nilai-nilai yang digali dari tradisi daerah setempat yang unggul dan teruji, diantaranya tradisi Ruwatan Bumi.

d. MGMP memfasilitasi guru-guru dalam memanfaatkan forum MGMP sebagai wahana bagi peningkatan kompetensi profesional khususnya keterampilan mengembangkan pembelajaran berbasis nilai-nilai tradisi Ruwatan Bumi.

200

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adimiarja, Kusnaka. (2008). Dinamika Budaya Lokal. Bandung: Pusat Kajian LPPB.

Alisjahbana, S.T. (1986). Antropologi Bar. Jakarta: Dian Rakyat.

Almuchtar, (2008). Pengembangan Berfikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Alwasilah, A. Chaedar. (2003). Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya.

Alwasilah, A. C. et. al. (2009). Etnopedagogy: Landasan Praktek Pendidikan. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Atmodjo, M.M.S.K. (1986). Pengertian Kearifan Lokaldan Relevansinya dalam Modernisasi dalam Ayathrohae di Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Ayatrohaedi. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa. Jakarta: Pustaka Jaya.

Banks, J.A. (1985). Teaching Strategis For the Social Studies (Third Edition). Jakarta: Universitas Terbuka.

Barr, R.D, Barth, J.L, Shermis, S.S. (1977). Defining the Social Studies. Virginia: National Council for TheSocial Studies.

Bogdan, B. dan Biklen, S.K. (1982). Qualitative Research for Education An Introduction to Theory and Method. Boston: Allyn and Bacon.

Budiyono. (2007). Nilai-Nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Coleman, Simon & Watson Helen. (2005). An Introduction to Anthropology. London: Tiger Book International.

Creswell, J.H. (2012). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Subang. (2007). Sejarah Kabupaten Subang. Subang: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Subang

201

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

________________. (2008). Ragam Budaya Kabupaten Subang (Pendokumentasian Seni dan Budaya). Subang: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Subang.

Durkheim, E. (2011). The Elementary Forms of the Religious Life Sejarah Bentuk-Bentuk Agama yang Paling Dasar. Jogjakarta: IRCiSoD.

Elmubarok, Z. (2008). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Fenton. (1967). The New Social Studies. New York: Holt, Rinehart & Wisnten.

Fraenkel, J.R. (1977). How to Teach About Values; An Analytic Approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Franklin. (2012). Nilai-Nilai Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran Kontekstual dalam IPS (Studi Etnografi pada Masyarakat Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara. Tesis: Program Studi Pendidikan IPS Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Garna, Yuditira. (1996). Sistem Budaya Indonesia. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjajaran.

Geertz, C. (1992). Tafsir Kebudayaan. Terjemahan. Yogyakarta: Kanisius.

Giddens, A. (2000). The Third Way Jalan Ketiga Pembaruan Demokrasi Sosia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hakam, K.A. (2007). Model Pembudayaan Nilai Moral di Sekolah dasar. Bandung: Disertai Doktor Univrsitas Pendidikan Indonesia. tidak diterbitkan.

Hasan, H.S. (1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Dirjen Dikti Depdikbud.

_________. (2012). Pendidikan Sejarah Indonesia: Isu dalam Ide dan Pembelajaran. Bandung: Rizqi Press.

Hermawan, I. (2004). “Pendidikan Nilai Lokal Sebagai Upaya Membentuk Generasi Muda yang Bermoral”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Nomor 23 Tahun XIII Edisi Juli-Desember 2004. Media Komunikasi Antar FPIPS UPI-JPIPS, FKIP, STKIP se Indonesia.

202

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hikmat, Harry. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Press.

Hoeve, Van. (1991). Ensiklopedi Indonesia. jakarta: Ichtiar Baru.

Hopkins. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan kelas A Teacher’s Guide to Classroom Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ihromi, T.O. (1996). Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Isjoni. (2007). Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ismaun. (1980). Memperluas Cakrawala Melalui Sejarah Lokal. Jakarta: Rineka Cipta.

Jarolimek, J. (1977). Social Studies in Elementary Education. New York: Macmillan Publishing co. Inc.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Kaplan, D dan Roberts A. Manners. (2002). Teori Budaya Diterjemahkan oleh Landung Simatupang. Judul Asli The Theory of Culture. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartodirdjo, S. (1988). Menggali Warisan Leluhur untuk Memperkokoh Identitas Nasional Fungsi Pembelajaran Sejarah dalam Pembangunan. Makalah. Surakarta: PPS UNS.

____________. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia.

____________. (1995). Negara dan Nasioalisme Indonesia. PT Grasindo.

Keesing, M.R. (1999). Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta: Erlangga.

Kluckoln. (1951). The Study Of Culture. New York: Stamford University Press.

Koentjaraningrat. (1987). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia.

203

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_____________. (1989). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

_____________. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________. (2000). Pengantar Ilmu Antropologi: Cetakan ke 8. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________. (2004)b. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

_____________. (2005). Pengantar Ilmu Antropologi II: Pokok-Pokok Etnografi. Jakarta: Rineka Cipta.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Latief, Abdul. (2009). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT Refika Aditama.

Lickona, Thomas. (1992). Educating for Character: How Our Schools can Teach Respect and Responsibility. New Ypti: Bantam Books.

_____________. (2012). Character Matters Persoalan Karakter Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas, dan Kebijakan Penting Lainnya. Jakarta: Bumi Aksara.

_____________. (2013). Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik Educating for Charachter. Bandung: Nusamedia. Liliweri, A. (2003). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: PT

LKiS Pelangi Aksara,

Lincoln, Yvonna S & Guba, Egon G. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverlly Hills London, New Delhi: sage Publications.

Linton, R. (1984). Antropologi, Suatu Penyelidikan Manusia. Diterjemahkan oleh Firmansyah. Bandung: Jemars.

MacKenzie, N. (1996). A Guide to the Social Science. New York: The New American Library.

Marzali, A. (2005). Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

204

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Milles M.B & Hubberman A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press (UIP).

Moedjiono. (1995). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Remaja Karya.

____________. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muchlis, M. (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Mutakin, Awan. (2005). Hakekat Manusia Dalam Dinamika Sosial Budaya. Bandung: FPIPS-UPI.

Mutakin, Awan. (2008). Nilai-Nilai Kearifan Adat dan Tradisi di Balik Simbol (Totem) Kuda Kuningan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Nalan, S.A & Sarjono, A.R. (1998). Catatan Seni. Bandung: STSI Press.

Nasution, S. (1998). Azas-Azas Kurikulum. Bandung: Jemmars.

_________. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Transito.

NCSS. (1994). Curriculum Standard for Social Studies. Washington: National Commision for the Social Studies in the School (NCSS).

O’neal, W.F. (2002). Ideologi-ideologi Pendidikan. (Penterjemah: Naomi, O.I., dari Educational Ideologies: Contemporary Expressions of Educational Philosophies). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pass, L Daniel. (2002). Seven Theories of Religion dari Animisme E.B Taylor Materialisme Karl Marx hingga Antropologi Budaya C. Geertz.

Pasya, Gurniwan Kamil. (1999). Kapita Selekta Sosiologi dan Antropologi. Bandung: Buana Nusa.

205

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Pemerintah No. 22, 23, dan 24 Tahun 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Rostiyanti, Ani dkk. (1995). Fungsi Upacara Adat bagi Masyarakat Pendukungnya Masa kini. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ranjabar, J. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia (Suatu pengantar). Bogor: Ghalia Indonesia.

Ruseffendi, H.E.T. (2003). Dasar-Dasar Penelitian Tindakan dan Bidang Nonsakta Lainnya. Semarang: Unnes Press.

Salim, Agus. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Semarang: Tiara Wacana.

Sanjaya. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada.

Sanusi, A. (1971). Studi Sosial di Indonesia. IKIP.

Satori, Djam’an & Komariah, Aan. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Soekanto, S. (1983). Hukum Adat Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

__________. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Spradley, JP. (2007). Metode Etnografi (Penerjemah: Elizameth. M.Z., dari The Ethnograpich Interview) edisi II. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sudjana, N. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarwo. (1989). Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Medyatama Sarana Perkasa.

Sukmaatmadja, et. al. (2006). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah: Konsep, Prinsip, Instrumen. Bandung: Reflika Utama.

206

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumaatmadja, Nursid. (1984). Metodologi Pengajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alumni.

_________________. (2004). Pembinaan dan Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan IPS. Bandung: Alumni

________________. (2005). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkunan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumiati dan Asra. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Supardan, Dadang. (2008). Pengantar Ilmu Sosial Suatu Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Supriatna, N. (2011). Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Green Curriculum dan Ecopedagogy Dalam pembelajaran IPS, Prosiding Konvensi Pendidikan Nasional Pendidikan IPS Ke-1. Bandung: FPIPS-UPI. Sutarto, A. (2006). Kearifan Lokal dan Perubahan Lingkungan Kasus Kampung

Naga, Badui, Damin, dan Tengger; Kumpulan Makalah

Syafa’at, Rachmad dkk. (2008). Negara, Masyarakat dan Kearifan Lokal. Malang: In-TRANS Publishing.

Syam, Nur. (2009). Mahzab-Mahzab Antropologi. Jogjakarta: LKIS

Tim Pustaka Yudistia. (2007). Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yudistia.

Tilaar, H.A.R. (2004). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 18 B ayat 2

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 ayat 3

207

Ijah Hodijah, 2013

Nilai-Nilai Tradisi Ruwatan Bumi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Mixed Method Dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy Dan PTK Di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widja, I Gde . (1989). Sejarah Lokal : Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: LPTK Departeman P dan K.

Widja, I Gde . (1991). Pendidikan Sejarah dan Tantangan Masa Depan; Orasi Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pendidikan Sejarah pada FKIP UNUD. Singaraja: FKIP UNUD.

Widja, I Gde. (2002). Sejarah Lokal, Sustu Perspektif dalam pengajaran Sejarah. Bandung: Tarsito.

William, R. (1982). Value The Concept Value. New York: The Millan Co. & The Free Press.

Wiriatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wora, I. (2006). Perenialisme Kritik Atas Modernisme dan Postmodernisme. Yogyakarta: Kanisius.

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Jurnal :

Hermawan, Iwan. (2004). Pendidikan Nilai Lokal Sebagai Upaya Membentuk Generasi Muda yang Bermoral. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

Internet :

Fuddin. (2012). Hakikat Peningkatan Tanggung Jawab Siswa

dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://fuddin.wordpress.com/2012/11/06/hakikat-peningkatan-tanggung-jawab-siswa-dalam-pembelajaran/. [4 Februari 2012].

Sudrajat, A. (2010). Konsep Pendidikan Karakter. [Online]. Tersedia: http://wordpress.com/2010/09/15/konsep-pendidikan-karakter/. [7 Oktober 2013].

Dokumen terkait