A. Kesimpulan
Secara keseluruhan studi ini telah memenuhi tujuannya yaitu menghasilkan program bimbingan belajar melalui strategi metakognitif dalam meningkatkan self
regulated learning, berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Gambaran tingkat self regulated learning siswa SMA Negri 1 Nagreg sebelum mengikuti layanan bimbingan belajar melalui strategi metakognitif sebagian besar berada pada tingkat rendah dan rendah sekali.
2. Program bimbingan belajar melalui strategi metakognitif adalah suatu kegiatan bimbingan yang dikembangkan berdasarkan pada struktur program yang menjelaskan keterkaitan antara tahapan-tahapan bimbingan belajar melalui strategi metakognitif yang bertujuan meningkatkan self regulated
learning melalui beberapa fase yaitu fase Forethought, fase
Performance/volitional control dan fase Accurate Self-Reflection. Kegiatan
bimbingan dijabarkan dalam komponen-komponen : (a) rasional; (b) misi dan visi; (c) deskripsi kebutuhan; (d) tujuan; (e) komponen program; (f) Sasaran
Hessy Widiyastuti, 2012
Program Bimbingan Belajar Melalui Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa SMA Negeri 1 Nagreg
: Studi Research & Development di SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
intervensi; (g)rencana operasional; (h) pengembangan tema/topik; (i) satuan layanan;(j) kualifikasi konselor; dan (k) evaluasi.
3. Layanan bimbingan belajar melalui strategi metakognitif terbukti cukup efektif meningkatkan self regulated learning. Hal ini ditandai dengan terdapat selisih hasil pre-test dan post-test pada sampel penelitian.
B. Rekomendasi
Berdasarkan analisis terhadap temuan penelitian dan pembahasan maka dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut :
1. Peserta didik
Untuk peserta didik yang memiliki tingkat self regulated learning yang sangat rendah diharapkan dapat melakukan hal-hal berikut :
a. Melakukan identifikasi keterbatasan dan kekuatan diri dalam belajar b. Membangkitkan semangat belajar dari dalam diri.
c. Membuat tujuan dan perencanaan mencapai tujuan yang sesuai dengan dengan kemampuan diri dan dapat terukur ketercapaiannya.
d. Selalu memonitoring pelaksanaan strategi yang telah direncanakan misalnya dengan disiplin mentaati jadwal belajar yang telah dibuat. e. Melakukan evaluasi diri akan pelaksanaan strategi belajar dan tingkat
Hessy Widiyastuti, 2012
Program Bimbingan Belajar Melalui Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa SMA Negeri 1 Nagreg
: Studi Research & Development di SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai pengawas dan penanggungjawab pendidikan dan pengajaran diharapkan dapat memprakarsai ataupun mengapresiasi kegiatan-kegiatan intrakurikuler misalnya dengan memberi jadwal tatap muka di kelas kepada guru BK/konselor agar dapat menyampaikan layanan dasar untuk meningkat self regulated learning siswa. Kepala sekolah juga padat memfasilitasi ekstrakurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola cara belajarnya sendiri (self regulated
learning), misalnya melalui acara seminar dan worshop tentang motivasi
ataupun tentang cara belajar efektif bagi seluruh siswa SMA Negeri 1 Nagreg. 3. Guru Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Nagreg didorong untuk memanfaatkan dan menerapkan program layanan bimbingan belajar melalui strategi matakognitif yang telah divalidasi oleh para ahli di bidang bimbingan dan konseling juga telah diuji keefektifannya dalam meningkatkan self
regulated learning. Bagi guru Bimbingan dan Konseling di luar SMA Negeri
1 Nagreg dapat memanfaatkan dan menerapkan program layanan bimbingan belajar melalui strategi matakognitif dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan karakteristi dan kebutuhan siswa di sekolahnya, misalnya dengan melakukan need assessment terlebih dahulu.
Hessy Widiyastuti, 2012
Program Bimbingan Belajar Melalui Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa SMA Negeri 1 Nagreg
: Studi Research & Development di SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Wali kelas dan guru bidang studi
Wali kelas dan guru bidang studi didorong memanfaatkan hasil penelitian ini dengan cara menggunakan prinsip-prinsip strategi metakognitif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menciptakan siswa-siswa yang memiliki kemampuan mengelola cara belajarnya sendiri (self regulated
learning).
5. Peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian bahwa program bimbingan belajar melalui strategi matakognitif terbukti efektif dalam meningkatkan self regulated
learning siswa SMA Negeri 1 Nagreg, diharapkan kepada peneliti selanjutnya
untuk mencoba beberapa rekomendasi berikut :
a. Menerapkan program bimbingan belajar melalui strategi metakognitif kepada subyek penelitian yang lebih luas lagi, misalnya meliputi beberapa sekolah dalam satu wilayah ataupun berbeda wilayah atau pun kepada subyek penelitian dari tingkat satuan pendidikan yang lain seperti di SD, SMP, atupun di SMK.
b. Peneliti selanjutnya dapat melakukan tahapan dalam penelitian dan pengembangan yang utuh sesuai dengan konsep penelitian dan pengembangan dari Borg & Gall (2003) yang secara konseptual menyusun langkah-langkah pendekatan penelitian dan pengembangan
Hessy Widiyastuti, 2012
Program Bimbingan Belajar Melalui Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa SMA Negeri 1 Nagreg
: Studi Research & Development di SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sebagai berikut: (1) studi pendahuluan (research and information
collecting); (2) perencanaan (planning); (3) pengembangan produk
awal ( develop preliminary form of product); (4) revisi produk awal
(main product revision); (5) uji coba terbatas (main field testing); (6)
revisi produk ujicoba (operational product process); (7) ujicoba lebih luas (operasional field testing); (8) finalisasi produk (final product
revision); (9) diseminasi dan implementasi produk (dissemination and implementation).
c. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan rancangan quasi experiment dengan desain nonequivalent control-two group. Desain ini memiliki keuntungan lebih jika dibandingkan dengan desain Satu Kelompok Prates-Postes (One – Group Pretest-Posttest Design) yang dipakai
dalam penelitian ini. Dalam desain nonequivalent control-two group, peserta penelitian tidak dipilih secara acak untuk menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan kedua kelompok diberikan
pretest dan posttest untuk mengetahui tingkat self regulated learning
antara kelompok control dan kelompok eksperimen sehingga peneliti benar-benar yakin bahwa peningkatan tingkat self regulated learning pada kelompok eksperimen disebabkan oleh pemberian intervensi bimbingan belajar melalui strategi metakognitif dan bukan akibat pengaruh variabel bebas yang lain misalnya motivasi ekstrinsik berupa
Hessy Widiyastuti, 2012
Program Bimbingan Belajar Melalui Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa SMA Negeri 1 Nagreg
: Studi Research & Development di SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keinginan untuk mendapat pujian dari guru atau teman sebagai anak yang pandai.
Hessy Widiyastuti, 2012
Program Bimbingan Belajar Melalui Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa SMA Negeri 1 Nagreg
: Studi Research & Development di SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin.(2003).Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosda Karya Amabile (1983). Learning Motivation (Online). Tersedia
http://semangatbelajar.com/tag/motivasi-belajar. (30 Desember 2010). Altschuld,J.W.(2003). Delphi Technique. Lecture, Applied evalution design. Ohio, USA :The Ohio State University.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arumningtyas, K. (2009). Strategi self-Regulated Learning pada Mahasiswa yang
Mengerjakan Skripsi. Skripsi pada Fakultas Psikologi UNPAD Bandung:
tidak diterbitkan.
Azwar, S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Boekaerts, et al. (2000). Handbook of Self-Regulation. San Diego, USA: Academic Press.
Blakey, Elaine & Spence, Sheila. (1990). Developing Metacognition. ERIC Clearinghouse on Information Resources Syracuse NY.
Creswell, John.W. (1994). Research Design (Qualitative & Quantitative
Approaches). Thousand Oaks: Sage Publication Inc.
Darmiany (2008) Penerapan belajar eksperiensial dalam mengembangkan self
regulated learning mahasiswa Program Studi S-1 FMIPA Pendidikan
Matematika UM semester genap tahun pelajaran 2007/2008. Jurnal ABKIN
:tidak diterbitkan.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Duckworth, et al. (2009). Self-regulated learning: a literature review. London: Centre for Research on the Wider Benefits of Learning Institute of Education. Flavell, J.H. (1979). Metacognitve and cognitive monitoring : a new area of cognitive
Hessy Widiyastuti, 2012
Program Bimbingan Belajar Melalui Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa SMA Negeri 1 Nagreg
: Studi Research & Development di SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
developmental inquiry . American psychologist.
Furqon. (1999).Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Gall, Meredith.D. , & Gall,Joyce. P.,& Borg, Walter. R.(2003). Educational
Research. USA. Pearson Education.
Hsu & Sandford. (2007). Delphi Technique: Making Sense Of Consensus. Practical Assesment, Research & Evaluation,vol 12, No 10. The Ohio StateUniversity & Oklahoma State university. Available online: http:// pareonline. net/getvn .asp?v=12&n=10.
Leslie, Chris. (2006) Metacognition through Group Practice in the New Media Classroom.Journal ASCA vol .9.
Prayitno dan Erman Anti, (1995), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : P2LPTK Depdikbud.
Prayitno (2003), Panduan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution)
untuk Analisis Data & Uji Statistik. Yogyakarta: Mediakom.
Pujiatin, Sri R.R. (2004). Perkembangan Self Regulated Learning yang Diperoleh
Melalui Pemahaman Bacaan dan Membuat Ringkasan pada Anak SMA. Tesis
tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Purdi, N, Hattie. J., & Douglas. G. (1996). Student conception of learning and their
use of self-regulated learning strategies: A cross-cultural comparison. Journal of educational psychology. American Psycological Association Inc.
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sedanayasa (2003). Model Bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
Keterampilan belajar siswa SMA. Desertasi tidak diterbitkan. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia: Program Pasca Sarjana.
Hessy Widiyastuti, 2012
Program Bimbingan Belajar Melalui Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa SMA Negeri 1 Nagreg
: Studi Research & Development di SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum (SMU) Buku IV,
Jakarta : IPB.
Sugiyono (2006).Memahami Penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Suyanto, Nugroho. (2008). Self Regulated Learning Bagi Anak Berbakat. Tersedia http://mandikdasmen.aptisi3.org/index.php?option=comcontent&task=view&i d= 13&itemid=37.(9 Januari 2011).
Universitas Pendidikan Indonesia (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI : UPI University Press.
Wahidin.(2004). Program Bimbingan Kelompok dengan Teknik latihan Mnemonik
Untuk Meningkatkan Daya Ingat Siswa. Desertasi tidak diterbitkan. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia: Program Pasca Sarjana.
Wangid, M.N. (2006). Kemampuan Self-regulated Learning Pada Siswa SLTPN I
Bantul Yogyakarta. Disertasi tidak diterbitkan. Universitas negeri Malang:
Program Pascasarjana .
Willis, S. S. (2004). Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta. Winkel, W.S. (1991), Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta :
Gramedia.
Yusuf, S., dan Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya.
Zimmerman, J, Barry. (1989). “A Social Cognitive View of Self Regulated Academic Learning.” Journal Of Educational Psychology. 81, (3), 2-23.
Zimmerman, J, Barry. (1990). “Self-Regulated Learning and Academic Achievement:
An Overview.” Journal Of Educational Psychology. 25, (1), 3-17.
Zimmerman, J, Barry. (1993). Basic Concep of Self-Regulated Learning.(Online) .Tersedia http://www.siu.edu/-educ314/selfrg.htm.. (30 Desember 2010). Zimmerman, J, Barry. (1994). Dimensions of academic self-regulation. A conceptual
framework for education. In D.H. Schunk & B.J Zimmerman (Eds), Self- regulated learning and performance: Issues and Education applications (pp.
Hessy Widiyastuti, 2012
Program Bimbingan Belajar Melalui Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa SMA Negeri 1 Nagreg
: Studi Research & Development di SMA Negeri 1 Nagreg Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Zimmerman, J, Barry. (1998). Academic studying and the development of personal