• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, temuan, dan pembahasan, diperoleh kesimpulan tentang perkembangan konsepsi pembelajar tentang struktur atom dari SMA hingga perguruan tinggi, seperti berikut:

“Berdasarkan pada bentuk pengetahuan pembelajar yang berupa kepingan-kepingan, maka terjadinya perubahan konseptual diidentifikasi melalui revisi kepingan-kepingan pengetahuan yang tidak sesuai dengan konsep SAMG dan atau penambahan kepingan-kepingan pengetahuan yang sesuai dengan konsep SAMG. Berdasarkan pada pola proses perubahan konseptual yang menunjukkan kecenderungan berkurangnya kepingan pengetahuan yang kurang sesuai dengan konsep SAMG seiring naiknya tingkatan kelas, maka proses perubahan konseptual terjadi seiring naiknya tingkatan kelas, dengan kata lain semakin tinggi tingkatan kelas, konsepsi pembelajar tentang struktur atom mekanika gelombang cenderung makin sesuai dengan konsep SAMG”

Secara rinci kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1.a. Konsepsi sebagian besar siswa SMA kelas X tentang SAB cenderung tidak terstruktur atau berada dalam bentuk kepingan-kepingan, dan kurang sesuai dengan sebagian besar konsep-konsep yang berhubungan dengan konsep SAB.

b. Rata-rata persentase siswa SMA kelas X yang memiliki KH adalah 30,29%; persentase KH terbesar adalah pada kategori model atom Bohr

(77,89% siswa), dan persentase KH terkecil adalah pada kategori jumlah kulit dalam atom (0 %); jumlah variasi KP dan KP3 berturut-turut 49 jenis dan 26 jenis.

c. Konsepsi sebagian besar siswa SMA kelas XI IPA tentang SAMG cende-rung tidak terstruktur atau berada dalam bentuk kepingan-kepingan, dan kurang sesuai dengan sebagian besar konsep-konsep yang berhubungan dengan konsep SAMG.

d. Rata-rata persentase siswa SMA kelas XI IPA yang memiliki KH adalah 9,13 %; persentase KH terbesar adalah pada kategori makna bilangan kuantum magnetik (19,31% siswa), dan persentase KH terkecil adalah pada kategori jumlah orbital dalam suatu atom (0,69 %); jumlah variasi KP dan KP 3 berturut-turut 579 jenis dan 4,14 jenis.

2. Terjadi perubahan konsepsi dari struktur atom Bohr menjadi struktur atom mekanika gelombang, antara siswa SMA kelas X dan kelas XI IPA (9,13% KH; 13,45% KP1; dan 10,49% KP2).

3.a. Konsepsi sebagian besar mahasiswa pendidikan kimia semester 1 tentang SAMG cenderung tidak terstruktur atau berada dalam bentuk kepingan-kepingan, dan kurang sesuai dengan sebagian besar konsep-konsep yang berhubungan dengan konsep SAMG.

b. Rata-rata mahasiswa pendidikan kimia semester satu yang memiliki KH adalah 16,62 %; persentase KH terbesar adalah pada kategori model atom mekanika gelombang (34,04%), dan persentase KH terkecil adalah pada kategori jumlah orbital dalam suatu atom (1,06 %); jumlah variasi KP dan KP3 berturut-turut 442 jenis dan 312 jenis.

181

c. Konsepsi sebagian besar mahasiswa pendidikan kimia semester 7 tentang SAMG cenderung tidak terstruktur atau berada dalam bentuk kepingan-kepingan, dan kurang sesuai dengan sebagian besar konsep-konsep yang berhubungan dengan konsep SAMG.

d. Rata-rata mahasiswa pendidikan kimia semester tujuh yang memiliki KH adalah 17,40 %; persentase KH terbesar adalah pada kategori makna bilangan kuantum magnetik (31,64%), dan persentase KH terkecil adalah pada kategori makna bilangan kuantum utama (5,44%); jumlah variasi KP dan KP3 berturut-turut 364 jenis dan 254 jenis.

4.a. Ada perkembangan konsepsi ke arah yang lebih sesuai dengan konsep SAMG antara siswa SMA kelas XI IPA dan mahasiswa pendidikan kimia semester 1 (jumlah variasi KP dan KP3 berkurang, berturut-turut sebesar 137 jenis dan 102 jenis).

b. Ada perkembangan konsepsi ke arah yang lebih sesuai dengan konsep SAMG antara mahasiswa pendidikan kimia semester 1 dan mahasiswa pendidikan kimia semester 7 (jumlah variasi KP dan KP3 berkurang berturut-turut sebesar 78 jenis dan 58 jenis).

c. Dari SMA kelas XI IPA hingga mahasiswa semester tujuh, ada indikasi perubahan konsepsi ke arah yang lebih sesuai konsep SAMG, meskipun jika dibandingkan dengan konsep SAMG, maka perkembangan konsepsi yang dicapai pembelajar masih sangat jauh kisarannya dari konsep idealnya. d. Perubahan konseptual terjadi melalui proses revisi elemen-elemen

pengetahuan SAMG dan atau penghapusan kepingan SAB, serta reorganisasi kepingan-kepingan kedua pengetahuan tersebut.

5.a. Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan konsepsi siswa SMA kelas X tentang SAB adalah konsepsi guru tentang konsep SAB dan proses pembelajaran yang dilakukan.

b. Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan konsepsi siswa SMA kelas XI IPA tentang SAMG adalah konsepsi guru dan konsepsi penulis buku-buku teks pelajaran kimia tentang konsep SAMG.

c. Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan konsepsi mahasiswa tentang SAMG adalah konsepsi yang diperoleh di SMA, dan proses pembelajaran di perguruan tinggi yang kurang efektif dalam mengubah konsepsi mahasiswa sehingga menjadi lebih sesuai dengan konsep SAMG.

B. Rekomendasi

1. Bagi perumus Standar Isi

Sehubungan dengan hasil penelitian yang menunjukkan begitu nyamannya kerangka SAB dalam struktur kognitif pembelajar, sehingga sulit sekali untuk mengubahnya menjadi kerangka SAMG, maka perlu dipertimbangkan untuk menata ulang Standar Isi (SI) mata pelajaran ilmu kimia di SMA, khususnya pada konsep struktur atom. Hal-hal yang menjadi dasar dari rekomendasi ini adalah: a. Konsep struktur atom yang diterima dan digunakan dalam memecahkan

masalah dalam ilmu kimia saat ini adalah struktur atom menurut teori atom mekanika gelombang.

b. Penyederhanaan penulisan konfigurasi elektron berdasarkan kulit di kelas X adalah tanpa dasar yang ilmiah, dan menyebabkan timbulnya

kesalahan-183

kesalahan konsep pada saat mempelajari struktur atom menurut teori atom mekanika gelombang.

c. Bagi siswa yang berminat mendalami ilmu kimia, konsep SAB dapat dipelajari secara lebih dalam di perguruan tinggi.

2. Bagi penulis buku dan penerbit buku-buku pelajaran kimia di SMA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi buku berpengaruh pada konsepsi siswa. Oleh karena itu, hendaknya penulis buku lebih berhati-hati dalam menulis, karena para guru dan siswa selalu menganggap bahwa apa yang ditulis di dalam buku adalah benar. Bagi penerbit buku, hendaknya lebih selektif dalam menerbitkan buku, dan mencari editor yang diakui tingkat kepakarannya, sehingga tidak menerbitkan buku-buku yang sarat dengan konsepsi yang tidak ilmiah. Bagi lembaga pemerintah yang memberikan izin peredaran buku di pasaran, agar menerapkan prosedur yang standar dalam memberikan izin pemasaran. Buku-buku kimia yang telah beredar di pasaran, dan memuat konsepsi yang tidak ilmiah, hendaknya direvisi, sehingga tidak menambah kerugian bagi banyak pihak.

3. Bagi Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran Kimia (MGMP) di tingkat sekolah dan kabupaten/kota.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran relatif rendah. Hal ini diakibatkan antara lain oleh kompetensi guru yang kurang memadai, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam menentukan buku sumber untuk pembelajaran. Agar proses pembelajaran terjaga kualitasnya, perlu dikembangkan sistem penjaminan mutu sekolah dan

mekanisme pemantauan pelaksanaan sistem penjaminan mutu pembelajaran, khususnya pada pembelajaran kimia di SMA.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Agar konsepsi siswanya menjadi lebih sesuai dengan konsep SAMG, sebaiknya para guru kimia memperbaiki konsepsinya pada konsep struktur atom.

2. Agar dapat merencanakan pembelajaran yang lebih efektif, sebaiknya sebelum memulai perkuliahan para dosen mengidentifikasi terlebih dahulu konsepsi mahasiswa tentang struktur atom.

3. Untuk meminimalkan kemungkinan munculnya konsepsi yang tidak sesuai dengan SAMG, sebaiknya para guru lebih selektif dalam memilih referensi, baik untuk dirinya maupun siswa-siswanya.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. et al. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing (A revision of Bloom’s Taxonomy of educational objective). New York. Longman, Inc.

Arends, R., I. (2008). Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar. Edisi ke-tujuh. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ausubel, D.P. (1968). Educational Psychology: a cognitif view. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Azizoglu, N., Alkan, M., Geban, O. (2006). Undergraduate pre-service teachers’ understandings and misconceptions of phase equilibrium. Journal of Chemical Education. 83, (6), 947-953.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Ben-Zvi, R., Eylon, B., Silberstein, J. (1986). Is an atom of copper malleable? Journal of Chemical Education. 63, 64-66.

Berg, v.d.E. (1991). Miskonsepsi siswa dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

Brady dan Holum. (1993). Chemistry: The Study of Matter and Its Changes. United States of America. John Wiley and Sons, Inc.

Cakmakci, G., Donnelly, J., Leach, J. (2005). “A cross sectional study of the understanding of the relationships between concentration and reaction rate among turkish secondary and undergraduate students” dalam Research and The Quality of Science Education. Springer: Printed in The Netherlands. Calik, M., Ayas, A. (2005). A comparison of level of understanding of

eighth-grade students and science student teachers related to selected chemistry concepts. Journal of Researc In Science Teaching. 42, (6), 638-667.

Canpolat, N., Pinarbasi, T., dan Sozbilir, M. (2006). Prospective teachers’ misconceptions of vaporization and vapor pressure. Journal of Chemical Education. 83, (8), 1237-1242.

Carr M. (1996). Interviews about instances and interviews about events, in D.F. Treagust, R. Duit, and B.J. Fraser (Eds.), Improving teaching and learning in science and mathematics, Teachers College Press, New York, 44-53. Chandrasegaran, A.L., Treagust, D.F., Mocerino, M. (2007). The development of

a two-tier multiple-choice diagnostic instrument for evaluating secondary school students’ ability to describe and explain chemical reactions using multiple levels of representation. Chemistry Education Research and Practice. 8, (3), 293-307.

Chang, R., a.b. Tim Departemen Kimia Institut Teknologi Bandung. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

Chi, M., T.H., dan Roscoe, R.D. (2002). The Process and Challenges of Conceptual Change. Dalam M. Limon dan L. Mason, Reconsidering Conceptual Change. Issues an Theory and Practice. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Chi, M., T.H. (2005). Commonsense conceptions of emergent processes: Why some misconceptions are robust. The Journal of The Learning Sciences, 14(2), 161-199.

Clark, D. B. (2006). Longitudinal conceptual change in students’ understanding of thermal equilibrium: An examination of the process of conceptual restructuring. Cognition and Instruction, 24(4), 467-563

Cotton, F., A. dan Wilkinson, G. a.b. Sahati Suharto. (1989). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.

Creswell, J. W. (1997). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing among Five Traditions. London: Sage Publications

diSessa, A. A., Gillespie, N., Esterly, J. (2004). Coherence versus frgamentation in the development of the concept of force. Cognitive Science, 28, 843-900 diSessa, A.A. (1993). Toward an epistemology of physics. Cognition and

Instruction 10, 10(2&3), 105-225.

Dahar R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Driver, R. (1989). Students’ conceptions and the learning of science. International Journal of Science Education. 11, 481-490.

Driver, R., Easley, J (1978). Pupils and Paradigms: A review of literature related to concept development in adolescent science studies. Studies in Science Education. 5, 61-84.

187

Duit R., Treagust, D.F. (1995). Students’ conceptions and contructivist teaching approaches. Improving Science Education. 46-69

Dykstra, D.I., Boyle, C.F., dan Monarch, I.A. (1992). Studying conceptual change in learning physics. Science Education. 76, 615-652.

Fadiawati, N., Liliasari. (2009). Pengaruh Pembelajaran dan Konsepsi Guru Kimia Terhadap Konsepsi Siswa SMA Kelas XI Tentang Struktur Atom. Prosising Seminar Nasional Kimia. Universitas Negeri Surabaya

____________________. (2008). High School Students’ Alternative Conceptions Related to Concepts of Atomic Structure. Prosiding on The 2nd International Seminar on Science Education. Bandung

Finatri, D., Anna, P., Wahyu, S. (2007). Analisis konsepsi guru-guru kimia SMA Terhadap Level Mikroskopik Dalam Konsep Larutan Asam Basa. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA.Vol. I No. 1, Maret 2007

Glaser, B. G., Strauss, A. L. (1980). The Discovery of Grounded Theory. New York: Aldine Publishing Company.

Greiffenhagen, C., Sherman, W. (2006). Kuhn and conceptual change: on the analogy between conceptual changes in science and children. Tersedia: http://personal pages. Manchester.ac.uk/staff/christian.greiffen hagen/files/ cc_kuhn_20061027.pdf. [24 November 2007].

Harrison, A., G., Grayson, D., J., dan Treagust, D., F. (1999). Investigating a grade 11 student’s evolving conceptions of heat and temperature. Journal of Research in Science Teaching, 36(1), 55-87.

Herron, et al. (1977). Problems Associated with Concept Analysis. Science Education, 61 (2), 185-199.

Hestenes, D. (1987). Toward modeling theory of physics instruction. American Journal of Physics, 53, 1043-1054

Hewson, P.W. (1992). Conceptual Change in Science Teaching and Teacher Education. Makalah disajikan pada” Research and curriculum development in science teaching” under the auspices of the National Center for Education Research, documentation, and assessment, ministry for education and science. Madrid, Spain.[Online]. Tersedia: http://www.learner

org/channel/workshops/lala 2/support/hewson.pdf. [24 November 2007]. Hewson, P. dan Hewson, M. (1983). Effect of instruction using students’ prior

knowledge and conceptual change strategies on science learning. Journal of research in Science Teaching, 20, 731-743.

Ionnides, C., dan Vasniadou, S. (2002). The changing meaning of force. Cognitive Science Quartely, 2, 5-61.

Johnston, A.H.. (1991). Why is science difficult to learn? Things are seldom what they seem. Journal of Computer Assisted Learning. I, 75-83.

Lappi, O. (2007). Conceptual Change in Cognitive Science Education-towards Understanding and Supporting Multidisciplinary Learning. [Online]. Tersedia:http://home.edu.helsinki.fi/nolappi/papers/conceptualchange_euroc ogsci07_2007.pdf. [24 November 2007]

Linn, M.C., Eylon, B., dan Davis, E. A. (2004). The Knowledge Integration Perspective on Learning. Internet environments for science education. NJ Lawrence Erlbaum Associates.

Locaylocay, J., Van Den Berg, E., Magno, M. (2005). “Changes in college students’ conceptions of chemical equilibrium”, dalam Research and The Quality of Science Education. Springer: Printed in The Netherlands.

Matlin, M.W. (2003). Cognition. New York. John Wiley & Sons.

McDermot, L. C., and Shaffer, P.S. (1992). Research as a guide for curriculum development: an example from introductory electricity. Part I: investigation of student understanding. American Journal of Physics, 60, 994-1002

Moleong, L. J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nakhleh, M.B. (1992). Why some students don’t learn chemistry: Chemical misconceptions. Journal of Chemical Education. 69, 191-196.

Nakiboglu, C., Tekin, B. B., (2006). Identifying students’ misconceptions about nuclear chemistry. Journal of Chemical Education. 83, (11), 1712-1718. Novak J.D. (1996), Concept mapping: a tool for improving science teaching and

learning, in D.F. Treagust, R. Duit and B.J. Fraser (Eds.), Improving teaching and learning in science and mathematics, Teachers College Press, New York, 32-43.

Novak, J.D., Gowin, D.B. (1985). Learning How to Learn. Cambridge. Cambridge University Press.

Nur, Mohamad. (2004). Strategi-strategi Belajar: disadur dari Chapter 6 Learning and Study Strategies buku Classroom Instruction and Management oleh Richard I. Arends. Surabaya. Unesa-University Press.

Nurhadi dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penenrapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

189

Oakley, Lisa. (2004). Cognitive Development. New York. Routledge.

Oxtoby, D. W., Gillis, H.P., Nachtrieb, N. H. (2003). Prinsip-Prinsip Kimia Modern (Edisi 4 Jilid 2). Jakarta. Erlangga.

Ozdemir, G., Clark, D. B., (2007). An overview of conceptual change theories. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 3(4), 351-361

Parning, Horale, Tiopan. (2006). Kimia SMA Kelas XI Semester Pertama. Jakarta:Yudhistira.

Peterson, R.F., Treagust D.F. and Garnett P.J. (1989). Development and application of a diagnostic instrument to evaluate grade 11 & 12 students' concepts of covalent bonding and structure after a course of instruction, Journal of Research in Science Teaching, 26, 301-314.

Petrucci, R. H., a.b.Suminar. (1987). Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern. (Edisi 4, Jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Piaget, J. (1950). The Psychology of Intelligence. New York: Harcourt, Brace. Posner, G. J., et al. (1982). Accomodation of a scientific conception: Toward a

theory of conceptual change. Science Education, 66, 211-227

Priyana, Narsito. (1990). Kimia Anorganik (Diktat Persiapan Perkuliahan Program Lanjutan MIPA Lembaga Pendidikan Tenaga Kepndidikan). Tidak diterbitkan

Purba, M. (2006). Kimia untuk SMA Jilid 2A. Jakarta: Erlangga

Putra, Y. P. (2008). Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung. CV.Yrama Widya.

Quiles-Pardo, J. dan Solaz-Portoles, J.J. (1995). Students and teachers misapplication of Le Chatelier’s Principle: implication fos the teaching of chemical equilibrium. Journal of Research in Science Teaching, 32, 939-957.

Reisberg, D. (2006). Cognition: Exploring The Science of The Mind. New York. W.W. Norton & Company.

Satori, D., Komariah, A. (2010). Metodology Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Schmidt, H.J., Baumgartner, T., Eybe, H. (2003). Changing ideas about the periodic table of elements and students’ alternative concepts of isotopes and allotropes. Journal of Research In Science Teaching. 40, (3), 257-277. Skelly, K. M., Hall, D. (1993). The development and validation of a

categorization of sources of misconceptions in chemistry. Proceedings, Third International Seminar on Misconceptions and Educational Strategies in Science and Mathematics. 1496-1535.

Solso, R. L., Maclin, M. K., and Maclin, O.H. (2005). Cognitive Psychology. New York. Pearson.

Strike A., dan Posner, G.J. (1985). “A conceptual change view of learning and understanding”, dalam Cognitive Structure and Conceptual Change. New York. Academic Press, Inc.

Taber K.S. (1999). Ideas about ionisation energy: a diagnostic instrument, School Science Review, 81, 97-104.

________. (1997). Student understanding of ionic bonding: molecular versus electrostatic framework? School Science Review, 78, 85-95.

Talanquer, V. (2006). Commonsense Chemistry: A Model for Understaning Students’ Alternative Conceptions. Journal of Chemical Education. 83, (5), 811-816.

Tan, K.C.D., et al. (2005). The ionisation energy diagnostic instrument: a two-tier multiple-choice instrument to determine high school students’ understanding of ionisation energy. Chemistry Education Research and Practice. 6, (4), 180-197.

Tan K.C.D., Goh N.K., Chia L.S. and Treagust D.F. (2002). Development and application of a two-tier multiple choice diagnostic instrument to assess high school students’ understanding of inorganic qualitative analysis, Journal of Research in Science Teaching, 39, 283-301.

Tan K.C.D. and Treagust D.F. (1999). Evaluating students' understanding of chemical bonding, School Science Review, 81 (294), 75-83.

Tim Penyusun. (2003). Buku Panduan Perkuliahan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung. Unila Press.

Treagust D. F. (1988). Development and use of diagnostic tests to evaluate students’ misconceptions in science. International Journal of Science Education. 10, 159-169.

Tyson L., Treagust D.F. and Bucat R.B., (1999), The complexity of teaching and learning chemical equilibrium. Journal of Chemical Education, 76, 554-558.

191

Wellman, H. M., dan Gelman, S. (1992). Cognitive development: Foundatational theories of core domains. Annual Review of Psychology, 43, 337-375. West, L.H.T. dan Pines, A.L. (1985). “Introduction”, dalam Cognitive Structure

and Conceptual Change. New York. Academic Press, Inc.

White R. T. (1992). Implications of recent research on learning for curriculum and assessment. Journal of Curriculum Studies, 24, 153-164

Wiser, M. dan Carey, S. (1983). When heat and temperature were one. Dalam D. Gentner dan A Stevens (Eds.), Mental models, Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Accociates, Inc.

Wittrock, M.C. (1985). “Learning science by generating new conceptions from old ideas”, dalam Cognitive Structure and Conceptual Change. New York. Academic Press, Inc.

Yezierski, E. J., dan Birk, J. P. (2006). Misconceptions about the particulate nature of matter: using animations to close the gender gap. Journal of Chemical Education. 83, (6), 954-960.

Dokumen terkait