• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Tasikmalaya sebagai sebuah daerah yang mandiri mempunyai karakteristik budaya masyarakat yang beraneka ragam. Banyaknya produk unggulan yang dihasilkan bernuansa budaya Priangan menjadikan Tasikmalaya dikenal sebagai salah satu kawasan wisata kria dan budaya Priangan di Jawa Barat. Jenis karya kriya yang dihasilkannya yakni kriya batik, anyaman Rajapolah, kerajinan ukir batu onix, bedog galonggong, paying geulis, kelom geulis, bordiran dan anyaman mendong.

Batik Sukapura merupakan salah satu karya kriya yang berasal dari daerah Sukaraja dan memiliki daya tarik tersendiri bagi penulis untuk melakukan penelitian. Selain itu dipilih juga tiga sekolah sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan :

a. SMA Negeri 1 Singaparna mewakili wilayah di bagian Barat Kabupaten Tasikmalaya. Sekolah berprestasi di Kabupaten Tasikmalaya.

b. SMA Negeri 1 Cikatomas mewakili wilayah di bagian Selatan Kabupaten Tasikmalaya. Tempat peneliti juga mengajar.

c. SMA Negeri 1 Cineam mewakili wilayah di bagian Timur Kabupaten Tasikmalaya. SMA baru dan mempunyai konsep pembuatan batik motif salak.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian (BAB I) dan hasil penelitian (BAB IV) diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Batik Sukapura merupakan karya batik khas Tasikmalaya yang eksistensinya sejalan dengan berdirinya Tasikmalaya. Batik ini dihasilkan melalui pengerjaan secara berkelompok. Namun hingga saat ini hanya tersisa 12 kelompok industri perajin batik. Penggunaan batik corak Sukapura sebagai seragam batik sekolah merupakan salah satu upaya

136

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk menjaga eksistensi batik Sukapura. Namun ketidakjelasan konsep penggunaan seragam batik Sukapura yang dikatakan sebagai seragam khas sekolah telah menimbulkan pertanyaan tersendiri terutama bagi siswa SMA.

2. Pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura merupakan salah satu bentuk konsep pendidikan seni tingkat SMA di Kabupaten Tasikmalaya yang harus diberikan karena di dalamnya terdapat keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, terutama pengalaman estetiknya berkaitan dengan eksistensi batik Sukapura sebagai salah satu karya seni tradisi khas daerah Kabupaten Tasikmalaya. Tujuannya yakni untuk menumbuhkembangkan sikap siswa dalam menghargai salah satu karya seni rupa khas Tasikmalaya berdasarkan konteks sosial, budaya, ekonomi dan historis mengenai karya batik Sukapura. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura dengan media pembelajaran seragam batik SMA dilaksanakan sebagai implementasi pembelajaran seni budaya seutuhnya. 3. Penyusunan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang

keberhasilan proses pembelajaran yang optimal. Strategi pembelajaran tersebut diantaranya meliputi pendekatan-pendekatan yang akan dilakukan oleh guru ketika melaksanakan proses belajar mengajar. Pendekatan yang digunakan pada pembelajaran apresiasi seni senantiasa mengacu pada teori konsep apresiasi seni dan konsep pembelajaran apresiasi seni yang berfungsi sebagai sumber landasan dan prinsip dalam pembelajaran apresiasi seni. Hal tersebut telah sejalan dengan strategi pembelajaran yang diterapkan pada SMA di Kabupaten Tasikmalaya yang juga mengacu kepada tujuan pendidikan seni, karakteristik siswa, karakteristik materi serta lingkungan belajar. Pendekatan kovensional dan modern dengan seragam batik SMA sebagai media pada pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura merupakan bentuk strategi yang digunakan oleh guru-guru seni budaya SMA di Kabupaten Tasikmalaya. Melalui metode tanya jawab, diskusi, observasi, penulisan laporan dan presentasi pembelajaran apresiasi

137

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seni batik Sukapura diharapkan akan memberi rangsangan sikap apresiatif siswa

4. Dampak pembelajaran apresiasi seni batik Sukapura terhadap siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya setelah mengalami pembelajaran apresiasi seni dapat dilihat pada tiga kelompok siswa sebagai berikut :

a) Kelompok pertama terdiri dari beberapa siswa yang tidak mengalami perubahan pada pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memandang batik Sukapura. Hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan minat dan motivasi belajar pada siswa-siswa tersebut, sehingga mereka kurang berpartisipasi dalam kegiatan mengidentifikasi keunikan gagasan, teknik, alat dan bahan berkarya seni rupa terutama mengenai batik Sukapura.

b) Kelompok kedua terdiri dari sebagian kecil siswa yang mengalami perubahan pada pengetahuannya mengenai batik Sukapura namun sikap dan perilaku dalam memandang batik Sukapura tidak berubah.

c) Kelompok ketiga terdiri dari sebagian besar siswa yang mengalami perubahan pada pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memandang batik Sukapura. Bahkan kemampuan kritisnya menjadi meningkat, sehingga lebih berani mengemukakan pendapat atau kritikannya.

B. REKOMENDASI

Peningkatan kemampuan apresiasi siswa dalam memandang batik Sukapura merupakan salah satu tujuan pembelajaran apresiasi seni pada siswa SMA di Kabupaten Tasikmalaya sebagai implementasi pembelajaran seni budaya seutuhnya. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran apresiasi seni melalui penggunaan seragam batik SMA sebagai media pembelajaran terbukti mampu menumbuhkembangkan sikap apresiatif siswa terutama dalam memandang batik Sukapura secara optimal pada tiga sekolah di Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu sikap kritis siswa menjadi lebih bekembang sehingga lebih berani untuk

138

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengemukakan pendapat dan kritkannya. Selanjutnya penulis menyarankan sebagai berikut :

1. Kepada Guru seni budaya, penggunaan seragam batik sekolah sebagai salah satu media pembelajaran baik untuk digunakan pada pembelajaran apresiasi seni. Terutama dalam mencapai kemampuan mengidentifikasi dan menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat. Sehngga hal tersebut cukup efektif guna meningkatkan kemampuan apresiasi siswa.

2. Kepada Kepala Sekolah, sebagai pemegang kewenangan dan penentu kebijakan di sekolah hendaknya lebih memperhatikan dan selektif lagi dalam pengadaan sarana dan prasarana pendukung belajar.

3. Kepada para perajin batik Sukapura khususnya, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya, hendaknya lebih menjalin kerjasama dalam upaya menjaga eksistensi karya seni budaya yang berasal dari Tasikmalaya.

4. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya mengkaji dan menelaah lebih luas lagi alternatif strategi pada pembelajaran seni dalam rangka menumbuhkembangkan sikap apresiatif dan kreativitas siswa.

139

Mohammad Suhardiwan, 2013

Seragam Batik SMA Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Seni Batik Sukapura Di Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumen terkait