• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi di DKI Jakarta yaitu suku bunga, inflasi, lag PDRB, dan tingkat upah secara signifikan berpengaruh nyata pada taraf nyata 1 persen, sedangkan nilai tukar secara signifikan berpengaruh nyata pada taraf nyata 5 persen.

2. Berdasarkan hasil pengujian statistik terhadap model persamaan investasi di Provinsi DKI Jakarta, seluruh variabel eksogennya mempunyai tanda yang sesuai dengan teori. Variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kegiatan investasi di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini mengimplikasikan suatu peningkatan tingkat bunga akan menambah biaya modal, sehingga menyebabkan suatu penurunan dalam investasi. Variabel inflasi berpengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat investasi di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan tingkat inflasi yang tinggi memicu biaya operasional perusahaan mengalami peningkatan sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan. Penurunan keuntungan perusahaan perusahaan tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah investasi yang dilakukan perusahaan. Variabel PDRB periode sebelumnya berpengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat investasi di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan jika pertumbuhan ekonomi periode sebelumnya

menunjukkan ke arah yang membaik maka akan meningkatkan kepercayaan investor atau pemilik modal untuk menanamkan modalnya di Provinsi DKI Jakarta, sehingga tingkat investasi di Provinsi DKI Jakarta pun meningkat. Variabel upah minimum provinsi berpengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat investasi di Provinsi DKI Jakarta. Jika tingkat upah yang dibayarkan mengalami peningkatan, maka share keuntungan yang diterima perusahaan akan menurun. Dengan share keuntungan yang menurun tersebut maka kecenderungan perusahaan untuk berinvestasi pun mengalami penurunan. Variabel nilai tukar berpengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat investasi di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini disebabkan karena ketika terjadi depresiasi nilai tukar rupiah maka nilai riil keuntungan yang diperoleh akan berkurang sehingga dapat menurunkan tingkat investasi. Berdasarkan hasil penelitian, variabel yang paling berpengaruh terhadap kegiatan investasi di Provinsi DKI Jakarta adalah PDRB periode sebelumnya, sedangkan variabel yang pengaruhnya paling kecil terhadap kegiatan investasi di DKI Jakarta adalah suku bunga.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diperoleh maka saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa PDRB merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat investasi di DKI Jakarta maka disarankan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk lebih meningkatkan laju pertumbuhan PDRB, misalnya melalui kegiatan promosi investasi daerah,

57

seperti yang akan diselenggarakan yaitu Jakarta Investment Center (JIC). Program ini telah dilaksanakan sosialisasinya pada tanggal 18 hingga 20 Desember 2006 di Kairo, Mesir, kemudian pada tanggal 6 hingga 8 April 2007 di Mumbai, India, serta pada tanggal 22 hingga 25 Juni 2007 di Maroko. Upaya tersebut ditujukan agar para investor baik domestik maupun asing memiliki keyakinan untuk menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya di Provinsi DKI Jakarta.

2. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi mempengaruhi tingkat investasi maka disarankan kepada otoritas moneter untuk menjaga stabilitas laju inflasi serta kepada Pemprov DKI Jakarta untuk menjaga stabilitas di bidang sosial, politik, serta faktor keamanan. Hal ini ditujukan untuk menghindari kemerosotan nilai modal yang dipinjamkan.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa suku bunga mempengaruhi tingkat investasi maka disarankan kepada otoritas moneter untuk lebih fokus dalam menjaga stabilitas tingkat suku bunga disamping pemerintah juga mengupayakan mengupayakan stabilitas di bidang sosial, politik, ekonomi, dan keamanan. Hal ini dilakukan karena suku bunga berperan besar dalam mendorong para investor untuk melakukan investasi.

Invetasi Di Berbagai Daerah dan Sektor yang Potensial. BKPM, Jakarta.

Badan Penanaman Modal dan Pendayagunaan Kekayaan dan Usaha Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2006. Perkembangan dan Permasalahan Penanaman Modal di Provinsi DKI Jakarta. BPM dan PKUD Provinsi DKI Jakarta, Jakarta.

___________________________. 2007. Analisa Tentang Sumber Pembiayaan Investasi, Kinerja Badan Usaha Milik Daerah, dan Potensi Pemanfaatan Aset Milik Pemerintah DKI Jakarta [tidak dipublikasikan]. BPM dan PKUD Provinsi DKI Jakarta, Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 1995-2005. Indikator Ekonomi. BPS Provinsi DKI Jakarta, Jakarta.

___________________________. 2006. Jakarta Dalam Angka. BPS Provinsi DKI Jakarta, Jakarta.

Dewi, S. 2005. Analisis Faktor-Faktor Utama Penentu Investasi Swasta di Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Dornbusch, R. 1996. Teori Makroekonomi. Erlangga, Jakarta. Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta.

Ferdiyan, A. 2006. Analisis Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Pertumbuhan Investasi di Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gujarati, D. 1993. Ekonometrika Dasar. Sumarno Zain [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.

Harjono, D. K. 2007. Hukum Penanaman Modal. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Irmawati, D. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia Periode 1994-2003 [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

59

Kuntjorojakti, D.; W. Suwarman dan S. Arifin. 2006. ”Prakiraan Kebutuhan Investasi Jangka Panjang yang Mendukung Posisi DKI Jakarta Sebagai Service City yang Memiliki Kemampuan Keunggulan Kompetitif di Kawasan Asean” [tidak dipublikasikan]. Working Paper II Tim Panel Ekonomi Makro BPM dan PKUD Provinsi DKI Jakarta, Jakarta.

Kasmir. 1999. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Keenam. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah. 2003. Daya Tarik Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia. KPPOD, Jakarta.

Kumalasari, R. D. 2006. Analisis Pertumbuhan Investasi di Provinsi DKI Jakarta Periode 1995-2005 [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mankiw, G. 2000. Teori Makroekonomi Edisi Keempat. Imam Nurmawan [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.

Mishkin, F. 2001. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets sixth edition. Addison Wesley, USA.

Nurrudzki, N. 2004. “Sentralisasi Perizinan Investasi di Tengah Semangat Otonomi Daerah”. http:/www.lpem.org/item.php?id=75&type=2-4k [2 Mei 2006].

Rahmawati, S. 2004. Analisis Faktor-faktor Penentu Aliran Modal Swasta Jangka Pendek di Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Siahaan, E. I. 2006. Peranan Kawasan Berikat dalam Pengembangan Investasi di DKI Jakarta [tidak dipublikasikan]. PT Kawasan Berikat Nusantara, Jakarta.

Sukirno, S. 1996. Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Sumantoro. 1989. Aspek-aspek Pengembangan Dunia Usaha Indonesia. Binacipta, Jakarta.

Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika Edisi Ketiga. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

60

Lampiran 1. Data Analisis

Tahun INV SB INF PDRB UMP KURS

1996 : Maret 22483,58 19,30 8,14 72183,88 142754,80 2338,00 Juni 26747,58 19,18 7,08 72680,05 147407,70 2342,00 Sept 28916,12 19,21 6,68 72883,58 151856,70 2340,00 Des 27941,48 19,04 7,25 72648,16 156000,00 2383,00 1997 : Maret 24103,05 18,88 8,48 71911,71 159981,00 2419,00 Juni 18047,86 18,56 10,19 70769,92 163856,50 2450,00 Sept 11750,05 26,41 11,54 69402,72 167928,80 3275,00 Des 7183,77 21,98 11,70 67990,03 172500,00 4650,00 1998 : Maret 6289,48 27,80 10,12 66856,73 178003,80 8325,00 Juni 7718,23 33,79 7,36 65872,09 184226,50 14900,00 Sept 10087,38 35,72 4,24 65050,29 191086,00 10700,00 Des 12014,29 32,27 1,60 64405,56 198500,00 8025,00 1999 : Maret 11869,48 33,12 0,48 63911,87 206205,10 8625,00 Juni 10611,95 28,84 0,31 63561,63 214267,10 6726,00 Sept 8953,87 23,07 0,72 63307,02 222570,60 8386,00 Des 7607,41 28,89 1,33 63100,23 231000,00 7100,00 2000 : Maret 7381,15 18,93 1,56 52593,86 240953,10 7590,00 Juni 7782,73 18,14 1,66 55327,57 252429,10 8735,00 Sept 8416,24 17,99 1,68 59122,06 266940,60 8780,00 Des 8885,73 18,43 1,65 60880,64 286000,00 9595,00 2001 : Maret 8807,63 17,90 1,62 62604,03 312140,80 10400,00 Juni 8452,17 18,45 1,58 66302,98 344274,40 11440,00 Sept 8101,96 19,06 1,51 67338,66 382333,30 9675,00 Des 8039,59 19,19 1,41 67474,44 426250,00 10400,00 2002 : Maret 8532,36 19,35 1,30 70950,53 470834,80 9655,00 Juni 9387,73 19,08 1,17 73183,56 516403,40 8730,00 Sept 10397,86 18,74 1,05 77057,08 558149,30 9015,00 Des 11354,92 18,25 0,96 78800,77 591266,00 8940,00 2003 : Maret 12425,22 18,08 0,92 80973,05 611636,60 8908,00 Juni 13731,27 17,41 0,90 82270,71 622513,50 8285,00 Sept 15769,75 16,07 0,91 84558,88 627838,60 8389,00 Des 19037,30 15,07 0,92 86562,15 631554,00 8465,00 2004 : Maret 23551,84 14,61 0,90 88603,35 639737,90 8587,00 Juni 28998,73 14,10 0,86 92506,79 649580,70 9415,00 Sept 34584,59 13,80 0,80 96673,41 660409,10 9170,00

Des 39516,02 13,41 0,70 99370,56 671550,00 9290,00 2005 : Maret 42808,70 13,31 0,57 102021,40 681939,00 9480,00 Juni 45015,52 13,36 0,42 106332,32 692057,40 9713,00 Sept 46498,43 14,51 0,24 111281,83 701995,30 10310,00 Des 47619,39 16,23 0,06 116622,23 711843,00 9712,00 Sumber : BPS (1996-2005) dan BPM dan PKUD Provinsi DKI Jakarta (1996-2005) Keterangan :

INV = investasi Provinsi DKI Jakarta (milyar Rp) SB = suku bunga (persen)

INF = laju inflasi Provinsi DKI Jakarta (persen)

PDRB = Pendapatan Domestik Regional Bruto Provinsi DKI Jakarta (milyar Rp) UMP = Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta (milyar Rp)

62

Lampiran 2. Model Regresi Investasi Provinsi DKI Jakarta a. Hasil Estimasi Output

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -54.32892 11.20606 -4.848171 0.0000 SB -0.055613 0.018676 -2.977828 0.0053 INF -0.200542 0.032092 -6.248955 0.0000 L_PDRB(-1) 7.080016 0.737097 9.605267 0.0000 L_UMP -1.866653 0.511293 -3.650849 0.0009 L_KURS -0.574948 0.247977 -2.318556 0.0266 R-squared 0.905196 Mean dependent var 17.48100 Adjusted R-squared 0.891254 S.D. dependent var 1.153609 S.E. of regression 0.380421 Akaike info criterion 1.042407 Sum squared resid 4.920495 Schwarz criterion 1.295739 Log likelihood -14.84813 F-statistic 64.92693 Durbin-Watson stat 0.913052 Prob(F-statistic) 0.000000

b. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.758949 Probability 0.078935 Obs*R-squared 5.892946 Probability 0.052525

c. Uji Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.225631 Probability 0.316409 Obs*R-squared 11.88309 Probability 0.292957

d. Uji Multikolinieritas

INV SB INF L_PDRB(-1) L_UMP L_KURS INV 1.000000 -0.463726 0.006627 0.733536 0.217624 -0.284148 SB -0.463726 1.000000 0.296283 -0.573819 -0.638297 -0.201066 INF 0.006627 0.296283 1.000000 -0.269362 -0.729214 -0.832136 L_PDRB(-1) 0.733536 -0.573819 -0.269362 1.000000 0.717262 0.245439 L_UMP 0.217624 -0.638297 -0.729214 0.717262 1.000000 0.781142 L_KURS -0.284148 -0.201066 -0.832136 0.245439 0.781142 1.000000

Dokumen terkait