• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai analisis penatalaksanaan program penanggulangan Tuberkulosis Multi Drugs Resisten (TB-MDR) di Puskesmas Helvetia Medan dapat disimpulkan bahwa:

1. Program penanggulangan TB-MDR dengan menggunakan strategi DOTs Plus yang menekankan pada pendekatan Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat (MTPTRO) di Puskesmas Helvetia Medan telah terlaksana dengan baik, hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan program telah tercukupinya ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang dalam program pengobatan TB-MDR, ketersediaan OAT sudah memenuhi kebutuhan. Hanya masih kurangnya alat-alat seperti masker, aquades karena hanya sekali diberikan kepada puskesmas, sementara untuk spuit(alat suntik) yang digunakan untuk pengobatan injeksi TB-MDR mengalami kekurangan dikarenakan spuit tersebut sering digunakan untuk pengobatan lain.

2. Dalam program penanggulangan TB-MDR Puskesmas Helvetia hanya menangani pasien TB yang telah jelas sebagai pasien TB-MDR berdasarkan hasil diagnosa oleh RS Adam Malik. Dalam penanganan yang dilakukan Puskesmas Helvetia kepada pasien TB dalam menjalankan pengobatan DOTS yang dicurigai tidak sembuh/putus berobat dan dilakkuan pemeriksaan BTA dengan hasil + maka Puskemas Helvetia merujuk pasien ke RS Rujukan yaitu di RS. Adam Malik, kemudian

setelah pemeriksaan pasien dikirim kembali ke puskesmas, dan puskesmas memberi pengobatan berdasarkan hasil pemeriksaan .

3. Pemantauan hasil pengobatan yang belum terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan petugas tidak melaksanankan pemantauan hasil pengobatan kepada pasien, petugas hanya melakukan penimbangan berat badan kepada pasien setiap datang untuk mengambil obat. Sedangkan untuk pemeriksaan efek samping obat tidak pernah dilakukan dan petugas juga tidak pernah menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan.

4. Rendahnya angka keberhasilan program pengobatan TB-MDR di Puskesmas Helvetia dapat dilihat dari jumlah pasien yang terdata masih terdapat pasien yang mangkir dalam pengobatan. Kurangnya maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh puskesmas dapat dilihat dari angka penemuan kasus di puskesmas masih rendah dikarenakan petugas dalam penemuan kasus hanya bersifat pasif yaitu menunggu pasien yang datang ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dan tidak adanya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan mengenai TB kepada masyarakat, sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengetahui gejala dan tanda TB dan TB-MDR yang mengakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.

6.2 Saran

A. Dinas Kesehatan Kota Medan

Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar:

1. Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Helvetia dengan memberikan pelatihan secara kontiniu terhadap petugas yang menangani TB.

B. Puskesmas Helvetia

Diharapkan kepada Puskesmas Helvetia agar:

1. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan program dengan baik untuk mendukung pelaksanaan program penanggulangan TB-MDR. 2. Menjalin kerjasama dengan bidang promosi kesehatan puskesmas

dalam melakukan penyuluhan secara aktif kepada masyarakat sehingga masyarakat memiliki kesadaran dan pengetahuan dalam mencegah penyakit terutama TB.

3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang ada agar dapat meningkatkan manajemen dalam pelaksanaan program.

4. Tidak menggunakan peralatan yang dibutuhkan dalam program pengobatan TB-MDR seperti spuit, aquades, untuk pengobatan penyakit lainnya.

C. Petugas TB

Diharapkan kepada Petugas TB agar:

1. Bersedia lebih aktif dalam melakukan penemuan kasus TB-MDR sehingga angka penemuan kasus dapat ditingkatkan.

2. Memberikan penyuluhan kepada pasien , PMO, dan masyarakat mengenai TB-MDR, agar paien dapat patuh dalam menjalankan pengobatan, dan PMO mengerti akan tugas yang harus dilakukan, serta masyarakat dapat berperan aktif dalam mencegah penularan kasus TB-MDR.

3. Memanfaatkan sarana dan prasarana yang mendukung dalam melaksanakan program penanggulangan TB-MDR.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama T.Y, dkk., 2006. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, Perpari, Jakarta.

Azwar, Azrul., 2012. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi ketiga. Bina Rupa Aksara , Jakarta.

Burhan, Erlina., 2010. Tuberkulosis Multi Drugs Resisten. Majalah Kedokteran Indonesia Vol.60: 12.

Depkes RI. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta. . 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta. . 2010. Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Pasien TB-MDR. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Medan.2013. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2013.

Medan

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.2012. Profil Kesehatan Proviinsi Sumatera Utara Tahun 2012. Medan

.2013. Profil Kesehatan Proviinsi Sumatera Utara Tahun 2013. Medan Gunawan, Imam. 2013.Metode Penelitian Kualitatif : Teori & Praktik. Bumi

Aksara. Jakarta.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial.Salemba Humanika.Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI, 2010. Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.

. 2012. Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB, Jakarta. . 2013. Petunjuk Teknis Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis

Resisten Obat, Jakarta.

. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, Jakarta. . 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013, Jakarta.

Keputusan Mentri Kesehatan RI. 2009. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 364/MENKES/SK/IV/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB). Jakarta.

Nawas, Arifin., 2010. Penatalaksanaan TB-MDR dan Strategi DOTs Plus. Jurnal Tuberkulosis Indonesia Vol.7 :1-7.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta.

Peraturan Mentri Kesehatan RI. 2013. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat.

. 2014. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Salim, I. 2002. Persepsi Penderita TB Paru Terhadap Pelaksanaan Tugas Pengawas Menelan Obat (PMO) tahun 2002. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sjahrurachman, Agus., 2010. Diagnosis Multi Drugs Resisten Mycobacterium Tuberkulosis. Jurnal Tuberkulosis Indonesia Vol.7 : 8-10.

Syahrini, Heny., 2008. Tuberkulosis Resisten Ganda. Tesis, Universitas Sumatera Utara. Medan.

World Health Organization. 2008. Gidelines For Programatic Management Drug Resisten Tuberculosis. Emergency Edition, Geneve.

. 2013. Global Tuberculosis Report 2013, WHO. . 2014. Global Tuberculosis Report 2014, WHO.

Zuliana, Imelda. 2009. Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita TB Paru dalam Pengobatan di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan. Skripsi, FKM USU.Medan.

Dokumen terkait