• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Analisis Data

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penambahan tepung onggok singkong yang difermentasi dalam pakan sebesar 15% memberikan hasil paling baik terhadap pertumbuhan mutlak ikan nila merah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai pemanfaatan tepung onggok singkong yang difermentasi oleh jenis kapang dan spesies ikan yang berbeda.

1. Pembuatan pakan

a. Tepung onggok singkong diambil 1 kg lalu dikukus selama 30 menit, kemudian difermentasi denganRhizopus spyang telah lebih dulu

dilarutkan dalm 1 liter air dengan campuran mineral sbb: 40 g urea, 1,5 g KCl , 8 gr biakanRhizopus spdan 1 gr glukosa

b. Tepung onggok ditempatkan dalam wadah plastik yang telah dilubangi lalu difermentasi selama 4 hari dalam suhu 28oC.

c. Pencampuran bahan-bahan pakan disesuaikan dengan perlakuan sebagai berikut:

A = Pakan + tepung jagung (20%)

B = Pakan + onggok difermentasiRhizopus sp(10%) C = Pakan + onggok difermentasiRhizopus sp(15%) D = Pakan + onggok difermentasiRhizopus sp (20%) E = Pakan + onggok tanpa fermentasi (20%)

d. Pencetakan pakan

Persiapan Penelitian Pelaksanaan Penelitian

1. Pemeliharaan ikan a. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 50 hari b. Pemberian pakan

Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari pukul 08.00, 13.00, 17.00 WIB denganfeeding rate3% dari bobot ikan

c. Penyiponan setiap 7 hari sebelum pemberian pakan d. Penggantian air 20% dari total volume media pemeliharaan

2. Persiapan wadah dan media

2. Parameter Pengamatan a. Kandungan nutrisi onggok sebelum dan sesudah

difermentasi

b. Pertumbuhan berat mutlak c. Sintasan/Kelangsungan hidup d. Kualitas air

Penyusunan Laporan a. Pembersihan bak beton

(pencucian dan pengeringan) b. Pengisian air dan pemberian aerasi

a. Airsumur tanah b. Air diendapkan di dalam

tendon dan diaerasi

Data dianalisis dengan Annova, jika uji antar perlakuan berbeda nyata dilanjutkan dengan

3.Persiapan ikan uji uji DUNCAN (SK 95%) memakaisoftware

SPSS ver 17.00 a. Strain nila merah

b. Ikan uji berasal dari Balai Benih Ikan Natar, Lampung Selatan. c. Bobot ikan uji 4 ± 0,5 gram

d. Padat tebar 50 ekor/bak beton

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Kebutuhan Nutrisi Ikan. Diakses dari http://www.o- fish.com/Akuarium/KebutuhanNutrisi.htm. Diakses pada tanggal 28 September 2013

Anonim. 2012. Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila. Direktorat Jendral Perikanan. Departemen Pertanian. 47 halaman.

Aprizal. 1997. Nilai Energi Metabolis Onggok Fermentasi pada Ayam Broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi.

Basuki T dan R. Wiryasasmita dalam Nasoetion M H dan Sumarsih, Sri. 2002. Pengaruh Konsentrasi Inokulan dan Lama Fermentasi Aspergillus niger Terhadap Kadar Tanin dan Protein Kasar. Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro; Bandung.

Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Tanaman Ubi Kayu Seluruh Provinsi. Diakses pada tanggal 10 Februari 2013.

Boyd, C.E., 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Birmingham Publishing Co. Birmingham, Alabama.

Chou,B.S., dan Shiau, S.Y.1996. Optimal Dietary Lipid Level for Growth of Juvenile Hybrid Tilapia Oreochromis niloticus x Oreochromis aureus in Nutrien Requirement and Feeding of Finfish for Aquaculture. CABI Publishing. New York. USA .

Effendi, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 157 Hal.

Fatmawati, F. 2010. Substitusi Tepung Kedelai dengan Tepung Biji Koro Benguk (Mucuna pruriens) Pada Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Fitzsimmons, K.1997. Introduction to Tilapia Nutrition in Tilapian Aquaculture. Proceeding From the Fourth Internetional Symposium on Tilapia Aquaculture. Orlando, Florida Vol (1) : 9 – 12 Guillaume, Jean. et al. 1999. Nutrition and Feeding of Fish and Crustaceans. Praxis Publishing Ltd. INRA,IFREMER. Chichester,UK.

Furuichi, M. 1988. Dietary Activity of Carbohydrates. In Fish nutition and Mariculture. Watanabe, T. Departement of Aquatic Biosciences Tokyo University of Fishes, Pp.1-77. Tokyo.

Ghufran, M. 2009. Budidaya Perairan.PT Citra Aditya Bakti: Bandung .964 hal. Gusrina. 2008. Budidaya ikan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta 355 hal. Hasbullah. 1985. Pengaruh jenis kapang, kadar air dan proses inkubasi lanjutan

pada fermentasi onggok tanpa gelatinisasi pati. Institut Pertanian Bogor. Hendalia, E., A. Latief dan Adrizal. 1998. Upaya Peningkatan Nilai Nutrisi

Onggok Basah Melalui Bioproses Meggunakan Probiotik Starbio. Jurnal ilmu peternakan. Universitas Jambi. Jambi.

Kantor Kementerian Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 1991. Himpunan Peraturan di Bidang Lingkungan hidup. Kementerian Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta

Kantor Kementerian Perdagangan. 2013. Data impor jagung. Dikutip dari http://www.itpc.or.jp. Diakses pada 28 september 2013

Kemal. 2002. Teknologi Tepat Guna (Budidaya Ikan Nila). Dikutip dari http://www.iptek.net.id/warintek/budidaya_perikanan. Diakses pada 18 Desember 2012.

Kristian, A. 2007. Pengaruh Tingkat Penambahan Onggok Terfermentasi yang Diperkaya Ures dalam Ransum Terhadap KCBK, KCBO, Produksi VFA dan Kadar NH3 Cairan Rumen secara in Vitro. Skripsi. Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Lovell, T. 1988. Nutrition and feeding of fish. Van Nostrand Reinhold, p.11- 91. New York.

Maeda. 1985. Studies on the physiology of shell formation in molluscan larvae, with special ´reference to Crepidula fornicata. PhD Thesis, University of Southampton, UK, 155 pp.

Mandels, M., F. W. Parrish, dan E. T. Reese. 1961. Sophorose As An Inducer Of Cellulase in Trichodermaviride. Received for Publication Pioneering Research Division, Quartermaster Research and Engeneering Center, Natick, Massachusetts.

National Research Council [NRC]. 1993. Nutrient Requirements of Fish Subcomittee on Fish Nutrition, National Research Council. National Academies Press (USA). 124 pp. http://www.nap.edu/catalog/2115.html.

Pompma, T. and M. Maseer. 1999. Tilapia life history and biology. Southern Regional Aquaculture Center. SRCA Publication. No. 283

Supriyati, D. Zaenudin, dan I.P Kompiang. 2003. Onggok Untuk Bahan Pakan. Journal Poultry Indonesia. Jakarta.

Steel GD, Torrie J.H. 2001. Principles and Procedure of Statistics. A BiometricalApproach, Mc Graw-Hill Inc. New York.

Yuningsih. 2009. Perlakuan penurunan kandungan sianida pada ubi kayu. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 28(1): 58-61.

Watanabe T. 1988. Fish nutrition and mariculture. JICA. The General Aquaculture Course.Dept of Agriculture Bioscience.Tokyo University. Webster, C. D.,and C.E. Lim. 2002. Nutrien Requirements and Feeding of Finfish

for Aquaculture. CABI Publishing, New York.

Winarno, F.G., dan S. Fariaz. 1980. Biofermentasi dan Biosintesa Protein. Angkasa, Bandung.

Widayati dan Widalestari. 1996. Limbah untuk Pakan Ternak. Trubus Agrisana, Surabaya.

Widyanti, W. 2009. KinerjaPertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Diberi Berbagai Dosis Enzim Cairan Rumen Pada Pakan Berbasis Daun Lamtorogung (Leucaena leucocephala). Institut Pertanian Bogor.

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit

Disiapkan 1 liter air mineral dan ditambahkan mineral yang tersusun dari40 g urea, 1,5 g KCl lalu 8 gr Rhizopus sp (Balitnak, 2003) dan 1 gr

glukosa (Ningsih, D.R., 2010).

Adonan tepung onggok ditempatkan pada plastik ukuran seperempat kilo lalu dilubangi

Proses fermentasi dilakukan selama4 hari pada suhu 28oC kemudian dianalisis proksimat bahan

Tepung onggok yang telah dikukus dan didinginkan lalu dicampurkan dengan larutan mineral dan Rhizopus sp (ragi tempe komersil)

Lampiran 2. Prosedur Pembuatan Pakan Ikan

Bahan baku dalam pembuatan pakan disiapkan

Tepung Ikan Bungkil Kedelai Jagung Onggok fermentasi

Tiap bahan baku ditimbang sesuai dengan yang diperlukan dalam perlakuan penelitian

Pencampuran dilakukan dengan cara bahan baku dicampur sesuai persentase yang kecil, kemudian disusul dengan persentase yang

besar, ditambah air ± 10 %

Bahanbakutercampur(homogen)dilakukanpencetakansesuaideng anukuran yang diinginkan

Pakan yang sudah jadi dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari selama 3 hari

Pakan siap diberikan pada ikan uji

Premix Tepung Terigu Minyak jagung Minyak ikan

Lampiran 3. Prosedur analisis proksimat

1. Prosedur Analisis Kadar Protein (Metoda Gunning)

10 X Contoh gr. 14,008 X NaOH N X ) contoh NaOH ml - blanko NaOH ml ( N %  Konversi Faktor x N % Protein % 

Sumber : Laboratorium THP Politeknik Negeri Lampung

Ditimbang 0,5 – 1,0 gr bahan (A) 10 gr K2S atau Na2SO4anhidrat 10 – 15 ml H2SO4

Masukkan ke dalam labu Kjeldahl, dilakukan distruksi diatas pemanas listrik dalam lemari asam. Mula-mula dengan api kecil, setelah asap hilang api dibesarkan,

pemanasan diakhiri setelah cairan menjadi jernih tak berwarna lagi

Setelah dingin tambahkan kedalam labu kjeldahl aquades 100 ml, serta larutan NaOH 45 % sampai cairan bersifat basis

Panaskan labuKjeldahl sampai ammonia menguap semua, distilat ditampung dalam Erlenmeyer berisi 25 ml HCL 0,1N

Tambahkan indikator PhenolPtalein 1 % beberapa tetes. Kelebihan HCl 0,1 N dalam distilat dititrasi dengan larutan basa standar (larutan NaOH 0,1 N)

2. Prosedur Analisis Kadar Serat Kasar 100% A C - B Kasar Serat %  x Ket : A = BeratContoh

B = Kertas Saring + Serat C = Kertas Saring

Sumber : Laboratorium THP Politeknik Negeri Lampung Timbang 2 gr bahan kering dan ekstraksi

lemaknya dengan soxhlet

Pindahkan dalam labu Erlenmeyer 600 ml, tambahkan 200 ml larutan H2 SO4

mendidih

Saring suspense melalui kertas saring dan residu yang tertinggalp ada kertas saring dicuci dengan air panas hingga

tidak bersifat asam lagi

Panaskan kertas saring dalam oven, dinginkan dan timbang (x1)

Pindahkan residu dari kertas saring kedalam erlenmeyer kembali dengan

spatula

Sisa dibersihkan dengan NaOH mendidih (1,25 gr NaOH/100ml = 0,313 N NaOH) sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke dalam erlenmeyer.

Dicuci dengan larutan K2SO4 10

Cuci lagi residu dengan aquades mendidih dan kemudian dengan 15 ml Alkohol 95%

Keringkan kertas saring atau krus dengan isinya pada 110C sampai berat konstan ( 1-2 jam ) dinginkan dalam desikator dan timbang.

3. Prosedur Analisis Kadar Lemak dan Minyak (Metoda soxhlet) 100% A C - B Lemak %  x Ket : A = BeratContoh B = Cawan + Lemak C = Cawan Kosong

Sumber : Laboratorium THP Politeknik Negeri Lampung

Ditimbang dengan teliti 2-5 g sampel dihaluskan, bungkus dengan kertas saring. Di masukkan dalam tabung Ekstraksi Soxhlet

Pasangkan cawan lemak yang telah diketahui beratnya

Ekstraksi dilakukan selama 4-5 jam. Pisahkan pelarut dengan lemak

Keringkan cawan yang berisi lemak pada Oven dengan suhu 100-105C selama 30 menit

Pasang tabung ekstraksi pada alat distilasi Soxhlet, isikan pelarut hingga turun ke cawan lemak

Berat residu dalam cawan lemak dinyatakan sebagai berat lemak atau minyak

4. ProsedurAnalisis Kadar Air dan Abu

a. Kadar Air (Metoda Oven/AOAC1970, Ranggana 1979)

100% A C - B Air %  x

Ket : A = Berat Contoh

B = Cawan + Contoh Basah C = Cawan + Contoh Kering

Ditimbang 2-5 g sampel masukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya

Dikeringkan dalam Oven pada suhu 105C selama 3-5 jam

Dinginkan dalam Eksikator dan timbang, panaskan lagi dalam Oven selama 30 menit, dinginkan dalam Eksikator

dan timbang, perlakuan ini diulang hingga berat konstan

Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan.

b. Kadar Abu 100% A C - B Abu %  x

Ket : A = Berat Contoh B = Cawan + Abu C = Cawan Kosong

Sumber : Laboratorium THP Politeknik Negeri Lampung Ditimbang 2-5 g sampel masukkan ke dalam cawan

porselin yang telah diketahui beratnya

Pijarkan dalam Tanur pada suhu 500-600C selama 3-4 jam (hingga diperoleh abu berwarna keputih-putihan)

Lampiran 4. Penempatan bak beton secara acak selama penelitian:

Keterangan : A1 : Perlakuan A ulangan 1 A2 : Perlakuan Aulangan 2 A3 : Perlakuan A ulangan 3 B1 : Perlakuan B ulangan 1 B2 : Perlakuan B ulangan 2 B3 : Perlakuan B ulangan 3 C1 : Perlakuan C ulangan 1 C2 : Perlakuan C ulangan 2 C3 : Perlakuan C ulangan 3 D1 : Perlakuan D ulangan 1 D2: Perlakuan D ulangan 2 D3 : Perlakuan D ulangan 3 E1 : Perlakuan E ulangan 1 E2 : Perlakuan E ulangan 2 E3 : Perlakuan E ulangan 3 B2 D1 B3 xxxxx C1 xxxxx D3 xxxxx A2 xxxxx E3 A3 C3 E1 A1 C2 D2 E2 B1

Lampiran 5.Data Rata-Rata Pertumbuhan Mutlak Ikan Nila Merah Data Rata-Rata Pertumbuhan Ikan Nila Merah Setiap Sampling (gram)

Perlakuan Periode per 10 hari

Pertumbuhan Mutlak (gram) D0 D1 D2 D3 D4 D5 A 4.13 5.50 7.61 9.73 11.47 14.43 10.3 B 4.13 5.31 7.86 9.94 11.41 15.01 10.88 C 4.17 5.74 8.02 10.3 13.27 16.94 12.76 D 4.13 5.34 7.60 9.25 10.18 13.45 9.32 E 4.15 5.02 6.86 8.62 10.33 11.73 7.58

Lampiran 6. Data Kelangsungan Hidup Ikan Nila Merah Data Kelangsungan Hidup Ikan Nila Merah (%)

Perlakuan Periode per 10 hari Kelangsungan hidup (%) D0 D1 D2 D3 D4 D5 A 150 150 150 146 137 137 91.33 B 150 150 150 145 140 140 93.33 C 150 150 150 145 138 138 92 D 150 150 145 145 143 143 95.33 E 150 150 144 142 134 134 89.33

Lampiran 8. Foto Dokumentasi Penelitian

1. Bak Wadah Penelitian

2. Timbangan Digital

3. Water Quality Checker

4. pH meter

5. Scoopnet

7. Timbangan

8. Ikan Uji Nila Merah

9. Tepung Onggok Fermentasi

Dokumen terkait