• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan laporan Tugas Akhir serta saran-saran yang diberikan demi

kesempurnaan dan pengembangan Tugas Akhir ini pada masa yang akan

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Perangkat Keras

2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler sebagai teknologi baru yaitu teknologi semikonduktor

kehadirannya sangat membantu dunia elektronika.Dengan arsitektur yang praktis tetapi memuat banyak kandungan transistor yang terintegrasi,sehingga mendukung dibuatnya rangkaian elektronika.Mikrokontroler adalah mikrokomputer chip tunggal yang dirancang secara spesifik untuk aplikasi-aplikasi control dan bukan untuk aplikasi-aplikasi

serbaguna.Perangkat ini sering digunakan untuk kebutuhan control tertentu seperti pada sebuah penggerak motor.Penggunaan Mikrokontroler sangat luas,tidak hanya untuk akuisisi data melainkan juga untuk pengendalian di pabrik-pabrik,kebutuhan peralatan kantor,peralatan rumah tangga,automobile dan sebagainya.Hal ini disebabkan

mikrokontroler merupakan syatem mikroprosesor (yang di dalamnya terdapat

CPU,ROM,ROM dan I/O) yang telah terpadu dalam suatu chip,selai itu komponennya (AT89S51) mudah dan murah di dapatkan di pasaran.

Mikrokontroler merupakan sebuah system computer yang seluruh atau sebagian elemennya di kemas dalam satu chip IC.Mikrokontroler dapat dikelompokkan dalam satu

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

keluarga,masing-masing mikrokontroler memiliki spesifikasi tersendiri namun cocok dalam pemogramannya.Contoh-contoh keluarga mikrokontroler adalah keluarga MCS-51,keluarga MC68HC05,keluarga MC68H11,keluarga AVR,keluarga PIC

8,mikrokontroler AT89S51 terdapat dalam keluarga MCS-51,dibandingkan mikrokontroler yang lain seperti AT89C51,AT89C52dan AT89S52,bahasa

pemogramannya berbeda-beda dan memori atau kapasitasnya juga lebih kecil,sedangakan mikrokontroler AT89S51 menggunakan bahasa assembly yang mudah dalam

pemogramannya,kapasitasnya juga lebih besar dan menjadi dasar pemilihan mikrokontroler ini karena harganya relative terjangkau.

Aplikasi mikrokontroler lainnya adalah dalam bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan system telemetri.Misalnya ,pengukuran di suatu tempat yang membahayakan manusia,maka akan lebih nyaman jika digunakan suatu system pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar lalu di terima oleh stasin

pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya.System pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu system akuisisi data sekaligus system pengiriman data serial (melalui pemancar),yang semuanya itu bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.

Tidak seperti system computer,yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalanya pengolah data,pegngolah angkadan lain sebagainya),mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja.Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM-nya dan ROM-nya.Pada system computer perbandingan RAM dengan ROM-nya besar,artinya program-program pengguna di simpan dalam ruang RAM yang cukup besar artinya program control di simpan di dalam Rom ( bisa masked ROM atau

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

tempat penyimpanan sementara,termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

IC mikrokontroler ini kompatibel dengan standar MCS-51 baik dari instruksi maupun pena-penanya yang dapat diaplikasikan sebagai Embedded Controler .

Berikut ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh mikrokontroler AT89S51 :

 Kompatibel dengan keluarga MCS-51.

 4 Kbyte Programmble Flash Memory (PEROM) di dalamchipyang dapat di tulis dan dihapus seribu kali.

 Dapat beroperasi pada frekuensi 0 Hz sampai 24 Hz.

 3 level kunci memori.

 128 x 8-bit RAM internal.

 32 jalur I /O.

 Dua buah timer /counter 16 bit.

 6 buah jalur interupsi.

 Serial Channelyang dapat diprogram.

 Hemat catu daya dan Power Down Mode.

2.1.1.1 Pena- Pena Mikrokontroler AT89S51

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

 Pena 1 sampai 8 adalah port 1

Merupakan Port parallel 8 bit data dua arah ( bidirectional) yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan ( generalpurpose).

 Pena 9 ( RESET)

Masukan reset aktif high .Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan mereset AT89S51.pena ini dihubungkan dengan rangkaian power on reset yang terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang berfungsi sebagai pembangkit frekuensi.

 Pena 10 samapi 17 (Port 3)

Sebagai I/O biasa yang mempunyai sifat yang sama dengan port 1 maupun port 2,dengan masing-masing fungsi port sebagai berikut:

Tabel 2.1 Fungsi lain dari Port 3

Port Pin Alternate Function

P3.0 RXD ( SERIAL INPUT PORT)

P3.1 TXD ( SERIAL OUTPUT PORT)

P3.2 INT0 ( EXTERNAL INTERRUPT 0)

P3.3 INT1 ( EXTERNAL INTERRUPT 1)

P3.4 T0 ( TIMER 0 EXTERNAL INPUT)

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

P3.6 WR ( EXTERNAL DATA MEMORY

WRITE STROBE)

P3.7 RD( EXTERNAL DATA MEMORY

READ STROBE)

 Pin 18 ( XTAL 1 )

Pin masukan ke rangkaian osilator internal.Sebuah osilator Kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.

 Pin 19 ( XTAL 2)

Pin keluaran ke rangakaian osilator internal.Pin ini di pakai bila menggunakan osilator Kristal.

 Pin 20 ( GROUND)

Dihubungkan ke Vcc ataau Ground.

 Pin 20 sampai 28 adalah port 2

Port parallel 2 (P2) selebar 8 bit bit dua arah ( bidirectional).Port 2 ini mengirimkan byte alamat bila dilakukan pengaksesan memory eksternal.

 Pin 29

Pin PSEN (Program Store Enable) yang merupakan sinyal pengontrol yang membolehkan program memory eksternal masuk dalam bus proses pemberian/ pengambilan instruksi ( Feetching).

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

 Pin 30

Pin ALE ( Address Latch Enable) yang digunakan untuk menahan alamat meory eksternal selama pelaksanaan instruksi.

 Pin 31 ( EA)

Bila pin ini diberi logika (H),mikrokontroler akakn melaksanakan instruksi dari

ROM/EPROM ketika isi program counter kurang dari 4096.Bila diberi logika ( L) maka mikrokontroler akan melaksanakan seluruh instruksi dari memori program luar.

 Pin 32 samapi 39 adalah Port 0

Merupakan port parallel 8 bit ( open drain) dua arah.Bila digunakan untuk mengakses program luar,port ini akan memultifleks alamat memory dengan data.

 Pin 40

Merupakan Vcc yang dihbungkan ke tegangan positip.

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

Gambar 2.1 Rangkaian System Minimum Mikrokontroler AT89S51

2.1.1.2 Proses Pembacaan

Proses pembacaan dapat dianalogikan sebagai proses membaca dari halaman tertentu dari sebuah buku di mana pada proses tersebut dibutuhkan:

- Halaman dari tulisan yang akan dibaca = Alamat Memori

- Perintah untuk membaca = Sinyal Read untuk Data dan Sinyal PSEN untuk kode

Pembacaan Data dari Memori Eksternal

Instruksi

MOV DPTR,#[address] ; Penentuan lokasi data yang akan dibaca

MOVX A,@DPTR ; Perintah pembacaan data sekaligus mengambil data tersebut dan disimpan ke Akumulator A Timing

Struktur Port dan Cara Kerja

Pada dasarnya mikrokontroler Atmel keluarga 51 mempunyai dua kelompok instruksi untuk mengeluarkan data ke port paralel.

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

Kelompok instruksi pertama bekerja pada port seutuhnya artinya 8 jalur dari port bersangkutan, misalnya MOV P3,#0FFh membuat ke-delapan jalur port 0 semuanya dalam kondisi logika ‘1.

Kelompok instruksi kedua berpengaruh pada salah satu jalur atau bit dari port, misalnya instruksi SETB P3.4 artinya men-set bit 4 dari port 3 atau (bit 4 dari port 3 = 1 à xxx1 xxxx ) atau instruksi CLR P3.3 digunakan untuk me-nolkan bit 3 dari port 3 (bit 3 dari port 3 = 0 à xxxx 0xxx).

Selain itu port paralel bisa pula dipakai untuk menerima masukan sinyal digital dari luar mikrokontroler:

Instruksi MOV A,P3 digunakan untuk membaca data digital pada seluruh bit (bit 0

hingga bit 7 = 8 bit) port 3 kemudian menyimpannya ke akumulator.

Pembacaan data bisa juga dilakukan hanya pada satu bit port saja, misalnya instruksi JNB P3.7,$ digunakan untuk memantau bit P3.7, jika P3.7 = 0, mikrokontroler akan kembali melaksanakan instruksi tersebut (lompat ke label $ artinya ke lokasi tersebut lagi), mikrokontroler akan meneruskan kembali instruksi berikutnya jika P3.7=1.

Instruksi MOVC A,@A+DPTR

Instruksi MOVC A,@A+DPTR, termasuk mode pengalamatan kode tidak

langsung (code indirect adressing mode), mempunyai cara penyebutan data dalam memori program yang dilakukan secara tak langsung. Dalam instruksi ini instruksi MOV diganti dengan MOVC, tambahan huruf C tersebut dimaksud untuk membedakan bahwa instruksi ini digunakan untuk memori program. (MOV tanpa huruf C artinya digunakan untuk memori data). Tanda ‘@’ digunakan untuk menandai A+DPTR yang berfungsi untuk

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

menyatakan lokasi memori yang isinya disalin ke akumulator A, dalam hal ini nilai yang tersimpan dalam DPTR (Data Pointer Register 2 byte) ditambah dengan nilai yang tersimpan dalam akumulator A (1 byte) sama dengan lokasi memori program yang ada.

Instruksi INC DPTR

Agak berbeda dengan instruksi INC A atau INC Rx (x=0 s/d 7), instruksi ini adalah satu-satunya instruksi penaikan (increment) yang bekerja pada data 16 bit yaitu DPTR, yaitu menaikkan penunjuk data sebesar 1. Suatu limpahan pada byte rendah (low order) dari DPTR atau DPL (Data Pointer Low) akan menaikkan byte tinggi (high order) yaitu yang tersimpan di DPH (Data Pointer High) sebesar 1. Flag tidak terpengaruh. Misalnya DPH=12 dan DPL=Feh, maka instruksi ini:

INC DPTR

INC DPTR

INC DPTR

Akan menghasilkan DPH=13h dan DPL=01h.

2.1.1.3 Pewaktu dan Pencacah (Timer/Counter)

Mikrokontroler AT89C51 mempunyai 2 pewaktu/pencacah (timer/counter) 16 bit yang digunakan untuk pengukuran interval waktu, lebar pulsa, mencacah kejadian, interupsi secara periodis, dan membangkitkan pulsa laju data serial..

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

Pewaktu dan pencacah dikendalikan oleh bit-bit dalam register Timer Control (TCON) dan Timer Mode (TMOD) seperti ditunjukkan pada tabel 2.2dan tabel 2.3.Hasil pencacah 0 terletak pada Register Timer Lower (TL0) dan register Timer High (TH0).

8 7 6 5 4 3 2 0

TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0

Gambar 2.2 Register Timer Control (TCON)

Timer Control (TCON) terdiri atas :

Bit Simbol Fungsi

7 TF1 Timer 1 overflow flag

6 TR1 Timer 1 run control bit

5 TF0 Timer 0 overflow flag

4 TR0 Timer 0 run control bit

3 IE1 External interrupt 1 edge flag

2 IT1 External interrupt 1 signal control bit

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

0 IT0 External interrupt 0 signal control bit

Timer 1 Timer 0

Timer Mode (TMOD) terdiri atas :

Bit Simbol Fungsi

7/3 Gate OR gate enable which controls RUN/STOP of timer

6/2 C/T Timer or counter selector for timer I/O

5/1 M1 Mode select bit 1

4/0 M0 Mode select bit 0

M1 M0 Mode

0 0 0

0 1 1

1 0 2

1 1 3

Tabel 2.2 Register Time Mode (TMOD)

7 6 5 4 3 2 1 0

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

Masukan pada untai pencacah adalah sebagai pencacah jika berasal dari sumber luar dan sebagai pewaktu bila masukan berasal dari sumber osilator internal. Masukan dari sumber luar atau dari osilalator internal ditentukan oleh bit C/T. Jika menggunakan

osilator internal maka bit C/T diset 0 dan bit Gate diset 0. sedangkan frekuensi osilator akan di bagi 12 sebelum masuk ke untai pencacah. Jika masukan dari sumber luar (T0 atau T1) maka bit Gate diset 1 dengan syarat INT0 dan INT1 tinggi. Pencacah diaktifkan dengan menset bit TR0 dan TR1. Pencacah akan berlangsung sampai terjadi luapan saat pencacah berguling dari FFFFh ke 0000h, dengan bit TF1 dan TF0 akan diset 1 dan permintaan interupsi dibangkitkan.

TMOD mempunyai 2 register kembar 4 bit, mesing-masing mengendalikan salah satu pewaktu. TCON mempunyai 4 bit orde tinggi untuk bit kendali pewaktu dan 4 bit orde rendah untuk bit kendali interupsi eksternal. Ada 4 mode yang dapat dikonfigurasi pada pewaktu/pencacah, yaitu:

• Mode 0 (Pencacah dengan Praskala)

Mode 0 merupakan pencacah atau pewaktu dengan menggunakan praskala. Register TH0/TH1 bekerja sebagai pencacah 8-bit dan TL0/TL1 Sebagai pencacah 5 bit.

• Mode 1 (Pencacah 16 bit)

Dalam mode ini register TH0/TL0 dan register TH1/TL1 digunakan sebagai pencacah 16 bit.

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

Mode 2 merupakan pencacah/pewaktu auto-reload. Register TL1/TL0 bekerja sebagai pencacah 8-bit TH1/TH0 digunakan untuk menahan suatu nilai tertentu yang akan

disimpan ke TL1/TL0 pada setiap TL1/TL0 terjadi luapan, yaitu ketika berguling dari FFh ke 00, dan akan membangkitkan pulsa untuk pengiriman dan penerimaan data pada port serial.

• Mode 3

Untuk pencacah 1, pengubahan ke mode 3 akan menghentikanpencacah 1, yang

merupakan cara lain menggunakan TR1 (TCON.6) untuk menghentikan dan menjalankan pencacah 1.

Untuk pencacah 0, TH0 sebagai pencacah 8 bit yang diaktifkan oleh bit TR1 dan jika terjadi luapan bit TF1 akan diset 1. sedangkan bit TR1 dan bit TF1 tidak dapat digunakan untuk mengendalikan pencacah 1. TL0 sebagai pencacah 8 bityang dikendalikan oleh bit

Gate 0, C/T,TR0,TF0.

2.1.1.4 Interupsi dari pewaktu atau pencacah

Interupsi ini terjadi pada saat pewaktu atau pencacah terjadi luapan, maka flag TF0 atau TF1 akan diset 1, kemudian interupsi akan dibangkitkan dan setelah pelayanan interupsi di jalankan flag TF0 dan TF1 akan diset kembali ke 0.

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

MCS51 dilengkapi dengan sarana komunikasi data seri, sebagai anggota keluarga MCS51. AT89C51 juga mempunyai sarana itu selengkapnya. Sarana komunikasi seri tersebut bisa bekerja dalam 4 macam mode, 1 mode bekerja sebagai sarana komunkasi seri sinkron, tiga lainnya merupakan sarana komunikasi seri asinkron.

Keempat macam mode kerja tersebut adalah :

o Mode 0 - bekerja sebagai sarana komunikasi data seri sinkron, data seri dikirim dan diterima melalui kaki RxD, sedangkan kaki TxD dipakai untuk menyalurkan clock yang diperlukan komunikasi data sinkron. Data ditransmisikan per 8 bit dengan kecepatan transmisi data (Baud rate) tetap, sebesar 1/12 frekuensi kerja dari AT89C51.

o Mode 1- mode ini dan 2 mode berikutnya merupakan sarana komunikasi seri asinkron. Data seri dikirim melalui kaki TxD, dan diterima dari kaki RxD. Data ditransmisikan per 10 bit, terdiri atas 1 bit Start (’0), 8 bit data dan 1 bit stop (’1).

Kecepatan transmisi data (Baud Rate) ditentukan lewat Timer 1, bisa diatur untuk berbagai kecepatan.

o Mode 2 - Data seri dikirim melalui kaki TxD, dan diterima dari kaki RxD. Data ditransmisikan per 11 bit, terdiri atas 1 bit Start (’0), 8 bit data, 1 bit datatambahan (bit ke 9) dan 1 bit stop (’1). Kecepatan transmisi data (Baud Rate) hanya bisa dipilih 1/32 atau 1/64 frekuensi kerja dari AT89C51.

o Mode 3 - Data seri dikirim melalui kaki TxD, dan diterima dari kaki RxD. Data ditransmisikan per 11 bit, terdiri atas 1 bit Start (’0), 8 bit data, 1 bit datatambahan (bit ke 9) dan 1 bit stop (’1). Sesungguhnya Mode 2 dan 3 sama persis, perbedaannya adalah

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

kecepatan transmisi data (Baud Rate) mode 3 ditentukan lewat Timer 1, bisa diatur untuk berbagai kecepatan, persis sama dengan mode 1.

Dari keempat mode kerja yang ada, mode 1 adalah mode yang paling banyak dipakai, mode inilah yang setara dengan komunikasi seri asinkron dipakai pada PC maupun modem.

2.1.1.6 Pengaturan Kecepatan Transmisi

Kecepatan transmisi (Baud Rate) merupakan suatu hal yang amat penting dalam komunikasi data seri asinkron, mengingat dalam komunikasi data seri asinkron clock tidak ikut dikirimkan, sehingga harus diusahakan bahwa kecepatan transmisi mengikuti standar yang sudah ada.

Dalam AT89C51, clock untuk transmisi data dibangkitkan dengan sarana Timer1. Untuk keperluan ini, Timer1 dioperasikan sebagai 8 bit auto reload timer (mode 2), artinya TL1 bekerja sebagai timer 8 bit menerima clock dari osilator kristal yang frekuensinya sudah dibagi 12 terlebih dulu, setiap kali pencacah (counter) nilainya menjadi 0 maka nilai yang sebelumnya sudah disimpan di TH1 secara otomatis diisikan lagi ke TL1, sehingga TL1 akan menghasilkan clock yang frekuensinya diatur oleh TH1, clock ini berikutnya dibagi lagi dengan 32 sebelum dipakai sebagai clock untuk UART. Hubungan frekuensi pada sistem tersebut dinyatakan dengan persamaan berikut :Kalau kecepatan transmisi sudah ditentukann dan frekuensi kristal sudah dipastikan, maka nilai yang disimpan di TH1 bisa dihitung berdasarkan persamaan berikut :

Dalam persamaan di atas, k adalah konstanta yang nilainya 1 atau 2, tergantung pada nilai yang tersimpan di bit SMOD dalam register PCON. Jika SMOD=’0 k bernilai 1

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

dan k akan bernilai 2 kalau SMOD=’1. Perlu dicacat, setelah AT89C51 di-reset, SMOD akan bernilai ‘0, artinya jika tidak diatur lebih lanjut k bernilai 1.

Untuk mendapatkan kecepatan transmisi yang umum dipakai dalam komunikasi data seri asinkron (1200 Baud, 2400 Baud, 4800 Baud, 9600 Baud dan 19200 Baud), dari

persamaan di atas bisa diturunkan ternyata frekuensi kristal yang paling tepat adalah 11.059 MHz. Meskipun angka ini agak aneh, tapi karena banyak dipakai kristal dengan frekuensi ini amat mudah diperoleh dipasar. Karena kristal 11.059 MHz dipilih agar bisa membangkitkan kecepatan transmisi data seri standar, dalam sistem berbasis AT89C51 yang tidak menggunakan sarana komunikasi data seri asinkron lebih baik dipilih kristal dengan frekuensi 12 MHz, sehingga clock untuk timer bisa merupakan frekuensi bulat 1 MHz.

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai tugas mengendalikan seluruh

sistem.Mikrokontroler juga bertugas menerima program dalam format heksadesimal dari komputer dan menyimpannya di RAM.

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

Gambar 2.3 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

2.1.2 Power Supplay

Rangkaian supply tegangan pada hardware pengatur temperatur AC menggunakan supply

sebesar 5 Volt. Untuk memperoleh tegangan sebesar 5 V maka digunakan sebuah IC Regulator LM 7805, karena dengan menggunakanIC regulator tersebut maka tegangan yang

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

Vreg LM7805CT IN OUT TIP32C 100ohm 100uF 330ohm 220V 50Hz 0Deg TS_PQ4_12 2200uF 1uF 1N5392GP 1N5392GP 12 Volt 5 Volt

masuk akan terjadi atau mempunyai output yangdikeluarkan sebasar 5 Volt. Rangkaian

supply ini juga menggunakan 2 buah capasitor berfungsi sebagai pull-up tegangan drop

atau turun tegangan yang akan mengganggu outputkonsumsi tegangan ke rangkaian utama. Dan sebagai indikatornya yang menunjukan aktif tidaknya rangkaian pengatur temperatur ACtersebut dipakai rangkaian LED, yang menyala apabila supply on alat sedang aktif.

Gambar 2.4 Rangkaian Power Supply Menggunakan IC LM7805

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada.Rangkaian PSA yang dibuat terdiri daridua keluaran,yaitu 5 Volt dan 12 Volt,keluaran 5 volt yang digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian.Trafo CT

merupakan trafo stepdown yang berfungsi menurunkan tegangan dari 220Volt AC menjadi 12 Volt AC.Kemudian 12 Volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah diode,selanjutnya 12 Volt DC akan diratakan oleh kapasitor2200

mikroFarad.Regulator tegangan 5 volt (LM 7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukan.Transistor PNP

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

TIP 42C disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian,sehingga regulator tegangan ( LM 7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.Tegangan 12 Volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah diode penyearah.

2.1.3 Motor DC

Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.

Motor DC yang memiliki tiga komponen utama:1

Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan.

Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.

Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet.

Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang

Mona Farida Lumbantoruan : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 sebagai BASIS pada Simulasi Palang Kereta Api dengan Tampilan Running Text, 2009.

dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.

Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo.

Commutator juga membantu dalamtransmisi arus antara dinamo dan sumber daya.Motor Dc akan berputar searah/berlawanan arah denagan jarum jam jika salah satu kutubnya di beri tegangan positipdan kutub yang lainnya di beri tegangan negative atau ground.

Dan motor DC akan berputar kea rah sebaliknya jika poaritasnya dibalik.Dengan sifat yang demikian maka dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat membalikkan polaritas yang

Dokumen terkait