• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada Bab IV, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Hasil analisis biaya perjalanan menunjukkan bahwa total nilai manfaat Museum Sangiran atau total nilai surplus konsumen per tahun pada tambahan tarif karcis masuk sama dengan nol sebesar Rp 728.013.743,7, sedangkan total nilai manfaat Museum Sangiran atau total nilai surplus konsumen per tahun pada tarif karcis masuk yang berlaku sebesar Rp 3.000,- menjadi Rp 532.788.743,7. Besaran nilai rata-rata kesediaan untuk membayar maksimum (WTP) per pengunjung terhadap kegiatan penambahan fasilitas-fasilitas baru di Museum Sangiran adalah Rp 11.102,63.

134

2. Bentuk fungsi model empirik yang paling baik dalam penelitian ini adalah bentuk log-log. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel biaya perjalanan (LnTC), pendidikan (LnEDC), pendapatan (LnINC), jarak (LnDIS) dan usia (LnAGE) berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi 5% terhadap tingkat kunjungan per 1000 penduduk per tahun (LnV) ke Museum Sangiran. Besarnya pengaruh dari masing-masing variabel diwakilkan oleh nilai parameter pada persamaan:

Tingkat kunjungan per 1000 penduduk per tahun (LnV) = 33,00759 – 3,230345 biaya perjalanan (LnTC) + 5,793656 pendidikan (LnEDC) – 0,981478 pendapatan (LnINC) – 1,261576 jarak (LnDIS) + 3,117705 usia (LnAGE)

H. SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Beberapa saran dari para pengunjung bagi peningkatan kualitas pelayanan, yaitu:

1) Pengadaan rambu-rambu arah yang memudahkan pengunjung dalam mengakses ruang pamer dan fasilitas-fasilitas lainnya di museum.

2) Pembuatan brosur yang menampilkan denah museum secara lengkap.

135

3) Pembukaan lapangan pekerjaan sebagai petugas kebersihan dan tidak menjadikan petugas di loket karcis merangkap sebagai petugas kebersihan sehingga kebersihan museum lebih terjaga. 4) Pembukaan lapangan pekerjaan sebagai petugas parkir sehingga

keteraturan kendaraan bermotor di area parkir lebih terjamin, terutama sepeda motor.

5) Pembukaan lapangan pekerjaan sebagai tour guide yang akan menyambut pengunjung dan menjelaskan koleksi fosil yang terdapat di museum.

6) Pengadaan pusat informasi (information center).

7) Penertiban bagi petugas satuan pengamanan untuk tidak menjual buku-buku mengenai Situs Purbakala Sangiran kepada para pengunjung dan digantikan dengan membuka toko buku resmi. 8) Penempatan petugas satuan pengamanan di bagian-bagian strategis

di dalam museum sehingga keamanan para pengunjung terjamin. 9) Membuat program baru agar para pengunjung mendapatkan

pengalaman yang berkesan, seperti tracking menuju tempat-tempat penemuan fosil atau menginap di guest house yang dimilki dan dikelola oleh masyarakat sekitar museum.

2. Berkaitan dengan penyediaan fasilitas tambahan di Museum Sangiran, para pengunjung menyarankan beberapa hal, yaitu:

1) Mempercepat penyelesaian pembangunan tahap akhir terhadap beberapa ruangan, seperti ruang pamer tambahan, ruang audio

136

visual, dan ruang amplitheater sehingga pengunjung dapat menikmati fasilitas-fasilitas tersebut.

2) Membangun sebuah toko buku untuk menjual buku-buku mengenai Situs Purbakala Sangiran secara resmi.

3) Membangun sebuah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk memudahkan para pengunjung yang tidak membawa uang tunai dalam jumlah cukup.

4) Membangun arena taman bermain anak-anak yang lebih bervariatif permainannya, tidak hanya ayunan seperti yang ada pada saat ini. 5) Menambah jumlah gazebo dengan kapasitas lebih banyak sehingga

pengunjung lebih merasa nyaman ketika beristirahat.

6) Pengadaan tempat sampah yang lebih banyak dan ditempatkan di setiap sudut museum, tidak hanya di depan pelataran museum. 7) Menambah jumlah bangku taman, baik di museum bagian atas

maupun di depan pelataran parkir museum.

8) Menambah jumlah toilet, tidak hanya di bagian bawah pelataran parkir, tetapi juga di dalam bangunan utama museum dan tidak dikenakan biaya jika menggunakannya.

9) Menganekaragamkan jenis souvenir yang dijual, tidak hanya berupa kerajinan tangan dan tiruan fosil, namun dapat berupa kaos dan mug bercetakan gambar-gambar yang terkait Situs Purbakala Sangiran atau benda apapun yang mencirikan Situs Purbakala Sangiran.

137

10) Menganekaragamkan jenis makanan dan minuman yang dijual, tidak hanya menjual makanan instant atau softdrink, namun dapat berupa makanan dan minuman khas desa setempat yang disajikan lebih higienis dan menarik

3. Pemberdayaan peran serta masyarakat setempat secara aktif dalam pengelolaan Museum Sangiran lebih diintensifkan, seperti merekrut warga setempat untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan yang telah disebutkan pada point no.1, memberikan pelatihan tentang pembuatan souvenir yang lebih bervariasi hingga memberikan peluang berusaha seluas-luanya kepada lebih banyak warga setempat, tidak hanya bagi sebagian warga yang saat ini mengelola kios-kios souvenir

maupun kios-kios makanan dan minuman. Upaya pemberdayaan ini berkaitan erat dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan penciptaan kondisi lingkungan sekitar museum yang aman dan nyaman bagi para pengunjung.

4. Berkaitan dengan nilai koefisien elastisitas harga yang bersifat elastis, maka sebaiknya pengelola Museum Sangiran mempertimbangkan rencana kenaikkan tarif karcis masuk di tahun-tahun mendatang karena akan mempengaruhi jumlah kunjungan dan pendapatan yang diterima. Berkaitan dengan nilai koefisien elastisitas pendapatan yang bersifat inelastis, maka sebaiknya pengelola Museum Sangiran lebih mengintensifkan promosi kepada pengunjung yang berpendapatan menengah ke bawah, dikarenakan pengunjung yang berpendapatan

138

tinggi kurang menyukai untuk berkunjung ke Museum Sangiran, terlebih jika fasilitas yang ditawarkan masih minim.

5. Diperlukan suatu pemahaman persepsi antara pemerintah pusat yang diwakili oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS), Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, UNESCO dan masyarakat di sekitar Museum Sangiran dalam hal pelestarian Situs Purbakala Sangiran sebagai warisan dunia dan pengelolaan Museum Sangiran yang lebih professional terkait pengelolaan tiket perlu diubah dengan mengenakan charge kepada masyarakat setempat yang datang ke museum melalui program member sehingga tidak sekehendak hati keluar masuk kawasan museum tanpa membayar.

6. Penelitian ini menggunakan travel cost method yang hanya mengestimasi nilai manfaat yang dirasakan langsung oleh pengunjung (visitor-use benefits) sehingga nilai manfaat tidak langsung (non-use benefits) belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian lanjutan dengan menggunakan contingent valuation method (CVM) sangat diperlukan dalam menilai total nilai ekonomi, baik use value dan non-use value

139

Daftar Pustaka

Aliman. 2003. Teori Makro Ekonomi (Edisi Keempat). Jakarta: Erlangga. Boediono. 1996. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE UGM.

BPS Kabupaten Boyolali. 2008. Kabupaten Boyolali dalam Angka 2007. Boyolali: BPS.

BPS Kabupaten Grobogan. 2008. Kabupaten Grobogan dalam Angka 2007. Grobogan: BPS.

BPS Kabupaten Karanganyar. 2008. Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2007. Karanganyar: BPS.

BPS Kabupaten Klaten. 2008. Kabupaten Klaten dalam Angka 2007. Klaten: BPS.

BPS Kabupaten Semarang. 2008. Kabupaten Semarang dalam Angka 2007. Semarang: BPS.

BPS Kabupaten Sragen. 2009. Kecamatan Kalijambe dalam Angka 2008. Sragen: BPS.

140

BPS Kabupaten Sukoharjo. 2008. Kabupaten Sukoharjo dalam Angka 2007. Sukoharjo: BPS.

BPS Kabupaten Wonogiri. 2008. Kabupaten Wonogiri dalam Angka 2007. Wonogiri: BPS.

BPS Kota Salatiga. 2008. Kota Salatiga dalam Angka 2007. Salatiga: BPS.

BPS Kota Surakarta. 2008. Kabupaten Surakarta dalam Angka 2007. Surakarta: BPS.

BPSMPS. 2008. Sangiran: The Homeland of Java Man. Sragen: Brosur.

Dixon, John A. dan Maynard, Hufschmidt. 1996. Teknik Penilaian Ekonomi

terhadap Lingkungan (Soekanto Reksohadiprojo, Penerjemah.).

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Djarwanto, PS,. 1993. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: BPFE UGM.

Djijiono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul Rachman Propinsi Lampung.

Makalah Pengantar Falsafah Sains, 1-20, Institut Pertanian Bogor. Economics for the Environment Consultancy (EFTEC). 2005. Valuation of the

Historic Environment. London: Author.

Field, B.C., dan Field, M.K. 2006. Environmental Economics (4th ed.). New York: McGraw-Hill.

Hussen, Ahmed M. 2004. Principles of Environmental Economics (2nd ed.). New York: Routledge.

Indrowuryatno. 2002. Final Report Kajian Keberhasilan Penanganan Catchment

Waduk Gajah Mungkur Eks Bank Dunia. Surakarta: Program Studi Ilmu

Lingkungan. Program Pascasarjana. UNS.

Insukindro, Maryatmo dan Aliman. 2003. Ekonometrika Dasar: Modul Teori

Pelatihan Ekonometrika. Yogyakarta: Bank Indonesia dan FE UGM.

King, dan Mazzotta. 2009. Valuation of Ecosystem Services. November 13, 2009. Lind, Douglas A., Marchal, William G., dan Wathen, Samuel A. 2007.

Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global (Chriswan Sungkono, Penerjemah.). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

141

Mason, Randall. 2002. Assessing Values in Conservation Planning: Methodological Issues and Choices. In The Getty Conservation Institute (Ed.). Assessing the Value of Cultural Heritage. Los Angeles: Author. Mourato, Susana dan Mazzanti, Massimiliano. 2002. Economic Valuation of

Cultural Heritage: Evidence and Prospects. In The Getty Conservation Institute. (Ed.). Assessing the Value of Cultural Heritage. Los Angeles: Author.

Muharram, Rizwan. 2010. Willingness to Pay Pengguna Angkutan Umum untuk Pelayanan Bus Rapid Transit (BRT) Koridor I di Kota Surakarta: Aplikasi Metode Contingent Valuation. Surakarta: Skripsi Universitas Sebelas Maret. Tidak dipublikasikan.

Nur Hidayat, M. Taufiq. 2006. Perencanaan Promosi Museum Sangiran Melalui Desain Komunikasi Visual. Surakarta: Skripsi Universitas Sebelas Maret. Tidak dipublikasikan.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). 1995. The Economic Appraisal of Environmental Projects and Policies: A Practical Guide. Paris: OECD.

Poor, P. Joan. dan Smith, Jamie M. 2004. Travel Cost Analysis pf a Cultural Heritage Site: The Case of Historic St. Mary’s City of Maryland.

Journal of Cultural Economics, 28, 217-229.

Puswanhari, Dwi S. 2003. Analisis Potensi Pariwisata Taman Kyai Langgeng di Kota Magelang Tahun 2003. Surakarta: Skripsi Universitas Sebelas Maret. Tidak dipublikasikan.

Pyndick, Robert S. dan Rubinfield, Daniel L. 1999. Microeconomics. New York: McGraw-Hill.

Rahardjo, Mugi. 2003. Nilai Guna Lingkungan Konservasi Waduk Cengklik di Kabupaten Boyolali. Surakarta: Tesis Universitas Sebelas Maret. Tidak dipublikasikan.

Ready, Richard C. dan Navrud, Stäle. 2002. Methods for Valuing Cultural Heritage. In Stäle Navrud dan Richard C. Ready (Ed.). Valuing Cultural Heritage: Applying Environmental Valuation Techniques to Historic

Buildings, Monuments and Artifacts. Cheltenham: Edward Elgar

Publishing Ltd.

Sari, Yunita. 2004. Penilaian Ekonomi Lingkungan Taman Satwataru Jurug Kota

Surakarta dengan Metode Biaya Perjalanan. Surakarta: Skripsi

142

Sarwono. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Mediatama Sarana Perkasa.

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D. 2001. Microeconomics (17th ed.). New York: McGraw-Hill.

Shammin, Md. Rumi. 1999. Application of The Travel Cost Method (TCM): a Case Study of Environmental Valuation of Dhaka Zoological Garden.

The Economic Value of The Environment: Cases from South Asia. US: IUCN.

Soeroso, Amiluhur. 2007. Manfaat Ekonomi Konservasi Saujana Budaya Borobudur. Jurnal Ekonomi, Vol.12, No.2, 119-135.

________________. 2008. Konservasi Gedung Peninggalan De Javasche Bank di Yogyakarta. Yogyakarta: STIE Pariwisata API.

Tietenberg, Tom. 2006. Environmental Natural Resources Economics. Singapore: Pearson Education, Inc.

Turner, R.K., Pearce, D., dan Bateman, Ian. 1994. Environmental Economics: An Elementary Introduction. London: Harvester Wheatsheaf.

Gujarati, Damodar N. 2005. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill

Sekaran, Uma. 2003. Ressearch Methods For Business (4th ed.). New York: John Wiley & Sons Inc..

http://www.sragenkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=13& Itemid=28. Diakses pada tanggal 1 Desember 2009.

Dokumen terkait