• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar, namun mempunyai banyak fungsi. Fungsi umum dari nutrisi diantaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain.

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap gizi sesorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik baik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah yang berlebihan. Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas.

Kelebihan nutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang disebabkan karena asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. Obesitas merupakan kegemukan atau kelebihan berat badan yang melampaui berat badan normal.

Kelebihan berat badan disebabkan oleh banyaknya unsur lemak yang berada di dalam tubuh. Penimbunan lemak yang terjadi pada manusia cenderung tidak sama dengan yang lain baik laki-laki maupun perempuan. Kadar lemak perempuan daripada laki-laki. Kecendrungan terjadinya

obesitas berkaitan erat dengan pola makan, stasus sosial, ketidakseimbangan aktivitas tubuh dan konsumsi makan.

Beberapa resiko akibat yang disebabkan oleh obesitas antara lain tradang tulang (Arthritis Gout), diabetes melitus, hipertensi, stroke, jantung koroner, penyakit kanker seperti kanker usus besar, osteoporosis, kencing batu, dan beberapa macam penyakit lainnya. Banyaknya unsur lemak di sekitar sekat antara rongga dada dan rongga perut dapat menyebabkan kesulitan dalam pernapasan. Seseorang yang menderita obesitas akan selalu merasa kelelahan dan mengalami keringat yang berlebihan yang keluar dari tubuh.

Pengkajian yang dilakukan terhadap Ny S pada tanggal 18 Mei 2015 dan ditemukan prioritas masalah dengan kebutuhan dasar nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan selera makan, kurang latihan fisik, dan kurang pengetahuan mengenai nutrisi dasar ditandai dengan berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan BB: 87 kg, TB: 155 cm, klien mengatakan sering makan tapi dalam porsi kecil. B. Saran

Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi, saya harapkan agar dalam mengatasi masalah nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh dapat diatasi dengan mencari informasi tentang gizi seimbang, mengatur pola makan agar tetap teratur, mengkomsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh agar kebutuhan nutrisi tetap dapat seimbang meskipun dalam keterbatasan ekonomi keluarga.

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi

1. Pengkajian

Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi pasien yang beresiko masalah nutrisi berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor-faktor lain. Pengkajian nutrisi terdiri dari empat area pokok yaitu pengukuran fisik, (tinggi dan berat badan), tes laboratorium, riwayat diet, kesehatan dan observasi klinik (Potter & Perry, 2005).

1) Riwayat Kesehatan dan Diet

Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat khusus diet pasien yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi aktual atau potensial. Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah, dan area yang berhubungan lainnya (Potter & Perry, 2005).

Tambahan bagi perawat untuk mengkaji adalah pengumpulan faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet klien dan status nutrisi. Faktor yang mempengaruhi pola diet tersebut adalah

a. Status kesehatan

1) Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat

2) Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat

3) Dukungan nutrisi adalah bagian esensial penyembuhan dari setiap penanganan medis (Potter & Perry, 2005).

b. Kultur dan agama

1) Pola kultural, etnik, agama dan batasan mengenai makanan harus diperhitungkan jumlah

2) Makanan dan diet tertentu harus diberikan apabila sesuai

3) Klien lansia lebih cocok dengan kebiasaan makanan etnik. Kecendrungan ini dapat meningkat selama sakit (Potter & Perry, 2005).

c. Status Sosioekonomi

1) Biaya makanan tidak tetap, dan berbelanja bervariasi tergantung dari uang yang tersedia

2) Apakah ada seseorang yang mempersiapkan makanan menentukan penggunaan jumlah kenyamanan makanan (Potter & Perry, 2005). d. Pilihan Pribadi

1) Kesukaan dan ketidaksukaan pribadi mungkin berpengaruh kuat terhadap diet

2) Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang menyenangkan cenderung menjadi makanan favorit. Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang tidak menyenangkan cenderung dihindari. 3) Makanan yang mewah dapat digunakan sebagai simbol status

4) Pilihan individu harus dipertimbangkan ketika merencanakan diet teraupetik (Potter & Perry, 2005).

e. Faktor Psikologis

1) Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan kuat

2) Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (misalnya susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan (Potter & Perry, 2005).

f. Alkohol dan Obat-obatan

1) Penggunanan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan memberikan konstribusi pada defisiensi nutrisi karena mungkin dibelanjakan alkohol daripada makanan dan alkohol menggantikan makanan dan menekan nafsu makan.

2) Alkohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal 3) Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan

gizi esensial

4) Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestin (Potter & Perry, 2005). 2) Observasi klinis

Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting diantara pengkajian nutrisi. Karena nutrisi yang tidak tepat mempengaruhi semua sistem tubuh. Ketika pengkajian fisik sistem tubuh yang umum selesai, perawat dapat memeriksa kembali area yang berhubungan untuk mengevaluasi status nutrisi klien. Tanda-tanda klinis dari status gizi pasien terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Tanda-Tanda Klinis Dari Status Gizi Pasien Bagian Tubuh Tanda-Tanda Untuk Nutrisi

yang Baik

Tanda-Tanda Untuk Nutrisi yang Buruk Penampilan umum Berat badan Postur Otot Kontrol sistem saraf Fungsi gastro intestinal Fungsi kardovaskular Sadar, responsif

Berat badan normal untuk tinggi badan, usia, bentuk tubuh Postur tegak, lengan dan tungkai lurus

Otot berkembang baik, kuat, tonus bagus, beberapa lemak dibawah kulit

Rentan perhatian baik, kurang iritabilitas atau kelelahan, refleks normal, kstabilan fsikologis

Nafsu makan dan pencernaan baik, eliminasi teratur normal, tidak ada organ atau massa yang teraba

Laju denyut dan irama jantung yang normal, tidak ada murmur, tekanan darah normal untuk usianya

Lesu, apatis, kakeksia, penampilan kakeksia Penampilan obesitas atau kurus

Bahu kendur, dada cekung, punggung bungkuk

Penampilan lemah, tonus tidak berkembang, nyeri, edema, penampilan terbuang, tidak mampu berjalan dengan baik Kurang perhatian, iritabilitas, bingung, tangan dan kaki terasa

terbakar dan

kesemutan,kelemahan dan nyeri otot, penurunan atau kehilangan refleks lutut dan tumit

Anoreksia, tidak dapat mencerna, konstipasi atau diare, pembesaran hati atau limpa

Laju denyut jantung normal, pembesaran jantung dan irama tidak normal, tekanan darah

Vitalitas umum Rambut Kulit (umum) Wajah dan leher Bibir Mulut, membran mukosa Gusi

Ketahanan, bertenaga, kebiasaan tidur baik, penampilan kuat

Bersinar, penampilan berkilat, kuat, helai rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala sehat

Kulit halus dan sedikit lembab dengan warna baik

Warna merata, halus, merah muda, penampilan sehat, tidak ada bengkak

Halus, warna baik, penampilan lembab (tidak pecah dan bengkak)

Membran mukosa di dalam rongga mulut berwarna merah muda sampai kemerahan

Warna merah muda baik, penampilan sehat dan merah, tidak bengkak atau berdarah

meningkat

Mudah lelah, kurang energi, mudah tertidur, penampilan capek dan apatis

Rambut berserabut, kusam , kusut, kering, tipis dan kasar, helai rambut mudah tercabut Kasar, kering, bersisik, pucat, berpigmen, penampilan iritasi, lebam, petechie, kehilangan lemak pada subkutan

Berpenampilan

berminyak, bersisik, bengkak, kulit gelap di pipi dan dibawah mata, tidak halus atau kasar sekitar hidung dan mulut Penampilan kering, bersisik, bengkak, kemerahan atau bengkak, lesi angular pada sudut mulut

Membran mukosa yang lembut, bengkak

Gusi bengkak dan mudah berdarah, margin

Lidah Gigi Mata Leher (kelenjar) Kuku Kaki, tungkai Kerangka

Warna merah muda, atau kemerahan gelap baik, tidak bengkak, halus, tidak ada lesi

Gigi tidak berlubang atau nyeri, penampilan terang dan lurus, penampilan bersih dengan tidak ada diskolorasi

Mata terang, jernih, penampilan bersinar, tidak ada luka disudut membran, bulu mata lembab dan berwarna kemerahan pembuluh darah terlihat atau tidak ada benjolan pada jaringan atau sklera

Tidak ada pembesaran kelenjar

Penampilan keras dan merah muda

Tidak nyeri, lemah, atau bengkak, warna baik

Tidak ada malformasi

inflamasi, gusi tertarik ke belakang

Penampilan bengkak, kasar, warna magenta seperti daging, papilla hiperemia dan hipertropi Karies tidak terisi, gigi tidak ada, permukaan terpakai, penampilan salah posisi

Membran mata pucat, membran kemerahan, kering, tanda-tanda infeksi, bintik bitot, kemerahan, kekeringan

memran mata,

penampilan buram dari kornea, kornea lunak Pembesaran tiroid

Bentuk kuku seperti sendok, mudah patah berpunggung

Edema, nyeri betis, kesemutan lemah

Kaki bengkok, lutut menyatu, deformitas dada pada diafragma, skapula dan rusuk menonjol

3) Pengukuran antropometri:

a. Berat Badan Ideal (TB- 100) ± 10% b. Indeks Massa Tubuh

Korelasi berat badan dengan jumlah total lemak tubuh cukup erat (Hartono, 2000).

IMT= Berat Badan(kg) : tinggi badan( meter kuadrat) Menurut Misnadiarly (2007), nilai standar yaitu: Tabel 2.2 Indeks Massa Tubuh(IMT)

IMT Kategori Berat Badan

<18,5 18,5 – 24,9 25,0 – 29,9 30,0 – 34,9 35,0 – 39,9 > 39,9 Kurang Normal Lebih Obesitas 1 Obesitas 2 Sangat Obesitas

c. Berat Badan Relatif(BBR)

Berat badan relatif merupakan alternatif untuk menentukan status gizi sesorang.

BBR = Berat Badan(kg)

x 100% = % [Tinggi badan (cm) -100 ]

Menurut Hartono (2000), nilai standar BBR yaitu: Tabel 2.3 Berat Badan Relatif(BBR)

d. Lingkar pergelangan tangan e. Lingkar lengan atas (MAC)

Nilai normal Wanita : 28,5 cm Pria : 28.3 cm

f. Lipatan kulit pada otot trisep Nilai normal Wanita : 16,5- 18 cm Pria : 12,5- 16,5 cm 4) Laboratorium a. Albumin (N: 4- 5,5 mg/100 ml) b. Transferin (N : 170- 25 mg/100 ml) c. Hb (N : 12 mg%) d. BUN (N : 10-20 mg/ 100 ml)

e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : laki-laki: 0,6- 1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5- 1,0 mg/100 ml)

BBR Kategori Berat Badan

< 90% 90 - 110% >110% >120% Underweight Berat normal Overweight Obesitas/gemuk

2. Analisa Data

Analisa data mencakup mengenali pola atau kecendrungan, membandingkan pola ini dengan pola kesehatan yang normal, menarik konklusi tentang respons klien. Perawat memperhatikan pola atau kecendrungan sambil memeriksa kelompok data. Kelompok data terdiri dari batasan karakteristik. Batasan karakteristik adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori diagnostik. Kriteria klinis adalah tanda dan gejala objektif atau subjektif atau faktor resiko. Kategori diagnostik dan batasan karakteristiknya memberikan struktur untuk proses kognitif dalam pengidentifikasian kebutuhan klien dan perumusan aktual dari diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 2005).

Menurut Wilkinson dan Ahern (2011), batasan karakterisitik dalam data objektif pada kebutuhan dasar nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh seperti konsentrasi asupan makanan dimalam hari, pola makan disfungsional misalnya makan sambil melakukan aktivitas lainnya, makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau situasi sosial, makan sebagai respon terhadap pengaruh internal selain rasa lapar misalnya ansietas, dan tingkat aktivitas kurang gerak.

3. Rumusan Masalah

Menurut Potter dan Perry (2005), berdasarkan pengkajian dan analisa data yang didapat, ditemukan alternatif diagnosa yang disarankan antara lain:

1) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan laju metabolik, asupan nutrisi yang tidak adekuat dalam diet, peningkatan kehilangan nutrisi melalui cairan gastrointestinal, kebutuhan energi tinggi akibat latihan yang berlebihan.

2) Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan laju metabolik, asupan nutrisi dan kilokalori yang berlebihan dalam diet, latihan atau aktivitas yang tidak adekuat.

3) Perubahan nutrisi: resiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan pola asupan makanan yang disfungsional, gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna, gangguan menelan akibat jalan nafsu makan.

4. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan perawatan kualitas lebih tinggi kelebihan yang terjadi. Identifikasi pasien dengan rencana asuhan keperawatan akan mencegah atau meminimalkan masalah nutrisi. Pendidikan konseling nutrisi penting bagi pasien yang yang diet teratur untuk mencegah penyakit dan memingkatkan kesehatan. Pasien dengan diet terupetik yang memahami rasional untuk diet adalah seperti lebih rela. Untuk kelompok pasien rencana asuhan keperawatan berdasarkan ada satu untuk lebih dari tujuan berikut ini:

a.Klien akan kembali dalam 10% rentang berat badan baik.

b.Klien akan memperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batasan normal.

c.Klien akan ingesti atau telah diberikan diet atau terapi nutrisi yang secara minimal memenuhi RDA.

d.Tidak ada komplikasi yang dihasilkan dari terapi nutrisi.

Dalam lingkungan kesehatan dan perawatan rumah, maka klien dengan kondisi fisiologis yang mempengaruhi nutrisi memerlukan nutrisi untuk

memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dan zat gizi. Jika merencanakan kebutuhan nutrisi yang kompleks maka konsultasi dengan ahli gizi untuk membantu meningkatkan sumber makanan yang cukup (Potter & Perry, 2005).

Menurut Wilkinson dan Ahern (2011), dari hasil data rumusan yang didapat, maka ditemukan perencanaan keperawatan yang meliputi tujuan, kriteria hasil dan intervensi, yaitu:

1.Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan laju metabolik, asupan nutrisi yang tidak adekuat dalam diet, peningkatan kehilangan nutrisi melalui cairan gastrointestinal, kebutuhan energi tinggi akibat latihan yang berlebihan.

a. Tujuan: Klien akan kembali dalam 10% rentang berat badan dan tinggi badan yang baik.

b. Kriteria hasil: berat badan klien bertambah, menjelaskan komponen diet bergizi adekuat, mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet, klien mampu mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal, dan klien melaporkan tingkat energi yang adekuat.

c. Intervensi: menghindari pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan, atau memasukan makanan dan minuman dalam jumlah banyak dan berusaha mengeluarkannya, tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, timbang pasien pada interval yang tepat, berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya

2. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan laju metabolik, asupan nutrisi dan kilokalori yang berlebihan dalam diet, latihan atau aktivitas yang tidak adekuat.

a. Tujuan: mengembalikan berat badan dalam batas normal sesuai dengan tinggi badan

b. Kriteria hasil: berat badan kembali dalam batas normal dan perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh teratasi

c. Intervensi: berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi dan cara mematuhinya, anjurkan untuk rutin menimbang berat badan, hindari pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan, anjurkan klien untuk menghindari makanan tinggi lemak dan minuman beralkohol, motivasi klien untuk menurunkan berat badan, anjurkan keluarga memfasilitas penurunan berat badan

3. Perubahan nutrisi: resiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan pola asupan makanan yang disfungsional, gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna, gangguan menelan akibat jalan nafsu makan.

a. Tujuan: mempertahankan berat badan tetap ideal atau normal

b. Kriteria hasil: klien dapat mempertahankan berat badan ideal, klien mengetahui adanya faktor resiko, klien mengikuti program latihan fisik yang teratur, klien mengonsumsi diet yang seimbang

c. Intervensi: anjurkan klien dan keluarga untuk menyediakan asupan makanan dan cairan yang seimbang, anjurkan keluarga untuk

memfasilitasi pemeliharaan berat badan yang optimal dan lemak tubuh yang ada.

B. Asuhan Keperawatan Kasus dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi 1. Pengkajian

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 61 tahun

Agama : Islam

Status perkawinan : janda

Suku : jawa

Pendidikan : SD tidak tamat (kelas 1 SD) Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Jl. Bajak IV Lingkungan VII Harjo Sari II Medan Amplas

II. KELUHAN UTAMA

Ny S mengeluh badannya terlalu gemuk sehingga mudah lelah dalam melakukan aktivitas, kaki terasa sakit dan kesulitan dalam bernapas. III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Saat ini Ny S mengalami kelebihan berat badan ( kegemukan) dengan berat badan 87 Kg dan tinggi badan 155 Cm. Berat badan meningkat sejak menikah dan semakin bertambah karena gaya hidup dan pola makan yang tidak teratur misalnya waktu makan tidak teratur, dan ngemil pada malam

hari serta asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Saat ini Ny S sedang meminum obat tradisional sejenis teh yang berguna untuk mengecilkan perut. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan diketahui Ny S mengalami peningkatan kadar asam urat dengan hasil 7,7. Saat bangun tidur, Ny. S juga mengatakan kaki terasa berat dan sakit. IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Ny S pernah menderita penyakit hernia dan sudah dioperasi 3 tahun yang lalu. Ny S juga pernah menderita sakit jantung 1 tahun yang lalu dan sudah berobat ke dokter.

B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Ny S sudah banyak mendapat obat tapi lupa nama-nama obat tersebut. C. Pernah dirawat/ dioperasi

Pernah dirawat di rumah sakit ketika operasi hernia dan berobat jantung.

D. Lama dirawat

Kurang lebih 1 minggu. E. Alergi

Ny S tidak ada alergi. F. Imunisai

Imunisasi Ny S tidak lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

B. Saudara kandung

Saudara kandung Ny S 4 orang dan tidak ada riwayat mempunyai penyakit.

C. Penyakit keturunan yang ada Tidak ada

D. Anggota keluarga yang meninggal Suami Ny. S

E. Penyebab meninggal

Tn S meninggal karena penyakit gagal ginjal. VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Ny S mengatakan bahwa kelebihan berat badannya sangat mengganggu dalam melakukan aktivitas.

B. Konsep diri:

a. Gambaran diri : Ny S mengatakan bahwa bahwa dirinya sudah kegemukan.

b. Ideal diri : Ny S ingin menurunkan berat badannya. c. Harga diri : Ny S menganggap dirinya sangat berharga. d. Peran diri : Ny S berperan sebagai ibu rumah tangga. e. Identitas : Ny S seorang janda.

C. Keadaan emosi

Emosi Ny S stabil. Dia selalu bersyukur dengan segala masalah yang datang kepadanya. Ny S tidak mau stress dengan masalah yang dihadapinya.

D. Hubungan sosial a. Orang yang berarti

Ny S menganggap anak-anaknya, cucunya, dan keluarga lainnya sangat berarti.

b. Hubungan dengan keluarga

Hubungan Ny S dengan keluarga harmonis dan komunikasi dengan baik.

c. Hubungan dengan orang lain

Hubungan Ny S dengan orang lain baik dan ramah. d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Karena menjaga cucu-cucunya Ny S jadi berhambatan berhubungan dengan orang lain.

e. Ny S tinggal bersama dengan anaknya dan ketiga cucunya. Suami anak Ny S sedang bekerja di Malaysia. Ny S dalam memenuhi kebutuhannya bergantung kepada anaknya.

E. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan: Walaupun Ny S kurang sehat dia tetap melaksanakan sholat dengan tepat waktu.

b. Kegiatan ibadah : Ny S selalu ikut dalam kegiatan perwiritan setiap hari kamis.

VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum

Ny S sangat kooperatif, dapat diajak bicara dengan baik, wajah segar, dan rambut diikat dengan rapi

B. Tanda-tanda vital

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada hari Senin, 18 Mei 2015 maka didapatkan data sebagai berikut :

a. TD : 170/100mmHG

b. Suhu tubuh : 36, 9 C

a) RR : 28X/i

b) Skala nyeri : tidak dikaji

c) TB : 155 cm

d) BB : 87 Kg

e) IMT = berat badan (kg) : tinggi badan (meter kuadrat) IMT = 87 : (1,55)2 = 87 :2.40 = 36,25, Ny S termasuk obesitas. f) ���= 87 155−100 × 100% = 87/55 × 100% = 1.581 × 100%

= 158,1% termasuk obesitas dimana normalnya 90-110% g) Lingkar Lengan Atas

= 40 cm, wanita normalnya 28, 5 cm C. Pemeriksaan Head To Toe

Kepala dan rambut

a. Bentuk : normal, tidak ada benjolan b. Ubun-ubun : normal dan keras

Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut : normal dan rambut bersih b. Bau : ada bau

c. Warna kulit : hitam dan ada uban Wajah

a. Warna kulit : normal, tidak sianosis b. Struktur wajah : simetris

Mata

a. Kelengkapan dan kesimetrisan: mata lengkap dan simetris b. Konjungtiva dan sklera: tidak pucat, sklera putih

c. Pupil : mengecil jika diberi cahaya Hidung

a. Tulang hidung dan septum nasal : lengkap dan tidak ada kelainan b. Lubang hidung: tidak terdapat lendir/secret

Telinga

a. Bentuk telinga : simetris dan kembali setelah dilipat b. Ukuran telinga : normal dan simetris

c. Lubang telinga: baik

d. Ketajaman pendengaran : baik Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : bibir berwarna agak hitam, simetris, dan lembab b. Keadaan lidah : posisi lidah ditengah, warna merah muda, dan

dillapisi bintik putih yang tipis. Pergerakan lidah bebas dan tidak ada lesi.

c. Gigi : Ny menggunakan gigi palsu dan dirawat supaya selalu bersih.

Leher

a. Vena jugularis : teraba b. Suara : nyaring c. Tidak ada pembesaran tyroid

Pemeriksaan integument a. Kebersihan : baik

b. Warna : tidak sianosis c. Turgor : baik

d. Kelembapan : baik

e. Kelainan pada kulit : tidak ada Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi : tidak ada benjolan atau massa disekitar abdomen, dan tidak sianosis

b. Auskultasi : terdengar bunyi peristaltik c. Perkusi : timpani

D. Sistem pernapasan

Ny S mengeluh kesulitan bernapas (napas pendek) apabila sudah kecapekan dalam melakukan aktivitas.

E. Sistem kardiovaskuler

Semenjak Ny S mengalami kelebihan berat badan maka Ny S kadang merasakan sesak dan kesulitan dalam bernapas.

F. Sistem genitourinary Ny S telah menopause. G. Sistem muskuloskletal

Gerakan ROM tangan dan kaki baik, kekuatan otot 5 dimana kekuatan Ny S normal dan mampu melawan gravitasi dan tekanan penuh.

H. Sistem neurologi

Ny S dapat membedakan bau, penglihatan Ny S masih bagus, pupil dapat bereaksi terhadap cahaya, pergerakan bola mata baik. Ny S dapat merasakan rasa nyeri, rabaan, panas dingin dan getaran. Ny S dapat menggerakan mulut dengan baik, otot wajah dapat menunjukkan ekspresi, indra pengecapan baik, pendengaran baik, dan dapat berbicara dengan baik dan jelas.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI a. Pola makan dan minum

Pola makan Ny S tidak teratur. Ny S sering makan 5-6 kali/ hari tapi dalam porsi kecil yaitu sepertiga piring tiap makan. Waktu makan Ny

Dokumen terkait