• Tidak ada hasil yang ditemukan

iv DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tes Kemampuan Menulis Karangan Narasi 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan berbahasa dapat diperoleh melalui belajar dan latihan. Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Menulis merupakan suatu proses untuk membentuk komunikasi tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Keterampilan menulis dapat dimiliki semua orang, karena menulis merupakan pemindahan ekspresi lisan yang berupa pikiran dan perasaan ke dalam bentuk bahasa tulis. Sebab pada dasarnya menulis sama dengan berbicara, namun bedanya menulis memerlukan pengetahuan tentang ejaan.

Dalam GBPP dan Kurikulum Bahasa Indonesia, pelajaran menulis karangan sudah diajarkan kepada siswa sejak bangku SD sampai bangku SMA. Namun kenyataan di lapangan (sewaktu penulis melakukan kegiatan Pengalaman Praktik Lapangan (PPL) tahun 2007 di SMK Negeri 1 Siatas Barita) masih terdapat siswa yang merasa sulit menulis karangan narasi dengan menggunakan lebih dari satu peristiwa, yaitu adanya peristiwa ingatan, bayangan dan peristiwa maju. Karena selama ini siswa hanya menggunakan satu peristiwa dalam mengarang yang biasa disebut dengan teknik linier, di mana peristiwa pertama disambung dengan peristiwa kedua, ketiga, dan seterusnya hingga terjadi sebuah penyelesaian. Di dalamnya tidak terdapat satu bagian pun yang menggambarkan peristiwa yang telah lalu sorot balik dan kilas balik ataupun juga peristiwa yang akan datang.

2

Menurut Mulyana (1998:83), terdapat tiga belas kelas teknik merangkai peristiwa dalam peranan narasi yaitu: teknik linier, maju ingatan maju, maju ingatan bayangan, maju bayangan ingatan, maju bayangan maju, bayangan maju ingatan, bayangan maju bayangan, bayangan ingatan bayangan, bayangan ingatan maju, ingatan maju bayangan, ingatan maju ingatan, ingatan bayangan maju, ingatan bayangan ingatan.

Bila dikaji secara teori menggunakan dua atau tiga peristiwa sekaligus (ingatan bayangan maju) dalam karangan narasi akan lebih meningkatkan kreativitas siswa, sehingga tulisan yang dihasilkan menarik untuk dibaca. Misalnya, untuk teknik ingatan bayangan maju. dalam proses peristiwa ingatan siswa akan menulis peristiwa yang telah terjadi, dialami, dilihat, dan dirasakan sebelumnya (ingatan) kemudian menyambung cerita itu ke peristiwa yang belum pernah terjadi, dialami, dilihat, dan dirasakan (peristiwa bayangan), maka setelah itu semua mengakhiri tulisan maka siswa akan menceritakan peristiwa yang terjadi sebenarnya (peristiwa maju). Dengan demikian dapat dilihat bahwa bila siswa itu mampu menggunakan lebih dari satu peristiwa maka tulisan tersebut akan lebih bervariasi dan kreatif, tetapi hal itu tidak mudah karena dibutuhkan pengetahuan, ketelitian, dan ingatan yang baik namun hal itu dapat tercapai melalui latihan.

Salah satu contoh penelitian yang membuktikan rendahnya kemampuan siswa menulis karangan narasi, dapat dilihat dari hasil penelitian Wulandari (2004:13) yang berjudul “Kemampuan Merangkai Peristiwa dalam Karangan Narasi dengan Teknik Ingatan Bayangan Maju Oleh Siswa Kelas X SMK Negeri

3

1 Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2004/2005” hasil penelitiannya menemukan bahwa nilai rata-rata hasil menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan teknik ini adalah 5,74 masih sangat jauh dengan apa yang diharapkan. Hal senada juga dikemukakan oleh Deswita dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Pendekatan Kontekstual dalam Mengembangkan Kerangka Karangan menjadi Karangan Narasi oleh Siswa Kelas X SMA Soposurung Balige Tahun Pembelajaran 2004/2005” yang mengatakan hasil karangan narasi dengan latihan memperoleh nilai tertinggi hanya 65,2. Kelemahan ini tergambar, bahwa siswa hanya mengenal karangan narasi dari satu peristiwa saja, tanpa pernah mengarang lebih dari satu peristiwa. Selain itu, sarana pendukung dari sekolah untuk pembelajaran menulis narasi belum tersedia seperti yang diharapkan sehingga siswa kesulitan menemukan referensi atau bahan bacaan yang mendukung.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Efektivitas Teknik Ingatan Bayangan Maju terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi oleh Siswa Kelas XI SMA Parulian 2 Medan Tahun Pembelajaran 2008/2009. Untuk melihat efektivitas teknik ingatan bayangan maju dalam menulis karangan narasi tersebut, maka pembelajaran juga dilakukan menggunakan teknik linier, sehingga terlihat perbedaannya. Apakah teknik ingatan bayangan maju lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

4

B. Identifikasi Masalah

Mengarang selain membutuhkan ketelitian juga membutuhkan imajinasi yang baik. Permasalahannya tidak semua siswa mampu merangkai peristiwa yang menjadi setiap ide yang diperolehnya menjadi sebuah karangan yang baik, walaupun karangan yang berbentuk narasi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi telah diajarkan sejak di bangku sekolah dasar.

Untuk mengetahui tercapainya pembelajaran menulis karangan narasi, penulis menggunakan teknik ingatan bayangan maju. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran menulis karangan narasi siswa sudah menunjukkan

hasil yang optimal?

2. Apakah rendahnya hasil pembelajaran menulis karangan narasi siswa dipengaruhi oleh teknik mengajar yang digunakan guru?

3. Apakah teknik ingatan bayangan maju efektif digunakan dalam menulis karangan narasi?

4. Apakah ada perbedaan kemampuan menulis karangan narasi siswa menggunakan teknik ingatan bayangan maju dengan teknik linier?

C. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang ada maka dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah dengan maksud untuk mempertegas sasaran yang hendak diteliti dan untuk mencegah terjadinya salah penafsiran.

5

Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan teknik ingatan bayangan maju dan teknik linier. Dalam penelitian ini kemampuan menulis karangan narasi dibatasi tentang penggunaan alur, isi gagasan, organisasi isi, dan ketepatan penggunaan EYD. Kemudian, kemampuan menulis narasi menggunakan teknik ingatan bayangan maju dan teknik linier tersebut dibedakan agar diketahui teknik yang efektif digunakan dalam menulis karangan narasi.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kemampuan menulis karangan narasi menggunakan teknik ingatan bayangan maju oleh siswa kelas XI SMA Parulian 2 Medan tahun pembelajaran 2008/2009?

2. Bagaimanakah kemampuan menulis karangan narasi menggunakan teknik linier oleh siswa kelas XI SMA Parulian 2 Medan tahun pembelajaran 2008/2009?

3. Bagaimanakah efektivitas teknik ingatan bayangan maju dalam menulis karangan narasi oleh siswa kelas XI SMA Parulian 2 Medan tahun pembelajaran 2008/2009?

6

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan menulis karangan narasi menggunakan teknik ingatan bayangan maju oleh siswa kelas XI SMA Parulian 2 Medan tahun pembelajaran 2008/2009.

2. Untuk mengetahui kemampuan menulis karangan narasi menggunakan teknik linier oleh siswa kelas XI SMA Parulian 2 Medan tahun pembelajaran 2008/2009.

3. Untuk mengetahui efektivitas teknik ingatan bayangan maju dalam menulis karangan narasi oleh siswa kelas XI SMA Parulian 2 Medan tahun pembelajaran 2008/2009.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru Bahasa Indonesia mengenai kemampuan merangkai peristiwa dalam karangan narasi dengan teknik ingatan bayangan maju dan linier.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

3. Sebagai penambah cakrawala berpikir bagi penulis dalam pembelajaran menulis narasi.

4. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi dalam literatur pendidikan di Universitas Negeri Medan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA Parulian 2 Medan tahun pembelajaran 2008/2009, maka ditetapkan beberapa simpulan, sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi sebelum perlakuan menggunakan teknik ingatan bayangan maju (pretes) adalah 68,56 dalam kategori C (cukup). Setelah perlakuan menggunakan teknik ingatan bayangan maju (postes) memperoleh nilai rata-rata 82,60 termasuk dalam kategori A (baik sekali).

2. Nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi sebelum perlakuan menggunakan teknik linier (pretes) adalah 64,56 termasuk dalam kategori C (cukup), setelah perlakuan menggunakan teknik linier (postes) memperoleh nilai rata-rata 72,00 termasuk dalam kategori B (baik).

3. Teknik ingatan bayangan maju efektif digunakan dalam pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas XI SMA Parulian 2 Medan tahun pembelajaran 2008/2009. Hal ini berdasarkan penghitungan dengan uji “t” diperoleh nilai to = 5,66 kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan dk = (N1 – N2) ternyata to yang diperoleh lebih besar dari tt yaitu 2,01 < 5,66 > 2,69 sehingga hipotesis

59

diterima. Perbedaan tersebut membuktikan bahwa teknik ingatan bayangan maju efektif digunakan dalam menulis karangan narasi.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Melihat masih belum maksmalnya nilai menulis karangan narasi yang diperoleh siswa, kiranya guru dapat memotivasi minat membaca siswa dengan strategi-strategi menulis yang tepat.

2. Hasil pembelajaran dengan teknik ingatan bayangan maju memberikan pengaruh terhadap kemampuan menulis karangan narasi, maka tidak salah guru mencoba teknik ini dalam rangka alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa.

3. Siswa disarankan agar lebih efektif mengikuti kegiatan pembelajaran yang selama ini dilaksanakan, serta lebih aktif berdiskusi yang nantinya akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

4. Kepada siapa saja, kiranya mengadakan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh data yang lebih akurat.

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Muchsin. 1997. Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang : Yayasan Asih Asah Asuh

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bina Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara

Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta : Liberty Keraf, Gorys. 1996. Argumentasi dan Narasi. Ende Flores : Nusa Indah

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende Flores : Nusa Indah

Kosasih, E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung : Yrama Widya

Moeliono, Anton dkk. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Mulyana, Yoyo, dkk. 1998. Sanggar Sastra. Jakarta : Depdikbud

Poerwadarminta, W.J.S. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Semi, M. Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang : Angkasa Raya

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Surakhmad, Winarno. 2000. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan

Teknik. Bandung : Tarsito

Tarigan, Henry Guntur. 1996. Menulis suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

61

62

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I (R P P)

Sekolah : SMA Parulian 2 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semeseter : XI / II

Waktu : 2 x @ 45 menit Tahun Pembelajaran : 2008/2009

A. Standar Kompetensi

Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan serta menuliskannya dalam berbagai bentuk karangan (naratif, deskriptif, eksposisi dan argumentatif)

B. Kompetensi Dasar Menulis karangan narasi C. Indikator

Siswa diharapkan mampu:

1. Menunjukkan karakteristik karangan narasi.

2. Mampu merangkai peristiwa dalam karangan narasi

3. Merangkai peristiwa masa lalu, sekarang, dan mendatang yang dapat dikembangkan menjadi tulisan yang berciri narasi berdasarkan teknik ingatan bayangan maju dan linier.

4. Menyusun karangan narasi berdasarkan tema/topik tertentu. 5. Menyunting karangan narasi yang ditulis teman.

D. Materi Pokok

1. Contoh karangan narasi

2. Pengembangan teknik ingatan bayangan maju. E. Metode Pembelajaran :

63

E. Pengalaman Belajar

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahuluan 1x45 menit

Pendahuluan Identifikasi kemampuan awal siswa

a. Guru membuka pelajaran dan memberitahukan ada pretes b. Mengadakan pretes

c. Mengawasi siswa dalam mengerjakan pretes

Mendengarkan dan mencatat

Melaksanakan pretes

Kegiatan Inti 2x45 menit

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasi kan siswa ke dalam kelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok belajar

a. Guru menyampaikan materi tentang menulis narasi menggunakan teknik ingatan bayangan maju

b. Meminta siswa mengingat petristiwa masa lalu

c. Menjelaskan kepada siswa yang berhubungan peristiwa ingatan, bayangan, dan peristiwa bayangan maju beserta contoh

d. Menjelaskan tentang alur, isi gagasan, organisasi isi, ejaan dan tanda baca beserta contoh dalam merangkai karangan narasi.

e. Membagi tugas tentang ingatan bayangan maju yang harus didiskusikan masing-masing kelompok diskusi f. Meminta siswa untuk

memahami pokok bahasan yang telah dijelaskan guru selama beberapa menit g. Memeriksa hasil diskusi

Mendengar dan mencatat

Membaca karangan narasi dari sumber buku paket

Mendengar dan mencatat

Mencari kelompok belajar, dan

mendiskusikan materi yang diajarkan guru

Menerima tugas dari guru untuk didiskusikan

Menyerahkan hasil diskusi kepada guru

Kegiatan Akhir

64

Penutup Guru menyimpulkan materi pelajaran

Guru mengadakan postes

Mendengar dan mencatat Melaksanakan postes secara individu menggunakan teknik ingatan bayangan maju

G. Media / Sumber Belajar

Media : Buku penuntun pelajaran Bahasa Indonesia. H. Penilaian

Jenis tagihan : Tugas Kelompok Bentuk instrumen : Penugasan

Tes kemampuan menulis karangan narasi sebanyak siswa.

Contoh instrumen : Bacalah materi pokok pengetahuan bahasa kemudian diskusikan dengan teman satu kelompok

65

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II (R P P)

Sekolah : SMA Parulian 2 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semeseter : XI / II

Waktu : 2 x @ 45 menit Tahun Pembelajaran : 2008/2009

A. Standar Kompetensi

Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan serta menuliskannya dalam berbagai bentuk karangan (naratif, deskriptif, eksposisi dan argumentatif)

B. Kompetensi Dasar Menulis karangan narasi C. Indikator

Siswa diharapkan mampu:

1. Menunjukkan karakteristik karangan narasi.

2. Mampu merangkai peristiwa dalam karangan narasi

3. Merangkai peristiwa masa lalu, sekarang, dan mendatang yang dapat dikembangkan menjadi tulisan yang berciri narasi berdasarkan teknik ingatan bayangan maju dan linier.

4. Menyusun karangan narasi berdasarkan tema/topik tertentu. 5. Menyunting karangan narasi yang ditulis teman.

D. Materi Pokok

1. Contoh karangan narasi 2. Pengembangan teknik linier E. Metode Pembelajaran :

66

F. Pengalaman Belajar

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahuluan (1 x 45 menit) Pendahuluan Identifikasi kemampuan awal siswa

d. Guru membuka pelajaran dan memberitahukan ada pretes e. Mengadakan pretes

f. Mengawasi siswa dalam mengerjakan pretes

Mendengarkan dan mencatat

Melaksanakan pretes

Kegiatan Inti 2x45 menit

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasi kan siswa ke dalam kelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok belajar

h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kemampuan merangkai karangan narasi i. Meminta siswa membaca

buku siswa tentang karangan narasi

j. Menjelaskan kepada siswa yang berhubungan dengan langkah-langkah merangkai karangan narasi beserta contoh

k. Menjelaskan tentang alur, isi gagasan, organisasi isi, ejaan dan tanda baca beserta contoh dalam merangkai karangan narasi.

l. Membagi tugas yang harus didiskusikan masing-masing kelompok diskusi

m. Meminta siswa untuk memahami pokok bahasan yang telah dijelaskan guru selama beberapa menit n. Memeriksa hasil diskusi

Mendengar dan mencatat

Membaca karangan narasi dari sumber buku paket

Mendengar dan mencatat

Mencari kelompok belajar, dan

mendiskusikan materi yang diajarkan guru

Menerima tugas dari guru untuk didiskusikan

Menyerahkan hasil diskusi kepada guru

Kegiatan Akhir

1x45 menit

67

pelajaran

Guru mengadakan postes Melaksanakan postes secara individu menggunakan teknik linier

G. Media / Sumber Belajar

Media : Buku penuntun pelajaran Bahasa Indonesia. G. Penilaian

Jenis tagihan : Tugas Kelompok Bentuk instrumen : Penugasan

Tes kemampuan menulis karangan narasi sebanyak siswa.

Contoh instrumen : Bacalah materi pokok pengetahuan bahasa kemudian diskusikan dengan teman satu kelompok

Lampiran 3

UJI KATEGORI KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN TEKNIK INGATAN BAYANGAN MAJU

(KELAS EKSPERIMEN)

No.Siswa

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Beruntun Kronologis Tema Menarik Kohesi Koherensi

Tanda Baca

Penulisan Huruf Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 2 20 100 9 90 9 90 15 75 10 100 10 100 10 100 6 60 3 20 100 9 90 9 90 15 75 10 100 10 100 10 100 6 60 4 15 75 5 50 5 50 15 75 5 50 10 100 9 90 6 60 5 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 10 100 10 100 6 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 7 20 100 9 90 9 90 15 75 10 100 10 100 10 100 6 60 8 15 75 5 50 5 50 15 75 5 50 10 100 9 90 6 60 9 15 75 5 50 5 50 15 75 5 50 10 100 9 90 6 60 10 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 11 20 100 9 90 9 90 15 75 10 100 10 100 10 100 6 60 12 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 13 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 10 100 10 100 14 20 100 9 90 9 90 15 75 10 100 10 100 10 100 6 60 15 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 10 100 10 100

16 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 17 20 100 10 100 10 100 20 100 10 100 10 100 7 70 7 70 18 20 100 9 90 9 90 15 75 10 100 10 100 10 100 6 60 19 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 10 100 10 100 20 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 21 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 22 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 10 100 10 100 23 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 24 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 10 100 10 100 25 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 10 100 10 100 Jlh 450 2250 221 2210 221 2210 345 1725 227 2270 210 2100 212 2120 179 1790 NilaiRata-rata 90 88 88 69 91 84 85 72

Lampiran 4

UJI KATEGORI KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN TEKNIK LINIER

(KELAS KONTROL)

No.Siswa

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Beruntun Kronologis Tema Menarik Kohesi Koherensi

Tanda Baca

Penulisan Huruf Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 10 50 9 90 9 90 10 50 9 90 5 50 6 60 6 60 2 10 50 9 90 9 90 10 50 9 90 5 50 6 60 6 60 3 10 50 10 100 10 100 10 50 5 50 5 50 5 50 5 50 4 15 75 10 100 10 100 15 75 5 50 10 100 8 80 6 60 5 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 4 40 5 50 6 20 100 9 90 5 50 15 75 5 50 5 50 6 60 5 50 7 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 4 40 5 50 8 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 4 40 5 50 9 15 75 5 50 5 50 15 75 5 50 10 100 9 90 6 60 10 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 10 100 10 100 11 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 4 40 5 50 12 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 13 20 100 9 90 5 50 15 75 5 50 5 50 6 60 5 50 14 10 50 9 90 9 90 10 50 9 90 5 50 6 60 6 60

15 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 10 100 10 100 16 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 17 10 50 9 90 9 90 10 50 9 90 5 50 6 60 6 60 18 10 50 10 100 10 100 10 50 5 50 5 50 5 50 5 50 19 15 75 5 50 5 50 15 75 5 50 10 100 9 90 6 60 20 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 4 40 5 50 21 20 100 9 90 9 90 15 75 9 90 5 50 6 60 6 60 22 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 4 40 5 50 23 20 100 9 90 5 50 15 75 5 50 5 50 6 60 5 50 24 15 75 10 100 10 100 10 50 10 100 10 100 4 40 5 50 25 20 100 9 90 5 50 15 75 5 50 5 50 6 60 5 50 Jumlah 380 1900 229 2290 213 2130 300 1500 198 1980 185 1850 150 1500 145 1450 Nilai Rata-rata 76 92 85 60 79 74 60 58

Dokumen terkait