• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dari PKLM dan saran dari penulis.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

A. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN KOTA

Sebelum merubah namanya, Kantor Pelayanan Pajak disebut Kantor Inspeksi Pajak. Perubahan tersebut dilakukan untuk menghilangkan kesan negatif terhadap istilah inspeksi. Maka pada tahun 1976 Kantor Inspeksi Pajak merubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak.

Pada bulan Juni 1976, Kantor Pelayanan Pajak dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

1) Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota 2) Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 3) Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat

Kemudian dengan Surat Keputusan No. 94/KMK.01/94 tanggal 29 Maret 1994 terhitung mulai tanggal 1 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak Medan diubah menjadi 4 (empat) Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :

1) Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 2) Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 3) Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 4) Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai

Pada tahun 2002 tepatnya pada bulan Januari, Kantor Pelayanan Pajak dibagi kembali menjadi 6 (enam) Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :

1) Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 2) Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 3) Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 4) Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 5) Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai 6) Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota didirikan pada bulan Januari 2002 yang mana pelaksanaanya baru dilaksanakan pada bulan Juni. KPP Medan Kota dibentuk dari pemekaran KPP Medan Timur yang dikarenakan terlalu banyaknya beban kerja yang dipikul KPP Medan Timur dan juga banyaknya staff pegawai dan pekerja di wilayah kerja KPP Medan Timur tersebut. Dan wilayah kerjanya meliputi ;

1) Kecamatan Medan Kota 2) Kecamatan Medan Johor 3) Kecamatan Medan Amplas 4) Kecamatan Medan Denai

B. KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN KOTA

Kantor Pelayanan Medan kota merupakan salah satu instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota dipimpin oleh seorang Kepala Kantor.

Kantor Pelayanan Pajak Medan kota mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administatif, dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak (WP) dibidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) dalam wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.

Dalam melaksanakan tugas, Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota menyelenggarakan fungsi :

1) Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, penggalian potensi pajak serta Ekstensifikasi Wajib Pajak

2) Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat Pemberitahuan Masa serta berkas Wajib Pajak

3) Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL)

4) Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, banding dan penyelesaian restitusi PPh, PPN, dan PPTL

5) Verifikasi dan penerapan sanksi perpajakan 6) Pengurusan pemberian Surat Ketetapan Pajak 7) Penyuluhan dan konsultasi perpajakan

8) Pengurusan tata usaha dan rumah tangga Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.

C. STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN KOTA

Kantor Pelayanan Pajak Medan kota memakai struktur organisasi garis dan staf yang dipakai oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, dimana samua pegawainya merupakan pegawai negeri sipil Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan sistematis penerapan tugas-tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi yang baik maka dapat ditentukan kepada siapa tugas diberikan dan setiap orang harus mempertanggung jawabkan tugas yang diberikan kepadanya, sehingga rencana dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Polonia terdiri dari 1 (satu) Sub bagian, 8 (delapan) Seksi dan 1 Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan, dengan rincian :

1) Sub Bagian Umum

2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 3) Seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP)

4) Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi 5) Seksi Pajak Penghasilan Badan

6) Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak PPh (Pot-Put PPh)

7) Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PPN dan PTLL)

8) Seksi Penerimaan dan Keberatan (PEN-KEB) 9) Seksi Penagihan

10) Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP-4) Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing seksi :

1) Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, dan rumah tangga.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Umum mempunyai fungsi :

• Pengurusan tata usaha dan kepegawaian • Pengurusan keuangan

Sub Bagian Umum terdiri dari :

a) Koordinator Pelaksana Tata Usaha dan Kepegawaian : bertugas

melakukan urusan tata usaha, kepegawain, dan laporan.

b) Koordinator Pelaksana Keuangan : bertugas melakukan urusan

keuangan.

c) Koordinator Pelaksana Rumah Tangga : bertugas melakukan urusan

rumah tangga dan perlengkapan.

2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolaha Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan data dan informasi, penggalian potensi perpajakan, serta melakukan tugas Ekstensifikasi Wajib Pajak.

Untuk menyelenggarakan tugas seksi tersebut seksi ini mempunyai fungsi : • Pengumpulan dan pengolahan data

• Penyajian informasi

• Penggalian potensi pajak dan Ekstensifikasi Pajak Seksi Pengolahan Data dan Informasi terdiri dari :

a) Koordinator Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi I : bertugas

membantu melakukan urusan pengolahan data dan informasi, dan pembuatan monografi pajak.

b) Koordinator Pelaksana Pengolahan Data II : bertugas membantu

c) Koordinator Pelaksana Pengolahan Data dan informasi III : bertugas membantu melakukan penggalian potensi pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak.

3) Seksi Tata Usaha Perpajakan

Seksi Tata Usaha Perpajakan mempunyai tugas melakukan tugas urusan tata usaha Wajib Pajak, penerimaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Tahunan serta penerbitan Surat Ketetapan Pajak.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut seksi ini mempunyai fungsi : • Pendaftaran Wajib Pajak

• Penatausahaan penerimaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Tahunan

• Pengurusan kearsipan berkas Wajib Pajak Seksi Tata Usaha Perpajakan terdiri dari :

a) Koordinator Pelaksana Pelayanan Terpadu : bertugas membantu urusan

penerimaan Surat Pemberitahuan, Surat Wajib Pajak lainnya, serta melakukan penatausahaan pendaftaran Wajib Pajak dan pemindahan dan pencabutan identitas.

b) Koordinator Pelaksana Surat Pemberitahuan Pajak : bertugas

membantu urusan penelitian Surat Pemberutahuan Tahunan PPh dan penyelesaian permohonan penundaan penyampaian SPT Tahunan PPh.

c) Koordinator Pelaksana Ketetapan dan Arsip Wajib Pajak : bertugas membantu urusan dan tata usaha penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan kearsipan berkas Wajib Pajak.

4) Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Seksi Pajak Pengasilan Orang Pribadi mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa, memantau dan menyusun laporan pembayaran masa serta melakukan verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa dan Tahunan Pajak Pengahasilan Orang Pribadi.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut seksi ini mempunyai fungsi :

• Pemantauan dan penatausahaan pembayaran masa Pajak Penghasilan Orang Pribadi

• Penerimaan, penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Orang Pribadi

• Penelaahan dan penyusunan laporan efektifitas pembayaran masa Pajak Orang Pribadi

• Verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa dan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Wajib Pajak yang tidak terdaftar dan yang tidak memasukkan Surat Pemberitahuan

• Pengurusan fiskal luar negeri Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi :

a) Koordinator Pelaksana Pajak Penghasilan Orang Pribadi I : bertugas melakukan urusan pemantauan, penatausahaan pembayaran, penelaahan, penyusunan laporan efektifitas pembayaran masa, urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

b) Koordinator Pelaksana Pajak Penghasilan Orang Pribadi II : bertugas

melakukan urusan verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa dan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Wajib Pajak yang tidak terdaftar dan yang tidak memasukkan Surat Pemberitahuan.

5) Seksi Pajak Penghasilan Badan

Seksi Pajak Penghasilan Badan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa, memantau dan menyusun laporan pembayaran masa serta melakukan verifikasi atas Surat Pemberutahuan Masa dan Tahunan Pajak Penghasilan Badan.

Untuk menyelenggarakan tugas seksi ini mempunyai fungsi ;

• Pemantauan dan penatausahaan pembayaran masa Pajak Penghasilan Badan

• Penerimaan, penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Badan

• Penelaahan dan penyusunan laporan efektifitas pembayaran Masa Pajak Penghasilan Badan

• Verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa dan Tahunan Pajak Penghasilan Badan, Wajib Pajak yang tidak terdaftar dan yang tidak memasukkan Surat Pemberitahuan.

Seksi Pajak Penghasilan Badan terdiri dari :

a) Koordinator Pelaksana Pajak Penghasilan Badan I : bertugas

melakukan urusan pemantauan, penatausahaan pembayaran masa, penelaahan, penyusunan laporan efektifitas pembayaran masa, urusan penerimaan, penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Badan.

b) Koordinator Pelaksana Pajak Penghasilan Badan II : bertugas

melakukan urusan verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa dan Tahunan Pajak Penghasilan Badan, Wajib Pajak yang tidak terdaftar dan yang tidak memasukkan Surat Pemberitahuan.

6) Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan

Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa, memantau dan menyusun laporan pembayaran masa serta melakukan verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa dan Tahunan Pemotongan dan Pemungutan PPh.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak PPh mempunyai fungsi :

• Pemantauan dan penatausahaan pembayaran masa pemotongan dan pemungutan PPh

• Penerimaan, penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa Pemotongan dan Pemungutan PPh

• Penelaahan dan penyusunan laporan efektifitas pembayaran masa pemotongan dan pemungutan PPh dan laporan lainnya yang berkaitan dengan pemotongan dan pemungutan PPh

• Melakukan verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa dan Tahunan Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan, Wajib Pajak tidak terdaftar dan yang tidak memasukkan Surat Pemberitahuan

• Verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa dan Tahunan Pemotongan dan Pemungutan Pasal 21 Lebih bayar, Kurang bayar, dan Nihil

Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan terdiri dari :

a) Koordinator Pelaksana Pemotongan dan Pemungutan Pajak

Penghasilan I : bertugas melakukan urusan pemantauan, penatausahaan pembayaran masa, penelaahan penyusunan laporan efektifitas pembayaran masa, urusan penerimaan, penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Karyawan, rekanan, dan pengecekan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Karyawan , rekanan, sewa, bunga, deviden, dan royalti.

b) Koordinator Pelaksana Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan II : bertugas melakukan verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan, rekanan, sewa, bunga, deviden, dan royalti Wajib Pajak tidak terdaftar.

7) Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa, memantau dan menyusun laporan perkembangan pengusaha kena pajak atas kepatuhan Surat Pemberitahuan Masa, melakukan urusan konfirmasi faktur pajak, serta melakukan urusan verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya.

Untuk menyelenggarakan tugas tesrbut seksi ini mempunyai fungsi :

• Pemantauan dan penatausahan pembayaran masa pajak PPN, PPnBM, dan PTLL

• Penerimaan, penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa PPN, PPnBM, dan PTLL.

• Penelaahan dan penyusunan laporan perkembangan Pengusaha Kena Pajak dan kepatuhan Surat Pemberitahuan Masa Pajak PPN, PPnBM, PTLL

• Verifikasi atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak PPN, PPnBM, PTLL, Pengusaha Kena Pajak yang tidak terdaftar dan yang tidak memasukkan Surat Pemberitahuan Masa.

Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya terdiri dari

a) Koordinator Pelaksana Pajak Pertambahan Nilai Industri : bertugas

membantu urusan penatausahaan dan perekaman Surat Pemberitahuan Masa Pajak PPN, PPnBM, pengawasan pembayaran masa, konfirmasi faktur pajak serta penatausahaan dan Pemeriksaan Sederhana disektor industri

b) Koordinator Pelaksana Pajak Pertambahan Nilai Perdagangan :

bertugas membantu urusan penatausahaan dan perekaman Surat Pemberitahuan Masa Pajak PPN, PPnBm, pengawasan pembayaran masa, konfirmasi faktur pajak serta penatausahaan dan pelaksanaan Pemeriksaan Sederhana disektor perdagangan.

c) Koordinator Pelaksana Pajak Pertambahan Nilai Jasa dan Pajak Tidak

Langsung Lainnya : bertugas membantu urusan penatausahaan dna perekaman Surat Pemberitahuan Masa Pajak PPN, PPnBm, pengawasan pembayaran masa, konfirmasi faktur pajak serta penatausahaan dan pelaksanaan Pemeriksaan Sederhana disektor Jasa dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL).

8) Seksi Penerimaan dan Keberatan

Seksi Penerimaan dan Keberatan mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha penerimaan, restitusi, rekonsiliasi pembayaran pajak dan penyelesain keberatan serta perselisihan perpajakan.

Untuk menyelenggarakan tugasnya seksi ini mempunyai fungsi :

• Rekonsiliasi penerimaan, pengolahan dan penyaluran Surat Setoran Pajak serta Surat Perhitungan Pajak

• Penatausahaan dan penerimaan pajak • Pengurusan restitusi

• Penyelesian Keberatan dan uraian Banding

• Pembetulan Surat Ketetapan Pajak, serta pengurangan sanksi • Penyelesaian perselisihan pajak

Seksi Penerimaan dan Keberatan terdiri dari :

a) Koordinator Pelaksana Tata Usaha Penerimaan dan Restitusi Pajak :

bertugas membantu urusan penatausahaan penerimaan pajak, pembukuan restitusi, pembuatan register pemindahan buku. Pengolahan dan penatausahaan bermacam-macam penerimaan pajak, penyiapan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak dan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak, serta rekonsiliasi penerimaan pajak, pengolahan dan penyaluran Surat Setoran Pajak (SSP) serta Surat Perhitungan Pajak.

b) Koordinator Pelaksana Keberatan Pajak Penghasilan : bertugas untuk penyelesaian Keberatan, penyusunan uraian Banding, Peninjauan Kembali dan sengketa Pajak Penghasilan.

c) Koordinator Pelaksana Keberatan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Tidak Langsung Lainnya : bertugas membantu urusan penyelesaian Keberataan, penyusunan uraian Banding, Peninjauan Kembali, sengketa Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya.

9) Seksi Penagihan

Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan pembuatan data tunggakan pajak dan melakukan kegiatan penagihan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut seksi penagihan mempunyai fungsi : • Penatausahaan piutang pajak

• Penerimaan, penatausahaan serta pengecekan dokumen-dokumen yang digunakan dalam tata usaha piutang pajak dan yang digunakan dalam tata usaha penagihan pajak.

• Penyiapan Surat Teguran dan Pengurusan Penagihan Paksa

• Penelaahan dan penyusunan laporan tunggakan pajak laporan pelaksanaan penagihan.

a) Koordinator Pelaksana Tata Usaha Piutang Pajak : bertugas membantu urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran.

b) Koordinator Pelaksana Penagihan Aktif : bertugas membantu

menyiapkan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Usulan Lelang dan dukungan penagihan lainnya.

10) Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP-4)

Tugas Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan adalah melakukan urusan penyuluhan dan pelayanan konsultasi dibidang perpajakan kepada masyarakat.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut , KP-4 mempunyai fungsi :

• Penyuluhan dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan kepada masyarakat.

• Pelayanan konsultasi dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan kepada masyarakat.

Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan terdiri dari :

a) Koordinator Pelaksana Tata Usaha : bertugas membantu urusan

kepegawaian, tata usaha, keuangan dan rumah tangga.

b) Koordinator Pelaksana Ekstensifikasi dan Monografi : bertugas

c) Koordinator Pelaksana Penyuluhan Perpajakan : bertugas membantu urusan penyuluhan perpajakan dan pemberian pelayanan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Pengusaha Kena Pajak (PKP), Surat Pemberitahuan, Surat Pemberitahuan Objek Pajak, dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang.

D. GAMBARAN PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN KOTA

1) Berdasarkan Jumlah Pegawai

Adapun jumlah pegawai disetiap seksi dapat dilihat dari tabel sebagai berikut

Tabel II.1. Jumlah Pegawai di Seksi-Seksi KPP Medan Kota

No Seksi Jumlah pegawai

1 Sub Bagian Umum 8

2 Seksi Pengolahan Data 10

3 Seksi Tata Usaha Perpajakan 9 4 Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi 11 5 Seksi Pajak Penghasilan Badan 12 6 Seksi Pemotongan dan Pemungutan

Pajak Penghasilan

8

7 Seksi Pajak Pertambahan Nilaidan PTLL 10

8 Seksi Penagihan 7

9 Seksi Penerimaan dan Keberatan 5 10 Kantor Penyuluhan dan Pengamatan

Potensi Perpajakan

3

2) Berdasarkan Golongan Pegawai

Adapun jumlah berdasarkan golongannya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel II.2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongannya GOLONGAN

Seksi Iia Iib Iic Iid IIIa IIIb IIIc IIId Iva Jumlah Sub Bagian Umum 2 - - - - 4 1 - 1 8 PDI 1 - 5 - - 3 - 1 - 10 TUP 3 - 1 1 - 1 2 1 - 9 PPh OP - - 2 2 4 1 1 1 - 11 PPh Badan - 1 3 2 3 - - 3 - 12 PotPut - 1 1 2 1 2 1 - - 8 PPn dan PTLL - 1 1 2 - - 5 1 - 10 Penagihan 1 1 1 - 2 1 1 - - 7 Pen-Keb - 1 - 1 1 1 - 1 - 5 KP-4 - - - 2 - - 1 - - 3 TOTAL 83

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK A. PENGERTIAN PAJAK

Banyak ahli dibidang perpajakan yang memberikan pengertian atau defenisi yang berbeda-beda mengenai pajak. Namun demikian defenisi tersebut mempunyai arti dan tujuan yang sama.

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir kali menjadi Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 angka 1 mendefenisikan pajak sebagai “kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

B. SUBJEK DAN OBJEK PAJAK 1. Subjek Pajak

Yang dimaksud dengan Subjek Pajak adaah orang pribadi atau badan dan bentuk usaha tetap, warisan tidak/belum dibagi yang bertempat tinggal di Indonesia yang memungkinkan dapat menerima atau memperoleh penghasilan di Indonesia.

2. Objek Pajak

Secara teoritis yang dimaksud dengan Objek Pajak adalah keadaan-keadaan, peristiwa-peristiwa, atau perbuatan yang melibatkan objek berupa penghasilan yang selayaknya dikenakan pajak.

3. Subjek dan Objek Ekstensifikasi Pajak

Pada Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-06/PJ.9/2001 Tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak, yang menjadi Subjek dan Objek Ekstensifikasi adalah :

a. Pelanggan listrik untuk rumah tinggal dengan daya 6600 Watt atau lebih;

b. Pelanggan telkom dengan pembayaran pulsa rata-rata perbulan Rp.300.000,- atau lebih;

c. Pemilik mobil dengan nilai jual Rp.200.000.000,- atau lebih, atau pemilik motor dengan nilai jual Rp.100.000.000,- atau lebih;

d. Pemegang Paspor Indonesia, kecuali pemegang Paspor Haji dan Paspor Tenaga Kerja Indonesia (tidak termasuk awak pesawat terbang atau kapal laut);

e. Tenaga Kerja Asing (expatriate) yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan ;

g. Pemilik tanah dan atau bangunan dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) lebih dari Rp.1.000.000.000,- atau lebih, berdasarkan kartu jalan atau peta blok atau DHR atau data SPOP;

h. Data orang pribadi atau badan selaku penjual atau pembeli tanah dan atau bangunan dari laporan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atau informasi dari Notaris dengan nilai Rp.60.000.000,- atau lebih ;

i. Pemilik telepon seluler pasca bayar; j. Pemegang kartu kredit;

k. Pemegang polis atau premi asuransi; l. Pemegang kartu keanggotaan Golf; m. Artis;

n. Pemilik atau penyewa ruang apartemen atau kondominium;

o. Pemilik kapal pesiar atau “yacht”, ”speadboat” dan pesawat terbang; p. Pemilik saham yang diperdagangkan di pasar bursa

q. Pemilik rumah sewa atau kost

r. Pemilik saham, komisaris, direktur, dan penerima deviden;

s. Pemilik atau penyewa atau pengguna dan pengelola ruangan pada sentra perdagangan atau perbelanjaan atau pertokoan atau perkantoran atau mal atau plaza atau kawasan industri atau sentra ekonomi lainnya;

t. Subjek pajak yang berdasarkan data pada lampiran Surat Pemberitahuan telah memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak tetapi belum mempunyai NPWP;

u. Data yang ditemukan pada pelaksanaan kegiatan Pemeriksaan Sederhana Lapangan.

C. EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK 1. Pengertian Ekstensifikasi

Sesuai dengan SE-06/PJ.9/2001 Tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak, pengertian Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftaran dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak.

2. Pengertian Intensifikasi

Sesuai dengan SE-06/PJ.9/2001 Intensifikasi adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak dan dari hasil pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak.

D. DASAR HUKUM PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK

1. Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-06/PJ.9/2001 Tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak;

2. Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-047/PJ.7/2001 Tentang Pemeriksaan Sederhana Lapangan dalam Rangka Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak;

3. Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-325/PJ.9/2002 Tentang Pemanfaatan Data;

4. UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;

5. Peraturan Dirjen Pajak No. PER-175/PJ./2006 Tentang Tata Cara Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan atau Memiliki Tempat Usaha di Pusat Perdagangan dan atau Pertokoan;

6. Peraturan Dirjen Pajak No. –16/PJ./2007 Tentang Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang saham/Pemilik dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja atau Bendaharawan Pemerintah.

E. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK

1. Pemberian NPWP termasuk pemberian NPWP secara jabatan terhadap Wajib Pajak PPh Orang Pribadi yang berstatus sebagai karyawan perusahaan, Orang Pribadi yang bertempat tinggal di wilayah atau lokasi pemukiman atau perumahan, dan Orang Pribadi lainnya (termasuk orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia atau Orang Pribadi berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan), yang menerima atau memperoleh penghasilan melebihi batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP dalam hal melaksanakan hak dan kewajibannya. Yang dimaksud dengan pemberian NPWP secara jabatan adalah pemberian NPWP yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang telah memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP tetapi tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dan atau melapor berdasarkan data yang diperoleh dan dimiliki DJP.

Dokumen terkait