• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Pengobatan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan:

1. Gambaran histopatologi pada jaringan insang benih ikan lele yang terinfeksi oleh Saprolegnia sp. tidak terjadi perubahan histopatologi, sedangkan pada jaringan kulit benih ikan lele yang terinfeksi oleh Saprolegniasp. terjadi perubahan histopatologi yaitu nekrosis.

2. Gambaran histopatologi pada jaringan kulit dan insang yang telah diobati oleh ekstrak daun sirih (Piper betle L.) tidak terjadi perubahan histopatologi atau sama seperti gambaran histopatologi jaringan yang normal.

6.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal mengenai perubahan histopatologi pada benih ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi oleh jamur Saprolegnia sp. dan keefektivitasan ekstrak daun sirih (Piper betle L.) untuk mengobati ikan yang terserang jamur Saprolegnia sp ,perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode dan peralatan yang lebih kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan Ido, S. 2009. Pengujian Aktivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn) terhadapRhizoctoniasp. secarain vitro. Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 1-7. Akbar, J. 2010. Uji Efektivitas Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia

Merr) terhadap Penyembuhan Infeksi JamurSaprolegnia sp. pada Ikan Nila. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru

Anonim. 1992. Pedoman Teknis Pembenihan Ikan Lele (Clarias bathracus). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Departemen Pertanian.

Asniatih, Idris, M., dan K. Sabilu. 2013. Studi Histopatologi pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Kendari.

Bachtiar, Y. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Ikan Lele Dumbo. 101 hal.

Carlson, R.E. 2005. Saprolegnia-water fungus. http://www.koivet.com/html/articles . Diakses pada tanggal 8 Juni 2013.

Co, L. L. 1989. Common Medicinal Plant of the Cordillera Region (Nothern Luzon, Phillipines). Community Health Education, Services and Training in the Cordillera Region (Chestcore). Bagiyo City.

Darwis. 1992. Potensi Sirih (Piper betleLinn.) sebagai Tanaman Obat. Di dalam Warta Tumbuhan Obat Indonesia, Vol. 1 (1) : 9 – 11.

Dwiyanti, R. R. 1996. Mempelajari Ketahanan Panas Ekstrak Antioksida Daun Sirih (Piper betle Linn). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. 78 hal.

Effendie, H. 1999. Budidaya Ikan_Fish Blogs: Telaah Kualitas Air. Diakses pada tanggal 31 Desember 2013.

Guyton, A.C. dan Hall J.E. 1996. Fisiologi Kedokteran. Edisi IX. EGC. Philadelphia.

Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia. Kosasih P., Iwang S., Penerjemah Penerbit Institut Teknologi Bandung. Terjemahan dari : Phytochemical Methods.

Hermawan, A., Hana, W. dan Wiwiek, T. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli dengan Metode Diffusi Disk. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya

Hidayat, H. M. 1999. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Air Batang Sambiloto (Andrographis paniculata Ness). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Bogor. 19 hal.

Hutchison, L. J. and G.L. Barron. 1997. Parasitism of Pollen as a Nutritional Source for Lignicolous Basidiomycota and Other Fungi. Mycol. Res. 101: 191-194.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 243 hal.

Khoo, H. W. 2000. Transgenesis and its Applications in Aquaculture. Asian Fish Sci8:1-25.

Kimura, Y., Sumiyoshi, M., Kawahira, K., and Sakanaka, M. Effects of Ginseng Saponins Isolated from Red Ginseng Roots on Burn Wound Healing in Mice. British Journal of Pharmacology. 148: 860-870.

Lai, H.Y., Lim, Y.Y and Kim, K.H. 2006. Potential Dermal Wound Healing Agent in Blechnum orientale Linn. BioMed Central Complementary and Alternative Medicine. 2011. 11: 62.

Lingga, P. dan H. Susanto. 1989. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta Hal. 17- 24

Moeljanto, R.D. 2005. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih: Obat Mujarab dari Masa ke Masa. Jakarta. AgroMedia Pustaka.

Mufidah, N.B.W., Rahardjo, B. S., dan Satyantini, W. H., 2009. Pengkayaan Daphnia spp. dengan Viterna Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 1(1) : 59-65.

Mulyani, S. 2006. Gambaran Darah Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) yang Terinfeksi CendawanAchlya sp. Pada Kepadatan 320 dan 720. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Nabib, R. dan Pasaribu F.H. 1989. Patologi dan Penyakit Ikan. Bogor. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bogor. 158 hal.

Nafiu, Olugbemiro, Mikhail, A., Adewumi, M., Yakubu, and Toyin, M. 2011. Phytochemical and Mineral Contituents of Cochlospernum planchonii (Hook. Ef. X Planch) Root.Bioresearch Bulletin. 5: 51-56.

Oktaviani, D. 2012. Uji Banding Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) dengan Zinc Pyrithione 1% terhadap Pertumbuhan Pityrosporum Ovale pada Penderita Berketombe. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang. Hal 16.

Park, B. K., Lee, S., Seo, J. N., et. al . 2010. Protection of Burn-Induced Skin Injuries by The Flavanoid Kaempferol.BMB Reports.43(1): 46-51. Plumb, J. A. 1994. Health Maintenance of Cultured Fishes, Principal Microbial

Diseases. CRC press. Amerika. 239 p.

Prince, S. A., and Wilson, L. M. 2006. Patofisiologi. Edisi VI. volume I. EGC. Philadelphia.

Purwakusuma, W. 2002. Beberapa Perangkat Hukum yang Mengatur Peredaran Ikan (Hias) di Indonesia. http://www.oocities.com/wpurwakusuma/ Artikel/UU.htm. Diakses pada tanggal 1 Pebruari 2014.

Reddy, B. K., Gowda, S., and Arora, A.K. 2011. Study of Wound Healing Activity of Aqueous and Alcoholic Bark Extracts of Acacia Catechu on Rats. RGUHS Journal of Pharmaceutical Sciences. 1(3): 220-225. Roberts, R. J. 2001.Fish Pathology. Third Edition. W. B. Saunders, Edinburgh. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta. Saroja, M., Santhi, R., and Annapoorani, S. 2012. Wound Healing Activity of

Flavanoid Fraction of Cynodon Dactylon in Swiss Albino Mice. International Research Journal of Pharmacy. 3(2) : 230-231.

Senthil, P., Kumar, A. A., Manasa, M., Kumar, K. A., Sravanthi, K., and Deepaa, D. 2011. Wound Healing Activity of Alcoloholic Extract of“Guazuma ulmifolia” Leaves on Albino Wistar Rats. International Journal of Pharma and Bio Science. 2. 34-38.

Sharfrudin, D., Yuniarti dan Setiawati, M., 2006. Pengaruh Kepadatan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) terhadap Produksi pada Sistem Budidaya dengan Pengendalian Nitrogen melalui Penambahan Tepung Terigu. Jurnal Akuakultur Indonesia 5(2) : 137-147.

Sheikh, A. A., Sayyed, Z., Siddiqui, A.R., Pratapwar, A.S., and Sheakh, S. S. Wound Healing Activity of Sesbania grandiflora Linn Flower Ethanolic Extract Using Excision and Incision Wound Model in Wistar Rats. International Journal of PharmTech Research, 2011; 3(2):895-898.

Smith, H.A. dan Jones, T. C. 1961. Veterinary Pathology. Lea and Febiger, Philadelpia.

Soetomo, M. H. A. 1987. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar Baru. Bandung. 109 hal..

Syamsuhidayat, S. S. dan Hutapea, J. R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal. 54 – 55; 454 – 455; 485.

Tampubolon, O. T. 1981. Tumbuhan Obat Bagi Pecinta Alam. Jakarta. Bhratara Karya Aksara.

Taufik, P. 1984. Faktor Kualitas Air dapat Mempengaruhi Timbulnya Suatu Penyakit pada Ikan. Majalah Pertanian no. 3 Departemen Pertanian. Jakarta.

Taylor, S. J., and Bogdan, R. 1984. Introduction to Qualitative Reseach Methods: the Search for Meanings. New York: John Wiley and Sons.

Toruan, P. L. 2007. Fat-loss Not Weight-loss: Gemuk Tapi Ramping. Jakarta. Trans Media Pustaka.

Underwood, J. C. E. 1992. General and Systematic Pathology. Churchill Livingstone. New York.

Wales, J. 2010. http://wikipedia Bahasa Indonesia – Ensiklopedia Bebas_Histologi. htm. Diakses pada tanggal 29 Desember 2013.

Widarto, H. 1990. Pengaruh Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Skripsi. Fateta-IPB, Bogor.

Widya, P. 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Tingkat Kesembuhan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) yang Terinfeksi Saprolegnia sp. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya.

Wijayakusuma, H. M., S. Dalimartha, dan A. S. Wirian. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia jilid I. Pustaka Kartini. Jakarta.

Woynrovich, E. & L. Horvath. 1980. The Artificial Propagation of Warmwater Fin Fish. A Manual For Extention. FAO Fish. Tech Pap., No. 201. 183 p.

Yuasa, K., Panigoro, N., Bahnan, M., dan Kholidin, E. B. 2003. Panduan Diagnosa Penyakit Ikan. Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan dan Japan International Coperation Agency.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar benih ikan lele normal dan yang telah terinfeksiSaprolegnia sp.

Normal

Lampiran 2. Pembuatan Pewarnaan HE (Haematoksilin-Eosin)

Xylol I : 2 menit Xylol II : 2 menit Alkohol absolut: 2 menit

Alkohol 95% : 1 menit Alkohol 85% : 1 menit

Cuci dengan air mengalir :

1 menit Cuci dengan air

mengalir : 30 detik Mayer’s

haematoxylin : 8 menit

Cuci dengan air mengalir : 2 menit

Lithium carbonat : 15-20 detik Eosin : 2-3 menit

Cuci dengan air

mengalir : 30-60 menit Alkohol 95%: 10 celupan Alkohol absolute I : 1menit

Alkohol absolute II : 2 menit Xylol I : 1

menit Xylol II : 2 menit

Tutup dengan gelas penutup

Lampiran 3. Pembuatan Sediaan Preparat Histopatologi

Sampling Organ Fiksasi

Embedding

penanaman dalam jaringan

Dehidrasi

(proses penarikan air dari jaringan)

Alkohol 70%, 80%, 90%, 95%, 95% alkohol absolute I, alkohol absolute II : masing-masing 2 jam

Clearing

Silol I, Silol II masing-masing 2 jam

Sectioning

(Pemotongan)

Menggunakan microtom setebal 5 μm

Mounting

(penempelan sediaan pada obyek glass)

Staining

Lampiran 4. Data Kualitas Air selama 7 hari Sebelum Perlakuan Perlakuan Oksigen (DO) Suhu pH A1 A2 44 2828 88 B1 B2 44 2728 88 C1 C2 44 2828 88

Hari pertama Perlakuan Perlakuan Oksigen (DO) Suhu pH A1 A2 44 2828 78 B1 B2 44 2728 77 C1 C2 44 2828 77

Hari ke-2 Perlakuan

Perlakuan Oksigen (DO) Suhu pH A1 A2 44 2828 87 B1 B2 44 2627 77 C1 C2 44 2828 77

Hari ke-3 Perlakuan Perlakuan Oksigen (DO) Suhu pH A1 A2 44 2828 87 B1 B2 44 2628 77 C1 C2 44 2828 77

Hari ke-4 Perlakuan

Perlakuan Oksigen (DO) Suhu pH A1 A2 44 2828 87 B1 B2 44 2628 77 C1 C2 44 2828 77 Hari ke- 5 Perlakuan Oksigen (DO) Suhu pH A1 A2 44 2828 87 B1 B2 44 2628 76 C1 C2 44 2828 77

Hari ke-6 Perlakuan Perlakuan Oksigen (DO) Suhu pH A1 A2 44 2828 87 B1 B2 44 2627 76 C1 C2 44 2828 77

Dokumen terkait