• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran keberhasilan pati rasa pada anestesi lokal blok mandibula metode Fischer di Klinik Bedah Mulut RSGMP USU selama 1 bulan adalah sebanyak 60 tindakan berhasil terjadi pati rasa dari 73 tindakan dengan adanya blokade syaraf lingualis dan syaraf alveolaris inferior yang menyebabkan terjadinya pati rasa pada bibir dan lidah pasien dalam waktu onset of action kurang dari 10 menit.

2.Gambaran tindakan anestesi lokal blok mandibula metode Fischer di Klinik Bedah Mulut RSGMP USU meliputi 73 jumlah tindakan penyuntikan dengan rincian 67 tindakan pencabutan gigi (91,8%), 5 tindakan odontektomi (6,9%), dan 1 tindakan pembedahan lainnya yaitu fraktur terbuka (1,3%).

3. Persentase keberhasilan pati rasa pada anestesi lokal blok mandibula metode Fischer di Klinik Bedah Mulut RSGMP USU adalah sebesar 82,2% dari 73 penyuntikan anestesi lokal blok mandibula metode Fischer.

4. Waktu onset of action penyuntikan sebanyak 32 sampel memiliki onset of

action pada 1-3 menit (43,8%), 17 sampel pada 4-6 menit (23,3%), 11 sampel pada

7-9 menit (15,1%), dan 13 sampel pada waktu lebih dari 10 menit atau yang dinyatakan tidak berhasil (17,8%)

6.2 Saran

1. Mahasiswa kepaniteraan di Klinik Bedah Mulut RSGMP USU sebaiknya melakukan pemeriksaan subjektif dan objektif pada pasien untuk memastikan adanya pati rasa setelah anestesi lokal blok mandibula metode Fischer untuk memastikan keberhasilan penyuntikan.

2. Mahasiswa kepaniteraan di Klinik Bedah Mulut RSGMP USU sebaiknya membutuhkan tambahan frekuensi latihan penyuntikan anestesi lokal blok mandibula metode Fischer untuk meningkatkan persentase keberhasilan penyuntikan.

3. Peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk membandingkan keberhasilan pati rasa pada anestesi lokal blok mandibula dengan berdasarkan jenis bahan anestetikum yang digunakan.

4. Peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai persentase keberhasilan anestesi lokal blok mandibula metode Fischer khusus pada pasien dengan suku tertentu untuk membandingkan adanya perbedaan variasi anatomi yang dapat mempengaruhi keberhasilan anestesi lokal blok mandibula metode Fischer.

DAFTAR PUSTAKA

1. Howe GL, Whitehead FIH. Anestesi lokal. Trans. Yuwono L Jakarta: Hipokrates, 1992: 7-28;56-68;83-93;99-110.

2. Meechan JG. Local anaesthesia. In: Andersson L, Kahnberg KE, Pogrel MA (eds). Oral and maxillofacial surgery. Oxford: Wiley-Blackwell, 2010: 51-60. 3. Balaji SM. Textbook of oral and maxillofacial surgery. New Delhi: Elsevier,

2009: 167-180.

4. Yadav P, Kumar VR. Evaluation of local anaesthetic failures in dental practice. J Int Oral Health 2010; 2(4): 15-21.

5. Malamed SF. Handbook of local anaesthesia. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Mosby, 2004: 180-4;227-253;285-295.

6. Mohanty N, Mohanty S. Mandibular local anaesthesia: a clinical comparison of three technique. IMEJ 2013; 2(1): 74-83.

7. Palti DG, Almeida CM, Rodrigues ADC, Andreo JC, Lima JEO. Anaesthetic technique for inferior alveolar nerve block. J Appl Oral Sci. 2011; 19(1): 11-5. 8. Mishra S, Tripathy R, Sabhlok S, Panda PK, Patnaik S. Comparative analysis

between direct conventional mandibular nerve block and vazirani-akinosi closed

mouth mandibular nerve block technique. IJOART 2012, 1(6): 1-6.

9. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi kedua. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI, 2010: 97-104. 10. Baart JA. General practical aspects. In: Baart JA, Brand HS (eds). Local

anaesthesia in dentistry. Oxford: Wiley-Blackwell, 2009: 43-5.

11. Coulthard P, Horner K, Sloan P, Theaker E. Master dentistry: oral and

maxillofacial surgery, radiology, pathology and oral medicine. London:

Churchill Livingstone, 2003: 39-42.

12. Frankhuijzen AL. Pharmacology of local anaesthesia. In: Baart JA, Brand HS (eds). Local anaesthesia in dentistry. Oxford: Wiley-Blackwell, 2009: 31-2.

13. Van Eijden TMGJ, Langenbach GEJ. Anatomy of the trigeminal nerve. In: Baart JA, Brand HS (eds). Local anaesthesia in dentistry. Oxford: Wiley-Blackwell, 2009: 15-29.

14. Avih Z. Temporal and infratemporal regions. 20 Maret 2013.

(7 Juli 2013).

15. Baart JA. Local anaesthesia in the lower jaw. In: Baart JA, Brand HS (eds). Local anaesthesia in dentistry. Oxford: Wiley-Blackwell, 2009: 71-86.

16. Hung CC. Topographic studies associated with intraoral injections. 4 April

2013.

2013).

17. Kaiin H. A. Anestesi blok mandibula. Bandung: Sub bagian Dental Anestesi Bagian Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. 2010. 18. Thangavelu K, Sabitha S, Kannan R, Saravanan K. Inferior alveolar nerve block

using internal oblique ridge as landmark. SRM University J Dent Sci 2012;

3(1): 15-8.

19. Meechan JG. How to overcome failed local anaesthesia. Br Dent J 1999; 186(1): 15.

20. Van den Akker HP. Local complications. In: Baart JA, Brand HS (eds). Local anaesthesia in dentistry. Oxford: Wiley-Blackwell, 2009: 117-125.

21. Chrcanovic BR, Junior DCM, Custodio ALN. Complication of local

anesthesia-a broken needle in the pterygomanesthesia-andibulanesthesia-ar spanesthesia-ace. Braz J Oral Sci 2009; 8(3):

159-162.

22. Sakkinen J, Huppunen M, Suuronen R. Complications following local

anaesthesia. Nor Tannlegeforen Tid 2005; 115: 48-52.

23. Hoseinitodashki H, Rahmati AH. Success rate of 10th semester dental students of Tehran University of Medical Students in inferior alveolar nerve block injection

24. Keetley A, Moles DR. A clinical audit into the success rate of inferior alveolar nerve block analgesia in general dental practice. Primary Dental Care 2001: 139-142.

25. Ajarmah JA, Tbashat JM, Omor RA, dkk. Operators experience and the success

rate of inferior alveolar nerve block anesthesia. Pakistan Oral Dent J 2013;

33(1): 137-140.

26. Pleym H, Spigset O, Kharasch ED, Dale O. Gender differences in drug effects:

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Muhammad Aidil Nasution Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 12 Juni 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jalan Raya Menteng Gang Benteng No. 34 Medan Orangtua

Ayah : Drs. Aspan Nasution, M.Si

Ibu : Zarniati Zainal

Riwayat Pendidikan

1. 1997-2003 : SD Kemala Bhayangkari I, Medan

2. 2003-2006 : SMP Negeri 2, Medan

3. 2006-2009 : SMA Negeri 1, Medan

LAMPIRAN 2

ANGGARAN PENELITIAN

1. Biaya pengumpulan literatur Rp 50.000

2. Biaya pembuatan proposal Rp 50.000

3. Biaya print dan fotocopy Rp 50.000

4. Biaya penjilidan dan penggandaan Rp 100.000

5. Biaya seminar Rp 300.000

6. Biaya sewa proyektor seminar Rp 150.000 + Rp 700.000

LAMPIRAN 4

GAMBARAN KEBERHASILAN PATI RASA PADA ANESTESI LOKAL BLOK MANDIBULA METODE FISCHER

DI KLINIK BEDAH MULUT RSGMP USU

Tanggal : ……… No Kartu :

A. Data pasien

Nama pasien : ... Jenis kelamin : a. Laki-laki

b. Perempuan

Usia pasien : ...

B. Data operator

Nama operator : ... Jenis kelamin : a. Laki-laki

b. Perempuan

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan di bawah ini dengan melingkari salah satu jawaban. C. Sebelum tindakan

1. Tindakan bedah pada mandibula apakah yang akan dilakukan operator? a. Pencabutan gigi

b. Odontektomi c. Pembedahan lain

2. Berapa frekuensi tindakan anestesi lokal blok mandibula metode Fischer yang sudah pernah operator lakukan?

a. 1 kali b. 2 kali 2 1 3 4

c. 3 kali

d. Lebih dari 3 kali

B. Setelah tindakan

3. Setelah operator melakukan tindakan anestesi, bagian mana dari pasien yang menjadi pati rasa?

a. Bagian bibir dari regio yang dianestesi b. Bagian lidah dari regio yang dianestesi c. Keduanya

4. Apakah operator melakukan pemeriksaan klinis terhadap pati rasa yang terjadi pada pasien?

a. Ya, pada bagian bibir regio yang dianestesi sudah pati rasa terhadap tekanan dari instrument.

b. Ya, pada bagian lidah regio yang dianestesi sudah pati rasa terhadap tekanan dari instrument.

c. Ya, pada bagian bibir dan lidah regio yang dianestesi sudah pati rasa terhadap tekanan dari instrument.

d. Tidak dilakukan pemeriksaan klinis

5. Berapakah waktu onset of action pada pasien yang berhasil dianestesi? a. 1-3 menit

b. 4-6 menit c. 7-9 menit

d. Lebih dari 10 menit

5

6

Dokumen terkait