• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian maka dikemukakan kesimpulan dan saran penelitian sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan positif dari aktivitas guru dalam KKG terhadap kompetensi pedagogik. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa nilai koefisien regresi b adalah sebesar 0,038 dan nilai konstanta a sebesar 48,11. Dengan demikian bentuk hubungan antara variable aktivitas guru dalam KKG terhadap kompetensi pedagogik dapat dinyatakan dalam persamaan garis arah regresi = 48,11 + 0,038 . Harga 48,11 menunjukkan bahwa jika tidak ada aktivitas guru dalam KKG maka tingkat kompetensi pedagogik akan mencapai angka 48,11 sedangkan harga 0,038 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan sebesar satuan pada “aktivitas guru dalam KKG” maka akan diikuti kenaikan sebesar 0,038 pada kompetensi pedagogik.

2. Terdapat hubungan positif dari aktivitas guru dalam KKG terhadap kompetensi profesional. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa nilai koefisien regresi b adalah sebesar 0,136 dan nilai konstanta a sebesar 56,76. Dengan demikian bentuk hubungan antara variable aktivitas guru dalam KKG terhadap kompetensi profesional dapat dinyatakan dalam persamaan garis arah regresi = 56,76 + 0,136 . Harga 56,76 menunjukkan bahwa jika tidak ada

mencapai angka 56,76 sedangkan harga 0,136 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan sebesar satuan pada “aktivitas guru dalam KKG” maka akan diikuti kenaikan sebesar 0,136 pada kompetensi profesional.

3. Terdapat hubungan postif dari dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa nilai koefisien regresi b adalah sebesar 0,205 dan nilai konstanta a sebesar 39,83. Dengan demikian bentuk pengaruh antara dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik dapat dinyatakan dalam persamaan garis arah regresi = 39,83 + 0,205 . Harga 39,83 menunjukkan bahwa jika tidak ada dukungan kepala sekolah maka tingkat kompetensi pedagogik akan mencapai angka 39,83 sedangkan harga 0,205 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan sebesar satuan pada “dukungan kepala sekolah” maka akan diikuti kenaikan sebesar 0,205 pada kompetensi pedagogik.

4. Terdapat hubungan positif dari dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi professional. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa nilai koefisien regresi b adalah sebesar 0,158 dan nilai konstanta a sebesar 42,10. Dengan demikian bentuk hubungan antara dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional dapat dinyatakan dalam persamaan garis arah regresi = 42,10 + 0,158 . Harga 39,83 menunjukkan bahwa jika tidak ada dukungan kepala sekolah maka tingkat kompetensi profesional akan mencapai angka 42,10 sedangkan harga 0,158 menunjukkan bahwa setiap adanya

diikuti kenaikan sebesar 0,158 pada kompetensi profesional.

5. Terdapat hubungan positif dari aktivitas guru dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi pedagogik. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa nilai koefisien regresi adalah sebesar 0,033 dan regresi sebesar 0,204 serta nilai konstanta a sebesar 38,248. Dengan demikian bentuk hubungan antara aktivitas guru dalam KKG dan dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik dapat dinyatakan dalam persamaan garis arah regresi = 38,248 + 0,033 + 0,204 . Harga 38,248 menunjukkan bahwa jika tidak ada aktivitas guru dalam KKG dan dukungan kepala sekolah maka tingkat kompetensi profesional akan mencapai angka 38,248 sedangkan harga 0,033 dan 0,204 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan sebesar satuan pada “dukungan kepala sekolah” maka akan diikuti kenaikan sebesar 0,033 dan 0,204 pada kompetensi pedagogik.

6. Terdapat hubungan positif dari aktivitas guru dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi pedagogik. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa nilai koefisien regresi adalah sebesar 0,141 dan regresi sebesar 0,162 serta nilai konstanta a sebesar 48,916. Dengan demikian bentuk hubungan antara aktivitas guru dalam KKG dan dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional dapat dinyatakan dalam persamaan garis arah regresi = 48,916 + 0,141 + 0,162 . Harga 48,916 menunjukkan bahwa jika tidak ada aktivitas guru dalam KKG dan

angka 48,916 sedangkan harga 0,141 dan 0,162 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan sebesar satuan pada “dukungan kepala sekolah” maka akan diikuti kenaikan sebesar 0,141 dan 0,162 pada kompetensi profesional.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian maka dapat dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini. Perumusan implikasi penelitian menekankan pada upaya meningkatkan aktivitas guru penjas dalam KKG (Variabel X1) dan dukungan kepala sekolah (Variabel X2) sehingga kompetensi guru (Variabel Y1, Y2) dapat meningkatkan dalam proses belajar mengajar. Hasil perhitungan statistik deskriptif masing-masing veriabel adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas Guru dalam KKG

Nilai skor rata-rata aktivitas guru dalam KKG sebesar 55,13 dengan standar deviasi 4,59. Setelah diketahui skor rata-rata dan standar deviasi, selanjutnya dilakukan uji normalitas yakni kolmogrov-smirnov menggunakan spss 17. 2. Dukungan Kepala Sekolah

Nilai skor rata-rata dukungan kepala sekolah sebesar 66,47 dengan standar deviasi 4,87. Setelah diketahui skor rata-rata dan standar deviasi, selanjutnya dilakukan uji normalitas yakni kolmogrov-smirnov menggunakan spss 17. 3. Kompetensi Pedagogik

5,48. Setelah diketahui skor rata-rata dan standar deviasi, selanjutnya dilakukan uji normalitas yakni kolmogrov-smirnov menggunakan spss 17. 4. Kompetensi Profesional

Nilai skor rata-rata kompetensi profesional sebesar 120,5 dengan standar deviasi 6,06. Setelah diketahui skor rata-rata dan standar deviasi, selanjutnya dilakukan uji normalitas yakni kolmogrov-smirnov menggunakan spss 17.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dikemukakan diatas maka diajukan beberapa saran sehubungan dengan peningkatan aktivitas guru penjas dalam kelompok kerja guru dan dukungan kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru penjas sebagai berikut: 1. Setelah mengetahui hasil analisis aktivitas guru penjas dalam kelompok kerja

guru dan dukungan kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional, disarankan kepada (a) para guru untuk lebih meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalnya dengan cara melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mengikuti pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional atau mendatangi tutor dengan melaksanakan KKG dalam satu kali sebulan, (b) kepala sekolah agar mendukung dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para guru penjas untuk meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan menganjurkan

tutor dengan melaksanakan KKG dalam satu kali sebulan agar kompetensi pedagogik dan kompetensi professional menjadi lebih baik.

2. Disarankan kepada kepala sekolah lebih memperhatikan para guru penjas dalam melaksanakan tugasnya, dan dapat mendukung sesuatu aktivitas kerja disekolah atau menjalin hubungan kerjasama antar guru dengan kepala sekolah.

1. Disarankan kepada para pengambil kebijaksana Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Kampar Timur untuk dapat menambah wawasan pendidikan dan pelatihan atau membawa para sumber/tutor dalam dua kali satu bulan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru penjas.

2. Disarankan kepada para pengelola sekolah khususnya sekolah dasar, agar dalam melaksanakan rekrutmen guru lebih memperhatikan aspek kompetensi guru penjas.

3. Disarankan kepada para peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mengkaji factor-faktor lain yang turut mempengaruh terhadap peningkatan kenerja guru sehingga menambah wawasan lebih luas lagi.

A.F.Tangyong, dkk. (1990). Buku panduan Kelompok Kerja Guru. Jakarta: Depdikbud.

Ahmad, D. (1997). Penyelenggaraan Pendidikan di SD. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdikbud.

Arikunto (1998). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Anwar, Idhochi (2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya

Pendidikan . Bandung: Alfabeta.

Argasasmita. (2005). Proses pembinaan Olahraga prestasi di Indonesia: Tinjauan dari Kacamatan Sosiologi Olahraga.

Adang Suherman (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. CV. Bintang WarliArtika.

Bambang (1985). Pedagogik Olahraga (Seri: Konsep dan Pendekatan Pengajaran). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Bambang (2001). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: RIZQI Press.

Bahtiar Malingi (2008). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Carrol dan Hall (1987). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Clarkl Monstakis, (1995). Strategi pengembangan keativitas pada anak. Kencana media group.

Depdikbud (1996). Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah, Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Dava Meier. (2002). The Accelerated Learning: Hand Book, Bandung: Kaifa.

Dr. Soemiarti Patmonodewo (2003). ). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Engkoswara (1987). Lembaga Pendidikan sebagai Pusat Pembudayaan, Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

Echols. J.M (1989). Kamus Bahasa Inggris. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Endang Komara (2007). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.

Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Gordon dkk (1990). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: CV. ANDIRA. Handoko (1992). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi

Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Handoko (1992:67). Manejemen. Edisi ke 2. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.

Hajar ( 1999:a,1999:b). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hamid (2000). Kinerja Guru SLTPN di Kabupaten Pinrang (Studi Kolerasional antara Motivasi Kerja dan Pengalaman Kerja dengan Kinerja Guru di Kabupaten Pinranf). Tesis Universitas Negeri Makasar.

Kimbrough dan Burkett (1990). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organesasi Pembelajaran. Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) CV.Alfabeta.

Kerlinger (2000). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yokyakarta: Gaja Mada University Press.

Kalpin (2010). Pengaruh Permainan Modifikasi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar dan Kognitif pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Bandung: UPI tidak diterbitkan.

Kathleen M.Brown Susan R. Wyynn (2007). “Teacher Retention Issues: How Some Principals Are Supporting and Keeping new Teachers”. Journal of School Leadership. 664-665.

Langeveld. (1980).Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: ALFABETA

M. Athiyah. Dkk (1975:10-132). Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel. http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Sons. New York: Chucester, Brisbase.

Makmum, (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mutohir. (1997). Pengembangan Pedagogik Olahraga. Makalah Konferensi Nasional Penjas dan Olahraga. IKIP Bandung.

Makmum (2000). Konsep Dasar dan Penilain Kompetensi Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung: UPI.

Mangkunegara (2000) Manajemen Sumber daya Manusia Perusahan. Bandung: Rosyda Karya.

Muhtadi, D. (2000). Pengaruh Pembiayaan Kelompok Kerja Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru. Tesis pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mel Silberman (2001) Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel.

http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Moch. Idhochi Anwar (2003). Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel. http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Mulyasa, E (2005). ImplementasiKurikulum 2004. Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosada Karya.

Majid. (2005).Perencanaan Pembelajaran. Mengembangkan Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosda karya.

Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi dan sartifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sujana (1991). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru. Nawawi, H. dan Hadari, M. (1994). Ilmu Administrasi. Jakarta: Ghalia Indonesia Nurhattati. (1995). Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Tesis PPs,

UPI bandung: tidak diterbitkan.

Natawijaya. (1989:2). Psikologi Pendidikan. Jakarta Depdikbud, Dirjen Dikti. Nursito (2000). Kiat menggali keativitas. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Nurhadi (2002). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Siedentop. (1990). Introduction to Physical Education, Fitness, and Sport. California: Mayfield Publishing Company.

Siagian (1992). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Sutisna (1993). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Samana, A. (1994). Profesionalisme Guru. Jakarta: Depdikbud.

Samana, 1994) Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Supardi (1994). Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel. http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Supriadi (1994). Strategi pengembangan keativitas pada anak. Kencana media group.

Sumanto (1995). Metode Penelitian Sosial dan Penelitian. Yokyakarta: Andi Offset.

Semiawan (1997). Strategi pengembangan keativitas pada anak. Kencana media group.

Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Surya (2000). Aspirasi peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejakteraan Guru. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 021 Tahunke-5. Jakarta: Balitbang Depdikbud.

Sugiyono (1999:a,1999:b). Metode PenelitianAdministrasi. Bandung: Alfebeta. Surakhmat (2000). Masalah Keterkaitan Kemampuan Profesional, Kesejakteraan

Guru dan Mutu Pendidikan. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 021 Tahunke-5. Jakarta: Balitbang Depdikbud.

Satori, D (2000). Perencanaan Pembangunan Pendidikan Sasaran Pembangunan Pendidikan. Jakarta: Biro Perencanaan.

http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Roger Scott (1994). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: CV. ANDIRA. Rusli Lutan. (1998:a,1998:b). Perencanaan dan strategi Pembelajaran Penjaskes.

Jakarta: Depdikbud.

Rusli Lutan. (2001) Olahraga dan Etika Fair Flay. Jakarta: Dirjen Olahraga Depdiknas.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Pidarta (1988). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: ALFABETA

Permendiknas nomor 17 tahun (2007). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Parnes, (2000). Strategi pengembangan keativitas pada anak. Kencana media group.

Usman. (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung Remaja Rosdakarya.

...(2005a, 2006b). Bahan Sosialisasi Sartifikasi Guru. Jakarta: DirektoratProfesi Pendidikan, Ditjen. Panjaminan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

………(2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: CV Timur Putra Mandiri.

Thaha Putra ( 1989). Al-qur'an Dan Terjemahnya, Semarang

Wall dan Murray (1994). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. CV. Bintang Warli Artika.

Wahjosumidjo (1987). Kepemimpinan Motivasi, Solo: PT. Aneka Ilmu. Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf

Dokumen terkait