• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dari jumlah sampel, 57 orang siswa (63.3%) melakukan olahraga dan 33 orang siswa (36.7%) tidak melakukan olahraga di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi dan Komputer Darussalam.

2. Dari jumlah siswa, 66 orang siswa (73.3%) mendapat nilai yang baik dan 24 orang siswa (26.7%) mendapat nilai yang kurang baik di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi dan Komputer Darussalam.

3. Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara olahraga dengan prestasi belajar siswa Sekolah Menengah KejuruanTeknologi Informasi dan Komputer Darussalam.

6.2 Saran

1. Sehubungan dengan tingginya angka siswa yang membuat olahraga yang efektif dan memdapat nilai yang baik, siswa-siwa lain juga harus membiasakan diri mereka untuk melakukan olahraga.

2. Pihak sekolah harus memberikan kepentingan untuk olahraga, dan meningkatkan waktu berolahraga yaitu 3 kali dalam seminggu.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto , 2003).

2.2 Konsep Dasar Prestasi Belajar 2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam data.”

Selanjutnya Winkel (1996) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

Menurut S. Nasution (1996) prestasi belajar adalah, “ kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi 3 aspek yakni : kogniti, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”.

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 1.) Faktor dari dalam diri anak didik (intern)

Sehubungan dengan faktor intern ini ada 3 tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto (2003) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelehaan.

Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. Pertama, faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya. Kedua, cacat tubuh, adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain (Slameto, 2003).

II. Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya terdapat tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah :

1) Inteligensi 2) Perhatian 3) Minat 4) Bakat 5) Motif 6) Kematangan 7) Kelelahan

III. Fakor kelelahan

Ada dua macam faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa,yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan ini dapat mempengaruhi prestasi belajar dan agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya seperti lemah lunglainya tubuh. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan rohani seperti memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa tidak sesuai dengan minat

dan perhatian. Ini semua besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.

2) Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)

Faktor ekstern yang berpengaruh terhaap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2003).

I. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua memdidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

II. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standart pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

III. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekterna yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi kerana keberadaannya siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

2.3 Olahraga

2.3.1 Pengertian Olahraga

Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.

Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat). Menurut Soekarno, Olahraga adalah alat untuk melaksanakan tiga tujuan revolusi Indonesia, yaiut: Negara Kesatuan RI yang kuat, masyarakat adil dan makmur, dan tata dunia baru. Dengan kata lain, Olahraga adalah alat untuk melaksanakan ampera (amanat penderitaan rakyat). Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori). Olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya.

2.3.2 Klasifikasi Olahraga

Tubuh kita perlu memecahkan gula dan menjadikan glikogen untuk menjadikan sunber tenaga pada tubuh. Apabila, oxygen cukup untuk melakukan proses tersebut, itu dikatakan sebagai respiratori aerobik ; apabila melakukan sesuatu aktivitas berat dengan kekurangan oxygen adalah dikataan sebagai respiratori anarobik (Ng, 2013)

1) Olahraga Aerobik

Olahraga aerobic memecahkan lemak dengan bantuan oxigen dan karbohidrat untuk menjadikan sumber tenaga pada kontraksi otot. Olahraga aerobic, tidak memerlukan kontraksi yang kuat dan cepat seperti dalam olahraga anerobik. Contoh olahraga aerobic adalah, berjalan, berjalan marathon, berenang, jogging dan sebagainya (Ng, 2013).

2) Olahraga Anaerobik

Olahraga anaerobik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Olahraga anaerobic memerlukan energy yang banyak. Karena itu, pada respiratori anerobik, karbohidrat dipecahkan dan menjadi sumber energi pada otot dan sistem saraf. Namun, ini hanya berlaku beberapa saat hingga 3 menit sahaja, karena respiratori anaerobic tidak dapat memproduksikan energi dengan cepat untuk kebutuhan tubuh. Apabila aktivitas anaerobik dilakukan lebih daripada 30 saat, laktat, yaitu hasil daipada metabolisme karbohidrat, mula berakumulasi di otot. Kondisi ini mengakibatkan kelelahan otot yang beratdan menurunkan kontraksi otot (Ng, 2013) .

Menurut American Heart Association (2007) menganjurkan angkat beban hendaknya dilakukan setelah latihan aerobik dan hanya sebagai pelengkap sifatnya untuk penampilan yang baik bagi tubuh kita. Latihan aerobik dan anaerobik hendaknya dilakukan secara teratur dan tidak usah berlama-lama sehingga over-exchausted yang malah berbahaya karena dapat menimbulkan serangan jantung mendadak.

2.3.3 Manfaat Olahraga

1) Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Olahraga yang dilakukan dengan teratur, akan meningkatkan fungsi hormon-hormon dalam tubuh di mana hormon-hormon-hormon-hormon ini mampu meningkatkan daya tahan tubuh (Maggdalena, 2014).

2) Meningkatkan Fungsi Otak

Keteraturan dalam berolahraga dapat membantu meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan. Dengan olahraga, jumlah oksigen di dalam darah akan meningkat sehingga memperlancar aliran darah menuju otak. Hal tersebut yang berperan dalam meningkatkan fungsi otak (Maggdalena, 2014).

Menurut Charles Hillman, profesor di University of Illonois, olahraga aerobik bisa memperbaiki aspek kognisi dan prestasi. Pada studinya menemukan, olahraga

yang sedang (dewasa, selama 30 menit dan anak, selama 20 menit), mengakibatkan peningkatan prestasi dari 5-10 % (Maggdalena, 2014).

Olahraga yang berat, bisa meningkatkan kekuatan otak dan kemampuan berpikir. Itu dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh National Cheng Kung University di Taiwan dengan tikus yang lari secepat mungkin. Pada studi yang dilakukan di Swedish, berlari bisa meningkat aktivitas saraf yang terlibat dalam meningkatkan memori dan belajar. Pertumbuhan sel otak yang tepat digambarkan oleh peneliti-peniliti di Amerika, yang memeriksa sampel jaringan otak tikus tersebut. Hasilnya adalah, olahraga telah merangsang pertumbuhan sel-sel otak yang baru di hipokampus, rata-rata 6,000 sel otak baru per millimeter kubik (6,000/mm³). Proses ini disebut “neurogenesis” (Healthline, 2013).

3) Mengurangi Stres

Stres dapat terjadi pada siapa saja. Dengan olahraga, seseorang dapat dibantu untuk mengatasi emosinya dan mengurangi kegelisahan sehingga mengurangi stres yang ada.Penelitian yang dilaporkan dalam Anxiety, Stress and Coping: An International Journal tahun 2008 mencatat bahwa olahraga bisa menjadi alat yang potensial untuk mengatasi gejala-gejala kecemasan (Maggdalena, 2014).

Dalam penelitian tersebut partisipan yang rutin berolahraga memiliki indeks kecemasan yang lebih rendah dibanding orang yang tidak pernah olahraga. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga mungkin bisa menjadi pengobatan yang layak untuk kecemasan dan stres (Maggdalena, 2014).

Menurut dr. Hendra Sutardhio (2002), akivitas bioenergi dan aliran darah ke otak akan meningkatkan sekresi endorphin, yang dapat menghilangkan rasa nyeri , menciptakan suasana gembira dan juga relaksasi, sehingga akan memberikan ketenangan dan menghilangkan stress. Senam bionergi adalah suatu latihan yang dapat mengaktifkan arus bioenergi (energy hidup atau energy vital), sehingga tercapai keseimbangan dan keharmonian aliran arus tersebut.

Menurut Holmgren (1967), secara keseluruhan, sistem transportasi oksigen dapat diukur secara efektif dengan pengambilan oksigen maksimal. Perbaikan dalam penyerapan oksigen makimam(Vo2 max) dengan pelatihan fisik akan perbaikan fungsi jantung. Penyerapan oksigen adalah jumlah oksigen dimetabolismkan oleh tubuh untuk memenuhi tuntutan beban kerja yang diberikan. Penyerapan oksigen maksimal adalah pengukuran yang ditandai batas atas kapasitas kerja aerobik pada manusia. Banyak penelitian telah menunjukkan peningkatan Vo2 max pada individu pada program pelatihan jenis endurence seperti berjalan, jogging, berenang, atau bersepeda. Peningkatan konsumsi oksigen menunjukkan kapasitas ditingkatkan dari sistem sirkulasi untuk mengangkut oksigen. Kapasitas transportasi oksigen besar membutuhkan fungsi yang optimal dari komponen sistem kardiovaskular untuk mempertahankan curah jantung yang tinggi dan untuk mendistribusikan secara memadai ke seluruh tubuh. (Ryan dan Aliman, 1974)

5) Menurunkan Kolesterol

Saat olahraga, tubuh bergerak dan membantu tubuh membakar kalori yang ada sehingga menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja. Hal tersebut juga membantu tubuh mengurangi tertimbunnya lemak dalam tubuh.Olahraga yang teratur juga dapat membakar kolesterol LDL dan trigliserida serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Hal ini sangat membantu tubuh tetap fit dan mengurangi resiko darah tinggi, stroke, kegemukan, dan penyakit jantung(Maggdalena, 2014).

Jenis olahraga yang dianjurkan untuk mengurangi kolesterol adalah jenis olahraga yang menggerakkan otot-otot pada paha, kaki, lengan, dan pinggul. Contohnya, senam aerobik, jalan kaki, joging, berenang, dan bersepeda.(Maggdalena, 2014).

Semua jenis olahraga sebenarnya baik untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi kolesterol asalkan dilakukan dengan disiplin dan teratur sehingga membantu otot-otot tubuh terlatih dan bekerja dengan baik (Maggdalena, 2014).

Yang penting diingat, olahraga yang teratur juga harus dibarengi dengan pola hidup sehat dengan menjaga pola makan yang baik tidak merokok, dan cukup istirahat. Orang yang mempunyai gaya hidup tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya hidup sebaliknya (Maggdalena, 2014).

2.3.4 Waktu Terbaik untuk Olahraga

Menurut Jessica Matthews, seorang ahli fisiologi olahraga ,“Waktu terbaik untuk berolahraga adalah ketika Anda bisa melakukannya secara konsisten.Berikut ini 6 waktu yang tepat untuk berolahraga :

1) Sore hari

Sebuah hasil penelitian mengungkapkan bahwa salah satu waktu yang tepat untuk olahraga adalah ketika matahari akan terbenam atau di sore hari sekitar pukul 4 dan 5 sore, dimana suhu tubuh manusia diketahui berada pada tingkat tertinggi. Pada waktu tersebut, latihan yang maksimal bisa membuat otot lebih fleksibel sehingga menghasilkan kekuatan pada tingkat tertinggi (Matthews, 2014).

2) Pagi Hari

Sebuah studi kecil di Mollen Clinic, Arizona, AS, membuktikan bahwa 75% latihan di pagi hari, para pasien di klinik „terjebak‟ dengan rutinitas yang baik tersebut, dibandingkan yang hanya 25% olahraga di sore hari “memulai hari dengan pembakaran kalori yang tinggi, dan mendapatkan energi yang maksimal dari metabolisme tubuh yang baik dalam membantu meningkatkan energi untuk melakukan aktivitas seharian,” ujar Jenn Burke, Fitness manager di Crunch Gyms, Los Angels ( Matthews, 2014).

Melakukan olahraga ketika sakit itu memang tidak dianjurkan, tetapi jika hanya terserang flu ringan, latihan kecil dirumah bisa membantu mengurangi gejala tersebut. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Thomas G. Weidner, PhD., dan rekannya dari Ball State University, AS, menemukan bahwa bahan kimia alami dalam tubuh yang meningkatkan suasana hati akan dilepaskan oleh tubuh selama berolahraga sehingga dapat membantu mengobati gejala flu. Jessica Matthews menyarankan melakukan yoga atau berjalan di treadmill selama 20 menit di tambah dengan stretching( Matthews, 2014).

4) Ketika Masa „Haid‟ Tiba

Menurut, Stacy Sims, PhD., seorang ahli fisiologi olahraga dari Stanford Prevention Research Center, mengungkapkan bahwa masa haid mungkin adalah waktu terbaik untuk meningkatkan intensitas olahraga. Hasil penelitian yang dilakukan Stacy menunjukan adanya perubahan hormon selama haid yang dapat membuat seorang wanita merasa lebih kuat dan membantu menghilangkan rasa sakit lebih cepat (Matthews, 2014).

5) Olahraga Pada Jam Istirahat Kantor

Selain dapat menghilangkan stres dan meningkatkan mood, olahraga saat waktu istirahat kantor juga menawarkan banyak manfaat positif untuk kinerja seseorang seperti misalnya, meningkatkan ketajaman mental, manajemen waktu dan produktivitas. Menurut Jessica Matthews, jalan cepat selama 5-10 menit disekitar gedung kantor bisa menjadi alternatif baik jika tidak cukup waktu untuk pergi ke

gym pada jam istirahat kantor ( Matthews, 2014).

6) Ketika Merasa Lelah

Menurut Jenn Burke, melakukan olahraga saat merasa lelah sehabis beraktivitas seharian dapat membantu membangkitkan energi yang lebih kuat daripada yang dihasilkan setelah tidur siang. Burke menyarankan untuk melakukan beberapa sesi

olahraga selama 20 menit seperti, jogging di sekitar rumah atau cardio dance didalam rumah. Hal ini juga bagus untuk jam biologis di malam hari sehingga akan mendapatkan kualitas tidur yang baik( Matthews, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidup sehat adalah tujuan setiap manusia, agar dapat bekerja dengan baik, dan memberi hasil yang berguna serta bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Tanpa hidup sehat tidak dapat bekerja dan mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Cita-citanya hanya merupakan angan-angan saja yang mungkin suatu saat akan menimbulkan masalah bagi dirinya. Hidup sehat merupakan kebutuhan utama bagi segala hal dalam kehidupan seseorang. Pepatah Arab mengatakan,

“seseorang yang memiliki kesehatan, memiliki harapan dan dia yang memiliki harapan, memiliki segalanya”. Dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani seseorang berlangsung secara serasi atau normal menurut usianya berdasarkan kegiatan dan potensi jasmaninya. Dalam hubungan ini pula latihan jasmani disertai pemberian lingkungan yang tepat dan memadai bagi pertumbuhan tubuh seseorang sangat membantu terbentuknya keadaan sehat yang dinamis. Misalnya dengan kegiatan berolahraga atau bekerja fisik yang bertujuan untuk memelihara kesehatan jasmani dan rohani, keadaan sehat dinamis akan lebih mudah tercapai (Ichsan, 1986).

Menurut Blair (2009), kekurangan aktivitas fisikal menjadi salah satu masalah kesehatan yang besar pada abad ke-21. Aktivitas fisikal yang teratur membantu mengurangkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, DM tipe-2 dan beberapa jenis kanker. Aktivitas fisik dapat memperlambatkan proses terjadinya Cognitive decline (demensia) dan meningkatkan kesehatan otak. Pada penelitian yang dilakukan dengan suatu populasi besardi Aerobic Center Longitudinal Study,yang mempunyai masalah seperti kekurangan kebugaran kardiorespiratori, obesity,merokok, hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi dan DM, telah menunjukkan hasilnya yaitu, 16% daripada kelompok laki-laki dan perempuan telah meninggal dunia kerana tidak aktifpada kegiatan luar

rumah.Profesor mengatakan bahwa, kejadian tersebut bisa mengabaikan hanya dengan berjalan kaki sekurang-kurangnya 30 menit, 5 hari dalam seminggu. Bermain di luar adalah saat pada anak-anak untuk menggunakan keterampilan otot motorik besar dan tidak dapat tercapai di dalam kelas(Rivkin, 1995). Anak-anak sering memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi ketika mereka berada di ruangan luar dan mampu menggunakan alat permainan untuk mengekspresikan energi mereka. Hal ini memberikan kesempatan pada anak-anak untuk berlari, melompat, memanjat, dan menggunakan keterampilan otot motorik besar mereka agar tetap sehat secara fisik(Frost, 2002).

Menurut Dr.Joe Mercola (2012), dalam artikel “New Proof that Exercise Makes You Smarter”, olahraga adalah satu cara yang mantap untuk mendorong otak

untuk bekerja pada kapasitas optimum. Tes hewan telah menggambarkan bahwa selama latihan sel-sel saraf mereka melepaskan protein yang dikenal sebagai faktor neurotropical. Salah satu faktornya adalah, brain-derived neurotrophic factor (BDNF),pemicu dari berbagai bahan kimia lain yang mempromosikan saraf yang sehat dan memiliki manfaat langsung pada fungsi kognitif, termasuk peningkatan pembelajaran. Pada penelitian lebih dari 100 studi, Journal of Applied Physiology, menyatakan bahwa aerobik dan senam, penting untuk menjaga kesehatan kognitif dan otak. Senam ringan dapat menurunkan pengecutan otak normal sampai 2 %, menurunkan degenerasi hippocampus dalam 1 atau 2 tahun. Pada penelitian tersebut, orang-orang dalam kelompok kontrol yang tidak melakukan latihan rata-rata 1,4% terjadi penurunan dalam ukuran hippocampus. Beberapa penelitian dikatakan bahwa di kalangan siswa sekolah dasar (4-6 tahun), 40 menit latihan setiap hari, dapat meningkatkan IQ-nya; di antara siswa kelas 6 (11-12tahun), olahraga aktif pada anak dapat meningkatkan prestasi 30% lebih baik daripada yang tidak melakukan olahraga.Pada siswa berumur antara 13-18 tahun, yang melakukan olahraga kuat dapat meningkat 20% prestasinya baik dalam pelajaran matematika, sains, dan bahasa inggris.

Berdasarkan penelitian diatas, dapat diketauhi bahwa terdapat hubungan antara olahraga dengan pelajaran pada siswa. Jadi, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “hubungan antara olahraga dengan prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Kejurusan (SMK)Informasi Teknologi dan

Komputer Darussalam”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut : “ apakah terdapat hubungan antara olahraga dengan prestasi belajar siswaSekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi dan Komputer

Darussalam”?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara olahragadengan prestasi belajar?

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui jumlah siswa yang berolahraga. 2. Mengetahui jumlah siswa yang tidak berolahraga. 3. Mengetahui prestasi siswa di sekolah.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Melalui penelitian ini, peniliti mulai mengaplikasikan di setiap sekolah di Indonesia untuk meningkatkan tampilan siswa di sekolah.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan bagi penelitian lain.

3. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh dokter , orang tua dan guru-guru dalam mengatasi masalah pada anak yang kurang baik prestasi belajarnya.

ABSTRAK

Kekurangan aktivitas fisik menjadi salah satu masalah kesihatan yang besar pada abad ke-21. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan prestasi sebanyak 20% dengan meningkatkan pertumbuhan sel-sel baru pada otak.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara olahraga dengan prestasi belajar pada siswa Sekolah Teknologi Informasi dan Komputer Darussalam.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Jumlah sampel adalah 90 orang siswa dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan nilai rata-rata diambil daripada 10 mata pelajaran.

Hasil analisa menunjukkan pada uji korelasi spearman adalah r = 0,219 dan p = 0,038 , yaitu p<0.05. Hal ini berarti terdapat hubugan antara olahraga dan prestasi belajar dengan kekuatan hubungan 0,219. Semakin tinggi olahraga yang efektif, maka semakin tinggi prestasi belajar.

ABSTRACT

Lack of physical activity became one of the major health problem of the 21st century. Several studies have shown that exercise can improve performance by 20% by increasing the growth of new cells in the brain.

The purpose of this research is to determine whether there is a relationship between sport and academic achievement in students of School of Information Technology and Computer Darussalam.

This is an analytic research. 90 students selected randomly by using simple random sampling method. Data was collected by using a questionnaire and the average value was taken from 10 subjects.

The result showed in Spearman correlation test was r = 0.219 and p = 0.038, which is p<0.05. This means there are relationship between sport and academic achievement with the strength of the 0.219. The higher the effective exercise, the higher the academic achievement.

HUBUNGAN ANTARA OLAHRAGA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH SMK TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMPUTER DARUSSALAM

Oleh :

SHAANTA RUBINI A/P S.S.PUPATHY 110100407

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

ABSTRAK

Kekurangan aktivitas fisik menjadi salah satu masalah kesihatan yang besar pada abad ke-21. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan prestasi sebanyak 20% dengan meningkatkan pertumbuhan sel-sel baru pada otak.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara olahraga dengan prestasi belajar pada siswa Sekolah Teknologi Informasi dan

Dokumen terkait